Anda di halaman 1dari 18

BAB VIII

PENGUJIAN BERAT ISI KERIKIL


8.1 LATAR BELAKANG
Berat isi agregat kasar perlu dilakukan pengujian karena diperlukan dalam
perhitungan bahan campuran beton, apabila jumlah bahan ditakar dengan ukuran
volume.
8.2 TUJUAN PENGUJIAN
1) Mengetahui berat isi agregat kasar
2) Mengetahui prosedur pengujian berat isi agregat kasar
3) Mengetahui bagaimana menghitung berat isi agregat kasar
8.3 DASAR TEORI PENGUJIAN
Berat isi atau disebut juga sebagai berat satuan agregat adalah rasio antara berat
agregat dan isi / volume. Berat isi dibagi menjadi 3 metode pengujian, yaitu:
 Berat isi lepas
 Berat isi padat dengan cara penusukan
 Berat isi padat dengan cara Penggoyangan
8.4 PERALATAN DAN BAHAN

8.4.1 Peralatan Pengujian


1) Timbangan ketelitian 0.1 %

2) Wadah (mould) baja

3) Talam berkapasitas cukup besar

4) Tongkat pemadatan

5) Sendok / sekop

6) Penyedot Air
1 2 3 4

5 6

Gambar8.1 : Peralatan Pengujian


8.4.2 Bahan pengujian
1) Air Suling
2) Kerikil

1 2
Gambar8.2 : Bahan Pengujian

8.5 Prosedur pengujian


1. Berat Isi Air
1) Siapkan Peralatan dan bahan yang akan digunakan

Gambar8.3: Proses Peminjaman Alat

2) Timbanglah dan catat berat mould kosong (W1)

Gambar3.4 : Menimbang Berat Mould Kosong


3) Isi Mould dengan air, tetapi jangan sampai penuh agar tidak
berjatuhan saat akan ditimbang.

Gambar 3.5 : Mengisi Air ke dalam Mould Kosong

4) Letakkan Mould yang sudah berisi air di atas timbangan

Gambar3.6 : Meletakkan Mould di atas Timbangan

5) Letakkan Besi penyeimbang berat

Gambar 3.7 : Meletakkan Besi Pembera


6) Tambahkan Air menggunakan botol isian hingga penuh
Gambar 3.8 : Menambahkan Air

7) Baca dan catat hasil pengujian (w4)

Gambar 3.9 : Pembacaan Hasil Pengijian


8) Ambil sedikit air agar tidak tumpah saat akan dibuang

Gambar 3.10 : Mengurangi Air


9) Buang air yang telah ditimbang
Gambar 3.11 : Membuang Air yang sudah Diuji

10) Keringkan mould menggunakan kompresor

Gambar 3.12 : Proses Pengeringan Mould

11) Menghitung Volume Mould (V=W4-W1)

2. Berat isi lepas


1) Siapkan Mould yang sudah dibersihkan

2) Masukkan benda uji (kerikil) ke dalam mould dengan ketinggian max


5 cm sampai penuh memggunakan skop
3) Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata

4) Angkat, lalu letakkan di atas timbangan

5) Letakkan Besi penyeimbang berat


6) Timbang dan catat berat Mould beserta Kerikil (W2)

7) Hitung berat benda uji (W3=W2-W1).


3. Berat isi padat dengan cara penusukan
1) Isilah Mould dengan kerikil dengan tiga lapis yang sama tebal.

2) Padatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara


merata pada setiap lapisnya.

3) Ratakan permukaan Pasir hitam dengan menggunakan mistar perata


4) Angkat, lalu letakkan di atas timbangan

5) Letakkan Besi penyeimbang berat

6) Baca dan catat berat mould dan pasir hitam (W2)

7) Hitung berat benda uji (W3=W2-W1)


4. Berat isi padat dengan cara penggoyangan
1) Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal

2) Padatkan setiap lapisan dengan cara menggoyang –goyangkan wadah


seperti berikut.

3) Ulangi hal tersebut di atas pada posisi berlawanan, dan padatkan


setiap lapis sebanyak 25 kali goyangan untuk setiap sisi.

4) Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata


5) Angkat, lalu letakkan di atas timbangan

6) Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)

7) Hitung berat benda uji ( W3=W2-W1)

Hasil Perhitungan dan Pembahasan


Data Hasil Pengujian

PEMERIKSAAN LEPAS TUSUK GOYANG

I II I II I II

Berat Mould Kosong 2224 2224 2224 2224 2224 2224

Berat Mould + Benda Uji 5780 5786 6058 6154 6232 6366

Berat Benda Uji 3556 3562 3834 3930 4008 4142

Berat Mould + Air 4876 4876 4876 4876 4876 4876

Berat Air / Volume Mould 2652 2652 2652 2652 2652 2652

Berat Isi Agregat 1,34 1,34 1,45 1,48 1,5 1,6

Rata – rata Berat Isi Agregat 1,34 1,465 1,55

1. PERHITUNGAN DARI HASIL PENGUJIAN


W3= W2-W1

Keterangan : W3 = Berat benda uji

W2 = Berat Mould + benda uji

W1 = Berat Mould

1 Berat Benda Uji I

1 Cara Lepas

W3 = W2 - W1 = 5780 - 2224 = 3556 gr

2 Cara Penusukan

W3 = W2 – W1 = 6058 – 2224 = 3834 gr

3 Cara Penggoyangan

W3 = W2 – W1 = 6232 – 2224 = 4008 gr

2 Berat Benda Uji II

1 Cara Lepas

W3 = W2 – W1 = 5786 - 2224 = 3562 gr

2 Cara Penusukan
W3 = W2 – W1 = 6154 – 2224 = 3930 gr

3 Cara Penggoyangan

W3 = W2 – W1 = 6366 – 2224 = 4142 gr

3. V = W4 – W1
Keterangan : V = Volume Mould/Berat air

W4 = Berat Mould + air

W1 = Berat Mould

1 Volume benda uji I

V = W4 – W1 = 4876 – 2224 = 2652 gr

2 Volume benda uji II

V = W4 – W1 = 4876 – 2224 = 2652 gr

W3
4. Berat Isi Agregat =
V
Keterangan : W3 = Berat benda uji

V = Volume Mould/Berat air

1 Berat Isi (γ) Benda Uji I

1 Cara Lepas

W 3 3556
γ= = = 1,34 kg
V 2652

2 Cara Penusukan

W 3 = 3834 = 1,45 kg
γ=
V 2652

3 Cara Penggoyangan

W 3 4008
γ= = = 1,5 kg
V 2652

2 Berat Isi (γ) Benda Uji II

1 Cara Lepas
W 3 = 3562 = 1,34 kg
γ=
V 2652
2 Cara Penusukan
W 3 = 3930 = 1,48 kg
γ=
V 2652

3 Cara Penggoyangan

W 3 = 4142 = 1, 6 kg
γ=
V 2652

Rata-rata berat isi Agregat:

Berat isi agregat ( I )+ Berat Isi Agregat ( II )

1 Cara Lepas
(1 , 34+1 , 34)
= 1,34 kg
2
2 Cara Penusukan :

(1 , 45+1 , 48)
= 1,465 kg
2
3 Cara Penggoyangan :

(1 , 5+1 ,6)
= 1,55 kg
2

2. PEMBAHASAN TENTANG HASIL PERHITUNGAN


Nilai Berat isi Pasir pada pengujian cara lepas didapatkan dari Berat Benda Uji
dibagi Volume, untuk agregat pertama sebesar 1,34 kg, sedangkan untuk agregat kedua
didapatkan nilai 1,34 kg, sehingga nilai rata-rata pada pengujian didapatkan dari Berat
Isi Agregat benda uji I ditambah benda uji II dibagi 2 didapatkan nilai sebesar 1,34 kg.
Nilai Berat isi Pasir pada pengujian cara Penusukan didapatkan dari Berat Benda
Uji dibagi Volume, untuk agregat pertama sebesar 1,45 kg, sedangkan untuk agregat
kedua didapatkan nilai 1,48 kg. Sehingga nilai rata-rata pada pengujian didapatkan dari
Berat Isi Agregat benda uji I ditambah benda uji II dibagi 2 didapatkan nilai sebesar
1,465 kg.
Nilai Berat isi Pasir pada pengujian cara Penggoyangan didapatkan dari Berat
Benda Uji dibagi Volume, untuk agregat pertama sebesar 1,5 kg, sedangkan untuk
agregat kedua didapatkan nilai 1,6 kg, sehingga nilai rata-rata pada pengujian
didapatkan dari Berat Isi Agregat benda uji I ditambah benda uji II dibagi 2didapatkan
nilai sebesar 1,55 kg.
Kesimpulan dan Saran

10.4.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang kami lakukan, pada agregat kasar diperoleh berat isi lepas
sebesar 1,34 kg, berat isi penusukan sebesar 1,465 dan berat isi penggoyangan sebesar
1,55 kg.
Besar kecilnya berat isi agregat terkandung pada berat butiran agregat dan
volume agregat. Semakin besar berat butiran agregat maka semakin besar pula berat isi
agregat dan sebaliknya. Karena berat isi agregat berbanding lurus dengan berat butiran
agregat sedangkan semakin besar volume agregat maka semakin kecil berat isi agregat
dan sebaliknya. Karena berat isi agregat berbanding terbalik dengan
besarnya volume agregat.

saran saran
Dari percobaan yang kami lakukan, pada agregat kasar diperoleh berat isi lepas sebesar
1,34 kg dan berat isi padat sebesar 1,58 kg.
Besar kecilnya berat isi agregat terkandung pada berat butiran agregat dan volume
agregat. Semakin besar berat butiran agregat maka semakin besar pula berat isi agregat
dan sebaliknya. Karena berat isi agregat berbanding lurus dengan berat butiran agregat
sedangkan semakin besar volume agregat maka semakin kecil berat isi agregat dan
sebaliknya. Karena berat isi agregat berbanding terbalik dengan
besarnya volume agregat.

Anda mungkin juga menyukai