Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS

Tujuan Pengujian
Menentukan pembagian butiran (gradasi) agregat dan modulus kehalusan. Data
distribusi butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan adukan beton. Pelaksanaan
penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus dan agregat kasar. Alat yang digunakan
adalah seperangkat saringan dengan ukuran jaring-jaring tertentu.

Peralatan
1.Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh
2.Seperangkat saringan dengan ukuran :
1. Perangkat saringan agregat kasar
Nomor Saringan

Ukuran Lobang
Mm

Keterangan

inch

25.000

19.000

3/4

12.500

1/2

9.500

3/4

No.4

4.760

25mm 2.38mm)

No.8

2.380

Berat minimum = 10 kg

Perangkat saringan untuk


agregat kasar ukuran # 67
(diameter agregat antara

2. Perangkat saringan agregat halus


Nomor

Ukuran Lobang

Saringan

mm

9.500

3/8

No. 4

4.760

No. 8

2.380

No. 16

1.190

No. 30

0.595

No. 50

0.279

No. 100

0.149

No. 100

0.074

Keterangan

inch

Perangkat saringan untuk


agregat

halus.

minimum

contoh

gram

Berat
: 500

3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk pemanasan sampai (110
o

5) C .
4. Alat pemisah contoh (sampel spliter).
5. Mesin penggetar saringan.
6. Talam-talam.
7. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya.

Bahan
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempatan. Berat dari
contoh disesuaikan dengan ukuran maksimum diameter agregat kasar yang digunakan,
seperti yang diuraikan pada tabel perangkat saringan.
Prosedur Pengujian
1.Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110
o

5) C, sampai berat contoh tetap.


2.Contoh dicurahkan pada seperangkat saringan. Susunan saringan dimulai
dengan saringan paling besar dari atas ke bawah. Perangkat saringan
diguncang dengan tangan atau mesin guncang selama 15 menit.
Perhitungan
Hitunglah persentase benda uji yang tertahan pada masing-masing saringan
terhadap berat total benda uji.
Untuk menghitung persentase serta modulus kehalusan Agregat Halus, yaitu:
-

Persentase terhatahan = berat tertahan / berat contoh x 100 %

Persentase berat yang lolos (kumulatif) = 100 % - persentase tertahan

Untuk persentase berat yang lolos berikutnya = persentase berat yang lolos pertama
persentase tertahan selanjutnya.

Untuk persentase berat lolos tiap tiap saringan = 100 % Persentase berat yang lolos
(kumulatif) pada tiap tiap saringan.

Modulus kehalusan = jumlah persentase berat lolos saringan no.200 sampai no.4 /100

AGREGAT HALUS
Analisis ayakan AGREGAT HALUS (PASIR)
Berat Contoh > 500 Gram
Nomor
Saringan

Ukuran Lobang
Ayakan
mm
Inchi

Berat
Tertahan

% tase
Tertahan

% tase berat
yang lolos
(kumulatif)

% tase
berat lolos

9.50

3/8

100 %

0%

No. 4

4.76

0.5

0.1 %

99.9 %

0.1 %

No. 8

2.38

1%

98.9 %

1.1 %

No. 16

1.19

91

18.2 %

80.7 %

19.3 %

No. 30

0.59

183.5

36.7 %

44 %

56 %

No. 50

0.27

154

30.8 %

13.2 %

86.8 5

No. 100

0.14

58.5

11.7 %

1.5 %

98.5 %

No. 200

0.07

5.5

1.1 %

0.4 %

99.6 %

0.4 %

100 %

Wadah

Total (Saringan no 200 no 4)


Modulus Kehalusan

361.4
3.614

Kesimpulan
dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Berat terbesar yang tertahan tertahan pada agregat kasar adalah saringan no. 8 =
2850 gr
2. Berat terbesar yang tertahan pada agregat halus adalah pada saringan no. 30 =
183.5 gr
3. Modulus kehalusan didapat dari penjumlahan % berat lolos saringan no. 200 ke
atas dibagi 100, karena % berat lolos pada wadah merupakan lumpur, jadi tidak
dimasukkan kedalam perhitungan modulus kehalusan.

PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO 200


Tujuan Pengujian
Menentukan persentase berat bahan dalam agregat halus yang lolos
saringan no.200 dengan cara pencucian.

Peralatan
1.Saringan No. 16 dan No. 200.
2.Wadah pencucian benda uji dengan
sehingga pada waktu diguncang-guncang

capacitas

yang cukup besar

benda uji/air pencuci tidak

tumpah.
o
3.Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu sampai (110+5) C.
4.Timbangan dengan ketelitian 0.1% berat contoh.
5.Talam berkapasitas besar untuk mengeringkan contoh agregat.
6.Skop

Bahan
Berat

minimum

contoh agregat

9.50 mm (3/8) = 2000 gram

yang digunakan adalah agregat yang berukuran

Prosedur Pengujian
1. Masukkan contoh agregat yang beratnya 1.25 kali berat minimum benda uji
o

kedalam talam. Keringkan dalam ovem dengan suhu (110+5) C sampai


mencapai berat tetap.
2. Masukkan benda uji agregat kedalam wadah, dan diberi air pencuci secukupnya
sehingga benda uji terendam.
3. Guncang-guncangkan wadah dan tuangkan air cucian kedalam susunan
saringan No.16 dan No.200.
4. Masukkan air pencuci baru, dan ulangi pekerjaan c sampai air cucian menjadi
jernih.
5. Semua bahan yang tertahan saringan No. 16 dan No.200 kembalikan kedalam
talam, kemudian masukkan seluruh bahan tersebut kedalam talam yang telah
o

diketahui beratnya (W2). Keringkan dalam oven, dengan suhu (110+5) C


sampai mencapai berat tetap.
6. Setelah kering timbang dan catatlah bahan kering tersebut (W3).
7. Hitunglah berat bahan kering tersebut (W4 = W3 - W2).

Perhitungan

Jumlah bahan lewat saringan No. 200 = (W1 W4) / W1 x 100 %

W1= berat uji semula (gram)


W2= Berat bahan tertahan saringan No.200 (gram)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK MUHAMMADIYAH
PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO 200
No. Contoh
:1
Tgl. Pratikum : 13 september 2016
Pelaksana
: Peminta jasa hotel Bunda

A.
B.
C.
D.

Berat
Berat
Berat
Berat

Isi Semula ( W1 )
Wadah ( W2 )
Tertahan + W2 ( W3 )
Tertahan dalam Saringan (W4 )

: 2000 Gram
: 7 Gram
: 1937 Gram
: 1930 Gram

Jumlah bahan lewat saringan No. 200


= (W1 W4) / W1 x 100 %
= ( 2000 1930 ) / 2000 x 100 %
= ( 70 / 2000 ) x 100 %
= 3.5 %
Laporan Hasil Pengamatan
Kesimpulan
dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa agregat memiliki kadar lumpur yang
rendah = 3.5 % < 5 %.

PEMERIKSAAN ZAT ORGANIK PADA AGREGAT HALUS


Tujuan Pengujian
Menentukan

kandungan

bahan

organik

dalam

agregat

halus

berdasarkan

stndar warna Hellitage Tester ( ASTM C 40 ). Kandungan bahan organik yang


berlebihan pada unsur bahan beton dapat mempengaruhi kualitas beton.
Peralatan

1.Botol gelas tembus pandang dengan tutup karet atau gabus atau bahan
penutup lainnya yang tidak bereaksi terhadap NaOH. Volume gelas = 350
ml.
2.Standar warna (organic plate).
3. Larutan NaOH (3%).
Bahan
Contoh pasir dengan volume 115 ml (1/3 volume botol ).
Prosedur Praktikum
1. Contoh benda uji dimasukkan ke dalam botol.
2. Tambahkan senyawa NaOH (3%). Setelah dikocok, total volume menjadi kirakira volume botol.
3. Botol ditutup erat-erat dengan penutup dan botol dikocok kembali lalu
diamkan selama 24 jam.
4. Setelah 24 jam, bandingkan warna cairan yang terlihat dengan warna
stndar No.3 (apakah lebih tua atau lebih muda).
Laporan Hasil Pengamatan
Dari hasil percobaan, setelah benda uji didiamkan selama 24 jam, benda uji tidak
mengalami perubahan warna yang signifikan. Warna benda uji setelah didiamkan 24 jam tidak
jauh berbeda dengan benda uji sebelum didiamkan.

Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa agregat halus memiliki kandungan zat
organik yang rendah sehingga aman untuk digunakan sebagai bahan campuran beton.
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR DALAM AGREGAT HALUS
Tujuan Pengujian
Menentukan persentase lumpur dalam agregat halus. Kandungan lumpur >5%,
merupakan ketentuan dalam peraturan bagi penggunaan agregat untuk pembuatan beton.

Peralatan
1. Gelas ukur
2.Alat pengaduk
Bahan
Contoh pasir secukupnya dalam kondisi lapangan dengan bahan pelarut air biasa.
Prosedur Pengujian
1.
2.
3.
4.

Contoh banda uji dimasukkan kedalam gelas ukur.


Tambahkan air kedalam gelas ukur guna melarutkan lumpur.
Gelas dikocok untuk memisahkan pasir dari lumpur.
Simpan gelas pada tempat yang datar dan biarkan lumpur mengendap
setelah 24 jam.

5. Ukur tinggi pasir (V1) dan tinggi lumpur (V2).


2.8.5. Perhitungan
V2
X 100
%
V1 + V2

Laporan Hasil Pengamatan

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK MUHAMMADIYAH
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR DALAM AGREGAT HALUS
No. Contoh
:1
Tgl. Pratikum : 13 september 2016
Pelaksana
: Peminta jasa hotel Bunda

A. Tinggi Pasir
(V1)
B. Tinggi Lumpur
(V2)

: 131 ml
: 4 ml

KADAR LUMPUR
V1
KADAR LUMPUR

KADAR LUMPUR

X 100 %
V1 + V2
4
X 100 %
131 + 4

= 2,96 % < 5 %

OK !!

Kesimpulan
dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa agregat memiliki kadar lumpur yang
rendah = 2,96 % < 5 %.

PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT


Tujuan Pengujian
Menentukan kadar air agregat dengan cara pengeringan. Kadar air agregat
adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam agergat dengan berat agregat
dalam keadaan kering. Nilai kadar air ini digunakan untuk koreksi takaran air pada
adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan.
Peralatan

1.Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh.


o
2. Oven yang suhunya dapat diatur sampai (110+5) C.
3.Talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar bagi tempat
pengeringan contoh benda uji.
. Bahan
Berat

minimum

contoh agregat

yang digunakan adalah agregat yang berukuran

12.70 mm (0.5) = 2000 gram


Prosedur Pengujian
1. Timbang dan catat berat talam (W1).
2. Masukkan benda uji kedalam talam, dan kemudian berat talam + benda uji ditimbang.
Catatlah beratnya (W2).
3. Hitung berat benda uji : W3 = W2 W1.
O

4. Keringkan benda uji bersama talam dalam oven pada suhu (110+5) c sampai
mencapai berat tetap.
5. Setelah kering, contoh ditimbang dan dicatat berat benda uji beserta talam (W4).
Hitunglah berat benda uji kering : W5 = W4 W1
6.
Perhitungan
W3 W5
X 100 %
KADAR AIR AGREGAT =

W3

Laporan Hasil Pengamatan

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK MUHAMMADIYAH
PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT
No. Contoh
:1
Tgl. Pratikum : 13 september 2016
Pelaksana
: Peminta jasa hotel Bunda

A.
B.
C.
D.
E.

Berat
Berat
Berat
Berat
Berat

Wadah ( W1 )
wadah + Benda Uji ( W2 )
Benda ( W3 ) = (W2 W1)
Uji Kering + Berat Wadah (W4)
Uji Kering (W5)

: 7 Gram
: 2007 Gram
: 2000 Gram
: 1826 Gram
: 1819 Gram

KADAR AIR AGREGAT


W3 W5
KADAR AIR AGREGAT

KADAR AIR AGREGAT

X 100 %
W3
2000 1819
X 100 %
1819

= 9,05 %

Kesimpulan
dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa agregat memiliki kadar air
= 9,05 %

Anda mungkin juga menyukai