Analisa saringan adalah analisis yang dilak ukan untuk menentukan gradasi butir
(distribusi ukuran butir ), yaitu dengan menggetarkan contoh tanah kering melalui satu set
ayakan dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin kebawah makin kecil secara berurutan.
Analisa saringan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu analisa ayakan dan analisa hidrometer.
Analisa ayakan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara kering dan cara basah. Cara
kering dilakukan dengan meenggetarkan saringan, baik itu di getarkan dengan cara manual atau
dengan alat penggetar. Cara basah dilakukan dengan mencampur tanah dengan air sampai
menjadi lumpur encer dan dibasuh seluruhnya melewati saringan.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melakukan pengujian analisa saringan.
2. Mahasiswa mengerti penggunaan dari hasil analisa saringan.
C. PERALATAN
NO. NAMA
12.319 Ayakan no. 10 (2.00 mm)
14.200 Hydrometer
92.027 Termometer 0-50°C ketelitian 0.1°C
14.105 Mixer
12.150 Oven
12876 Sodium hexamethaphosphate
14.210 Evaporating dish
- Balance
- Pipet
- Stopwatch
- Talam
- Aquadest
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id email : sipil_polmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
b. Periksalah dengan hati-hati contoh tanah yang mewakili untuk pemeriksaan. Hancurkan
tanahnya menjadi butiran dengan menggunakan tangan atau pemukul/pengaduk karet.
c. Timbang contoh tanah kering ± 500 gr. Bila tanah yang di periksa mengandung butiran-
butiran kasar lebih besar dari ayakan no. 4 contoh tanah perlu ditambah.
d. Ayaklah tanah melalui urutan-urutan ayakan sambil menggoyangkan kearah horizontal
dengan menggunakan tangan atau mesin pengocok/penggoyang. Untuk tanah yang berbutir
halus sekurang-kurangnya dikocok selama 10 menit.
e. Timbanglah masing-masing ayakan pen, beserta tanah yang tertinggal didalamnya.
f. Kurangkan berat tanah pada step 5 dengan berat ayakan pada step 1. Yang memberikan
hasil berat tanah yang tertinggal jumlah berat butir yang tertinggal harus dikontrol dengan
berat tanah semula.
g. Bila bagian tanah yang tertinggal pada saringan no. 200 cukup besar, dalam hal tersebut
dilakukan pencucian. Pencucian ini di lakukan dengan mencuci tanah yang tertinggal dalam
ayakan dengan melakukan air kedalam ayakan tersebut. Kumpulkan tanah yang telah
dicuci, keringkan dan timbanglah. Berat yang diperoleh di pergunakan untuk mengurangi
berat tanah yang tertinggal pada ayakan no.200 dan tambahkan hasil tersebut pada berat
tanah yang tertinggal di pan pada step 6.
E. PERHITUNGAN
1) Presentase tanah yang tertinggal pada masing – masing ayakan
= Jumlah presentase tanah yang tertinggal pada semua ayakan yang lebih besar.
MENGAYAK
Berat Ayakan % Kumulatif
Ayakan Diameter Tanah % Berat
Ayakan + tanah Berat % Lolos
No. (mm) tertahan(gr) tertahan
(gr) (gr) Tertahan
4 4.75 1110.4 1110.4 0 0 0 100
10 2 1218.4 1289 70.6 14.3905 14.39054219 85.60946
20 0.84 1076 1152.4 76.4 15.5728 29.96331023 70.03669
40 0.42 1002.4 1090 87.6 17.8557 47.81899715 52.181
60 0.25 963.2 1041.2 78 15.8989 63.71789645 36.2821
100 0.14 935.4 999.8 64.4 13.1268 76.84467998 23.15532
200 0.074 847.2 880.6 33.4 6.80799 83.6526702 16.34733
PAN 0 864.2 944.4 80.2 16.3473 100 0
Total 490.6
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id email : sipil_polmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
Keterangan Tabel :
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0.001 0.01 0.1 1 10
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id email : sipil_polmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
Batasan-batasan golongan tanah menurut American Association of State Highway and officials
(AASHTO)*:
Dari hasil analisa ayakan diatas dapat dihitung persentase dari batasan-batasan golongan
tanahnya sebgai berikut:
Butir 2 mm = 85,61%
( 85,61- 16,35 )
= × 100 = 80,90%
85,61
( 16,35 - 1,5 )
= × 100 = 17,346 %
85,61
Hydrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (atau kepadatan relatif)
dari suatu cairan, yaitu rasio kepadatan cairan dengan densitas air. Hydrometer biasanya terbuat
dari kaca dan terdiri dari sebuah batang silinder dan bola pembobotan dengan merkuri (raksa) untuk
membuatnya mengapung tegak. Cara kerja hydrometer didasarkan pada prinsip Archimedes dimana
benda padat yang tersuspensi pada fluida (dalam praktikum ini, benda padat yang dimaksud adalah
tanah) akan terkena gaya ke atas sebesar gaya berat fluida yang dipindahkan.
Dengan demikian, semakin rendah kerapatan zat tersebut, semakin jauh hydrometer tenggelam.
Seberapa jauh hydrometer tersebut teggelam dapat dilihat dari skala pembacaan yang terdapat
dalam hydrometer itu sendiri.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan distribusi dari butiran tanah yang memiliki diameter yang lebih kecil dari 0.074 mm
(saringan no. 200 ASTM) dengan cara pengendapan (hydrometer).
E. PELAKSANAAN
1) Timbang contoh kering seberat ± 50 gram. Campurkan contoh tanah asli tersebut dengan
air suling yang dicampur dengan deflocculating agent ke dalam mangkok yang berisi tanah
tersebut. Rendamlah selama 24 jam.
2) Sesudah perendaman, pindahkan campuran semuanya ke dalam mangkuk pengaduk, dan
tambahkan air suling kira-kira setengahnya. Adukkan selama 10 – 15 menit.
3) Setelah pengocokan selesai pindahkan semuanya ke dalam tabung gelas ukur dan
tambahkan air suling hingga menjadi 1000 ml.
4) Tutup bagian atas tabung dengan tangan dan kocoklah berulang-ulang dengan membolak-
balikkannya. Perhatikan pada waktu tabung dalam keadaan terbalik, jaga jangan sampai ada
tanah yang melekat pada dasar tabung.
5) Setelah mengocok ± 30 detik letakkan tabung di atas meja, masukkan Hydrometer ke dalam
suspensi dan siapkan stopwatch.
6) Lakukan pembacaan hydrometer pada waktu ¼, ½, 1, dan 2 menit tanpa memindahkan
hydrometernya. Kemudian suspensi dikocok kembali dan lakukan kembali pembacaan
seperti di atas, pembacaan tersebut diulang sampai 4 kali, sampai didapat 2 kali pembacaan
yang sama.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id email : sipil_polmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
7) Setelah pembacaan 2 menit selesai, pindahkan hydrometer ke dalam tabung yang berisi air
suling yang telah dipersiapkan. Kocok kembali suspsensi tersebut, dan hentikan tesnya,
jangan dilakukan pembacaan pada dua menit pertama. Untuk pembacaan ini dan
selanjutnya, hydrometer dimasukkan tepat sebelum pembacaan dimulai. Setelah setiap
pembacaan selesai, keringkan tangkai hydrometernya.
8) Lakukan pembacaan hydrometer pada elepased time 2, 5, 15, 30 menit dan seterusnya,
waktu pembacaan berikutnya ± dua kali dari waktu pembacaan sebelumnya. Catatlah setiap
perubahan temperatur pada suspensi. Hydrometer harus dipindahkan dari suspensi dan
letakkan dalam tabung yang berisi aquadest.
9) Catatlah temperatur dan pembacaan hydrometer dalam tabung aquadest setiap 20 atau 30
menit. Tambahkan air dingin atau air panas dalam bak dengan temperatur tetap untuk
mempertahankan temperatur disarankan tabung percobaan ditempatkan di tempat yang jauh
dari tempat-tempat yang panas, seperti radiator, sinar matahari, atau jendela-jendela
terbuka.
10) Usahakan bagian atas tabung ditutup untuk menghindadri penguapan dan untuk
menghindari pemasukan debu-debu dari udara, dan lain-lain.
11) Tentukan tinggi miniskusnya dari air suling pada tangkai hydrometer. Tinggi miniskus
tersebut dipergunakan sebagai tinggi koreksi miniskus yang dipergunakan dalam
perhitungannya.
12) Lanjutkan pembacaan sampai pembacaan hydrometer mendekati satu komaan, yaitu 1,001,
atau sampai pembacaan yang diinginkan (± 24 jam)
13) Setelah pembacaan akhir, tuangkan suspensi ke dalam disk yang besar/talam, jagalah agar
tidak kehilangan tanah.
14) Keringkan suspensi dengan oven, dinginkan dalam desikator dan timbanglah dengan
kepekaan 0,19.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id email : sipil_polmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
15) Bersihkan dishnya, kemudian timbang. Dengan diketahui berat dish, dapat dihitung berat
tanah kering yang dipergunakan.
PERHITUNGAN:
Gs V
N= × × γc (r − ra ) × 100%
Gs − 1 Ws
Dimana:
Gs = Specific gravity
18μ z
D = √γ × √ tr (didapat dari Nomografic chart)
s −γw
Dimana:
W
N′ = N W1 = N% (lebih halus dari ayakan no. 200)
s
Dimana :
N = % lebih halus
CATATAN:
Deffloccolating agent yang dipakai adalah sodium hecamethaphospate (40 gram sodium
hecametha-phospate/liter aquadest) Campuran ini harus sering diganti (sekurang-kurangnya
sebulan sekali atau menyesuaikan pHnya, pada pH 8 atau 9).
PERHITUNGAN:
Data yang diperoleh dari kurva distribusi ukuran butiran dari analisa ayakan dan analisa
hidrometer adalah sebagai berikut:
D60 = 0,55
D30 = 0,19
D10 = 0,049
Koefisien Keseragaman
D60 0,55
CU = = = 11,224
D10 0,049
Koefisien Gradasi
D30 2 0,192
CC = = = 1,339
D60 × D10 0,55 × 0,049
Keterangan:
Cu = koefisien keseragaman .
Cc = koefisien gradasi.
Tanah yang bergradasi baik akan mempunyai Cu>4 dan Cc antara 1 dan 3 untuk
tanah berkerikil.Untuk tanah pasir memiliki Cu>6 dan Cc antara 1 dan 3.
Tanah dikatakan bergradasi buruk (poorly graded) jika sebagian dari butirannya
mempunyai ukuran yang sama, tidak beragam ukurannya.
Bergradasi baik (well graded) jika ukuran butiran tanah terbagi merata artinya
ukuran dari yang besar sampai ke yang kecil ada disana.