Anda di halaman 1dari 19

30

BAB 4. KLASIFIKASI TANAH

4.1 Jenis Test untuk Mendapatkan Pembagian Ukuran Butir


Klasifikasi tanah pada umumnya dilakukan berdasarkan :
1. Ukuran butir, untuk tanah berbutir kasar
2. Sifat plastis tanah, untuk tanah berbutir halus
Klasifikasi tanah yang didasarkan pada ukuran butir ditentukan dengan :
1. Analisa saringan, untuk ukuran butiran yang lebih besar dari ukuran butiran lolos ayakan
no. 200.
2. Analisa hidrometer, untuk ukuran butiran halus lebih kecil atau sama dengan ukuran
butiran lolos ayakan no. 200.
- Analisa hidrometer didasarkan atas hukum Stokes, yaitu kecepatan mengendap
butiran didalam cairan standart.
- Apabila tanah dikocok dalam air dan kemudian didiamkan, maka butir-butir tanah
akan mengendap dengan kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada bentuk,
ukuran dan berat dari butiran-butiran tanah.
- Butiran dengan ukuran besar akan mengendap lebih cepat dari pada butiran dengan
ukuran lebih kecil.

(a) (b) (c)


Gambar 4.1. (a). Uji analisa saringan; (b). uji hidrometer; (c) alat hidrometer.

Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti


31

4.2 Grafik Distribusi Ukuran Butir


Berdasarkan hasil dari analisa saringan dan analisa hidrometer maka dapat
digambarkan grafik pembagian ukuran butir. Bentuk grafik tersebut dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Tanah dengan distribusi ukuran butir jelek (Poorly graded), yang terdiri dari :
a. Gap graded, yaitu tanah dimana satu atau lebih ukuran butirnya tidak ada.
b. Uniform graded, yaitu tanah yang memiliki ukuran butir hampir sama .
2. Well graded, yaitu tanah yang memiliki ukuran butir terbagi merata dalam suatu batasan
yang luas.
Bentuk grafik dari masing-masing jenis tanah tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2. Grafik distribusi ukuran butir tanah

Dari kurva distribusi ukuran butir diperoleh 3 parameter tanah yang dapat digunakan
untuk mengklasifikasikan tanah, yaitu :
1. Ukuran efektif (Effective size = D10), yaitu diameter tanah dimana 10% dari total butiran
lolos. Dengan analogi yang sama D30 didefinisikan sebagai diameter tanah 30% dari total
butiran lolos. D60 didefinisikan sebagai diameter tanah 60% dari total butiran lolos.
2. Koefisien keseragaman (coefficient of uniformity = Cu)
D 60
Cu
D10

Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti


32

3. Koefisien gradasi (coefficient of curvature = Cc)


2
D 30
Cc
D 60 x D10

4.3. Contoh Soal


Hasil Pengujian analisis saringan adalah sebagai berikut :
Diameter lubang (mm) Berat butiran yang tinggal (gram)
4,75 0,0
2,36 8,0
1,18 7,0
0,60 11,0
0,30 21,0
0,21 63,0
0,15 48,0
0,075 14,0

Dari pengujian hidrometer diperoleh data sebagai berikut :


Diameter butiran (mm) Berat butiran (gram)
0,06 0,02 2
0,02 0,006 1
0,006 0,002 0
< 0,002 0

Gambarkan kurva distribusi ukuran butiran, D10 dan nilai koefisien keseragaman (Cu),
bagaimana dengan gradasinya?

Penyelesaian
Dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Diameter lubang Berat butiran yang % butiran yang % butiran yang
(mm) tinggal (gram) tinggal lolos
4,75 0,0 0,0 100
2,36 8,0 4,6 95,4
1,18 7,0 4,0 91,4
0,60 11,0 6,3 85,1
0,30 21,0 12,0 73,1
0,21 63,0 36,0 37,1
0,15 48,0 27,4 9,7
0,075 14,0 8,0 1,7
0,02 2,0 1,1 0,6
0,006 1,0 0,6 -
0,006-0,002 0 - -
< 0,002 0 - -
Jumlah 175 100 -

Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti


33

Dibuat grafik hubungan antara % butiran yang lolos dengan ukuran butiran seperti Gambar
4.3.

Gambar 4.3. Distribusi ukuran butiran


Dari gambar distribusi ukuran butiran dapat dilihat :
D10 = 0,15 mm
D30 = 0,18 mm
D60 = 0,26 mm
D 0,26
C u 60 1,73 6
D10 0,15
( D30 ) 2 0,18 2
Cc 0,86 1
D60 xD10 0,25 x0,15
Maka tanah bergradasi buruk
4.4.TUGAS
Hasil Pengujian analisis saringan adalah sebagai berikut :
Diameter lubang (mm) Berat butiran yang tinggal (gram)
4,75(no.4) 0,0
2,36(no.8) 2,0
1,18(no.16) 4,0
0,60(n0.30) 15,0
0,30(no.50) 26,0
0,25(no.60) 43,0
0,15(no.100) 58,0
0,075(no.200) 10,0

Dari pengujian hidrometer diperoleh data sebagai berikut :

Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti


34

Diameter butiran (mm) Berat butiran (gram)


0,06 0,02 4
0,02 0,006 2
0,006 0,002 1
< 0,002 0,5

Gambarkan kurva distribusi ukuran butiran, D10 dan nilai koefisien keseragaman (Cu),
bagaimana dengan gradasinya?
Penyelesaian
Diameter lubang Berat butiran yang tinggal % butiran yang % butiran yang
(mm) (gram) tinggal lolos
4,75 0 0,00 100,00
2,36 2 1,21 98,79
1,18 4 2,42 96,37
0,6 15 9 87,31
0,3 26 16 71,60
0,21 43 25,98 45,62
0,15 58 35,05 10,57
0,075 10 6,04 4,53
0,02 4 2,42 2,11
0,006 2 1,21 0,91
0,002 1 0,60 0,30
0,0001 0,5 0,30 0,00
jumlah 165,5 100

Dari gambar distribusi ukuran butiran dapat dilihat :


D10 = 0,15 mm

Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti


35

D30 = 0,19 mm
D60 = 0,25 mm
D 0,25
Cu 60 1,66 6
D10 0,15
( D30 ) 2 0,19 2
Cc 0,962 1
D60 xD10 0,25 x0,15
Maka tanah bergradasi buruk

4.3 Sistem Klasifikasi Tanah untuk Teknik Sipil


Klsifikasi tanah adalah mengelompokkan tanah yang berbeda-beda, tetapi dengan sifat
serupa ke dalam group-group dan sub group untuk mendapatkan gambaran umum mengenai
perilaku dari suatu tanah, tetapi bukan penjelasan tentang sifat tanah yang bersangkutan
secara mendetail.
Sistem klasifikasi yang sering dipergunakan dalam Teknik Sipil adalah :
1. USCS (Unified Soil Classification System)
2. AASHTO (American Association Statte Highway Transportation Officials)

4.3.1 Sistem Klasifikasi Tanah Menurut USCS


Sistem klasifikasi tanah menurut USCS ini mengelompokkan tanah ke dalam dua
kelompok besar, yaitu :
1. Tanah berbutir kasar(coarse grained soil), yaitu tanah kerikil dan pasir dimana kurang
dari 50% berat total contoh tanah lolos ayakan no. 200 dan diberi simbol sebagai berikut :
- Simbol dengan huruf awal G adalah untuk kerikil (gravel) atau tanah berkerikil.
- Simbol dengan huruf awal S adalah untuk pasir (sand) atau tanah berpasir.
2. Tanah berbutir halus (fine-grained soil), yaitu tanah dimana lebih dari 50% berat total
contoh tanah lolos ayakan no. 200 dan diberi simbol sebagai berikut
- Simbol dengan huruf awal M untuk lanau (silt) anorganik
- Simbol dengan huruf awal C untuk lempung (clay) anorganik
- Simbol dengan huruf awal O untuk lanau organik dan lempung organik
- Simbol PT untuk tanah gambut (peat), muck dan tanah-tanah lain dengan kadar
organik tinggi.
Simbol-simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi tanah USCS adalah :

Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti


36

- W , untuk tanah dengan gradasi baik (well graded)


- P , untuk tanah dengan gradasi buruk (poorly graded)
- L , untuk tanah dengan plastisitas rendah (low plasticity), dimana LL < 50%
- H, untuk tanah dengan plastisitas tinggi (high plasticity), dengan LL > 50%
Untuk mendapatkan klasifikasi tanah yang benar, maka harus diperhatikan faktor-faktor
berikut ini :
1. Prosentase butiran yang lolos ayakan no. 200 yang merupakan fraksi halus.
2. Prosentase fraksi kasar yang lolos ayakan no. 4.
3. Koefisien keseragaman (Cu) dan koefisien gradasi (Cc) untuk tanah yang memiliki 0-
12% butiran lolos ayakan no. 200.
4. Batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) bagian tanah yang lolos ayakan no. 40 (untuk
tanah dimana 5% atau lebih butirannya lolos ayakan no. 200).
Untuk mengetahui sistematika klasifikasi tanah menurut USCS dapat dilakukan
dengan mengikuti flowchart pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4.

Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti


37

Gambar 4.3. Flow chart sistem klasifikasi tanah menurut USCS

Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti


38

Gambar 4.4. Flow chart nama-nama group tanah bergradasi besar

Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti


39

Gambar 4.5. Flow chart nama-nama group tanah bergradasi baik


Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti
40

Tabel 4.1. Sistem Klasifikasi Tanah Menurut USCS

Gambar 4.6. Diagram plastisitas


Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti
41

4.3.2 Sistem Klasifikasi Tanah Menurut AASHTO


Sistem klasifikasi tanah menurut AASHTO didasarkan pada kriteria sebagai berikut :
1. Ukuran butir
- Kerikil adalah bagian tanah yang lolos ayakan no. 4 dan yang tertahan pada ayakan
no.20.
- Pasir adalah bagian tanah yang lolos ayakan no 10 dan tertahan pada ayakan no. 200
- Lanau dan lempung adalah bagian tanah yang lolos ayakan no. 200.
2. Plastisitas
- Nama berlanau digunakan apabila bagian-bagian halus dari tanah mempunyai indeks
plastisitas 10
- Nama berlempung digunakan apabila bagian-bagian halus dari tanah mempunyai
indeks plastisitas 11.
3. Apabila batuan ditemukan dalam contoh tanah, maka harus dikeluarkan terlebih dahulu,
tetapi prosentase dari batuan tersebut harus dicatat.
Berdasarkan sistem klasifikasi tanah menurut AASHTO, tanah dikelompokkan ke
dalam tujuh kelompok besar yaitu A-1 sampai dengan A-7, sebagai berikut :
A-1 sampai dengan A-3 adalah tanah berbutir kasar
A-4 sampai dengan A-7 adalah tanah berbutir halus
A-1 adalah campuran kerikil dan pasir bergradasi bagus, non plastis atau dengan sedikit
butiran halus sebagai pengikat.
A-1-a adalah tanah yang dominan kerikil
A-1-b adalah tanah yang dominan pasir
A-3 adalah pasir tanpa butirana kasar dan tanah pengikat, pasir pantai, pasir hasil tiupan
angin di gurun.
A-2 adalah tanah dengan ukuran bervariasi, berada diantara A-1 sampai dengan A-3 dan
antara A-4 sampai dengan A-7, dengan ciri-ciri :
1. Kualitas lebih rendah dari A-3
2. Kuat pada saat kering
Sifat A-2 (kurang stabil)
3. Lembek padaa saat basah
4. A-2-4 dan A-2-5 mengandung lanau, bersifat non plastis
5. A-2-6 dan A-2-7 mengandung lempung, bersifat plastis

Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti


42

A-4 adalah tanah non plastis atau setengah plastis


Lanau dengan GI = 1 s/d 13
Sifat-sifat : sulit dipadatkan, sulit mengalirkan air dan sulit menyerap air
A-5 adalah tanah seperti A-4 tetapi lebih elastis (LL lebih tinggi)
GI = 1 s/d > 50, sensitif terhadap erosi
A-6 adalah tanah lempung plastis
GI = 1 s/d 40, tidak mudah mengalirkan air, mudah menyerap air.
A-7 adalah tanah seperti A-6 tetapi memiliki LL lebih tinggi seperti A-5
GI 1 ke atas
A-7-5 adalah tanah dengan IP menengah, bersifat kembang susut.
A-7-6 adalah tanah dengan IP tinggi dan bersifat kembang susut.
Untuk mengevaluasi kualitas material yang digunakan untuk subgrade jalan raya maka
ditentukan berdasarkan nilai Group Index (GI) dengan persamaan sebagai berikut :
GI = (F-35) [0.2 + 0.005 (LL 40)] + 0.01 (F-15)(PI 10)
Dimana :
F = prosestase butiran tanah yang lolos ayakan no. 200
LL = batas cair
IP = indeks plastisitas

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan nilai GI :


1. Apabila harga GI yang dihitung dengan persamaan di atas adalah negatif, maka GI
dianggap sama dengan nol.
2. Harga GI yang dihitung dengan persamaan diatas dibulatkan ke angka yang terdekat
(misalnya GI = 3,4 dibulatkan menjadi GI = 3; apabila GI=3,5 dibulatkan menjadi GI = 4)
3. Tidak ada batas atas dari harga GI.
4. GI dari tanah yang masuk ke dalam kelompok A-1-a, A-1-b, A-2-4, A-2-5 dan A-3 selalu
sama dengan nol.
5. Bilamana tanah yang ditest masuk dalam kelompok A-2-6 dan A-2-7, maka harga GI
dihitung dengan persamaan : GI = 0.01 (F-15)(PI-10)
6. Pada umumnya kualitas dari tanah subgrade adalah sebanding dengan kebalikan dari
harga GI.
Untuk memudahkan sistem klasifikasi tanah menurut AASHTO, dapat dilakukan
dengan mengikuti flowchart pada Gambar 4.7 dan terperinci seperti pada Tabel 4.2
Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti
43

<15% lolos
ayakan no. 200
<30% lolos A-1-a
ayakan no.40
50% <50% lolos
lolos ayakan no.10
ayakan PI < 6
no.40
LL & PL <25% lolos
<25% material ayakan no. 200
lolos lolos <50% lolos A-1-b
ayakan ayakan ayakan no.40
no.200 no.40 PI < 6
<35% 50%
lolos lolos <10% lolos A-3
ayakan ayakan ayakan no.200
no.200 no.40
adalah
granular LL 40 A-2-4
LL & PL PI 10
35% material LL 41 A-2-5
lolos lolos
Analisa ayakan ayakan LL 40 A-2-6
no.200 no.40
Saringan PI 11
LL 41 A-2-7

LL 40 A-4
35% LL & PL PI < 10
lolos material
lolos LL 41 A-5
ayakan
no.200 ayakan
adalah no.40 LL 40 A-6
silt-clay
PI > 11 PI LL-3 atau A-7-5
PL 30
LL 41
PI > LL-3 atau A-7-6
PL< 30

Gambar 4.7. Flow chart sistem klasifikasi tanah menurut AASHTO

Gambar 4.8. Rentang dari batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) tanah berdasarkan sistem
klasifikasi AASHTO.

Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti


44

Tabel 4.2 Klasifikasi tanah menurut AASHTO


a. Material granuler

Klasifikasi umum Tanah berbutir kasar (material granuler)


(35% atau kurang dari seluruh contoh tanah lolos ayakan no. 200)
Klasifikasi kelompok A-1 A-3 A-2
A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7
Analisa ayakan
(% lolos)
2,00mm (No. 10) Maks.50 - - - - - -
0,425mm (No. 40) Maks.30 Maks.50 Min.51 - - - --
0,075mm (No. 200) Maks.15 Maks.25 Maks.10 Maks.35 Maks.35 Maks.35 Maks.35
Sifat fraksi yang lolos
ayakan no. 40
Batas cair (LL) - - - Maks.40 Min.41 Maks.40 Min.41
Indeks plastisitas (PI) Maks.6 NP Maks.10 Maks.10 Min.11 Min.11
Indeks Kelompok (GI) 0 0 0 Maks 4
Tipe material yang Batu pecah, kerikil Pasir Kerikil dan pasir yang berlanau atau
paling dominan dan pasir halus berlempung
Penilaian sebagai bahan Baik sekali sampai baik
tanah dasar

b. Tanah Lanau-Lempung

Klasifikasi umum Tanah lanau-lempung


(lebih dari 35% dari seluruh contoh tanah lolos ayakan no. 200)
A-7
Klasifikasi kelompok A-4 A-5 A-6 A-7-5*
A-7-6*
Analisa ayakan
(% lolos)
No. 10 - - - -
No. 40 - - - -
No. 200 Min.36 Min.36 Min.36 Min.36
Sifat fraksi yang lolos
ayakan no. 40
Batas cair (LL) Maks.40 Min.41 Maks.40 Min.41
Indeks plastisitas (PI) Maks.10 Maks.10 Min.11 Min.11
Indeks Kelompok (GI) Maks 8 Maks 12 Maks 16 Maks 20
Tipe material yang Tanah berlanau Tanah berlempung
paling dominan
Penilaian sebagai bahan Sedang sampai jelek
tanah dasar

Catatan : Kelompok A-7 dibagi atas A-7-5 dan A-7-6 bergantung pada batas plastisnya (PL)
* Untuk PL > 30, klasifikasinya A-7-5
*
Untuk PL < 30 klasifikasinya A-7-6
NP = non plastis

Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti


45

4.4 Perbandingan Sistem Klasifikasi Tanah Menurut USCS dan AASHTO


Perbandingan antara sistem klasifikasi tanah AASHTO dengan USCS adalah sebagai
berikut :
Persamaan :
1. Kedua sistem tersebut didasarkan pada ukuran butir dan plastisitas tanah
2. Kedua sistem memisahkan tanah ke dalam dua kategori, yaitu :
Tanah berbutir kasar (coarse grained)
Tanah berbutir halus (fine grained)
Perbedaan :
1. Tanah dikatakan berbutir kasar apabila :
- AASHTO : lewat ayakan no. 200 35%
- USCS : lewat ayakan no. 200 50%
2. Ayakan yang dipakai untuk memisahkan pasir dan kerikil :
- AASHTO : ayakan no. 10
- USCS : ayakan no. 4
3. USCS : tanah gravelly dan sandy soils dibedakan secara jelas
AASHTO : tidak diberikan
4. USCS : diberikan klasifikasi untuk tanah organik, OL, OH dan Pt.
AASHTO : tidak diberikan
Tabel 3.4 Perbandingan Sistem AASHTO dengan Sistem Unified
Kelompok tanah yang sebanding
Kelompok tanah dalam (Sistem Unified)
sistem AASHTO
Kemungkinan besar Kemungkinan Kemungkinan kecil
A-1-a GW, GP SW, SP GM, SM
A-1-b SW, SP, GM, SM GP -
A-3 SP - SW, GP
A-2-4 GM, SM GC, SC GW, GP, SW, SP
A-2-5 GM, SM - GW, GP, SW, SP
A-2-6 GC, SC GM, SM GW, GP, SW, SP
A-2-7 GM, GC, SM, SC - GW, GP, SW, SP
A-4 ML, OL CL, SM, SC GM, GC
A-5 OH, MH, ML, OL - SM, GM
A-6 CL ML, OL, SC GC, GM, SM
A-7-5 OH, MH ML, OL, CH GM, SM, GC, SC
A-7-6 CH, CL ML, OL ,SC OH, MH, GC, GM, SM

Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti


46

Tabel 3.5 Perbandingan Sistem Unified dengan Sistem AASHTO


Kelompok-kelompok tanah menurut
Kelompok tanah dalam Sistem AASHTO
sistem Unified
Kemungkinan besar Kemungkinan Kemungkinan kecil
GW A-1-a - A-2-4, A-2-5,
A-2-6, A-2-7
GP A-1-a A-1-b A-3, A-2-4, A-2-5,
A-2-6, A-2-7
GM A-1-b, A-2-4, A-2-6 A-4, A-5, A-6, A-7-5,
A-2-5, A-2-7 A-7-6, A-1-a
GC A-2-6, A-2-7 A-2-4, A-6 A-4, A-7-6, A-7-5
SW A-1-b A-1-a A-3, A-2-4, A-2-5,
A-2-6, A-2-7
SP A-3, A-1-b A-1-a A-2-4, A-2-5,
A-2-6, A-2-7
SM A-1-b, A-2-4, A-2-6, A-4, A-5 A-6, A-7-5, A-7-6,
A-2-5, A-2-7 A-1-a
SC A-2-6, A-2-7 A-2-4, A-6, A-4, A-7-6 A-7-5
ML A-4, A-5 A-6, A-7-5 -
CL A-6, A-7-6 A-4 -
OL A-4, A-5 A-6, A-7-5, A-7-6 -
MH A-7-5, A-5 - A-7-6
CH A-7-6 A-7-5 -
OH A-7-5, A-5 - A-7-6
PT - - -

4.5. Contoh Soal

Analisis saringan dan plastisitas pada 2 contoh tanah ditunjukkan seperti pada tabel berikut ini

No. Saringan Diameter butiran % butiran lolos


(mm)
4 4,75 100
10 2,00 92
40 0,425 87
100 0,15 78
200 0,075 61
LL 21
PL 15
PI 6

Klasifikasikan jenis tanah tersebut menurut sistem (a). UNIFIED (b).AASHTO

Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti


47

Penyelesaian :
Sistem Unified
Lihat butiran yang lolos saringan no 200 = 61% > 50% maka termasuk kelas tanah berbutir
halus.
Selanjutnya lihat LL = 21% < 50% maka kemungkinan termasuk golongan ML,CL,atau OL
untuk menentukan salah satu dari ketiga golongan tersebut maka nilai LL dan PI diplotkan ke
dalam grafik hubungan PI dengan LL. Jika PI=6% dan LL=21% diplotkan ke grafik hubungan
PI dengan LL maka akan jatuh pada daerah CL-ML. Jadi tanah I termasuk golongan CL-ML
menurut klasifikasi sistem Unified.

Sistem AASHTO
Lihat butiran yang lolos saringan no 200 = 61% > 35% maka termasuk kelas tanah lanau
lempung, kemungkinan golongan A-4, A-5, A-6 dan A-7.
Selanjutnya lihat LL = 21% (termasuk maksimum 40), dengan demikian termasuk golongan
A-4 atau A-6 untuk menentukan salah satu dari kedua golongan tersebut maka dilihat PI =6%
(termasuk maksimum 10) maka termasuk golongan A-4. Jadi tanah I termasuk golongan A-4
menurut klasifikasi sistem AASHTO.
TUGAS
1. Analisis saringan dan plastisitas pada suatu sampel tanah ditunjukkan pada tabel dibawah
ini, klasifikasikan jenis tanah tersebut menurut Unified dan AASTHO
No. Saringan Diameter butir % Lolos
4 4,75 100
10 2,00 96
40 0,425 80
100 0,15 72
200 0,075 51
LL 40
PL 19
PI 21

Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti


48

Penyelesaian
1. Saringan no 200 = 61 % > 50% maka termasuk tanah berbutir halus
LL = 45% < 50% maka kemungkinan ML, CL, OL. Untuk menentukan
salah satu golongan maka perlu di plotkan pada grafik PI vs LL daerah
titik jatuh merupakan golongan tanah tersebut.
Diketahui : PI = LL-PL = 45%-25% = 20%
LL = 45%

Jika diplotkan pada grafik PI vs LL maka akan jatuh pada daerah CL


maka tanah tersebut termasuk golongan CL berdasarkan klasifikasi
UNIFIED yaitu lempung tak organik dengan plastisitas rendah sampai
sedang, lempung berkerikil, lempung berpasir, lempung berlanau,
lempung kurus (clean clay).

Bahan Ajar Mekanika Tanah I Bab 4 Klasifikasi Tanah Heni Pujiastuti

Anda mungkin juga menyukai