Anda di halaman 1dari 10

III

SIFAT DAN JENIS TANAH DALAM PTM


Tujuan Khusus

- Mahasiswa dapat menjelaskan sifat - sifat tanah dilapangan

- Mahasiswa dapat menjelaskan dasar pemindahan tanah mekanis.

- Mahasiswa dapat menjelaskan dasar pengoperasian alat berat.

- Mahasiswa dapat menjelaskan persiapan dalam pekerjaan pemindahan tanah

mekanis

Bahan Bacaan

Afrizal Nursin, Drs, 1995, “Alat Berat”, Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik,
Bandung.
Indrayani, ST.MT., dan Drs. A. Fuad. Z. ST. 2010 “Modul, Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat”
UNSRI
Marsudi Joyowiyono, Ir, SE, 1993, “Ekonomi Teknik”, Cetakan ke 3, Jilid 1,Yayasan Badan
Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
Nabar Darmansyah, Drs, 1998, “Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat”,
Unsri,Palembang.
Rochmanhadi, Ir, 1992, “Alat-alat Berat dan Penggunaannya.”
Rostiyanti F.S Alat Berat untuk proyek konstruksi, Rineka Cipta, Jakarta 2008
Wilopo Djoko, 2011,”Metode Konstruksi dan alat - alat Berat “ Penerbit Universitas
Indonesia.

Prasyarat
Sudah pernah mengambil Mata Kuliah Ekonomi Rekayasa

3.1. Sifat Tanah di Lapangan


Tanah diklasifikasikan menjadi beberapa jenis menurut ukuran butirannya,sifat-sifat fisik yang
dimiliki dan perilakunya apabila terjadi perubahan kelembaban.
Dalam PTM pengetahuan tentang jenis-jenis tanah ini perlu diketahui, karenasetiap jenis tanah
memiliki sifat yang berbeda yang akan berpengaruh besar terutama terhadap pemilihan jenis
alat yang akan digunakan dan taksiran produktivitasnya, perhitungan volume pekerjaan,

31
kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada. Sifat-sifat tanah yang dimaksud adalah
sifat kembang susut, berat, bentuk, kekerasan dan daya dukung.
Pembagian klasifikasi dibedakan atas ukuran dan sifat plastisitasnya, seperti klasifikasi yang
dilakukan pada sisten Unified dan klasifikasi AASHTO.
Dalam Pekerjaan PTM, perencana/pelaksana perlu memperhatikan lima jenis tanah sbb:
1. Kerikil (Gravel) : bahan seperti batuan yang berukuran lebih besar dari 0,6 mm
dan lebih kecil dari 25,4 mm. Bahan yang berukuran > 25,4 mm disebut batu.
2. Pasir (Sand) : batuan yang hancur, yang memiliki ukuran yang bervariasi dari
yang berukuran 0,05 mm sampai 0,059 mm.Pasir dapat digolongkan sebagai pasir
halus dan kasar tergantung dari ukuran butirannya. Pasir merupakan bahan yang
lepas dan tidak kohesif, sehingga kekuatannya tidak dipengaruhi kadar
kelembabannya
3. Lanau (Silt) : pasir yang sangat halus berukuran antara 0,005 mm sampai 0,05 mm.
Lumpur merupakan bahan yang tidak kohesif dan kekuatannya sangat kecil, sehingga
sangat sukar untuk dipad atkan.
4. Lempung (Clay) : bahan yang kohesif berukuran mikroskopik, yaitu Ukuran dari
0,005 mm. Kohesi antara butir-butir memiliki kekuatan yang besar pada saat
lempung kering. Lempung terutama yang memiliki Indeks Plastisitas > 35
memiliki kembang susut yang cukup besar yang diakibatkan perubahan
kelembabannya. Lempung akan memiliki tambahan kekuatan yang sangat besar
apabila digabung dengan material /tanah berbutir.
5. Bahan Organik (Organic) : bahan yang berasal dari tumbuh2-an yang telah lapuk
dan hancur. Bahan –bahan ini memiliki daya dukung yang kecil atau tidak sama
sekali sehingga harus perubahan baik berupa penambahan atau pengurangan volume
tanah setelah diolah atau diubah dari bentuk asalnya.

3.2. Persiapan Pekerjaan Pemindahan Tanah Mekanis


Dalam melakukan persiapan terhadap pekerjaan pemindahan tanah maka harus diperhitungkan
beberapa keadaan tanah yang dapat berpengaruh terhadap volume tanah yang dijumpai dalam
pekerjaan pemindahan tanah, yaitu meliputi :
a. Kondisi asli (Bank Cubic Meter/BCM/),Keadaan asli sebelum diadakan pengerjaan,
ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan dalam satuan ukuran alam, Bank Measure (BM),
Kembang susut tanah merupakan sesuai ukuran untuk keperluan konstruksi .alam yaitu
keadaan tanah yang masih sesuai dengan kondisi asli alamnya. b. Kondisi lepas (Loose

32
Cubic Meter/LCM), yaitu kondisi tanah sesudah mengalami gangguan atau telah
tergali, misalnya keadaan tanah di depan dozer blade, di atas dump truck dan dalam
bucket. Tanah yang telah tergali dari tempat asalnya ini akan mengalami perubahan
volume, yaitu mengalami pengembangan. Hal ini diakibatkan oleh adanya
penambahan rongga udara butir-butir tanah, sehingga volumenya menjadi besar

Loose Measurement( LM )
Compact
Measurement( CM )

Gambar 3.1. Kondi si Tanah dalam Beberapa Keadaan


.
Besarnya penambahan volume tergantung dari faktor kembang tanah (swelling
factor) yang besarnya dipengaruhi oleh jenis tanah.
LCM =BCM + (% SWEEL x BCM) …………………… 3.1
Keterangan:
LCM = Volume dalam keadaan Lepas ( Mᶟ )
BCM = Volume dalam kondisi Asli (Mᶟ )
SWEEL = Faktor kembang tanah ( % )
Tabel 3.1. : Faktor Pengembangan Tanah

Jenis Tanah Faktor Sweel ( % BM)

Pasir 5 – 10

Tanah permukaan (top soil) 10 – 25

Tanah biasa 20 – 45

Lempung (clay) 30 – 60

Batu 50 – 60

Contoh :
Tanah biasa asli dengan volume = 10 mᶟ (BM)
33
Faktor sweel 20% - 45 % = 2 – 4,5 mᶟ
Volume tanah dalam keadaan lepas = 12 – 14,5 mᶟ
c. Kondisi Padat (Compact Cubic Meter/CCM) yaitu keadaan tanah setelah ditimbun
kembali /di hampar dan diadakan pemadatan. Pada keadaan ini tanah mengalami proses
pemadatan sehingga volumenya menyusut tanpa mengalami perubahan berat. Perubahan
volume pada keadaan ini terjadi karena adanya penyusutan rongga udara di antara
partikel-partikel tanah tersebut. Besarnya volume dalam keadaan padat ini tergantung
dari jenis tanah, kadar air tanah dan proses pemadatan.
Dalam perhitungan produksi, tanah yang digusur, dimuat dan dihampar adalah dalam
kondisi lepas. Untuk menghitung perubahan volume pada kondisi lepas dari bentuk aslinya
atau ke bentuk padat setelah dipadatkan perlu dikalikan faktor kembang maupun faktor susut,
sesuai persamaan sbb:
Sw = B - L x 100 % …………………………….3.2
L
Sh = C – B x 100 % …………………………….. 3.3
C
Keterangan:
Sw = Faktor kembang ( % )
Sh = Faktor susut ( % )
B = Kerapatan tanah asli (kg/mᶟ )
L = Kerapatan tanah lepas (kg/mᶟ )
C = Kerapatan tanah padat (kg/mᶟ )
Secara praktis nilai faktor konversi untuk Volume tanah lihat Tabel.
Tabel 3.2.: Faktor konversi untuk Volume tanah

Jenis Tanah Persentasi Mengembang (%) Faktor Pemuatan

Lempung kering 35 0,74

Lempung basah 35 0,74

Tanah kering 25 0,80

Tanah basah 25 0,80

Tanah dan kerikil 20 0,83

34
Kerikil Kering 12 0,89

Kerikil basah 14 0,88

Batu kapur 60 0,63

Batu hasil Peledakan 60 0,63

Pasir kering 15 0,87

Pasir basah 15 0,87

Batuan sedimen 40 0,71

3.3. Faktor Pengembangan dan Pemuaian (Swell Factor)

Tanah maupun massa batuan yang ada di alam ini telah dalam kondisi terkonsolidasi dengan
baik, artinya bagian-bagian yang kosong atau ruangan yang terisi udara diantara butirannya
sangat sedikit; namun demikian jika material tersebut digali dari tempat aslinya, maka
terjadilah pengembangan atau pemuaian volume. Tanah asli yang di alam volumenya 1 m 3,
jika digali volumenya bisa menjadi 1,25%, ini terjadi karena tanah yang digali mengalami
pengembangan dan pemuaian dari volume semula akibat ruang antar butiranya yang
membesar.
Faktor pengembangan dan pemuaian volume material perlu diketahui, sebab pada
waktu penggalian material volume yang diperhitungkan adalah volume dalam kondisi Bank
Yard, yaitu volume aslinya seperti di alam. Akan tetapi pada waktu perhitungan penangkutan
material, volume yang dipakai adalah volume material setelah digali, jadi material telah
mengembang sehingga volumenya bertambah besar.
Kemampuan alat angkut maksimal biasanya dihitung dari kemampuan alat itu
mengangkut material pada kapasitas munjung, jadi bila kapasitas munjung dikalikan dengan
faktor pengembangan material yang diangkut, akan diperoleh Bank Yard Capacity-nya. Tetapi
sebaliknya, bila Bank Yard itu dipindahkan lalu dipadatkan di tempat lain dengan alat pemadat
mekanis, maka volume material tersebut menjadi berkurang. Hal ini disebabkan karena
material menjadi benar-benar padat, jika 1 m3 tanah dalam kondisi Bank Yard dipadatkan,
maka volumenya menjadi sekitar 0,9 m3, tanah mengalami penyusutan sekitar 10%.Beberapa
angka pemuaian dan penyusutan jenis material galian disajikan pada Tabel. 3.3.

35
Tabel 3.3. Angka Penyusutan/ Pemuaian Tanah (SF) *)
Jenis Tanah Kondisi Kondisi tanah yang akan dikerjakan
Tanah Semula Tanah Asli Tanah Lepas Tanah Padat
Pasir (A) 1,00 1,11 0,95
(B) 0,90 1,00 0,86
(C) 1,05 1,17 1,00
Tanah liat (A) (B) 1,00 1,25 0,90
berpasir/ 0,80 1,00 0,72
Tanah biasa (C) 1,11 1,39 1,00
Tanah liat (A) 1,00 1,25 0,90
(B) 0,70 1,00 0,63
(C) 1,11 1,59 1,00
Tanah liat (A) 1,18 1,13 1,03
bercampur (B) 1,00 1,00 0,91
kerikil (C) 1,09 1,10 1,00
Kerikil (A) 1,00 1,13 1,03
(B) 0,88 1,00 0,91
(C) 1,97 1,10 1,.00
Kerikil kasar (A) 1,00 1,42 1,29
(B) 0,70 1,00 0,91
(C) 1,77 1,10 1,00
Pecahan (A) 1,00 1,65 1,22
cadas atau (B) 0,61 1,00 0,74
batuan lunak (C) 1,82 1,35 1,00
Pecahan (A) 1,00 1,70 1,31
granit atau (B) 0,59 1,00 0,77
batuan keras (C) 1,76 1,30 1,00
Pecahan Batu (A) 1,00 1,75 1,40
(B) 0,57 1,00 0,80
(C) 1,71 1,24 1,00
Batuan hasil (A) (B) 1,00 1,80 1,30
peledakan 0,56 1,00 0,72
(C) 0,77 1,38 1,00
Keterangan: (A) = tanah Asli (B) Tanah Lepas (C) Tanah Padat *)
Sumber: Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan Manggunakan Alat-alat Berat.
[Rochmanhadi, 1985].

Contoh 1.

Sebuah Power Scrapper memiliki kapasitas munjung 15 yd 3, akan digunakan untuk


mengangkut tanah liat. Berapakah kapasitas alat sebenarnya mampu mengangkut tanah liat
asli?
Jawab:

36
Menurut Tabel 3.3, tiap 1 bagian tanah liat asli bila digali akan mengembang menjadi
1,25 bagian.
Kapasitas munjung = 1,25 x kapasitas tanah liat asli
3
15 yd = 1,25 x kapasitas tanah liat asli
Kapasitas tanah liat asli = (15/ 1,25) cu yd
= 120 cu yd.

Contoh 2.

Bila tanah liat tersebut untuk urugan yang dipadatkan, berapa volume padatnya?
Jawab:
Volume padat = volume asli x 0,90 (Lihat Tabel 4.6)
= 120 cu yd x 0,90
= 108 cu yd.

3.4. Berat Material


Berat material yang diangkut oleh alat-alat angkut dapat berpengaruh pada:
a. Kecepatan kendaraan dengan HP yang dimilikinya,
b. Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi tahanan kemiringan dan
tahanan gulir dari jalur jalan yang dilalui,
c. Membatasi volume material yang diangkut.
Oleh sebab itu, berat jenis material harus diperhitungkan pengaruhnya terh adap kapasitas alat
muat maupun alat angkat. Bobot isi dan faktor pengembang dari berbagai material terdapat
pada Tabel 4.7.
Tabel 3.4. Berat Jenis Tanah Asli, Berat Jenis Tanah Lepas % Kembang *)

Material Berat Jenis Tanah % Berat Jenis Tanah Lepas


Asli Kembang
Kg/ m3 Lb/ cu yd Kg/ m3 Lb/ cu yd
(Asli) (Bank) (Lepas) (Loose)
Bauksit 1920 3200 33 1440 2400
Caliche 2280 3800 82 1260 2100
Cinders 870 1450 52 570 950
Karnotit, Bijih Uranium 2220 3700 35 1650 2750
Lempung
Tanah liat asli 2040 3400 22 1680 2800
Kering untuk digali 1860 3100 23 1500 2500
Basah untuk digali 2100 3500 25 1680 2800
Lempung & Kerikil
Kering 1680 2800 41 1200 2000
Basah 1860 3100 11 1680 2800
Batu Bara:
Antrasit muda 1620 2700 35 1200 2000
Tercuci 1500 2500 35 1110 1850
Bitumen muda 1290 2150 35 960 1600

37
Tercuci 1140 1900 35 890 1400
Batu Lapukan:
75% batu 25% tanah biasa 2820 4700 43 1980 3300
50% batu 50% tanah biasa 2310 3850 33 1740 2900
25% batu 75% tanah biasa 1980 3300 25 1590 2650
Tanah kering
Padat 1920 3200 25 1530 2550
Basah 2040 3400 27 1620 2700
Lanau (loam) 1560 2600 23 1260 2100
Batu Granit Pecah 2760 4600 64 1680 2800
Kerikil siap pakai 2190 3650 12 1950 3250
Kerikil kering 1710 2850 12 1530 2550
Kering ¼ „ sd 2” (6 sd 51 mm) 1920 3200 12 1710 2850
Basah ¼ „ sd 2” (6 sd 51 mm) 2280 3800 12 2040 3400
Pasir & tanah liat lepas 2040 3400 27 1620 2700
Pasir & tanah liat padat --- --- --- 2430 4050
Gips dengan pecahan agak besar 3210 5350 75 1830 3050
Gibs dengan pecahan lebih kecil 2820 4700 75 1620 2700
Hematit, bijih besi 2940 4900 18 2490 4150
Batu kapur pecah 2640 4400 69 1560 2600
Magnetit, bijih besi 3300 5500 18 2820 4700
Pyrit, bijih besi 3060 5100 18 2610 4350
Pasir Batu 2550 4250 67 1530 2550
Pasir kering lepas 1620 2700 12 1440 2400
Sedikit basah 1920 3200 12 1710 2850
Basah 2100 3500 12 1740 2900
Pasir & Kerikil Kering 1950 3250 12 1740 2900
Basah 2250 3750 10 2040 3400
Slag - Pecah 2970 4950 67 1770 2950
Batu - Pecah 2970 4950 67 1620 2700
Takonit 4260 sd 7100 sd 75 - 72 2460 sd 4100 sd
5670 9450 3240 5400
Tanah Permukaan (Top Soil) 1380 2300 43 960 1600
Traprock - pecah 2640 4400 49 1770 2950
Catatan:
1 lb = 0,4536 kg ; 1 cu yd = 0,76455 m3; 1 lb/ cu yd = 0,5933 kg/m3 ∞ 0,6 kg/ m3
*)
Sumber; Prodjosumarto

Rangkuman

Beberapa alasan mengapa diperlukan alat berat dalam proyek konstruksi,


antara lain yaitu :

- Kapasitas pekerjaan konstruksi.

- Kemajuan industri mesin-mesin konstruksi.

- Kebutuhan terhadap mutu pekerjaan.

- Kemajuan sosial dan budaya.

38
- Nilai-nilai ekonomi.

Pemindahan tanah adalah ilmu yang menyangkut perubahan tata letak tanah atau material
yang diolah dan akan mengalami perubahan yang disebabkan oleh unsur tanah itu sendiri.
Perubahan inilah yang akan memberikan perlawanan terhadap alat pemindahnya. Perlawanan ini
tidak sama pada setiap jenis material dan perlawanan inilah yang biasanya menunjukkan tingkat
kesulitan pengolahannya.

Konsep manajemen peralatan mencakup beberapa hal, antara lain yaitu :

- Perencanaan peralatan.

- Organisasi bagian peralatan.

- Pelaksanaan.

- Pengawasan dan evaluasi.

Beberapa keadaan tanah yang dapat berpengaruh terhadap volume tanah yang dijumpai
dalam pekerjaan pemindahan tanah, yaitu meliputi :

1. Keadaan asli sebelum diadakan pengerjaan.


2. Keadaan lepas, yakni keadaan tanah setelah diadakan pengerjaan (disturb).
3. Keadaan padat, ialah keadaan tanah setelah ditimbun kembali kemudian dipadatkan.

Latihan Soal

1) Sebutkan tujuan dari penggunaan alat berat pada pekerjaan konstruksi !


2) Sebutkan alasan-alasan dari penggunaan alat berat pada pekerjaan konstruksi !

3) Apa saja yang perlu diperhatikan dalam persiapan penggunaan alat berat pada pekerjaan
konstruksi !

4) Sebutkan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pekerjaan pemindahan tanah !

5) Jika suatu kondisi tanah pada saat gembur dan padat memiliki berat isi tanah masing-masing
adalah 2000 kg/m3 dan 2500 kg/m3, sedangkan tanah memiliki persentase pengembangan dan
penyusutan sebesar 20 % dan 22 %. Berapakah berat isi tanah pada keadaan asli dan tentukan
pula Load Faktor dari masingmasing kondisi tanah tersebut !

6) Pada suatu daerah yang akan dibangun jalan, dilakukan penggalian sedalam 2,5 m. Luas daerah
yang akan digali adalah 2 Ha. Berapakah volume tanah asli dan tanah gembur jika faktor gembur
tanah adalah 1,25 !

39
7) Berapakah % pengembangan dan % penyusutan dari volume tanah yang memiliki berat isi tanah
1500 kg/m3 BM, 1000 kg/m3 LM dan 2000 kg/m3 CM !

8) Tentukan berat isi tanah pada keadaan asli (BM) dan pada keadaan padat (CM), jika diketahui
berat isi tanah pada keadaan lepas (LM) adalah 900 kg/m3, % pengembangan dan % penyusutan
masing-masing adalah 66 % dan 40 %.

Tentukan pula LF dari kondisi tanah tersebut !

40

Anda mungkin juga menyukai