Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

Suatu konstruksi yang kokoh dan stabil, tergantung dari kemampuan dan kesesuaian
pondasi yang menopang konstruksi tersebut. Pondasi adalah sebuah awal dari berdirinya
suatu konstruksi bangunan, sehingga pondasi ini sangat penting karena tanpa pondasi tidak
mungkin sebuah konstruksi bangunan dapat berdiri kokoh. Pembuatan pondasipun harus
disesuaikan dengan kontruksi yang akan dibangun diatasnya, sehingga pondasi dapat dengan
kokoh menopang beban yang diterimanya. Konstruksi bangunan sederhana seperti bangunan
rumah tinggal, cukup menggunakan pondasi dangkal. Namun untuk konstruksi bangunan
bertingkat, seperti gedung pencakar langit, konstruksi pier jembatan sudah barang tentu
membutuhkan pondasi dalam dengan persyaratan-persyaratan khusus.

Maka dari itu, pengetahuan tentang pondasi amat sangat penting. Terlebih pondasi
dalam yang membutuhkan pengetahuan dan perhitungan juga penelitian yang lebih
mendalam. Dan sebelum membahas pondasi dalam, kita harus memahami karakteristik
tanah dengan penyelidikan tanah dikarenakan jenis-jenis tanah tertentu sangat mudah sekali
terganggu oleh pengaruh pengambilan contohnya di dalam tanah. Untuk menanggulangi hal
tersebut, sering dilakukan beberapa pengujian di lapangan secara langsung. Pengujian di
lapangan sangat berguna untuk mengetahui karakteristik tanah dalam mendukung beban
pondasi dengan tidak dipengaruhi oleh kerusakan contoh tanah akibat operasi pengeboran
dan penanganan contoh (Hardiyatmo, 2010). Oleh karena itu diusahakan melakukan
penyelidikan tanah di lapangan (in-situ test). Pengujian di lapangan yang akan dilakukan
adalah:

 Standard Penetration test (SPT)


 Cone Penetration Test (Sondir)

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022
A. Penyelidikan tanah di lapangan

1. Cone Penetration Test {uji sondir)

Uji sondir atau dikenal dengan uji penetrasi kerucut statis banyak digunakan di
Indonesia. Pengujian ini merupakan suatu pengujian yang digunakan untuk menghitung
kapasitas dukung tanah. Nilai-nilai tahanan kerucut statis atau hambatan konus (qc) yang
diperoleh dari pengujian dapat langsung dikorelasikan dengan kapasitas dukung tanah
(Hardiyatmo, 2010b). Pada uji sondir, terjadi perubahan yang kompleks dari tegangan
tanah saat penetrasi sehingga hal ini mempersulit interpretasi secara teoritis. Dengan
demikian meskipun secara teoritis interpretasi hasil uji sondir telah ada, dalam prakteknya
uji sondir tetap bersifat empiris (Rahardjo, 2008).

Keuntungan uji sondir (Rahardjo, 2008) :

1. Cukup ekonomis dan cepat.

2. Dapat dilakukan ulang dengan hasil yang relatif hampir sama.

3. Korelasi empirik yang terbukti semakin andal.

4. Perkembangan yang semakin meningkat khususnya dengan adanya penambahan sensor


pada sondir listrik.

 Hambatan Konus (qc)

Nilai yang penting diukur dari uji sondir adalah hambatan ujung konus (qc). Besarnya
nilai ini seringkali menunjukkan identifikasi dari jenis tanah dan konsistensinya. Pada tanah
pasiran, hambatan ujung jauh lebih besar dari tanah berbutir halus. Pada pasir padat (dense)
dan sangat padat (very dense), sondir ringan umumnya tidak dapat menembus lapisan ini.
Schmertman, (1978) dalam Rahardjo, (2008) memberikan petunjuk sederhana untuk
menginterpretasi data sondir untuk keperluan klasifikasi dan kondisi tanah.

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022
 Gesekan Selimut (fs)

Nilai fs dapat menggambarkan klasifikasi tanah. Selain itu rasio fs dan qc yang dikenal
dengan nama rasio gesekan (Rf) dapat digunakan untuk membedakan tanah berbutir halus
dan tanah berbutir kasar (Rahardjo, 2008). Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa tanah berbutir kasar mempunyai nilai Rf yang kecil (<2%), sementara untuk tanah
berbutir halus (lanau dan lempung) nilai Rf lebih tinggi.

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022
2. Uji Penetrasi Standar (SPT)

Uji penetrasi standar dilakukan karena sulitnya memperoleh contoh tanah tak
terganggu pada tanah granuler. Pada pengujian ini, sifat-sifat tanah ditentukan dari
pengukuran kerapatan relative secara langsung dilapangan. Pengujian untuk mengetahui
nilai kerapaatan relative yang sering digunakan adalah Uji Penetrasi Standar atau disebut
Uji SPT (Standar Penetration Test).

Nilai SPT diperoleh dengan cara sebagai berikut:

Tahapan pertama, tabung belah standar dipukul sedalam 15 cm (6”). Kemudian


dilanjutkan pemukulan tahap kedua sedalam 30,48 (12”). Jumlah pukulan tahap kedua ini,
yaitu jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk penetrasi tabung belah standar sedalam 30,48
cm, didevinisikan sebagai nilai-N. Pengujian yang lebih baik dilakukan dengan menghitung
pukulan pada tiap-tiap penembusan sedalam 7,62 cm (3 inci) atau setiap 15 cm (6 inci).
Dengan cara ini, kedalaman sembarang jenis tanah didasar lubang bor dapat ditaksir, dan
elevasi dimana gangguan terjadi dalam usaha menembus lapisan yang keras seperti batu,
dapat dicatat. Pada pukulan kedua inilah muncul nilai "N" yang merupakan manifestasi
jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk membuat tabung belah standar mencapai
kedalaman 30,48 cm.

B. Pengujian laboratorium

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022
1. Berat jenis

Menentukan berat jenis suatu contoh tanah. Yaitu perbandingan antara berat butir butir
dengan berat air destilasi di udara dengan volume yang sama dan pada temperatur tertentu.
Biasanya 25° C.

2. Atterberg limits

 batas cair
Menentukan batas cair tanah. Yaitu kadar tanah tersebut pada keadaan atas peralihan
antara cair dan keadaan plastis. Tanah pada keadaan batas cair diperiksa dengan alat
Casagrande, kedua bagian tanah yang terpisah oleh alur selebar 2,5 mm menutup sepanjang
1cm pada 25 pukulan.

 batas plastis dan plasticity index


Yaitu kadar air minimum (dalam persen) bagi tanah tersebut yang masih dalam keadaan
plastis. Tanah ada pada keadaan plastis apabila yang tanah digiling menjadi batang-batang
berdiameter 3 mm mulai menjadi retak-retak. Index plastisitas suatu tanah adalah bilangan
(dalam persen) yang merupakan selisih antara batas cair dan batas plastisnya.

3. Distribusi ukuran butir tanah

Untuk tanah yang butirannya lebih besar dari 0.075 mm atau tertahan pada #200,
pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan saringan-saringan, sedangkan untuk tanah
dengan ukuran yang lebih kecil dari 0.075 mm atau melewati #200, pemeriksaan dilakukan
dengan cara sedimentasi yang dapat menggunakan cara hidrometer atau dengan pipet.

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022
C. Mendesain pondasi dengan data in situ

1. Standard Penetration Test (SPT)

Standard Penetration Test (SPT) adalah sejenis percobaan dinamis dengan


memasukkan suatu alat yang dinamakan split spoon ke dalam tanah. Dengan percobaan ini
akan diperoleh kepadatan relatif (relative density), sudut geser tanah (φ) berdasarkan nilai
jumlah pukulan (N). Hubungan kepadatan relatif, sudut geser tanah dan nilai N dari pasir
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

sudut geser dalam


N Kepadatan relatif
Peck Meyerhof
0-4 0-0.2 sangat lepas ˂28.5 ˂30
4-10 0.2-0.4 lepas 28.5-30 30-35
10-30 0.4-0.6 sedang 30-36 35-40
30-50 0.6-0.8 padat 36-41 40-45
˃50 0.8-1.0 sangat padat ˃41 ˃45
Tabel 1 Hubungan N, Dr, ɸ dari pasir

SPT yang dilakukan pada tanah tidak kohesif tapi berbutir halus atau lanau, yang
permeabilitasnya rendah, mempengaruhi perlawanan penetrasi yakni memberikan harga SPT
yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang permeabilitasnya tinggi untuk kepadatan
yang sama. (Shamsher Prakash, 1989).

Kepadatan relatif N
Very soft 2
soft 2-4
medium 4-8
stif 8-15
hard 15-30
dense ˃30
Tabel 2 Hubungan N dan Dr untuk tanah lempung

Harga N yang diperoleh dari SPT tersebut diperlukan untuk memperhitungkan daya
dukung tanah. Daya dukung tanah tergantung pada kuat geser tanah. Untuk mendapatkan harga

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022
sudut geser tanah dari tanah tidak kohesif (pasiran) biasanya dapat dipergunakan rumus
Dunham (1962) sebagai berikut:

- Tanah berpasir berbentuk bulat dengan gradasi seragam, atau butiran pasir bersegi-segi
dengan gradiasi tidak seragam, mempunyai sudut sebesar:

Φ = √12𝑁 + 15

Φ = √12𝑁 + 50

- Butiran pasir bersegi dengan gradiasi seragam, maka sudut gesernya adalah:

Φ = 0.3𝑁 + 27

Hubungan antara angka penetrasi standard dengan sudut geser tanah dan kepadatan relatif
untuk tanah berpasir, secara perkiraan dapat dilihat pada Tabel berikut:

N Kepadatan relatif (%) sudut geser dalam

0-5 0-5 26-30


5-10 5-30 28-35
10-30 30-60 35-42
30-50 60-65 38-46
Tabel 3 Hubungan antara Angka Penetrasi Standard dengan Sudut Geser Dalam dan
Kepadatan Relatif pada Tanah Pasir (Das, 1995)

Harga N < 10 10-30 30-50 > 50


Tanah tidak
Berat isi γ
kohesif 12-16 14-18 16-20 18-23
(kN/m3)
Harga N <4 4-15 16-25 > 25
Tanah
Berat isi γ
kohesif 14-18 16-18 16-20 > 20
(kN/m3)

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022
Tabel 4 Hubungan antara N dengan Berat Isi Tanah (Sosrodarsono S., 1988)

a).Hubungan antara N-SPT dengan ): kekuatan geser undrained (Cu

a. Menurut Stroud (1974) adalah:


Cu =K*N
Dimana,
Cu = kekuatan geser tanah
2
K = konstanta = 3,5 - 6,5 kN/m nilai rata-rata konstanta,dan
N = nilai SPT yang diperoleh dari lapangan undrained

b. Menurut Hara et. al. (1971) adalah:

𝐶𝑢 (𝑘𝑁⁄𝑚2 ) = 29𝑁 0.79

Dimana,
Cu = kekuatan geser tanah undrained, dan

N = nilai SPT yang diperoleh dari lapangan


Soil type Description (v)
Clay Soft 0.35-0.40
Medium 0.30-0.35
Stiff 0.20-0.30
Sand Loose 0.15-0.25
Medium 0.25-0.30
Dense 0.25-0.35
Tabel 5 Hubungan Jenis, Konsistensi dengan Poisson’s Ration

 Daya Dukung Pondasi Tiang Dengan Menggunakan Data SPT.


Kapasitas ultimit tiang dapat dihitung secara empiris dari nilai N hasil uji SPT. Untuk
tiang bore yang terletak di dalam tanah pasir jenuh, Meyerhof (1956) menyarankan persamaan
sebagai berikut:
1
𝑄𝑢 = 4(𝑁𝑏 𝐴𝑏 ) + ̅ 𝐴𝑠
𝑁
50
Dimana, Qu = kapasitas ultimit tiang (ton)
Nb = nilai N dari uji SPT pada tanah disekitar dasar tiang
2
As = luas selimut tiang (ft ) (dengan 1 ft = 30,48),dan

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022
Ab= luas dari tiang (ft2).

Nilai maksimum N/50 dari suku ke-2 persamaan diatas 2.9), yaitu suku persamaan yang
menyatakan tahanan gesek dinding tiang pancang, disarankan sebesar 1,0 t/ft2 (1,08 kg/m2 =
107 kN/m2), persamaan diatas telah digunakan dengan aman untuk perancangan tiang pancang
pada lempung kaku, Bromham dan Styles, (1971).
Rumusan yang digunakan untuk memperkirakan daya dukung pondasi tiang dengan
menggunakan data SPT adalah sebagai berikut :

Qult (ton) = mNa Ap + nNAs

dimana m adalah koefisient perlawanan ujung tiang, n adalah koefisient gesekan, N


adalah nilai SPT (pukulan/30 Cm = blows/ft.). Untuk nilai N SPT ini biasanya dianjurkan untuk
dikoreksi menjadi sebagai berikut:
𝑁𝑎 = 0.5(𝑁1 + 𝑁2 ) ≤ 40
Dengan N1 adalah nilai N pada ujung tiang, N2 adalah nilai N dari ujung tiang hingga
4 B diatas ujung tiang, B adalah lebar tiang. Untuk jenis tanah pasir yang sangat halus (fine
sand) atau tanah pasir kelanauan (Silty Sand) yang terletak dibawah muka air tanah (jenuh air)
dimana nilai N cenderung lebih tinggi karena permeabilitas tanah yang kecil maka di koreksi
menjadi sebagai berikut :
N =15 + 0,5(N’-15); N >15
dimana N’adalah Nilai N SPT di lapangan.
Terdapat beberapa pakar yang merekomendasikan besarnya koefisien koefisien m dan
n diantaranya diperlihatkan pada Tabel berikut :
Jenis tanah Jenis Tiang m n Batasan
1. Meyerhof (1976)
Pasiran 40 0.2
Lempungan. - 0.5
2. Okahara (1992).
Pasiran Tiang Pancang 40 0.2 ≤ 10 t/m2
Cor Ditempat 12 0.5 ≤ 20 t/m2
“Inner digging” - 0.1 ≤ 5 t/m2
Lempungan Tiang Pancang - 1 ≤ 15 t/m2
Cor Ditempat - 1 ≤ 15 t/m2
“Inner digging” - 0.5 ≤ 10 t/m2

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022
3. Takahashi
Pasiran Tiang Pancang 30 0.2
Tabel 6 Nilai m dan n

 Daya dukung hasil Pondasi Hasil Sondir

Metoda Langsung (Direct Cone)

Metoda ini diantaranya dikemukakan oleh Meyerhof (1956) yang menyatakan bahwa
tahanan ujung tiang mendekati tahanan ujung konus sondir dengan rentang 2/3 qc hingga
1,5 qc dan Meyerhof menganjurkan untuk keperluan praktis agar digunakan:

𝑞𝑝 = 𝑞𝑐

Selanjutnya tahanan selimut pada tiang dapat diambil langsung dari gesekan total
(jumlah hambatan lekat =JHL) dikalikan dengan keliling tiang, sehingga formula untuk
metoda langsung dapat dituliskan :

Qult = qp Ap +JHL kll

Rumusan ini diambil di Indonesia dengan mengambil angka keamanan 3 (tiga) untuk
tahanan ujung dan angka keamanan 5 (lima) untuk gesekannya. Sehingga daya dukung ijin
pondasi dapat dinyatakan dalam :

𝑞𝑝 𝐴𝑝 𝐽𝐻𝐿 𝑘𝑙𝑙
𝑄𝑢𝑙𝑡 = +
3 5

Qult (ton) = mNa Ap + nNAs

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022
B. PENGERTIAN PONDASI DALAM

Pondasi dalam adalah jenis pondasi dibedakan dari pondasi dangkal dengan kedalaman
mereka tertanam ke dalam tanah. Ada banyak alasan seorang insinyur geoteknik akan
merekomendasikan pondasi dalam ke pondasi dangkal, tetapi beberapa alasan umum adalah
beban desain yang sangat besar, tanah yang buruk pada kedalaman dangkal, atau kendala situs
(seperti garis properti). Ada istilah yang berbeda digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis
pondasi yang mendalam, termasuk tumpukan (yang analog dengan tiang), tiang jembatan (yang
analog dengan kolom), poros dibor, dan caisson. Tumpukan umumnya didorong ke dalam tanah
di situ; pondasi mendalam lainnya biasanya diletakkan di tempat dengan menggunakan
penggalian dan pengeboran. Konvensi penamaan dapat bervariasi antara disiplin ilmu teknik dan
perusahaan. Pondasi dalam dapat terbuat dari kayu, baja, beton bertulang dan beton pratekan.

b) Jenis-Jenis Pondasi Dalam

b.1 Pondasi sumuran

Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang.
Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam. Jenis
pondasi dalam yang dicor ditempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai
pengisinya. Pada umumnya pondasi sumuran ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak,
yang umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton bertulang
dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm.

b.1.1 Persyaratan pondasi sumuran

 Daya dukung pondasi harus lebih besar daripada beban yang dipikul oleh pondasi tersebut.

 Penurunan yang terjadi harus sesuai dengan batas yang diijinkan (toleransi) yaitu 1″
(2,54cm).

 Pondasi sumuran adalah pondasi yang khusus, dalam perakteknya terdapat beberapa kondisi
yang dapat dijadikan alasan untuk penggunaannya, diantaranya adalah sebagai berikut :

 Bila tanah keras terletak lebih dari 3 m, pondasi plat kaki atau jenis pondasi langsung lainnya
akan menjadi tidak hemat (galian tanahnya terlalu dalam & lebar).

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022
gambar 1 Pondasi Sumuran

 Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi plat beton akan sulit dilaksanakan
karena air harus dipompa dan dibuang ke luar lubang galian.

 Dalam kondisi ini, pondasi sumuran menjadi pilihan tepat untuk konstruksi yang tanah
kerasnya terletak 3-5 m.

b.1.2 Pengerjaan pondasi sumuran

Menggali lubang untuk sumuran sesuai dengan diameter yang diinginkan, digali hingga mencapai
tanah keras atau stabil. Sumur-sumur ini diberi buis beton dengan ketebalan kurang lebih 10 cm
dengan pembesian. Dasar dari sumur dicor dengan ketebalan 40 cm sampai 1,00 m, diatas coran
tersebut disusun batu kali sampai dibawah 1,00 m buis beton teratas. Ruang kosong paling atas
dicor kembali dan diberi angker besi, yang gunanya untuk mengikat plat beton diatasnya. Plat
beton ini mirip dengan pondasi plat setempat, yang fungsinya untuk mengikat antar kolom
yangdisatukan oleh sloof beton.

b.2 Pondasi Bored Pile

Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun di dalam permukaan tanah
dengan kedalaman tertentu. Pondasi di tempatkan sampai kedalaman yang dibutuhkan dengan
cara membuat lobang yang dibor dengan alat khusus. Setelah mencapai kedalaman yang
disyaratkan, kemudian dilakukan pemasangan kesing/begisting yang terbuat dari plat besi,
kemudian dimasukkan rangka besi pondasi yang telah dirakit sebelumnya, lalu dilakukan
pengecoran terhadap lobang yang sudah di bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022
dengan alat khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan pengecoran
kesing tersebut dikeluarkan kembali

Gambar 2 Potongan pondasi

b.2.1 Persyaratan Pondasi Bored Pile

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengerjaan pondasibored pile, yaitu:

 Jenis Tanah. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran. Jika tipe
tanah pada lokasi yang berpasir atau tanah basah maka akan sangat mudah longsor sehingga
sangat sulit dalam proses pengangkatan mata bor setelah pengeboran. Salah sedikit bisa
mengakibatkan kelongsoran pada lubang yang telah dibuat.

 Level Muka Air Tanah. Level muka air tanah sangat menentukan tekanan terhadap mata bor
dan dinding sumuran. Jika level air tanah sangat dangkal maka sumuran yang dibuatakan
sering mengalami kebanjiran yang akan berakibat sumuran akan mudah longsor dan mata
bor sulit menekan akibat tekanan air menuju arah keatas.

 Area Pengeboran/Lahan Pekerjaan. Untuk area yang tergenang air, sangat tidak disarankan
untuk menggunakan pondasi sistem bore pile. Hal tersebut diakibatkan karena berpengaruh
terhadap faktor air semen pondasi bore pile. Penempatan mesin bor juga sangat sulit pada
posisi genangan.

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022
b.2.2 Pengerjaan Pondasi Bored Pile

 Marking dan penomeran pengeboran

 Pembuatan bak penampungan yang berfungsi sebagai tepat penyimpanan sementara air
buangan dan tempat pencampuran air dengan tanah liat sebagai media pembantu dalam
proses pengeboran.

 Pompa air kotor.

 Material pendukung (tanah liat dan beton readymix).

 Perakitan tulangan baja.

Berdasarkan kondisi tanah, system pengeboran basah diusulkan untuk pekerjaan pengeboran
dalam proyek ini. Air digunakan untuk menghancurkan material tanah dan mengurangi
gesekan dalam lubang. Langkah – langkah pengeboran dijelaskan sebagai berikut.

 Pekerjaan Pengeboran. Pengeboran menggunakan cross drill dibantu dengan semprotan air
(air berlumpur) yang mengalir melalui lubang batang yang difungsikan untuk
menghancurkan tanah sehingga tanah dapat diangkut keluar lubang.

 Pembersihan tahap pertama dilakukan dengan penyemprotan air selama±10 menit setelah
kedalaman perencanaan tercapai.

 Untuk memastikan kondisi lubang telah bersih digunakan bor spiral yang berfungsi untuk
membawa dan memotong tanah sisa yang tidak dibawa oleh air. Dengan system ini,
diharapkan bahwa semua sisa pengeboran bias terangkat. Tahap ini adalah langkah terakhir
dari pengeboran.

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022
C. CONTOH SOAL DAN PENYELESAIANNYA

Pondasi tiang pancang dalam kelompok pada tanah lempung seperti tergambar, Cu=40 kN/m2
, γ=18 kN/m3,e0=1,0 ; Cc=0,30 ; Cr=0,05 ; σc=70 kN/m2; sedangkan diameter tiang= 40 cm.

Pertanyaan :

a. Hitung beban maksimum yang dapat dipikul pondasi bla SF = 3.

b. Hitung penurunan pondasi akibat konsolidasi tanah lempung dengan anggapan penyebaran
beban sampai kedalaman 2B di bawah ujung tiang.

Penyelesaian :
a. Menghitung beban.
Daya dukung ujung .
Ujung tiang bertumpu pada lapisan lempung cu = 40 kN/m2
Daya dukung ujung (end bearing capacity) Qbu
qbu’=9.cu =9 x 40= 360 kPa

Qbu = Ab.qbu’ = ¼ x π x (0,40)2x 360 = 45,24 kN

Daya dukung geser (skin friction capacity) Qsu


Tanah sekitar tiang adalah tanah lempung
cara α
qsu = α × Cu
cara API untuk cu = 40 kPa maka α = 0,85 sehingga qsu = 0,85 x 40 = 34 kPa
Qsu = qsu x As = 34 x π x 0,4 x 12 = 512,71 kN

Kelompok tiang
Sekeliling tiang tanah lempung apabila efisiensi η < 1

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022
b. Penurunan
Untuk menghitung penurunan konsolidasi digunakan imaginary footing method penyebaran
beban pada tanah kohesif seperti gambar dan selanjutnya pengaruh beban diperhitungkan
sampai kedalaman 2B = 2x4 = 8m di bawah ujung tiang. Penyebaran beban dengan
pendekatan 2V : 1H dan selanjutnya lapisan dibagi menjadi 6 sub lapis masing-masing tebal
2m.

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022
Daftar Pustaka:
 https://www.scribd.com/doc/233578859/Macam-macam-pondasi-dalam
 Miftakhur Riza, Muhammad. (2013). Pondasi Tiang Pancang (Pile Cap Foundation).
Diperoleh 22 Juni 2016, dari http://www.perencanaanstruktur.com/2011/05/seluk-beluk-
pondasi-tiangpancang
 suroso.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/Jawaban-UAS-Teknik-Pondasi-2013.pdf
 Kaunang, Jeza. (2015). Penyelidikan Tanah. Diperoleh 22 Juni 2016

Firdaus Achmad Fatian


155060407111022

Anda mungkin juga menyukai