Anda di halaman 1dari 24

4/28/2016

Kolom Pendek
Dr. Eng. Evi Nur Cahya ST., MT.

Teknik Pengairan
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kolom Pendek dengan Beban Sentris


• Apabila kolom beton bertulang pendek hanya dibebani gaya aksial kosentris
(bekerja pada pusat penampang kolom), maka kolom akan memberikan
perlawanan (kolom mempunyai kekuatan) dalam 2 komponen, yakni :

• Sumbangan Beton :
Cc = 0,85 . f’c . (Ag – Ast)

• Penggunaan angka 0, 85 pada kekuatan kolom dari sumbangan


beton didasari atas adanya perbedaan kuat tekan beton pada
elemen struktur aktual (yang ada) terhadap kuat tekan beton
silinder f’c (pada uji coba kekuatan beton di laboratorium).

• Sumbangan Baja :
Ts = fy . Ast

1
4/28/2016

Kekuatan Kolom Nominal


Sehingga kekuatan kolom nominal total
kolom pendek :
Pn = Po = Cc + Ts
= 0,85 . f’c . (Ag – Ast) + fy . Ast

• Pada kenyataan di lapangan cukup sulit dipastikan bahwa


gaya aksial yang bekerja pada kolom betul-betul ensentris

• Sehingga dalam perencanaan perlu diperhitungkan


eksentrisitas minimum.

Pengaruh eksentrisitas
• Oleh karena itu harus diberikan eksentrisitas minimum yang besarnya :
▫ emin = 0,1 h  untuk kolom dengan sengkang ikat
▫ emin = 0,05 h  untuk kolom dengan sengkang spiral
▫ h = lebar kolom

• Perhitungan eksentrisitas minimum dapat dihindari (boleh tidak dilakukan) bila


kekuatan penampang Po

▫ direduksi sebesar 15 % untuk kolom dengan pengikat spiral dan


▫ direduksi sebesar 20 % untuk kolom dengan pengikat sengkang
(SNI 03-2847-2002 pasal 12.3.5)

2
4/28/2016

Pengaruh eksentrisitas
• Sehingga kekuatan nominal penampang kolom setelah direduksi untuk
antisipasi eksentrisitas minimum menjadi,

Untuk kolom dengan tulangan spiral :


Pn max = 0,85 . Po
Pn max = 0,85 . [0,85 . f’c . (Ag – Ast) + fy . Ast]

Untuk kolom dengan tulangan sengkang (kolom persegi):


Pn max = 0,80 . Po
Pn max = 0,80 . [0,85 . f’c . (Ag – Ast) + fy . Ast]

Kekuatan Tekan Rencana Kolom


• Selain itu, SNI 03-2847-2002 pasal 11.3.1 mengharuskan, sehubungan dengan
perilaku beban normal, lentur, dll, kekuatan elemen beton yang digunakan
pada perencanaan (kuat rencana) adalah hasil kali kekuatan nominal dengan
suatu faktor reduksi .
▫  = 0, 7 untuk kolom dengan tulangan spiral
▫  = 0, 65 untuk kolom dengan tulangan sengkang pengikat

• Sehingga KUAT TEKAN RENCANA kolom :

Untuk kolom dengan tulangan spiral :


 Pn = 0,7 . [0,85 . f’c . (Ag – Ast) + fy . Ast]

Untuk kolom dengan tulangan sengkang (kolom persegi):


 Pn = 0,65 . [0,85 . f’c . (Ag – Ast) + fy . Ast]

3
4/28/2016

Kekuatan Tekan Rencana Maksimum


• Dan KUAT TEKAN RENCANA MAKSIMUM yang boleh diberikan pada kolom
adalah :

Untuk kolom dengan tulangan spiral :


 Pn max = 0,85 . 0,7 . [0,85 . f’c . (Ag – Ast) + fy . Ast]

Untuk kolom dengan tulangan sengkang (kolom persegi):


 Pn max = 0,8 . 0,65 . [0,85 . f’c . (Ag – Ast) + fy . Ast]

Contoh soal 1 :
Sebuah kolom beton dengan dimensi lebar 300 mm dan tinggi 300 mm, dibuat
dnegan menggunakan beton mutu f’c = 22,5 Mpa dan fy = 300 Mpa. Jika pada kolom
dipasang tulangan 4 D10, kolom digunakan untuk menahan beban aksial sebesar 20
kN dan momen sebesar 0,5 kNm, apakah penampang tersebut kuat ?

Jawab :
Misalkan digunakan sengkang ikat
Luas tulangan Ast = 4 x ¼ .  . 102 mm2 = 285 mm2
Luas beton Ag = 300 x 300 mm2 = 90.000 mm2
f’c = 30 Mpa = 30 N/mm2
fy = 400 Mpa = 400 N/mm2

4
4/28/2016

e = Mu / Pu = 0,5 / 20 = 0,25 m = 25 mm
emin = 0,1 x h = 0,1 x 300 = 30 mm

25 mm , 30 mm
e < emin  kolom dengan beban aksial terpusat

Kekuatan penampang kolom


Pn max = 0,80 Po
= 0,8 .[ 0,85 . f’c . (Ag – Ast) + fy . Ast ]
= 0,8 . [ 0,85 . 22,5 . (90.000 – 285) + (300 . 285)
= 1441 kN > 20 kN  penampang kuat

Contoh soal 2 :
Diketahui : Kolom empat persegi dengan tulangan seperti gambar berikut :

f’c = 30 Mpa
fy = 400 MPa

Ditanya :
1. Gaya tekan konsentrik nominal kolom : Pn
2. Gaya tekan konsentrik rencana pada kolom :  Pn
3. Gaya tekan konsentrik rencana maksimum yang dapat diberikan pada kolom
 Pn max

5
4/28/2016

Jawab :

Ast = 4 x ¼ .  . 252 mm2 = 1964 mm2


Ag = 300 x 300 mm2 = 90.000 mm2
f’c = 30 Mpa = 30 N/mm2
fy = 400 Mpa = 400 N/mm2
catatan : 1 Pa = 1 N/m2

Sehingga

1. Gaya tekan konsentrik nominal kolom adalah


Pn = 0,85 . f’c . (Ag – Ast) + fy . Ast
= 0,85 . 30 . (90.000 – 1964) + (400 . 1964)
= 3030518 N

2. Gaya tekan konsentrik rencana pada kolom :


 Pn = 0,65 . 3030518
= 1969837 N

3. Gaya tekan konsentrik rencana maksimum yang dapat diberikan pada kolom :
 Pn max = 0,8 . 1969837 = 1575869 N

6
4/28/2016

Contoh soal 3 :
Diketahui : Kolom empat persegi dengan tulangan seperti gambar berikut :

f’c = 25 Mpa
fy = 400 MPa

Ditanya :
1. Gaya tekan konsentrik nominal kolom : Pn
2. Gaya tekan konsentrik rencana pada kolom :  Pn
3. Gaya tekan konsentrik rencana maksimum yang dapat diberikan pada kolom
 Pn max

Jawab :

Ast = 6 x ¼ .  . 222 mm2 = 2281 mm2


Ag = ¼ .  . 3502 mm2 = 96.211 mm2
f’c = 25 Mpa = 25 N/mm2
fy = 400 Mpa = 400 N/mm2

Sehingga

1. Gaya tekan konsentrik nominal kolom adalah


Pn = 0,85 . f’c . (Ag – Ast) + fy . Ast
= 0,85 . 25 . (96.211 – 2281) + (400 . 2281)
= 2908412,5 N

7
4/28/2016

2. Gaya tekan konsentrik rencana pada kolom :


 Pn = 0,7 . 2908412,5
= 2035889 N

3. Gaya tekan konsentrik rencana maksimum yang dapat diberikan pada kolom :
 Pn max = 0,85 . 2035889 = 1730505 N

Kolom Pendek dengan Beban Eksentris


• Kolom dengan beban eksentris  Kombinasi beban Aksial dan Momen

• Bila suatu batang dibebani gaya aksial P dan


momen M, biasanya gaya aksial dan momen ini
dapat digantikan oleh gaya P yang bekerja pada
eksentrisitas e = M/P
• Pembebanan penggati tersebut bersifat ekivalen

• Bila nilai regangan baja relatif kecil, seluruh


penampang akan tertekan
• Bila nilai P atau regangan baja relatif besar,
kegagalan akan terjadi dengan hancurnya beton
yang disertai dengan pelelehan tulangan tekan
pada sisi yang lebih terbebani

8
4/28/2016

Kolom Pendek dengan Beban Eksentris


• Tulangan tekan pada kolom beton yang dibebani
eksentris pada tingkat beban ultimit umumnya akan
mencapai tegangan leleh, kecuali jika beban
tersebut kecil.

• Sehingga umumnya diasumsikan bahwa baja


tulangan tekan sudah leleh, kemudian baru
regangannya diperiksa apakah memenuhi
ketentuan.

18

Diagram distribusi regangan & tegangan


Daerah tekan Pada saat
Regangan Tegangan
Lebar tekan runtuh
tekan
beton ultimit
beton

H=0

Tinggi N’cu = Ny

Regangan Ny = As . fy
tarik baja
Daerah tarik
Bila penampang beton dibebani
Tinggi efektif
penampang
hingga batas runtuh (kondisi
regangan seimbang), diagram
distribusi tegangan tekan
mempunyai bentuk parabola

9
4/28/2016

19

Kolom dengan
Beban Lentur &
Beban Aksial
Dalam kondisi runtuh berlaku :

’cu = 0,3 %
 . f’c = 0,85 . f’c

𝒇𝒚 = 400 MPa

c = 0,85 h

𝒇𝒚
’s =
𝑬𝒔

400
’s = = 0,002 = 0,2%
2∙105
tekan tekan tekan

20

𝒇𝒚 = 400 MPa

Aska > fy

𝒇𝒚
’s =
𝑬𝒔

tarik tarik
400
’s = = 0,002 = 0,2%
2∙105
tekan tekan

10
4/28/2016

21

Penampang : kondisi regangan dan tegangan setimbang


Tulangan
rangkap simetris Regangan Beton hancur
tekan
A’s = As
beton
Daerah tekan

Tinggi (h)

𝒇𝒚
s =
𝑬𝒔

Lebar (b) Daerah tarik H=0


Regangan
tarik baja

22

Penampang : kondisi regangan dan tegangan setimbang

H = 0
 Pb =  [ Cc + Cs - T ]

Cc = 0,85 . f’c . a . b
 a = 0,85 c
Cs = A’s . f’s
Ts = As . fy

𝒇𝒚
s =
𝑬𝒔

H=0

11
4/28/2016

23

Penampang : kondisi regangan dan tegangan setimbang

Gaya tarik tulangan


(T) = As . fs
Gaya tekan beton
(Cc) = 0,85 . f’c . b . a
Gaya tekan tulangan
(Cs) = A’s . f’s
Beban luar nominal = Pn

Asumsi awal
𝒇𝒚
Baja tarik sudah leleh, s =
𝑬𝒔
fs = fy
Baja tekan sudah leleh, H=0
f’s = fy

24

Penampang : kondisi regangan dan tegangan setimbang

H = 0
C=T
Cc + Cs = T + Pn
0,85 . f’c . b . a + A’s . fy =
As . fy + Pn

𝒇𝒚
s =
𝑬𝒔

H=0

12
4/28/2016

Kolom dengan Beban Eksentris


Gaya tarik tulangan (T) = As . fs
Gaya tekan beton (Cc) = 0,85 . f’c . b . a
Gaya tekan tulangan (Cs) = A’s . f’s
Beban luar nominal = Pn

Asumsi awal
Baja tarik sudah leleh, fs = fy
Baja tarik sudah leleh, f’s = fy
C=T
Cc + Cs = T + Pn
0,85 . f’c . b . a + A’s . fy = As . fy + Pn

Kolom dengan Beban Eksentris


Gaya tarik tulangan (T) = As . fs
Gaya tekan beton (Cc) = 0,85 . f’c . b . a
Gaya tekan tulangan (Cs) = A’s . f’s
Beban luar nominal = Pn

Asumsi awal
Baja tarik sudah leleh, fs = fy
Baja tarik sudah leleh, f’s = fy
C=T
Cc + Cs = T + Pn
0,85 . f’c . b . a + A’s . fy = As . fy + Pn

13
4/28/2016

Kolom Pendek dengan Beban Eksentris


Dengan mengambil momen terhadap tulangan tarik,
maka :

Pn . e’ = 0,85 . f’c . b . a (d - a/2) + A’s . fy (d – d’)

Dengan e’ = eksentrisitas beban limit

Keseimbangan kondisi batas terhadap tulangan


tarik, dapat ditentukan titik plastis sentroit dari
penampang
0,85 . f’c . b . h (d − 1/2 h) + A’s . fy (d – d’)
𝑑" =
0,85 . f’c . b . h +) + (As+A’s) . fy

Kolom Pendek dengan Beban Eksentris


Untuk kolom dengan beban eksentris, momen
terhadap plastis centroid adalah :

Pn . e = 0,85 . f’c . b . a (d – d” - a/2)


+ A’s . fy (d – d’ – d”) + As . fy . d”

Kondisi balanced terjadi bila tulangan tarik mencapai


tegangan leleh dan beton pada serat tertekan
mencapai regangan 0,003 pada saat yang
bersamaan dengan baja tarik leleh.

Sehingga kondisi balanced menghasilkan letak balok


persegi ekivalen :

14
4/28/2016

Penampang kolom
Penampang kolom yang dibebani momen dan aksial,
digambarkan sebagai berikut

Keseimbangan gaya pada centroid Momen terhadap centroid penampang

Pn  Cs  Cc  Ts h  h a  h
M n  Cs *   d1   Cc *     Ts *  d 2  

  2  2 2  2
tekan  positif

Diagram Interaksi

Diagram interaksi kolom


secara umum dihitung
dari serangkaian
distribusi regangan yang
berkorespondensi dalam
penghitungan Pn dan Mn

Harga kekuatan penampang


bervariasi tergantung dari
nilai dari salah satu beban
luar yang bekerja  untuk
suatu nilai Nn1 tertentu akan
didapat nilai Mn1 tertentu,
dan sebaliknya untuk suatu
nilai Mn2 yang lain akan
didapat nilai Nn2 yang lain;

15
4/28/2016

Contoh diagram interaksi kolom manual

32

Perencanaan Kolom Dengan Diagram Interaksi


Manual

1) Hitung beban terfaktor (Pu , Mu ) dan e untuk kombinasi beban yang relevan
2) Pilih kasus yang berpotensi menjadi penentu
3) Gunakan nilai estimasi h untuk menghitung h, e/h untuk kasus yang menentukan.
4) Gunakan grafik yang sesuai  target g
Baca dalam diagram

Pn  diperoleh Ag = bh = Pu
bh Pn / bh

Lakukan juga untuk kasus-kasus lainnya yang menentukan


5) Pilih dimensi kolom b dan h
6) Jika dimensi terlalu berbeda dari nilai estimasi (step 3), hitung ulang ( e / h
) dan ulang kembali langkah 4 & 5. Revisi Ag jika diperlukan.
7) Pilih tulangan baja , Ast = g b h
8) Gunakan dimensi aktual & ukuran batang untuk mengecek semua kombinasi
beban (gunakan grafik atau diagram interaksi).
9) Rencanakan tulangan lateral [selesaikan g]

16
4/28/2016

Desain Kolom langsing

Faktor Panjang Efektif, k


Goyangan Ditahan (Braced) Goyangan Tak Ditahan (Unbraced)

  
Bentuk
kolom
tertekuk
ditunjukkan
dalam
gambar di
samping

Teoritis k = 0.5 k = 0.70 k = 1.0 k = 2.0 k = 2.0 k = 1.0

Desain k = 0.65 k = 0.80 k = 1.0 k = 2.1 k = 2.0 k = 1.2

17
4/28/2016

Kolom spiral (spiral column)

• Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan


yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok
memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling
membentuk heliks menerus di sepanjang kolom.

• Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom


untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh,
sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh
struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan
terwujud.

Kolom komposit (composite column)


• Kolom ini komponen struktur tekan
yang diperkuat pada arah memanjang
dengan gelagar baja profil atau pipa,
dengan atau tanpa diberi batang
tulangan pokok memanjang.

18
4/28/2016

Jenis Kolom berdasarkan kelangsingan


• Berdasarkan kelangsingannya, kolom dapat dibagi
atas :

▫ Kolom Pendek, dimana masalah tekuk tidak perlu


menjadi perhatian dalam merencanakan kolom
karena pengaruhnya cukup kecil.

▫ Kolom Langsing, dimana masalah tekuk perlu


diperhitungkan dalam merencanakan kolom.

Kolom Utama dan Kolom Praktis


• Pada bangunan sederhana, umumnya digunakan dua jenis kolom yaitu:
- kolom utama
- kolom praktis

• Kolom Utama :
kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya.
• Pertimbangan jarak kolom berhubungan dengan dimensi balok, yang berkaitan
langsung dengan tinggi per lantai suatu bangunan

• Kolom Praktis :
kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding
agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan
pasangan bata, (sudut-sudut).

19
4/28/2016

Kolom dalam konstruksi


• Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas,
artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini
akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya  Jadi harus
dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai.

• Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan
yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil.

• Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur
kolom mempunyai kekakuan yang sama.

Kolom dalam konstruksi


• Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai
kolom-kolom menjadi satu kesatuan.

• Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom-kolom
pendukung.

• Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang
dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal.

• Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan


kolom, boleh ditambah tebalnya.

20
4/28/2016

Perencanaan Kolom
• Menurut SNI-03-2847-2002, ada empat ketentuan terkait perhitungan kolom:

1. Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang


bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal
dari beban terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang
ditinjau. Kombinasi pembebanan yang menghasilkan rasio maksimum dari
momen terhadap beban aksial juga harus diperhitungkan.

2. Pada konstruksi rangka atau struktur menerus pengaruh dari adanya


beban tak seimbang pada lantai atau atap terhadap kolom luar atau dalam
harus diperhitungkan. Demikian pula pengaruh dari beban eksentris karena
sebab lainnya juga harus diperhitungkan.

Perencanaan Kolom
3. Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja pada kolom,
ujung-ujung terjauh kolom dapat dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut
menyatu (monolit) dengan komponen struktur lainnya.

4. Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap harus
didistribusikan pada kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan
kekakuan relatif kolom dengan juga memperhatikan kondisi kekekangan pada
ujung kolom.

21
4/28/2016

Dasar-dasar perhitungan
1. Kuat perlu

2. Kuat rancang

• Faktor reduksi (ø)


1) Lentur tanpa beban aksial 0.8
2) Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 0.8
3) Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
a. Tulangan spiral maupun sengkang ikat
b. Sengkang biasa: 0.7, 0.65

Kegagalan pada kolom

22
4/28/2016

Kegagalan pada kolom

46

23
4/28/2016

47

24

Anda mungkin juga menyukai