Anda di halaman 1dari 12

BAB II

INVESTIGASI LAPANGAN

2.1 Sondir (Cone Penetration Test)


Sondir atau Cone Penetration Test (CPT) adalah suatu pengujian dengan
melakukan penetrasi konus ke dalam tanah untuk mengetahui karakteristik tanah
yang dilakukan di lapangan atau pada lokasi yang akan dilakukan pembangunan
konstruksi. Pengujian sondir yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui daya
dukung tanah pada setiap lapisan dan juga untuk mengetahui kedalaman lapisan
pendukung yaitu lapisan tanah keras.

2.1.1 Tujuan
Tujuan pelaksanaan percobaan sondir yaitu untuk mengetahui kedalaman
lapisan tanah keras, serta mendapatkan nilai-nilai daya dukung dari lapisan tanah
sehubungan dengan kedalamannya mengenai nilai sebagai berikut:
1. Daya dukung tanah (qc)
2. Jumlah hambatan lekat (qf)
3. Rasio gesekan (FR)

2.1.2 Dasar teori


Sondir adalah pengujian tanah untuk mengetahui karakteristik tanah yang
bisa dilakukan di lokasi pembangunan gedung atau konstruksinya ataupun di
lapangan luas yang bertujuan untuk mengetahui elevasi lapisan keras dan
homogenitas tanah dalam arah lateral (Rahardjo 2008). Dalam pengujian sondir,
stang alat sondir ditekan ke dalam tanah dan kemudian memberikan perlawanan
tanah terhadap ujung sondir dan gesekan pada selimut silinder diukur. Alat sondir
telah lama ada di Indonesia dan telah digunakan hampir pada setiap penyelidikan
tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif mudah pemakaiannya, cepat dan
amat ekonomis. Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berbentuk
konus. Biasanya dipakai adalah biconus type begemann yang dilengkapi dengan
selimut atau jacket untuk mengukur hambatan pelekat lokal (side friction) dengan
dimensi sebagai berikut:  
1. Sudut kerucut conus 60°
2. Luas penampang conus 10,00 cm2
4
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Cone Penetration Test

3. Luas selimut atau jacket 150 cm2


Pengujian sondir merupakan salah satu pengujian penetrasi yang
bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap lapisan serta
mengetahui kedalaman lapisan pendukung yaitu lapisan tanah keras. Dalam
mendesain pondasi yang akan digunakan sebagai penyokong kolom bangunan
diatasnya memiliki faktor keamanan (safety factor) yang tinggi sehingga
bangunan diatasnya tetap kuat dan tidak mengalami penurunan atau settlement
yang dapat membahayakan dari sisi keselamatan bangunan dan penghuni
didalamnya. Banyak terjadi kegagalan struktur (bangunan roboh atau runtuh)
akibat tidak diperhatikan pentingnya pengujian sondir. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengujian tanah (sondir), sehingga dapat didesain jenis pondasi yang
aman dan efektif sesuai dengan karakteristik tanah dari bangunan yang akan
dibangun.
Pengujian sondir dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi
konus dan hambatan lekat tanah yang merupakan indikasi dari kekuatan tanahnya,
dan juga dapat menentukan dalamnya berbagai lapisan yang berbeda. Perlawanan
penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan
dalam gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah
terhadap selubung bikonus dalam gaya persatuan panjang. Hasil sondir
digambarkan dalam bentuk grafik yang menyatakan hubungan antara kedalaman
setiap lapisan tanah dengan besarnya nilai sondir yaitu perlawanan penetrasi
konus (SNI 03-2827-2008).
Penyelidikan tanah dengan pengujian sondir untuk memperoleh daya
dukung tanah adalah cara pengujian yang paling praktis di lapangan (Dirjen Bina
Marga, 1976). Pengujian sondir merupakan model dari pondasi tiang dalam skala
kecil. Teknik pendugaan lokasi atau kedalaman tanah keras dengan suatu batang
telah lama dipraktekan sejak zaman dulu. Versi mula-mula dari teknik pendugaan
ini telah dikembangkan di Swedia pada tahun 1917 oleh Swedish State
Railways dan kemudian oleh Danish Railways tahun 1927. Kondisi tanah yang
lembek dan banyaknya penggunaan pondasi tiang, pada tahun 1934 orang-orang
Belanda memperkenalkan alat sondir untuk menentukan kedalaman tanah keras
(Barentseen, 1936). Metode sondir dikenal dengan berbagai nama seperti static

Renny Prahesti-M1C119006
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Cone Penetration Test

penetration test atau quassi static penetration test, dutch cone test, dan secara
singkat disebut sounding yang berarti pendugaan. Di Indonesia kemudian
dinamakan sondir yang diambil dari bahasa Belanda.
Besaran penting yang diukur pada pengujian sondir adalah perlawanan
ujung yang diambil sebagai gaya penetrasi persatuan luas ujung sondir (q c).
Besarnya gaya ini seringkali menunjukkan identifikasi dari jenis tanah dan
konsistensinya. Pada tanah pasiran, tahanan ujung lebih besar dari pada tanah
butiran halus. Alat sondir atau Cone Penetration Test (CPT) memberikan tekanan
konus dengan atau tanpa hambatan pelekat (friction resistance) yang dapat
dikorelasikan pada parameter tanah seperti undrained shear strength,
kompresibilitas tanah dan dapat memperkirakan jenis lapisan tanah.
Harga perlawanan konus hasil uji penetrasi sondir pada lapisan tanah
atau batuan dapat dihubungkan secara empiris dengan kekuatannya. Pada tanah
berbutir halus (lempung atau lanau), dapat ditentukan tingkat kekerasan relatifnya.
Sedangkan pada tanah berbutir kasar (pasir atau gravel) dapat ditentukan tingkat
kepadatan relatifnya.
Tabel 2.1 Konsistensi Tanah Lempung Berdasarkan Hasil Sondir

Conus Resistence (qc)


Konsistensi Friction Ratio (FR)%
kg/cm2
Sangat lunak (very soft) <5 3,5
Lunak (soft) 5-10 3,5
Teguh (firm) 10-35 4,0
Kaku (stiff) 30-60 4,0
Sangat kaku (very stiff) 60-120 6,0
Keras (hard) >120 6,0
(Sumber: Terzaghi dan peek,1894)
Harga perlawanan konus dan friction ratio hasil uji penetrasi sondir dapat
dihubungkan secara empiris dengan jenis tanahnya. Pada tanah berbutir semakin
halus (lanau-lempung) cenderung memiliki harga perlawanan konus yang kecil
tetapi harga friction ratio nya besar, pada tanah berbutir kasar (pasir-gravel) harga
perlawanan konus besar sedangkan harga friction ratio nya kecil.
Metode sondir terdiri dari penekanan suatu tiang pancang untuk meneliti
penetrasi atau tahanan gesernya. Alat pancang dapat berupa suatu tiang bulat atau
pipa bulat tertutup dengan ujung yang berbentuk kerucut dan atau suatu tabung
pengambil contoh tanah, sehingga dapat diperkirakan dan diestimasi sifat-sifat
Renny Prahesti-M1C119006
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Cone Penetration Test

fisis pada strata dan lokasi dengan variasi tahanan pada waktu pemancangan alat  
pancang itu. Metode sondir berfungsi untuk eksplorasi dan pengujian di lapangan,
uji sondir dilakukan untuk mengetahui elevasi lapisan keras. Ada jenis tanah yang
dapat memberikan tahanan penetrasi yang besar selama penyondiran sehingga
mengakibatkan kerusakan ataupun hilang pada proses pemancangan. Tanah jenis
ini umumnya termasuk lanau atau pasir halus dengan sementasi lemah.
Pengujian sondir mengacu pada prosedur ASTM D-3441, dimana nilai
perlawanan conus (qc) dan nilai hambatan pelekat lokal atau side friction (fs)
diamati setiap interval kedalaman 20 cm dengan kecepatan penetrasi saat
pembacaan nilai qc dan fs, diusahakan konstan yaitu kurang lebih 2 cm/detik.
Pengujian sondir dilaksanakan hingga mencapai kemampuan maksimum alat,
yakni nilai tekanan total atau qc = 250 kg/cm2 atau hingga mencapai kedalaman
maksimum dibawah permukaan tanah setempat.
Persamaan yang dapat dilakukan untuk menghitung data dari pengujian
sondir dengan menghitung suatu hambatan lekat, hambatan lekat terkoreksi,
jumlah hambatan lekat terkoreksi, rasio gesekan.
1. Hambatan lekat (qf)
qf = qt - qc (2.1)
Keterangan:
qc = Bacaan perlawanan konus (bacaan pertama) (kg/cm2)
qt = Bacaan nilai perlawanan total (bacaan kedua) (kg/cm2)
2. Hambatan lekat terkoreksi (qftk)
A
qftk = qf x (2.2)
B
Keterangan:
A = Tahap pembacaan (20 cm)
Luas selimut
B = Faktor alat = = 14,5
Luas torak
qftk = Jumlah hambatan lekat
3. Jumlah hambatan lekat terkoreksi (∑ qftk)
∑ qftk = Kumulatif dari hambatan lekat terkoreksi

4. Rasio gesekan (FR)


qftk 1
FR = x x 100% (2.3)
qc A
Keterangan:
qc = Tahap pembacaan

Renny Prahesti-M1C119006
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Cone Penetration Test

qftk= Kumulatif dari hambatan lekat

2.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada saat melakukan percobaan sondir, antara
lain sebagai berikut:
1. Mesin sondir manual kapasitas 2,5 ton.

Gambar 2.1 Mesin Sondir Manual dengan Kapasitas 2,5 Ton


2. Manometer 2 buah:
a. Kapasitas 0 kg/cm2 – 60 kg/cm2.

Gambar 2.2 Manometer Kapasitas 0 kg/cm2 - 60 kg/cm2


b. Kapasitas 0 kg/cm2 – 250 kg/cm2.

Renny Prahesti-M1C119006
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Cone Penetration Test

Gambar 2.3 Manometer Kapasitas 0 kg/cm2 - 250 kg/cm2

3. Satu set (minimal 20 buah) batang stang sondir lengkap dengan stang dalam
yang panjangnya masing-masing 1,0 meter.

Gambar 2.4 Satu Set Sondir


4. Konus ganda (biconus).

Gambar 2.5 Konus Ganda (Biconus)


5. Besi kanal 4 buah (dua pendek dan dua panjang), dimana kanal dengan ujung
pendek nantinya adalah penghubung pada angker.

Gambar 2.6 Besi Kanal


6. Kunci-T dan tongkat besi untuk memutar angker.

Renny Prahesti-M1C119006
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Cone Penetration Test

Gambar 2.7 Kunci-T


7. Perlengkapan lainnya seperti:
a. Kunci pipa 2 buah.

Gambar 2.8 Kunci Pipa


b. Minyak hidraulik (SAE 10).

Gambar 2.9 Minyak Hidraulik (SAE 10)


c. Kunci manometer.

Gambar 2.10 Kunci Manometer

d. Hammer.

Renny Prahesti-M1C119006
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Cone Penetration Test

Gambar 2.11 Hammer


2.1.4 Prosedur percobaan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada saat melakukan percobaan
sondir (cone penetration test), antara lain sebagai berikut:
1. Bersihkan dan ratakan terlebih dahulu permukaan tanah yang akan diselidiki.
2. Siapkan lubang pemasangan angker dengan bantuan linggis ataupun kunci.
3. Letakkan besi kanal pendek menyilang di atas besi kanal panjang disebelah kiri
dan kanan sondir.
4. Tempatkan alat sondir pada permukaan tanah yang sudah disiapkan.
5. Pasang kontrol tiang sondir pada kedua belah sisinya supaya vertikal dan
pasang manometer.
6. Mulai pengujian dan lakukan pencatatan data.

Renny Prahesti-M1C119006
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Cone Penetration Test

1. Bersihkan dan ratakan 2. Buat lubang pemasangan


terlebih dahulu permukaan angker dengan bantuan
tanah yang akan diselidiki. linggis ataupun kunci
pipa.

3. Letakkan besi kanal 4. Tempatkan alat sondir


pendek menyilang diatas pada permukaan tanah
besi kanal panjang yang sudah disiapkan.
disebelah kiri dan kanan
sondir.

5. Pasang kontrol tiang 6. Mulai pengujian dan


sondir pada kedua belah lakukan pencatatan data.
sisinya supaya vertikal
dan pasang manometer.

Gambar 2.12 Prosedur Percobaan Sondir (Cone Penetration Test)

Renny Prahesti-M1C119006
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Cone Penetration Test

2.1.5 Pengolahan data

Renny Prahesti-M1C119006
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Cone Penetration Test

Renny Prahesti-M1C119006
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Cone Penetration Test

2.1.6 Analisa data


Pengotahan data sondir (cone penetration test) mengenai pengujian
sondir yang telah dilakukan didapat nilai perlawanan konus yang berbeda-beda
disetiap kedalaman 0,20 - 9.80 dengan rata-rata niai perlawanan konus (qc) pada
percobaan ini adalah 16,796 kg/cm2. Berdasarkan standar spesifikasi SNI 2827-
2008 jika besar nilai perlawanan konus (qc) yang diperoleh lebih kecil dari 150
kg/cm2 maka tanah yang diuji merupakan tanah lunak dan menunjukkan hahwa
daya dukung tanahnya rendah.Berdasarkan hasil analisa data pengujian sondir
ddapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata perlawanan konus (qc) adalah 16, 796
kg/cm2 yang diperoleh lebih kecil dari 150 kg/cm2 dan nilai rasio gesekan (FR)
yaitu 110,662 %.

2.1.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data pengujian sondir ddapat disimpulkan
bahwa nilai rata-rata perlawanan konus (qc) adalah 16,796 kg/cm2 yang diperoleh
lebih kecil dari 150 kg/cm2 dan nilai rasio gesekan (FR) yaitu 110,662 %.

Renny Prahesti-M1C119006

Anda mungkin juga menyukai