Anda di halaman 1dari 9

MEKANIKA

CIVIL ENGINEERING ’20 KONSOLIDASI


TADULAKO UNIVERSITY
BAB V
PEMERIKSAAN PENETRASI SONDIR
(Cone Penetrasion Test, CPT)

5.1 Tujuan Percobaan


 Mengetahui perlawanan penetrasi konus (hambatan konus) dan hambatan lekat
tanah.
 Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang
dinyatakan dalam gaya per satuan luas.
 Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam
gaya per satuan luas.

5.2 Parameter Kegunaan


 Untuk mendapatkan kedalaman tanah keras bila nilai hambatan konus sudah
mencapai 200-250 kg/cm2.
 Nilai hambatan konus digunakan untuk perhitungan daya dukung tanah dan
perencanaan pondasi.

5.3 Ringkasan Teori


Alat Penetrasi sondir adalah suatu alat untuk mengukur perlawanan tanah terhadap
ujung penotrometer yang ditekan secara perlahan-lahan kedalam tanah. Oleh karena
itu, kecepatan penetrasinya kecil,alat ini disebut penetrometer statik.
Di indonesia alat sondir lasim dikenal dengan nama Dutch Cone Penetrometer
atau Ducth deep sounding apparatus atau Penetrasi statik belanda.
Ujung Penetrometer berbentuk kerucut (konus) dihubungkan pada rangkaian pipa
sondir (casing luar) dan batang dalam yang ditekan kedalam tanah dengan
menggunakan dongkrak yang terpasang pada rangka sondir yang dijangkau pada
permukaan tanah.
Ada dua tipe Penetrometer yaitu :
 Tipe standar (mantle cons) mengukur perlawanan ujung atau hambatan konus
(kg/cm2).
 Tipe yang dapat mengukur lekatan kulit dengan friction sleeve (adhesion
jacket) selain perlawana ujung (bikonus).

KELOMPOK 2/D
MEKANIKA
CIVIL ENGINEERING ’20 KONSOLIDASI
TADULAKO UNIVERSITY
Ujung konus berbentuk kerucut dengan sudut puncak 60o dengan luas penampang
10 cm2. Hambatan konus diukur dengan menekan rangkaian batang dalam yang akan
menekan ujung konus tetapi rangkaian pipa sondir (casing) tetap diam. Nilai
hambatan konus (HK) dibaca pada manometer (pressure gauge). Hambatan konus
adalah besarnya tekanan yang dubuthkan untuk menekan konus seluas 10 cm 2,
dinyatakan dalam kg/cm2. Setelah pengukuran dilakukan rangkaian pipa sondir
(casing) ditekan sampai mencapai kedalaman yang akan diukur berikutnya. Pengukur
dilakukan setiap kedalaman 20 cm.
Untuk tipe bikonus, hambatan konus dan hambatan lekat keduanya diukur.
Pengukuran dilakukan dengan menekan rangkaian batang dalam seperti pada tipe
standar. Mula- mula hanya konus yang tertekan sehingga yang terbaca adalah
hambatan konus HK. Setelah konus turun sejauh 4 cm, secara otomatis akan mengait
friction sleeve dan turun bersama-sama sejauh 4 cm tahap ke 2 merupakan jumlah
hambatan konus HK dengan hambatan konus HK dengan hambatan lekat HL (jumlah
hambatan JH = HK + HL). Jadi hambatan lekat didapat dengan mengurangi jumlah
hambatan dengan hambatan konus. Setelah pengukuran dilakukan, rangkaian pipa
sondir (casing) ditekan sampai mencapai kedalaman yang akan diukur berikutnya.
Batang dalam, konus dan friction sleeve secara otomatis akan ikut bersama dengan
casing, dan mengembalikannya pada posisi yang siap untuk pengukuran berikutnya.
Pengukuran dilakukan setiap kedalaman 20 cm.
Berdasarkan kapasitasnya, ada dua jenis alat sondir yaitu :
• Sondir ringan, dapat mengukur nilai konus sampai 150 kg/cm2
• Sondir berat, dapat mengukur nilai konus sampai 400 kg/cm2
Kedalaman yang dapat dicapai dengan alat sondir bisa mencapai 30 meter pada
tanah lunak. Hasil penyondiran biassanya dilaporkan dalam bentuk grafik. Nilai konus
digambarkan dalam kg/cm2 dan hambatan lekat (skin friction) digambarkan sebagai
jumlah (kumulatif) hambatan lekat sampai pada kedalaman yang bersangkutan per cm
keliling, dalam kg/cm. Hambatan lekat setempat adalah kemiringan (gradien) kurva
terakhir terhadap kedalaman (kg/cm2). Alat sondir ini sangat cocok untuk tanah
berbutir halus atau tanah kepasiran.

5.4 Peralatan Yang Digunakan


KELOMPOK 2/D
MEKANIKA
CIVIL ENGINEERING ’20 KONSOLIDASI
TADULAKO UNIVERSITY
1) Mesin sondir
2) Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, panjang masing-masing 1
meter.
3) Manometer masing-masing 2 buah dengan kapasitas :
 0 s/d 60 kg/cm2 untuk tanah lunak.
 0 s/d 250 kg/cm2 untuk tanah keras.
4) Dua buah patent konus dan bikonus
5) Satu set angker
6) Kunci-kunci pipa, alat pembersih, oli hidrolik (castrol oli, SAE 10), dll.

5.5 Prosedur Percobaan


1) Membersihkan dan meratakan lokasi titik sondir, kemudian memasang angker 4
buah dengan posisi simetris.
2) Mengatur agar mesin sondir berdiri vertikal ditempat yang akan diperiksa.
Memasang gelagar penahan dan pasang baut pengunci pada anker yang telah
tertanam dalam tanah.
3) Isi bak oli dengan minyak hidrolik sampai penuh. Bak harus bebas dari gelembung
udara. Memasang manometer dan memeriksa apakah berfungsi dengan baik.
Menggunakan batang dalam yang didudukan diatas pelat alas untuk memeriksa
fungsi manometer.
4) Memasang konus atau bikonus, sesuai kebutuhan pada ujung pipa sondir pertama.
5) Memasang rangkaian pipa pertama beserta konus tersebut pada mesin sondir.
6) Memutar engkol untuk menekan pipa sondir sehingga konus atau bikonus
mencapai kedalaman tertentu (setiap tahap penekanan, 20 cm).
7) Menarik handel pembebas dan mengatur batang dalam sehingga tepat menumpu
pada kepala penekan hidrolik.
8) Menekan batang dalam untuk melakukan pengukuran.
 Apabila dipergunakan bikonus maka penetrasi ini pertama-tama akan
menggerakkan ujung konus kebawah sedalam 4 cm dan membaca manimeter
sebagai perlawanan ujung = hambatan konus HK ( Perlawanan Penetrasi
Konus).

KELOMPOK 2/D
MEKANIKA
CIVIL ENGINEERING ’20 KONSOLIDASI
TADULAKO UNIVERSITY
 Penekanan selanjutnya akan menggerakkan konus beserta selubung (friction
sleeve) kebawah sedalam 8 cm. Bacalah manometer sebagai hasil jumlah
perlawanan hambatan (JH) yaitu hambatan konus (HK) dan hambatan lekat
(HL).
 Apabila dipergunakan konus maka pembacaan manometer hanya dilakukan
pada pembacaan pertama (HK).
9) Memasukkan handel penekan dan menekan pipa sondir bersama batang.
Dalam sampai kedalaman berikutnya yang akan diukur.
 Melakukan pengukuran seperti sebelunya.
 Melakukan pengukuran sampai tercapai tekanan manometer tiga kali berturut-
turut melebihi 150 kg/cm2 kedalaman maksimum 30 meter.

KELOMPOK 2/D
MEKANIKA
CIVIL ENGINEERING ’20 KONSOLIDASI
TADULAKO UNIVERSITY
5.6 Prosedur Perhitungan
a. Menghitung hambatan lekat HL dengan rumus :

HL = (JH – HK) kg/cm2 .....(5.1)

b. Menghitung hambatan lekat setiap 20 cm dalam,


c. Menghitung perlawanan geser lokal
A
HL20 = (JH – HK) kg/cm. ......(5.2)
B

A = Tahap pembacaan tiap kedalaman 20 cm.


B = Faktor alat atau luas konus/luas torak = 10
d. Menghitung jumlah hambatan lekat :

JHL = JHL1 = 0 HL20 .....(5.3)


i = kedalaman yang dicapai konus
e. Hambatan Setempat :
HL
HS = ......(5.4)
10

f. Membuat grafik :
 Perlawanan penetrasi konus (HK) terhadap kedalaman.
 Jumlah hambatan lekat (JHL) terhadap kedalaman.

KELOMPOK 2/D
MEKANIKA
CIVIL ENGINEERING ’20 KONSOLIDASI
TADULAKO UNIVERSITY
Gambar Alat

Gambar 5.1 Sketsa Alat Percobaan Sondir


(Sumber : Katalog alat)

KELOMPOK 2/D
MEKANIKA
CIVIL ENGINEERING ’20 KONSOLIDASI
TADULAKO UNIVERSITY
5.8 Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dari hasil pengujian sondir yang telah dilakukan. Dapat disimpulkan
bahwa semakin bertambah kedalaman tanah, maka nilai perlawanan konus akan
semakin bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh jenis tanah dan kepadatannya.
Berdasarkan hasil pengujian sondir, didapatkan nilai perlawanan konus tertentu
sebagai berikut :
1. Pengujian sondir dilakukan sampai kedalaman 20 meter
2. Dari pengujian sondir yang telah dilakukan didapatkan nilai
perlawanan konus (Cw) tertinggi yaitu pada kedalaman 20 meter
dengan nilai 65 kg/cm2, sedangkan nilai perlawanan konus (Cw)
terendah yaitu pada kedalaman 0,2m dengan nilai 2 kg/cm2
3. Bahwa berdasarkan dari hasil uji sondir pengukuran pada kedalaman
10 meter nilai q c= 40 kg/cm2 , berdasarkan tabel hubungan antara
kepadatan, relative density, nilai N, qc dan Q kepadatan pada
kedalaman ini berjenis medium dense. Pada kedalaman 20 meter nilai
q c= 65 kg/cm2, berdasarkan tabel hubungan antara kepadatan, relative
density, nilai N, qc dan Q kepadatan pada kedalaman ini berjenis
medium dense.

Tabel 5.1 Hubungan Antara Kepadatan, relative density, nilai N, qc dan Q

(Su
mber : Begemann, 1965)

KELOMPOK 2/D
MEKANIKA
CIVIL ENGINEERING ’20 KONSOLIDASI
TADULAKO UNIVERSITY
B. Saran
 Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan membaca modul
terlebih dahulu.
 Dalam pemasangan angker sebaiknya simetris.
 Dalam percobaan Pemeriksaan Penetrasi Sondir, sebaiknya data yang
digunakan sesuai dengan data hasil praktek di lapangan. Agar
praktikan bisa lebih mengerti dan paham dengan keadaan kondisi di
lapangan.
 Sebaiknya jurusan memiliki alat sondir sendiri agar tidak menyewa
dari luar.
 Sebaiknya peserta praktikum mendengar arahan dari asisten yang
memberikan arahnya.
 Hati hati dalam melakukan praktikum dikarenakan alat tersebut sangat
berat dan mahal.

KELOMPOK 2/D
MEKANIKA
CIVIL ENGINEERING ’20 KONSOLIDASI
TADULAKO UNIVERSITY
LAMPIRAN

Gambar 5.2 Foto foto Alat Percobaan Sondir


(Sumber : Laboratorium Mekanika Tanah UNTAD , 2021)

KELOMPOK 2/D

Anda mungkin juga menyukai