Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

1.1.Tujuan Percobaan
1. Mengetahui perlawsanan penetrasi konus (hambatan konus) dan hambatan lekat
tanah.
2. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang
dinyatakan dalam gaya per satuan luas.
3. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya
per satuan luas.

1.2.Parameter Kegunaan
1. Untuk mendapatkan kedalaman tanah keras bila nilai hambatan konus sudah
mencapai 200-250 kg/cm2.
2. Nilai hambatan konus digunakan untuk perhitungan daya dukung tanah dan
perencanaan pondasi.

1.3.Teori Dasar
Alat Penetrasi sondir adalah suatu alat untuk mengukur perlawanan tanah terhadap
ujung penotrometer yang ditekan secara perlahan-lahan kedalam tanah. Oleh karena itu,
kecepatan penetrasinya kecil,alat ini disebut penetrometer statik.
Di Belanda alat sondir lasim dikenal dengan nama Dutch Cone Penetrometer atau
Ducth deep sounding apparatus atau Penetrasi statik belanda. Ujung Penetrometer
berbentuk kerucut (konus) dihubungkan pada rangkaian pipa sondir (casing luar) dan
batang dalam yang ditekan kedalam tanah dengan menggunakan dongkrak yang terpasang
pada rangka sondir yang dijangkau pada permukaan tanah.
Ada dua tipe Penetrometer yaitu :

1.Tipe standar (mantle cons) mengukur perlawanan ujung atau hambatan konus
(kg/cm2).
2.Tipe yang dapat mengukur lekatan kulit dengan friction sleeve (adhesion jacket)
selain perlawana ujung (bikonus).
Ujung konus berbentuk kerucut dengan sudut puncak 60o dengan luas penampang 10
cm2. Hambatan konus diukur dengan menekan rangkaian batang dalam yang akan
menekan ujung konus tetapi rangkaian pipa sondir (casing) tetap diam. Nilai hambatan
konus (HK) dibaca pada manometer (pressure gauge). Hambatan konus adalah besarnya
tekanan yang dubuthkan untuk menekan konus seluas 10 cm2, dinyatakan dalam kg/cm2.
Setelah pengukuran dilakukan rangkaian pipa sondir (casing) ditekan sampai mencapai
kedalaman yang akan diukur berikutnya. Pengukur dilakukan setiap kedalaman 20
cm.Untuk tipe bikonus, hambatan konus dan hambatan lekat keduanya diukur. Pengukuran
dilakukan dengan menekan rangkaian batang dalam seperti pada tipe standar. Mula- mula
hanya konus yang tertekan sehingga yang terbaca adalah hambatan konus HK. Setelah
konus turun sejauh 4 cm, secara otomatis akan mengait friction sleeve dan turun bersama-
sama sejauh 4 cm tahap ke 2 merupakan jumlah hambatan konus HK dengan hambatan
konus HK dengan hambatan lekat HL (jumlah hambatan JH = HK + HL). Jadi hambatan
lekat didapat dengan mengurangi jumlah hambatan dengan hambatan konus. Setelah
pengukuran dilakukan, rangkaian pipa sondir (casing) ditekan sampai mencapai kedalaman
yang akan diukur berikutnya. Batang dalam, konus dan friction sleeve secara otomatis akan
ikut bersama dengan casing, dan mengembalikannya pada posisi yang siap untuk
pengukuran berikutnya. Pengukuran dilakukan setiap kedalaman 20 cm.
Berdasarkan kapasitasnya, ada dua jenis alat sondir yaitu :

1.Sondir ringan, dapat mengukur nilai konus sampai 150 kg/cm2

2.Sondir berat, dapat mengukur nilai konus sampai 400 kg/cm2


Kedalaman yang dapat dicapai dengan alat sondir bisa mencapai 30 meter pada
tanah lunak. Hasil penyondiran biassanya dilaporkan dalam bentuk grafik. Nilai konus
digambarkan dalam kg/cm2 dan hambatan lekat (skin friction) digambarkan sebagai jumlah
(kumulatif) hambatan lekat sampai pada kedalaman yang bersangkutan per cm keliling,
dalam kg/cm. Hambatan lekat setempat adalah kemiringan (gradien) kurva terakhir
terhadap kedalaman (kg/cm2). Alat sondir ini sangat cocok untuk tanah berbutir halus atau
tanah kepasiran.
1.4.Alat Yang di Gunakan
1. Mesin sondir
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, panjang masing-masing 1
meter.
3. Manometer masing-masing 2 buah dengan kapasitas :
a. 0 s/d 60 kg/cm2 untuk tanah lunak.
b. 0 s/d 250 kg/cm2 untuk tanah keras.
4. Dua buah patent konus dan bikonus
5. Satu set angker
6. Kunci-kunci pipa, alat pembersih, oli hidrolik (castrol oli, SAE 10), dll.

1.5.Prosedur Percobaan
1. Membersihkan dan meratakan lokasi titik sondir, kemudian memasang angker 4
buah dengan posisi simetris.
2. Mengatur agar mesin sondir berdiri vertikal ditempat yang akan diperiksa. Memasang
gelagar penahan dan pasang baut pengunci pada anker yang telah tertanam dalam
tanah.
3. Isi bak oli dengan minyak hidrolik sampai penuh. Bak harus bebas dari gelembung
udara. Memasang manometer dan memeriksa apakah berfungsi dengan baik.
Menggunakan batang dalam yang didudukan diatas pelat alas untuk memeriksa fungsi
manometer.
4. Memasang konus atau bikonus, sesuai kebutuhan pada ujung pipa sondir pertama.
5. Memasang rangkaian pipa pertama beserta konus tersebut pada mesin sondir.
6. Memutar engkol untuk menekan pipa sondir sehingga konus atau bikonus mencapai
kedalaman tertentu (setiap tahap penekanan, 20 cm).
7. Menarik handel pembebas dan mengatur batang dalam sehingga tepat menumpu pada
kepala penekan hidrolik.
8. Menekan batang dalam untuk melakukan pengukuran.
a. Apabila dipergunakan bikonus maka penetrasi ini pertama-tama akan
menggerakkan ujung konus kebawah sed alam 4 cm dan membaca manimeter
sebagai perlawanan ujung = hambatan konus HK ( Perlawanan Penetrasi Konus).
b. Penekanan selanjutnya akan menggerakkan konus beserta selubung (friction
sleeve) kebawah sedalam 8 cm. Bacalah manometer sebagai hasil jumlah
perlawanan hambatan (JH) yaitu hambatan konus (HK) dan hambatan lekat (HL).
c. Apabila dipergunakan konus maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada
pembacaan pertama (HK).
9. Memasukkan handel penekan dan menekan pipa sondir bersama batang.
Dalam sampai kedalaman berikutnya yang akan diukur.
a. Melakukan pengukuran seperti sebelumnya.
b. Melakukan pengukuran sampai tercapai tekanan manometer tiga kali berturut-
turut melebihi 150 kg/cm2 kedalaman maksimum 30 meter.

1.6.Prosedur Perhitungan
1. Menghitung hambatan lekat HL dengan rumus :
HL = (JH – HK) kg/cm2 (Menghitung hambatan lekat setiap 20 cm dalam),
HL20 = (JH – HK) kg/cm.

A = Tahap pembacaan tiap kedalaman 20 cm.


B = Faktor alat atau luas konus/luas torak = 10

2. Menghitung jumlah hambatan lekat :


JHL = JHL1 = 0 HL20
i = kedalaman yang dicapai konus
3. Hambatan Setempat :
HS =

4. Membuat grafik :
a. Perlawanan penetrasi konus (HK) terhadap kedalaman.
b. Jumlah hambatan lekat (JHL) terhadap kedalaman.
1.7. Gambar dan Sketsa Alat Pengujian Sondir
1.7.1. Gambar Alat Pengujian Sondir

Gambar 1.1 alat pengujian Sondir


1.7.2. Sketsa Alat Pengujian Sondir

(a) (b)

Gambar 1.2 (a) Mesin Sondir (b) Konus


1.8 Hasil Praktikum
1.9 Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa nilai hambatan Konus dan hambatan Lekat
tidak menentu, ini bisa dilihat dari nilai HK dan HL yang berbeda pada setiap
kedalaman. Nilai hambatan Konus (HK) maksimum terjadi pada kedalaman 5,00 m,
dimana nilai HK = 200 kg/cm2 dan HL = 40 kg/cm2.

B. Saran
Dalam percobaan Pemeriksaan Penetrasi Sondir, sebaiknya data yang digunakan
sesuai dengan data hasil praktek di lapangan. Agar praktikan bisa lebih mengerti dan
paham dengan keadaan kondisi di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2001. Peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) Semarang Lembar1409-222 Edisi 2001 Skala 1 :
25.000. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, Bandung.

Barentsen, P. 1936. Short description of field testing method with cone shaped sounding apparatus. In
Proceedings 1st International Conference on Soil Mechanics and Foundation Engineering. Cambridge,
Mass, 1, B/3: 6-10.

BPN Semarang, 2009, Gambaran Umum Kota Semarang, URL http://www.bpn-semarang.net.


Bowles, J.E. dan Hainim, J.K. 1991.Sifat-SifatFisis Dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah). Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Dwiyanto, J.S. 2005. Handout Geoteknik D4 Sungai dan Pantai. Departemen Pekerjaan Umum.
Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia Pusat Pembinaan Keahlian dan Teknik
Konstruksi, Bandung.

Hardiyatmo, Hary. 1998. Teknik Pondasi I. (http://artikelsipil.blogspot.com/2011/ fondasi-pada-


tanah-lempung.htm)

Hudoro, Humaryono. 2001.Survey Geoteknik, Bagian dari KL- 241 dan 242 Mekanika Tanah dan
Teknik Pondasi. ITB, Bandung.

Najoan.2002. Interpretasi Hasil Uji dan Penyusunan Laporan Penyelidikan Geoteknik. Badan
Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum.

PT. Selimut Bumi Adhi Cipta. 2011. Soft Soil Improvement by Grouting at Package C – 1 Pumping
Station and Retarding Pond.: PT. Selimut Bumi Adhi Cipta.

Robertson, P.K., 1990. Soil classification using the cone penetration test. Canadian Geotechnical
Journal, 27(1): 151-158.

SNI 2827. 2008. Cara Uji Penetrasi Lapangan Dengan Alat Sondir. Indonesia : Penerbit Badan
Standart Nasional.

Sihotang, Sulastri. 2009. Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan
Gedung Kanwil DJP dan KPP Sumbagut 1 Jalan Suka Mulia Medan (Tugas Akhir). Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Sumatera Utara, Medan

Soedibyo.1993. Teknik bendungan. Pradnya Paramita, Jakarta.

Suprayitno, Untung. 2011. Penentuan daya dukung pondasi dari hasil sondir (CPT).Sumber:
http://untungsuprayitno.wordpress.com/2011/05/1 9/ penentuan-daya-dukung-pondasi-dari-
hasilsondir/9April2013/11.00WIB.

Sosrodarsono, Suyono dan Kazuto Nakazawa. 2000. Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi. Pradnya
Paramita, Jakarta.
Terzaghi, Karl dan Ralph B Peek.1993.Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa Jilid 2, Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Thanden R.E, H.Sumadirdja, P.W. Richards, K. Sutisna, dan T.C. Amin. 1996. Peta Geologi Lembar
Magelang dan Semarang Skala 1 : 100.000. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Warner, J .2005.Practical Handbook of Grouting Soil, Rock and Structures.Mariposa. California.

Wesley, L.D. 1977.Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai