Anda di halaman 1dari 9

BAB II

INVESTIGASI LAPANGAN

2.1 Pemeriksaan Kekuatan Tanah dengan Sondir


ASTM D 3441

2.1.1 Tujuan
a. Untuk mengetahui nilai perlawanan tanah terhadap tekanan ujung
konus hambatan lekatnya yang dinyatakan dalam gaya persatuan
luas.
b. Serta perlawanan geser tanah terhadap selubung dikonus dalam gaya
persatuan panjang.

2.1.2 Teori Dasar


Percobaan ini pada dasarnya memakai tes penetrasi yaitu suatu metode
lapangan dengan cara memutar engkol pemutar pada sondir sehingga bikonus
dapat masuk ke dalam tanah sampai ditemukannya kedalaman tanah keras. Dalam
praktikum ini yang digunakan adalah mesin sondir ringan (1,5 ton).
Mesin sondir ringan, secara umum terdiri dari :
a. Statis sondir sebagai tempat kedudukan di permukaan tanah,
meliputi angkur dan baja kanal, berguna sebagai pelat penahan agar
sondir tidak terangkat dan tetap pada posisinya.
b. Engkol pemutar, berguna untuk memutar roda gigi mesin sondir
sehingga dengan mudah dapat mendorong batang sondir ke dalam
tanah atau menariknya dari dalam tanah.
c. Bikonus sebagai alat penetrasi.
d. Manometer sebagai alat pembaca nilai penetrasi dan hambatan lekat.
e. Batang sondir dan batang dalamnya, sebagai penghubung antara
Jenis konus yang biasa dipakai :
a. Tipe standar (metal conus), hanya dapat menentukan tahanan ujung
saja.
b. Bikonus (friction sleeve adhesion jacket type), dapat menentukan
tahanan ujung sekaligus hambatan lekatnya.

Mytha Amelya (21101154330064) 5


Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Tegangan yang terjadi pada ujung bikonus maupun pada selimut bikonus
diukur dengan alat pengukur (gauge) yang ditempatkan pada kerangka dongkrak
di permukaan tanah. Apabila bikonus digerakkan sejauh 20 cm dengan posisi
batang ditekan, maka dapat dibaca jumlah angka perlawanan penetrasi konus.
Pada penggunaan jenis friction sleeve, nilai perlawanan penetrasi konus dan
hambatan lekat kedua-duanya diukur. Ini dilakukan dengan menekan batang
dalam. Pada permulaan hanya bikonus yang ditekan ke bawah, dalam keadaan
demikian hanya nilai cone resistance yang diukur (qc). Bila bikonus telah turun kira-
kira 4 cm, maka dengan sendirinya dapat mengait friction sleeve, kemudian
keduanya (bikonus dan friction sleeve) ditekan bersama-sama ke bawah, dalam
hal ini yang diukur adalah Total Resistance (qt). Nilai jumlah hambatan adalah
adalah nilai perlawanan penetrasi konus ditambah nilai cone resistance (qc).
Dengan demikian nilai hambatan lekat dapat dihitung dengan mengurangkan
kedua parameter yang telah diperoleh (qS = qt - qc).
Dengan hanya menekan selubung luarnya saja, friction sleeve dan batang
dalam secara keseluruhan akan tertekan ke bawah sampai kedalaman dimana
dilakukan pembacaan berikutnya. Hal ini secara otomatis akan mengembalikan
bikonus dan friction sleeve pada posisi yang siap untuk pembacaan berikutnya.
Pembacaan pada percobaan ini dilakukan setiap 20 cm. Kedalaman tanah keras
ditandai dengan manometer yang menunjukkan bacaan manometer ≥150 kg/cm2.
Apabila mesin sondir sudah mulai terangkat, sedangkan bacaan nilai cone
resistance (qc) pada manometer belum mencapai nilai 150 kg/cm2, maka alat
dapat diberi pemberat.
a. Kelebihan alat
Kelebihan yang diperoleh pada penggunaan alat ini adalah :
1. Baik untuk lapisan tanah lempung.
2. Dapat digunakan untuk menghitung daya dukung lapisan tanah
lempung dengan menggunakan rumus empiris.
3. Dapat dengan cepat menentukan kedalaman tanah keras.
4. Dapat memperkirakan perbedaan lapisan tanah.

Mytha Amelya (21101154330064) 6


Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
b. Kekurangan alat
Kelemahan penggunaan alat ini adalah :
1. Kurang tepat jika digunakan pada lapisan tanah berbutir kasar.
2. Hasil yang didapat pada uji sondir menjadi kurang teliti karena
kedudukan mesin sondir berada dalam keadaan tidak vertikal
dengan tanah atau konus tidak bekerja dengan baik.
Setiap penggunaan alat sondir harus dilakukan kalibrasi dan pemeriksaan
perlengkapan, seperti :
a. Manometer yang digunakan dalam keadaan baik dan sesuai dengan
standar yang berlaku.
b. Setiap tahap pemeriksaan yang akan dimulai, jarum manometer
harus menunjukkan angka nol.

2.1.3 Peralatan
a. Mesin sondir ringan (1,5 ton).
b. Seperangkat batang sondir lengkap dengan batang dalam yang
panjangnya masing-masing 1 meter.
c. Bikonus dan jangkar spiral.
d. Dua buah angkur dan baja kanal.
e. Satu buah manometer pengukur dengan tahanan minimal 0-150
kg/cm2.
f. Kunci-kunci pipa, alat-alat pembersih, minyak hidrolik (oli SAE 10),
TBA.
g. Peralatan penunjang.

2.1.4 Prosedur Percobaan


a. Bersihkan lokasi percobaan lalu pasanglah dua atau empat jangkar
spiral sesuai dengan kondisi tanah dengan jarak tertentu agar cocok
dengan kaki sondir.
b. Jepitlah rangka sondir dengan ambang pada jangkar tersebut, lalu
atur posisi sondir agar tegak lurus dengan cara mengendurkan kunci
tiang samping lalu gunakan Waterpass untuk mengontrolnya.

Mytha Amelya (21101154330064) 7


Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
c. Bukalah baut penutup lubang pengisian oli dan buka kedua kran
manomener, lalu pasang kunci piston pada ujung piston 4. Tekan
berkali-kali kunci piston keatas sampai oli keluar semua.
d. Setelah oli yang lama habis, tetap terbuka. Isilah oli dari lubang
pengisian sampai penuh, gerakan kunci piston naik turun secara
perlahan untuk menghilangkan gelembung udara, setelah tidak ada
gelembung udara tutup lubang pengisian tadi.
e. Tutup salah satu kran manometer, tekan kunci piston pada alas rangka,
perhatikan kenaikan jarum manometer hentikan penekanan dan tahan
(kunci), stang pemutar apabila jarum akan mencapai 25 %
kemaksimalan manometer. Bila terjadi penurunan pada jarum
manometer berarti ada kebocoran antara lain pada sambungan-
sambungan nepel, buat penutup oli atau pada seal piston. Lakukan
hal yang sama untuk manometer lainnya.
f. Pasang friction cone / mantle cone pada draad stang sondir berikut
stang dalamnya. Tempatkan stang sondir tersebut pada lubang
pemusat pada rangka sondir tepat dibawah ruang oli, pasang kop
penekan.
g. Dorong treker, pada posisi lubang terpotong lalu putarlah engkol
pemutar sampai menyentuh ujung atas stang sondir. Percobaan dan
pengukuran sudah siap dilakukan.
h. Tiang sondir diberi tanda setiap 20 cm dengan menggunakan spidol,
gunanya untuk mengetahui saat dilakukan pembacaan manometer.
i. Engkol pemutar kembali diputar sehingga patent friction cone /
mantle cone masuk kedalam tanah. Setelah mencapai 20 cm (lihat
tanda spidol), engkol pemutar diputar sedikit dengan arah
berlawanan, treker ditarik kedepan dalam posisi lubang bulat.
j. Bukalah kran yang menuju manometer 60 kg/cm².
k. Engkol pemutar diputar kembali sehingga stang dalam tertekan
kedalam tanah dengan kecepatan 2 cm/detik, stang dalam akan
menekan piston lalu akan menekan oli kedalamnya, tekanan yang

Mytha Amelya (21101154330064) 8


Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
terjadi akan terbaca pada manometer. Mantle cone hanya mengukur
tahan ujung konus (qc) sedangkan friction cone akan mengukur
tahanujung konus dan gesekan dinding terhadap tanah.
l. Tekanan stang, catat angka penunjukan pertama pada jarum
manometer, teruskan penekan sampai jarum manometer bergerak
kedua kalinya.
m. Lakukan penekanan dengan hati-hati dan amati selalu jarum
manometer. Bila diperkirakan tekanan akan melebihi kapasitas
manometer, tutup kran manometer tersebut dan kran manometer
yang berkapasitas. Stang sondir jangan menyentuh piston karena
dapat menyebabkan kelebihan tekanan secara drastis dan merusak
manometer.
n. Putar kembali engkol pemutar berlawanan arah lalu poisisi treker
dipindahkan kembali menjadi posisi lubang terpotong, lakukan
penekanan kembali sejarak 20 cm berikutnya dan ulang prosedur 12
sampai 14.
o. Setelah mencapai kedalaman 1 meter, stang sondir perlu ditambah,
caranya terlebih dahulu dinaikkan piston penekan supaya stang
sondir dapat disambung. Gunakan kunci pipa untuk
mengencangkannya. Ulangin prosedur 8 sampai dengan 15.
p. Setelah mencapai kedalaman tanah keras (tahanan konus lebih besar
dari 150 kg/cm2) penyelidikan dihentikan. Stang sondir yang sudah
tertanam dicabut kembali dengan cara sebagai berikut :
1. Putar engkol pemutar agar piston penekan terangkat.
2. Tarik treker pada posisi lubang penuh.
3. Dorong treker pada posisi lubang terpotong.
4. Putar engkol pemutar sehingga stang sondir terangkat sampai
stang sondir berikutnya terlihat.
5. Tahan stang sondir bawah dengan kunci pipa agar rangkaian
dibawahnya tidak jatuh.
6. Lepaskan stang sondir atas dengan kunci pipa yang lain.

Mytha Amelya (21101154330064) 9


Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
7. Ulangi prosedur ini pada stang sondir berikutnya.
8. Percobaan sondir telah selesai dilakukan.

2.1.5 Bagan Alir


Persiapan

Bersihkan lokasi percobaan pasang 2


buah angkur dengan jarak 1 meter

Letakkan sondir di lokasi yang bersih

Kemudian letakkan baja kanal

Atur posisi sondir agar tegak lurus dengan


cara mengendurkan kunci tiangsamping
lalu gunakan waterpass untuk
mengontrolnya

Isilah oli dari lubang pengisian


sampai penuh terhindar dari
gelembung udara

Pasang batang sondir yang telah di


sambungkan dengan biconus ke mesin
sondir

Cek batang sondir agar vertikal terhadap


tanah dengan menggunakan waterpass

Mytha Amelya (21101154330064) 10


Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Lakukan pengujian setiap kedalaman 20


cm untuk mendapatkan nilai qc dan qt
yang telah diberi tanda pada tiang sondir

Pengujian di lakukan sampai


mendapatkan titik kedalaman tanah

Setelah mendapatkan titik kedalaman


tanahkeras keluarkan batang sondir
tersebut dan bersihkan alat sondir

Pembahasan

2.1.6 Pengolahan Data


a. Total Resistence (qs) dihitung dengan rumus :

qs = qt - qc
Keterangan :
qc = Bacaan perlawanan penetrasi konus (bacaan pertama) (kg/cm2)
qt = Bacaan nilai jumlah hambatan (bacaan kedua) (kg/cm2)
qs = Frictional Resistance (kg/cm2)
b. Corrected Frictional Resistence (Cqs)

Cqs = Qs (A/B)

Keterangan :
A = Tahap pembacaan (20 cm)
Luas Jaket
B = Faktor alat =
Luas Torak
= 14,5

Mytha Amelya (21101154330064) 11


Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
c. Jumlah hambatan lekat terkoreksi (qs)

cqs = kumulatif dari hambatan lekat terkoreksi

d. Friction Ratio (FR)

FR= (cqs/q) x (1/A) x 100%

e. Grafik
1. Nilai perlawanan penetrasi konus (qc) terhadap kedalaman
penetrasi.
2. Jumlah hambatan lekat terkoreksi (cqs) terhadap kedalaman
penetrasi.
3. Friction Ratio (FR) terhadap kedalaman penetrasi.
Contoh pengolahan data:
a. Total Resistence (qs)
qs = qt - qc
qs = 5,5 – 5
qs = 0,5
b. Corrected Frictional Resistance (cqs)
Cqs = qs (A/B)
20
Cqs = 0,5 
14,5

Cqs = 0,68

c. Jumlah hambatan lekat terkoreksi (cqs)


cqs = Corrected frictional resistance
cqs = 0,68 kg/cm
d. Friction Ratio (FR)
FR = (cqs/qc) x (1/A) x 100%
FR = (0,68/5) x (1/20) x 100%
FR = 0,68 %

Mytha Amelya (21101154330064) 12


Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

e. Grafik
1. Nilai cone resistance (qc) terhadap kedalaman penetrasi.
2. Jumlah hambatan lekat terkoreksi (cqs) terhadap kedalaman
penetrasi.
3. Faction Ratio (FR) terhadap kedalaman penetrasi.
2.1.7 Analisa dan Kesimpulan
a. Analisa
Praktikum uji sondir ini dilakukan untuk mendapatkan nilai cone
resistance (qc) dan total resistance (qt) sehingga didapatkan frictional
resistance (qs), serta untuk mengetahui letak kedalaman tanah keras (nilai
perlawanan penetrasi konus ≥ 150 kg/cm2).
Pada saat praktikum di lapangan, pengambilan data dilakukan di
satu titik, pembacaan perlawanan konus pertama kali dilakukan pada
kedalaman tanah 0,20 meter dan pembacaan dilakukan setiap kedalaman
0,20 meter. Pembacaan di titik pertama dihentikan pada kedalaman 1,60
m, saat pembacaan nilai cone resitance (qc) mencapai angka 100 kg/cm2
dengan nilai total resistance (qt) sebesar 110 kg/cm2. Namun letak tanah
keras telah ditemukan, karena nilai perlawanan penetrasi konus telah
mencapai ≥ 150 kg/cm2. Sehingga, nilai perlawanan penetrasi konus
mencapai nilai maksimum dan hambatan lekat yang tertinggi terdapat
pada kedalaman 1,60 m yaitu sebesar 10 kg/cm2.
b. Kesimpulan
Pada percobaan investigasi lapangan yang telah dilaksanakan,
pembacaan nilai perlawanan konus dimulai dari kedalaman 0,20 m – 1,60
m. Nilai perlawanan penetrasi konus maksimum terdapat pada kedalaman
1,60 m yaitu sebesar 110 kg/cm2. Pengujian dihentikan pada kedalaman
1,60 dikarenakan alat sondir sudah terangkat, keadaan itu diperkirakan
pada titik dan kedalaman tersebut ujung conus terkena atau tepat diatas
permukaan batu.

Mytha Amelya (21101154330064) 13

Anda mungkin juga menyukai