Anda di halaman 1dari 18

SONDIR

( CONE PENETRATION TEST / CPT )


STANDART SIN.2827 - 2008
1. MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus


dan hambatan lekat tanah yang merupakan indikasi dari kekuatan tanah
tersebut dan yang dapat menentukan dalamnya berbagai lapisan yang
berbeda.
Untuk ( qc )
a) Lekatan ( f )
b) Jumlah hambatan ( tf )
c) Menduga jenis tanah berdasarkan diameter butir tanah ( f/qc )
2. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Mesin sondir manual kapasitas 2.5 Ton


2. Satu set alat sondir lengkap dengan batang dalam dengan panjang 1m (min : 20 )
3. Satu set angker ( min : 4 ) buah, beserta kunci angker
4. Manometer 2 buah kapasitas 0 – 60 kg/cm2
Kapasitas 0 – 250 kg/cm 2
5. Besi kanal 4 buah ( 2 pendek & 2 panjang )
6. Konus dan bikonus
7. Minyak hidraulic
8. Kunci – kunci pipa dan lain – lain.

Bikonus 10 ton luas selimut = 150 cm2

Bikonus 2 ton luas selimut = 100 cm2

KONUS SEPERANGKAT ALAT SONDIR


3. DASAR TEORI

Penyondiran adalah proses pemasukan suatu batang tusuk ke dalam


tanah, dengan bantuan manometer yang terdapat pada alat sondir
tersebut kita dapat membaca atau mengetahui kekuatan suatu tanah
pada kedalaman tertentu. Sehingga, dapat diketahui bahwa dari berbagai
lapisan tanah memiliki kekuatan yang berbeda.

Penyelidikan dengan penyondiran disebut penetrasi, dan alat sondir yang


biasa digunakan adalah Dutch Cone Penetrometer, yaitu suatu alat yang
pemakaiannya ditekan secara langsung kedalam tanah. Ujung yang
berbentuk konus ( kerucut ) dihubungkan pada suatu rangkaian stang
dalam casing luar dengan bantuan suatu rangka dari besi dan dongkrak
yang dijangkarkan ke dalam tanah.
Ada dua macam ujung penetrometer, yaitu :

1. Standard Type ( mantel conus )


Pada jenis ini yang diukur adalah perlawanan pada ujung ( konus ), hal ini
dilakukan hanya dengan menekan stang dalam yang segera menekan
konus tersebut ke bawah sedangkan seluruh casing luar tetap di luar.
Gaya yang dibutuhkan untuk menekan konus tersebut ke bawah diukur
dengan suatu alat pengukur. Alat pengukur yang akan diletakkan pada
kekuatan rangka didongkrak. Setelah dilakukan pengukuran,konus,stang
dalam,dan casing luar dimajukan sampai pada kedalaman berikutnya
dimana pengukuran selanjutnya dilakukan hanya dengan menekan stang
dalamnya saja.
Sudut kerucut conus : 60º
Luas penampang conus : 10.000 cm2
2. Friction Sleeve ( Adhesion Jacket Type / Bikonus )

Pada jenis ini dapat diukur secara sekaligus nilai konus dan hambatan
lekatnya. Hal ini dilakukan dengan penekanan stang dalam seperti biasa.
Pembacaan nilai konus dan hambatan lekat dilakukan setiap 20 cm.
Dengan alat sondir yang mungkin hanya mencapai pada kedalaman 30
cm atau lebih, bila tanah yang diselidiki adalah lunak. Alat ini sangat
cocok di Indonesia, karena disini banyak dijumpai lapisan lempung yang
dalam dengan kekuatan rendah sehingga tidak sulit menembusnya. Dan
perlu diketahui bahwa nilai konus yang diperoleh tidak boleh disamakan
dengan daya dukung tanah tersebut.
Luas selimut / jacket : 150 cm2
Tabel Hubungan Kuat Dukung Tanah Dengan
Data Sondir
Detail Alat Sondir

Keterangan
1. Jangkar helikoidal
2. Pipa dorong, batang tekan
Dan konus ganda
3. Gerigi dorong
4. Roda gigi
5. Penekan hidraulik
6. Rangka pembeban
7. Batang penjepit
8. Engkol
9. Rantai
Detail Alat Sondir

Keterangan
1. Piston hidraulik, terletak didalam silinder
hidraulik
2. Batang dalam, yang menonjol diujung kepala
pipa dorong
3. Kepala pipa dorong
4. Pipa dorong teratas
5. Kunci piston, untuk memeriksa oli
6. Kunci pengatur dengan penampang berada
didalam
7. Potongan kepala pipa dorong
8. Tampak atas kunci pengatur
9. Penekan hidraulik, kedudukan menekan pipa
dorong
10. Penekan hidraulik, kedudukan mencabut
pipa dorong
4. PROSEDUR PELAKSANAAN
Pemasangan Alat Sondir

a) Bersikan dan ratakan terlebih dahulu permukaan tanah yang akan diselidiki.
b) Siapkan lubang pada titik yang akan diselidiki untuk penusukan konus pertama
kalinya, biasanya digali dengan linggis sedalam 5 - 15cm
c) Buat ukuran pemasangan angker dengan ukuran 60 x 80 cm dengan titik yang
diuji berada di tengah ukuran tersebut. Dan beri tanda pada setiap ujung ukuran
d) Pasang angker pada setiap ujung ukuran dengan bantuan kunci T dan tongkat
besi ( semakin panjang tongkat besi semakin mudah untuk memutar angker )
diputar sambil ditekan serah jarum jam
e) Letak 2 batang balok kayu dengan arah sejajar ukuran ( 80cm ) dan usahkan
permukaan kayu datar.
f) Letakkan alat sondir diatas 2 batang balok dengan arah menyilang kayu
g) Letakkan besi kanal pendek menyilang diatas besi kanal panjang disebelah kiri
dan kanan sondir dengan ujung kanal masuk pada jangkar
h) Pasang kunci jangkar dan kontroling sondir pada kedua belah sisinya supaya
vertikal dengan waterpas
i) Pasang manometer kapasitas 0 – 60 kg/cm2 dan 0 – 250 kg/cm2 jika ini telah
terpenuhi, maka sondir telah siap digunakan
Pemeriksaan Alat

a) Periksa biconus apakah tersendat bila ditarik, jika tersendat gunakan oli untuk
memperlancar. Kencangkan ujung ujung biconus agar tidak lepas saat tertanam
didalam tanah
b) Ukur biconus yang akan membantu perhitungan
c) Periksa stang apakah stang dalam tidak tersendat, jika tersendat beri oli dan
gerak – gerakan sampai licin.
Pembacaan Daya Dukung
a) Masukkan angker ke dalam tanah pada titik yang ditentukan, minimal dua buah.
b) Pasang mesin sondir tepat diantara angker tersebut, kemudian stel sondir agar berdiri tegak
lurus.
c) Kunci mesin sondir pada angker dengan menggunakan plat besi.
d) Isi minyak hidraulic pada tempat pemasangan manometer sampai penuh dan bebas dari
udara ditandai dengan tidak ada gelembung udara lagi.
e) Pasang bikonus pada ujung pipa pertama, kemudian pasang rangkaian tersebut pada mesin
sondir.
f) Tekan batang dengan cara memutar stang pemutar yang berhubungan dengan sisi yang
menjalankan penekan stang luar untuk memasukan bikonus pada kedalaman yang yang
akan disondir dengan memasang tri-ker.
g) Tekanlah stang dalam untuk mencabut tri-ker sehingga ujung konus masuk sedalam 4 cm
dan baca manometer sebagai perlawanan penetrasi konus (PPK). Penekanan selanjutnya
akan menggerakkan konus beserta selubung sedalam 8 cm dan baca manometer sebagai
jumlah perlawanan konus (JPK)
h) Tekan pipa bersama batang sampai kedalaman yang akan diukur berikutnya. Pembacaan
dilakukan setiap kedalaman 20 cm.
i) Demikian selanjutnya hingga pembacaan perlawanan penetrasi konus (PPK) mencapai nilai
150 kg/cm2 sebanyak 3 kali.
j) Lalu penyondiran dihentikan dengan mencabut kembali pipa sondir dengan memutar ke
arah yang berlawanan.
5. CARA PEMBACAAN MONOMETER

 Setelah batang konus dimasukan pada kedalaman tertentu, pemutar sondir


diputar sebanyak 5 kali. Pada saat itu dilihat pada jarum manometer terdapat
dua nilai, nilai yang terbesar adalah jumlah perlawanan konus ( JPK ) dan nilai
terkecil adalah perlawanan penetrasi konus ( PPK ).

1. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung


konus pada saat dilakukan penetrasi.
2. Jumlah perlawanan konus adalah perlawanan geser terhadap konus pada
saat dilakukan penetrasi.
3. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung
bikonus.
6. PERHITUNGAN

Pada umumnya percobaan ini dilakukan dengan cara belanda ( Duch Cone
penetration ) dimana percobaan dapat dilakukan dengan cara :
a) Secara Continue : dilakukan pembacaan terus menerus dari manometer
mengenai daya dukung (qc) dari lapis tanah sehubungan dengan
kedalamannya
b) Secara Discontinue : sebelum dilakukan pembacaan dari manometer
dilakukan penurunan yabg besarnya tiap-tiap penurunan ( h ) 20cm. Yang
didapat dari percobaan ini adalah daya dukung (qc) dan daya dukung
tambah ditambah lekatan (qt ) dari lapisan tanah sehubungan dengan
kedalamnnya.
Rumus : Dimana :
qf = qt – qc qc = Daya dukung tanah ( kg/cm2 )
fs = qf . Ac / As qt = ( qc + qf ) Daya dukung tanah
Ac = ¼ . TT . Dc2 ditambah tekanan ( kg/cm2 )
As = TT . Ds . Ls qf = Tekanan ( kg/cm2 )
Fd = 5 x Dc2 . Qc / ds . Ls Fs = Perlawanan geser
TFD = ∑Fdi + Fdi + 1 Fd = Nilai geser per 20cm kedalaman
Rf = fs / qc x 100 penurunan bacaan
TFD = Total nilai geser sesuai kedalaman yang
diinginkan ( kg / cm )
Rf = Angka banding geser ( % )
Dc = Diameter konus ( cm )
Ds = Diameter lengan ( cm )
Ls = Panjang lengan ( cm )
7. KEUNTUNGAN-KELEMAHAN SONDIR

Keuntungan :
• Pelaksanaan MUDAH, MURAH DAN CEPAT
• Mudah dioperasikan, dapat dibawa ke mana-mana karena berat alat relatif ringan.
• Biaya operasi murah karena cepat dalam 1 hari dapat dilakukan 2 sondir @30 m
•Tidak membutuhkan kecermatan dan ketelitian tinggi.
•Tidak membutuhkan tes-tes laboratorium untuk penunjang.Begitu tes lapangan selesai,
langsung grafik sondir dapat digambar (jadi total biaya hanya untuk tes lapangan saja).
Bandingkan dengan bor dalam :
1 titik sampai dengan 30 meter dibutuhkan waktu :
Mobilisasi alat : ± 2 hari
Bor : ± 5 hari ( 6 meter/hari )
Jumlah : ± 7 hari
Tes-tes di laboratorium : 7-14 hari
Total : 21 hari = 3 minggu ( rata-rata )
(sondir hanya butuh waktu ½ hari + ½ hari menggarap data, total 1 hari)

•Sangat cocok untuk Negara berkembang dan untuk daerah-daerah yang


terpencil karena mobilisasi alat bor dalam akan sangat mahal. Juga di daerah
terpencil biasanya tidak ada laboratorium Mekanika Tanahnya.
KELEMAHAN

•Tidak memberikan data-data tentang sifat-sifat lain dari tanah seperti: Konsolidasi,
Jenis tanah sebenarnya, Mengembang/menyusut tanah, γtanah, Gs, e, Sr, Dr, LL, PI,
, Cu, dan lain-lain

•“Unreliability” dari hasil sondir mengingat : Batang yang sangat langsing (d≈ 3,0
cm) disbanding dengan panjangnya (sampai 30,0 meter), kekakuan batang kecil
sekali sehingga kemungkinan defleksi yang besar hampir selalu terjadi.
Jadi, pembacaan tidak selalu menunjukkan kondisi lapisan tanah arah vertical
yang sebenarnya (tetapi lapisan-lapisan arah ke samping)

•Adanya defleksi ke samping menimbulkan


hambatan-hambatan dari bergeraknya pipa
tekan di sebelah pipa sondir. Akibatnya,
pembacaan manometer = pembacaan bokonus
+ hambatan-hambatan sepanjang pipa
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai