Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

JOB II
SONDIR

A. TUJUAN
Untuk menentukan kedalaman lapisan tanah keras serta sifat daya dukung
maupun upaya daya lekat sampai kedalaman tanah maksimum.

B. DASAR TEORI
Pengujian sondir adalah suatu metode uji penekanan yang dilakukan untuk
menganalisa daya dukung tanah, mengukur kedalaman lapisan tanah keras dan
untuk mengetahui karakteristik tanah di lapangan. Pemeriksaan ini biasa disebut
dutch cone penetrometer. Pengujian ini dilakukan untuk memperoleh konus dan
hambatan lepas.
Pengujian ini juga dilakukan untuk mengetahui penetrasi atau perlawanan
tanah tekanan konus dan hambatan pelekatnya. Perlawanan penetrasi konus
adalah gaya perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam
gaya persatuan luas. Jenis tanah yang cocok untuk sondir adalah tanah yang
tidak banyak mengandung batu. Namun, apabila tanah yang akan dilakukan
pengujian sondir ini terdapat batu yang besar, sehingga pengujian ini tidak dapat
dilakukan maka dapat digunakan alat yang bernama SPT (Standar Penetrasi
Tanah).
Alat sondir terdiri atas dua jenis, yaitu sondir ringan (0-250 kg/cm²) dan
sondir berat (0-600 kg/cm²) Sedangkan alat penetrasi yang digunakan pada alat
sondir ada dua, yaitu konus dan bikonus. Konus hanya dapat membaca
perlawanan tanah. Sedangkan bikonus selain mampu membaca perlawanan
tanah, juga dapat membaca gaya gesek tanah.
Ada 2 (dua) macam alat penetrasi :
1. Standart Type (Mantel Conus)
Untuk mengetahui daya dukung dengan perlawanan ujung (nilai
conus) yang dilakukan dengan menekan conus ke bawah seluruh tabung
luar dalam. Gaya yang bekerja dapat dilihat pada manometer.
2. Friction Sleeve (Addition Jacket Type / Biconus)
Untuk mengukur perlawanan dan hambatan lekat tanah. Jadi nilai
Jurusan Teknik Sipil
D4 Jasa Konstruksi
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

conus sama serta hambatan dan lekat di dapat dengan menggunakan


besarnya conus dan nilai jumlah keseluruhan dalam percobaan ini
menggunakan metode friction sleeve yang dipakai.
Adapun manometer yang digunakan untuk membaca data pada alat sondir
terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :
 Manometer dengan kapasitas (0-50 kg/cm²)
Berfungsi untuk memperoleh nilai perlawanan konus dan jumlah
perlawanan pada lapisan tanah lunak.
 Manometer dengan kapasitas(0-250 kg/cm²)
Berfungsi untuk memperoleh nilai perlawanan konus dan jumlah
perlawanan pada lapisan tanah yang agak keras.
Pada percobaan sondir ini terdapat rumus-rumus yang digunakan pada
perhitungan, yaitu :
a. Perlawanan Gesek
PG = Jumlah perlawanan (JP) – Perlawanan konus (PK)
b. Hambatan Pelekat
A
HP = (JP-PK) x
B
Dimana :
JP = Jumlah perlawanan konus (pembacaan kedua)
PK = Perlawanan konus
A = Interval pembacaan 20 cm
luas konus
B = Faktor alat = =10 cm
luas tanah
c. Jumlah Hambatan Pelekat
i
JHPi = ∑ HL
o

Dimana :
i = kedalaman lapisan yang di tinjau
d. Hambatan Setempat
perlawanan geser
Hambatan setempat =
10
e. Grafik yang Dibuat
1. Perlawanan penetrasi konus (PK) pada tiap kedalaman.

Jurusan Teknik Sipil


D4 Jasa Konstruksi
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2. Jumlah hambatan pelekat (JHP) pada tiap kedalaman.

Gambar 3.2.1. Hubungan Kedalaman vs Penetrasi dan Kedalaman vs JHL

C. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
1. Mesin sondir
2. Batang sondir
3. Manometer kapasitas 0-50 kg/cm² dan kapasitas 0-250 kg/cm².
4. 1 buah bikonus dan 1 buah paten konus
5. Baja profil panjang
6. Baja profil pendek
7. Balok kayu panjang
8. 2 buah angker
9. Stang angker (kunci T)
10. Kunci pipa
11. Linggis
b. Bahan
1. Minyak hidrolik
2. Tanah asli

Jurusan Teknik Sipil


D4 Jasa Konstruksi
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan peralatan yang akan digunakan.
2. Tentukan lokasi alat yang akan di pasang pada permukaan tanah yang
datar.
3. Pasang angker ke dalam tanah dengan memutarnya menggunakan stang
angker kemudian buat lubang diantara angker.
4. Pasang balok kayu sebagai landasan sondir dengan jarak antara angker dan
kedua balok disesuaikan dengan alat sondir.
5. Letakkan alat sondir tegak lurus pada lokasi pengujian (diperkuat dengan
kanal baja untuk menjepit alat dan diperkuat lagi dengan baja kanal pendek
secara melintang dari kedua ujung besi kanal panjang dan perkuat angker
dengan mur angker hingga kuat).
6. Setel ulang ketegakan alat. Memasang manometer dan isi pada mesin oli.
Cara pengisian oli SAE 10 sebagai berikut :
(Sebelum alat sondir dibawa ke lapangan, pastikan terlebih dahulu alat
ukur/manometer dapat berfungsi dengan baik. Dengan cara pengisian oli
SAE 10 dengan benar).
Perhatikan langkah mengisi oli di bawah ini :
a. Tutup kran pada manometer dan membuka polo/mur pada bagian
pengisian oli.
b. Tekan piston sampai full hingga oli keluar habis.
c. Isi oli SAE 10 sambil menarik piston dengan perlahan-lahan hingga
pengisiannya diperkirakan cukup (piston tertarik keluar ± 2-3 cm)
Catatan : Diusahakan pengisiannya tidak terputus/jangan sampai ada
udara yang ikut terperangkap masuk ke ruang pengisian oli.
d. Tutup lubang oli dengan kuat dan siap untuk di tes.

Jurusan Teknik Sipil


D4 Jasa Konstruksi
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Jurusan Teknik Sipil


D4 Jasa Konstruksi
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 3.2.2. Cara Pengisian Oli pada Mesin Sondir

7. Melakukan Pengetesan
a. Buka kran manometer skala 250 kg/cm² dan memperhatikan manometer
dengan posisi angka 0 (nol) kg/cm².
b. Tekan piston hingga mencapai tekanan 250 kg/cm².
c. Lepaskan tekanannya hingga kembali ke angka 0 (nol) kg/cm².
Jurusan Teknik Sipil
D4 Jasa Konstruksi
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

d. Lakukan pengetesan beberapa kali, jika kondisinya lancar berarti


manometer normal dan berfungsi dengan baik dan siap dibawa ke
lapangan.
Catatan : Jika setelah dilakukan penekanan piston dan ternyata angka pada
manometer tidak kembali ke angka 0 (nol) kg/cm² atau ada selisih, artinya
ada penyimpangan. Berarti pada saat pengisian oli ada udara yang ikut
terperangkap masuk sehingga pada saat piston ditekan udara yang ada
tertekan masuk ke manometer. Pada kondisi ini manometer tidak dapat
dipakai, harus diganti.
8. Melakukan pengujian di lapangan.
a. Cek manometer sondir di angka nol dan panjang batas sondir bikonus.
b. Rangkai batang sondir dengan bikonusnya, lalu dipasang pada mesin
sondir.
c. Tekan stang luar sampai kedalaman 20 cm. Lalu tarik staker dan tekan
stang sampai 4 cm dan baca perlawanan ujung dan tekan 4 cm berikutnya
dan baca jumlah perlawanan(∑ qc ¿.
d. Lakukan hal yang sama seperti langkah di atas dan hentikan pengujian jika
manometer selama 3 (tiga) kali berturut-turut menunjukkan nilai >150
kg/cm² dan jika penekanan mesin sondir sudah mencapai maksimalnya
atau dirasa telah dicapai tanah keras maka pengujian ini dapat dihentikan.

E. DATA DAN ANALISA PERHITUNGAN


Tabel 3.2.1. Data dan Hasil Analisa Pengujian
Kedalama Perlawanan Jumlah Perlawanan HP JHP Hambatan
n Konus (qc) Perlawana Gesek (kg/cm) (kg/cm) Setempat
(kg/cm²) n (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm)
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,20 15,00 20,00 5,00 10,00 10,00 0,50
0,40 18,00 26,00 8,00 16,00 26,00 0,80
0,60 15,00 21,00 6,00 12,00 38,00 0,60
0,80 32,00 40,00 8,00 16,00 54,00 0,80
1,00 35,00 42,00 7,00 14,00 68,00 0,70
1,20 45,00 60,00 15,00 30,00 98,00 1,50
1,40 150,00 180,00 30,00 60,00 158,00 3,00
Jurusan Teknik Sipil
D4 Jasa Konstruksi
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Analisa Perhitungan
 Perlawanan gesek ( f ) = jumlah perlawanan – perlawawan konus
= 20 – 15
= 5 kg/cm² (kedalaman 0,20)
( kedalaman 0,40 ) f = 26 - 18
= 8 kg/cm²
( kedalaman 0,60 ) f = 21 – 15
= 6 kg/cm²
( kedalaman 0,80 ) f = 40 – 32
= 8 kg/cm²
( kedalaman 1,00 ) f = 42 – 35
= 7 kg/cm²
( kedalaman 1,20 ) f = 60 – 45
= 15 kg/cm²
( kedalaman 1,40 ) f = 180 – 150
= 30 kg/cm²

 Hambatan pelekat ( fs ) = perlawanan gesek x 2


=5x2
= 10 kg/cm ( kedalaman 0,20 )
( kedalaman 0,40 ) fs = 8 x 2
= 16 kg/cm
( kedalaman 0,60 ) fs = 6 x 2
= 12 kg/cm
( kedalaman 0,80 ) fs = 8 x 2
= 16 kg/cm
( kedalaman 1,00 ) fs = 7 x 2
= 14 kg/cm
( kedalaman 1,20 ) fs = 15 x 2
= 30 kg/cm
( kedalaman 1,40 ) fs = 30 x 2
= 60 kg/cm
Jurusan Teknik Sipil
D4 Jasa Konstruksi
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

perlawanan gesek
 Hambatan setempat =
10
5
=
10
= 0,2 kg/cm ( kedalaman 0,20 )
8
( kedalaman 0,40 ) fs = = 0,8 kg/cm
10
6
( kedalaman 0,60 ) fs= = 0,6 kg/cm
10
8
( kedalaman 0,80 ) fs = = 0,8 kg/cm
10
7
( kedalaman 1,00 ) fs = = 0,7 kg/cm
10
15
( kedalaman 1,20 ) fs = = 1,5 kg/cm
10
30
( kedalaman 1,40 ) fs = = 3 kg/cm
10
 Jumlah halaman pelekat = ∑ hambatan kedalaman lapisan+

∑ hambatan kedalaman lapisan yang ditinjau


( kedalaman 0,20 ) = 0 + 10 = 10 kg/cm

( kedalaman 0,40 ) = 10 + 16 = 26 kg/cm

( kedalaman 0,60 ) = 26 + 12 = 38 kg/cm

( kedalaman 0,80 ) = 38 + 16 = 54 kg/cm

( kedalaman 1,00 ) = 54 + 14 = 68 kg/cm

( kedalaman 1,20 ) = 68 + 30 = 98 kg/cm

( kedalaman 1,40 ) = 98 + 60 = 158 kg/cm

Gambar 3.2.3. Grafik Sondir

Jurusan Teknik Sipil


D4 Jasa Konstruksi
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Jumlah Hambatan Pelekat (Kg/cm)

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00
0.00 0.00

0.10 0.10

0.20 0.20

0.30 0.30

0.40 0.40

0.50 0.50

0.60 0.60
Kedalaman (m)

Kedalaman
0.70 0.70

0.80 0.80

0.90 0.90

1.00 1.00

1.10 1.10

1.20 1.20

1.30 1.30

1.40 1.40

1.50 1.50
0.00 20.00 40.00 Perlawanan
60.00 80.00 Konus (Kg/cm2)
100.00
Perlawanan Konus 120.00 JHP
140.00 160.00 180.00

F. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengujian sondir, maka dapat disimpulkan lapisan tanah
keras dicapai pada kedalaman 1,40 meter dengan jumlah perlawanan sebesar 180
kg/cm² dan perlawanan konus sebesar 150 kg/cm².

G. GAMBAR ALAT DAN BAHAN


a. Alat
Jurusan Teknik Sipil
D4 Jasa Konstruksi
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 3.2.5. Batang sondir

Gambar 3.2.6. Manometer Gambar 3.2.7. 1 buah bikonus dan


kapasitas 0-50 kg/cm2 dan 1 buah paten konus
kapasitas 0-250 kg/cm2

Gambar 3.2.8. Baja profil Gambar 3.2.9. Baja profil


panjang pendek

Jurusan Teknik Sipil


D4 Jasa Konstruksi
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 3.2.10. Balok kayu Gambar 3.2.11. 2 buah angker


panjang

Gambar 3.2.12. Stang Angker Gambar 3.2.13. Kunci pipa


(Kunci T)

Gambar 3.2.14. Linggis


b. Bahan

Gambar 3.2.15. Minyak Gambar 3.2.16. Tanah Asli


Hidrolik

H. DOKUMENTASI

Jurusan Teknik Sipil


D4 Jasa Konstruksi
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 3.2.17. Proses Gambar 3.2.18. Pemasangan


peletakan alat sondir di tempat angker
yang memiliki permukaan datar

Gambar 3.2.19. Pembacaan Gambar 3.2.20. Alat pengujian


manometer sondir

Jurusan Teknik Sipil


D4 Jasa Konstruksi

Anda mungkin juga menyukai