I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan dan Referensi
• ASTM D 3441 “Standard Test Method for Mechanical Cone
Penetration Tests of Soil”
• SNI 2827:2008 “Cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir”
yang terjadi ketika dilakukan penetrasi batang dalam, pipa dorong, dan
konus. Gambar 9.2 menunjukkan rangkaian alat yang digunakan dalam
penetrasi konus pada praktikum ini.
Hasil dari pengujian sondir ini adalah tahanan ujung yang diambil sebagai
gaya penetrasi per satuan luas penampang ujung sondir, atau qc dan
tahanan ujung total, atau qt. Pengujian sondir ini dilakukan hingga
mencapai tanah keras atau hingga mencapai kemampuan maksimum alat,
Gambar 3. Mekanisme kerja bikonus pada saat dilakukan penetrasi alat sondir
𝐻𝑃=𝑙×𝑓
dimana:
l = panjang lekatan = 20 cm (sondir ditekan tiap 20 cm)
Jumlah Hambatan Pelekat (JHP):
𝐽𝐻𝑃=Σ𝑓𝑖×𝑙𝑖
Setelah dilakukan perhitungan fs, HP, JHP, dan FR, dibuat grafik terhadap
kedalaman yang menunjukkan stratifikasi dari lapisan tanah di lokasi tersebut.
Nilai tahanan konus serta nilai rasio friksi dapat dikorelasikan terhadap jenis
tanah serta prilakunya. Gambar berikut menunjukkan korelasi hasil uji CPT
terhadap prilaku tanah oleh Robertson (1986).
E.
F.
G. Teori Tambahan
Sondir (Cone Penetrometer Test) merupakan test penetrasi yang statis.
Hal tersebut berkaitan dengan :
o Konus baja dimasukkan kedalam tanah dengan kecepatan tertentu
o Gaya yang diperlukan untuk penetrasi ini diukur, dan dibagi
dengan luas penampang konus untuk memberikan tahanan konus
qc.
o qc adalah indicator daya dukung atau kekuatan dari tanah
Konus sondir dilengkapi dengan sebuah selubung gesek diatasnya.
Perlengkapan ini popular dengan sebuatan bi-konus. Selubung gesek ini
memungkinkan pengukuran hambatan pelekat fs yang berupa gesekan
setempat atau adhesi antara selubung tersebut engan tanah.
Hasil dari pengujian ini dapat digunakan untuk merencanakan daya
dukung ujung (end bearing) dan perlawanan keliling permukaan tiang
maupun daya dukung pondasi dangkal. Selain itu pengujian ini sangat
praktis itu mengetahui dengan cepat letak kedalaman lapisan tanah keras,
bahkan dengan mengevaluasi nilai rasio gesekan (friction ratio), dapat
pula dilakukan deskripsi jenis lapisan tanah.
Percobaan ini dapat dilakukan pada semua jenis tanah berbutir halus
maupun kasar (pasir), namun tidak dapat dilaksanakan jika pada lapisan
tanah tersebut terdapat banyak kerikil. Konus sondir dilengkapi dengan
sebuah selubung gesek diatasnya. Perlengkapan ini popular dengan
sebuatan bi-konus. Selubung gesek ini memungkinkan pengukuran
hambatan pelekat fs yang berupa gesekan setempat atau adhesi antara
selubung tersebut engan tanah. Data fs ini sering dipakai untuk
perhitungan daya dukung tiang gesek (friction piles).
Data tekanan conus ( qc ) dan hambatan pelekat ( fs ) yang didapatkan
dari hasil pengujian sondir dapat digunakan untuk menentukan jenis tanah
seperti yang ditunjukkan dalam Tabel
II. PRAKTIKUM
A. Persiapan Praktikum
1. Membuat lubang bujur sangkar dengan ukuran 30 cm sisinya dengan
kedalaman 20 cm atau sampai kedalaman dimana tidak dijumpai lagi
lapisan yang mengandung akar tanaman.
2. Memasang angkur pada dua sisi dimana alat sondir akan ditempatkan.
3. Meletakkan mesin sondir lalu pasang baja kanal sebagai penahan agar alat
tidak terangkat atau goyang.
4. Mengatur kedua manometer menjadi nol.
5. Memeriksa konus, pipa sondir dan pipa dalamnya serta olesi oli agar
lancar.
B. Jalannya Praktikum
1. Menghubungkan Konus dengan rangkaian pipa dan pipa dalamnya lalu
pasang pada alat sondir.
2. Memutar alat sondir secara manual sehingga menekan rangkaian konus
dan pipa menembus tanah sampai kedalaman 20 cm.
3. Mengunci alat dan lakukan pembacaan pada manometer sambil diputar
searah jarum jam dengan kecepatan penetrasi konus antara 1 cm/s sampai
2 cm/s. Selama penekanan batang pipa dorong tidak boleh ikut turun,
karena akan mengacaukan pembacaan.
4. Bila pembacaan sudah mencapai nilai yang lebih besar dari 50 kg/cm2,
pembacaan dilakukan pada manometer besar dengan cara mengunci
manometer kecil dan membuka manometer besar, kemudian dilakukan
pembacaan kembali.
5. Pembacaan dihentikan bila nilai qc telah mencapai harga 250 kg/cm2.
3 56 70
3,2 76 90
3,4 80 95
3,6 78 90
3,8 74 90
4 74 90
4,2 70 84
4,4 70 86
4,6 60 80
4,8 64 78
5 65 80
5,2 66 80
5,4 66 82
5,6 65 78
5,8 68 82
6 64 80
6,2 68 82
6,4 67 80
6,6 66 80
6,8 66 76
7 68 78
7,2 70 80
7,4 66 76
7,6 66 74
7,8 72 84
8 64 76
8,2 74 84
8,4 76 86
8,6 60 74
8,8 48 64
9 50 67
9,2 52 66
9,4 56 70
9,6 54 65
9,8 56 70
10 56 70
10,2 60 70
10,4 58 68
10,6 65 78
10,8 70 85
11 74 90
11,2 72 85
11,4 74 89
Cone Penetration Test (SONDIR)
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
11,6 74 90
11,8 80 95
12 80 100
12,2 80 90
12,4 70 90
12,6 68 88
12,8 75 85
13 80 95
13,2 80 90
13,4 75 90
13,6 85 100
13,8 90 110
14 70 90
14,2 70 85
14,4 85 100
14,6 80 90
14,8 80 95
15 85 100
15,2 60 80
15,4 75 90
15,6 80 90
15,8 85 100
16 100 110
16,2 100 115
16,4 95 110
16,6 110 120
16,8 125 140
17 120 130
17,2 125 135
17,4 130 145
17,6 120 160
17,8 155 170
18 150 165
B. Perhitungan
Untuk h = 40 cm = 0,4 m; qc = 15 kg/cm2; qt = 20 kg/cm2
qt−qc 20−15
• 𝑓𝑠 = = = 0,33 kg/cm2
15 15
• 𝐻𝑃 = 𝑙 𝑥 𝑓𝑠 = 20 x 0,4 = 8 kg/cm2
• 𝐽𝐻𝑃 = 6,67 + 8,00 = 14,67 kg/cm2
fs 0,4
• 𝐹𝑅 = x 100% = x 100% = 2,86 %
qc 14
Pembacaan Perhitungan
depth
FR
(m) qc (kg/cm2) qt (kg/cm2) fs (kg/cm2) HP (kg/cm2) JHP (kg/cm2)
(%)
0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00
0,2 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00
0,4 15 20 0,33 6,67 6,67 2,22
0,6 14 20 0,40 8,00 14,67 2,86
0,8 10 16 0,40 8,00 22,67 4,00
1 32 40 0,53 10,67 33,33 1,67
1,2 38 46 0,53 10,67 44,00 1,40
1,4 56 64 0,53 10,67 54,67 0,95
1,6 60 68 0,53 10,67 65,33 0,89
1,8 54 70 1,07 21,33 86,67 1,98
2 68 82 0,93 18,67 105,33 1,37
2,2 76 90 0,93 18,67 124,00 1,23
2,4 40 60 1,33 26,67 150,67 3,33
2,6 42 56 0,93 18,67 169,33 2,22
2,8 45 60 1,00 20,00 189,33 2,22
3 56 70 0,93 18,67 208,00 1,67
3,2 76 90 0,93 18,67 226,67 1,23
3,4 80 95 1,00 20,00 246,67 1,25
3,6 78 90 0,80 16,00 262,67 1,03
3,8 74 90 1,07 21,33 284,00 1,44
4 74 90 1,07 21,33 305,33 1,44
4,2 70 84 0,93 18,67 324,00 1,33
4,4 70 86 1,07 21,33 345,33 1,52
4,6 60 80 1,33 26,67 372,00 2,22
4,8 64 78 0,93 18,67 390,67 1,46
Cone Penetration Test (SONDIR)
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
8
10
12
14
16
18
qc vs depth
8
10
12
14
16
18
8
10
12
14
16
18
8
10
12
14
16
18
8
10
12
14
16
18
IV. ANALISIS
a. Analisis Percobaan
Data dan Hasil praktikum yaitu nilai tahanan konus (qc) tekanan
tanah total akibat konus dan friksi (qt) serta dilakukan pengolahan
data untuk mendapatkan nilai friksi pada selimut bikonus (fs),
hambatan pelekat (HP), jumlah hambatan pelekat (JHP), dan
friction ratio (FR). Nilai friksi pada bikonus (fs) merupakan hasil
pengurangan nilai qc dengan qt kemudian dibagi dengan 15.
Nilai friksi pada bikonus dibandingkan dengan nilai qc dalam
bentuk grafik. Nilai fs yang telah didapatkan untuk setiap range
data kemudian digunakan untuk mendapatkan nilai dari
hambatan pelekat (HP) dengan mengalikan panjang lekatan
sebesar 20 cm. Komulatif tiap nilai HP akan menghasilkan nilai
jumlah hambatan pelekat (JHP). Setelah itu, praktikan
menghitung nilai friction ratio (FR) dengan membandingan nilai
friksi pada bikonus (fs) dan nilai tekanan bikonus yang dihasilkan
(qc).
Pada praktikum sondir terdapat lima buah grafik yaitu
grafik antara qc dengan kedalaman, qt dengan kedalaman, fs
dengan kedalaman, FR dengan kedalaman dan JHP dengan
kedalaman. Grafik merupakan grafik linier hal karena nilai qc
yang naik secara linier sesuai dengan pertambahan kedalaman
dan pada kedalam 18 m nilai qc maximum mencapai 120 kg/cm2.
Berdasarkan nilai FR yang dihasilkan dapat ditentukan jenis
tanah, jenis tanah yang dapat diidentifikasi dari percobaan adalah
pasir dan lempung hal ini karena berada pada range 1,2% sampai
dengan 4,1%. Pada grafik qc didapatkan kekakuan tanah
berdasarkan kedalaaman. Kekakuan tanah bervariasi pada
percobaan tersebut karena gangguan pada tanah.
Pada grafik fs dengan kedalaman dapat diidentifikasi friksi yang
terjadi pada selimut bikonus setiap kedalaman bertambah 20 cm,
nilai friksi pada selimut bikonus cenderung fluktuatif terjadi.
Berdasarkan hubungan antara FR dengan qt, dapat
ditentukan jenis tanah pada setiap lapisan sesuai dengan interval
qc Jenis
depth (m) FR (%)
(kg/cm2) Tanah
0 0 0 clayed silt
0,2 0 0 clayed silt
0,4 15 2,222 sandy silt
0,6 14 2,857 sandy silt
0,8 10 4 Clays
1 32 1,667 Sand
1,2 38 1,403 Sand
1,4 56 0,952 Sand
1,6 60 0,889 Sand
1,8 54 1,975 silty sand
2 68 1,372 Sand
2,2 76 1,228 silty sand
2,4 40 3,333 silty sand
2,6 42 2,222 silty sand
2,8 45 2,222 sandy silt
3 56 1,667 silty sand
3,2 76 1,228 silty sand
3,4 80 1,25 Sand
3,6 78 1,025 Sand
3,8 74 1,441 Sand
4 74 1,441 Sand
4,2 70 1,333 Sand
4,4 70 1,523 silty sand
4,6 60 2,222 silty sand
4,8 64 1,458 silty sand
5 65 1,538 silty sand
5,2 66 1,414 silty sand
5,4 66 1,616 silty sand
5,6 65 1,333 silty sand
5,8 68 1,372 Sand
6 64 1,667 silty sand
6,2 68 1,372 Sand
6,4 67 1,293 Sand
6,6 66 1,414 silty sand
6,8 66 1,010 Sand
7 68 0,980 Sand
Cone Penetration Test (SONDIR)
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
C. ANALISIS KESALAHAN
1. Kesalahan Praktikan dalam membuat lubang dengan
kedalaman berjarak 20 cm, hal ini menyebabkan nilai
hambatan lekat (HP) yang didapatkan dari pengolahan
data dengan jarak menjadi tidak akurat.
2. kesalahan praktikan dalam melakukan kalibrasi
manometer, sehingga pembacaan pada manometer
menjadi tidak akurat.
3. kesalahan pembacaan nilai tahanan konus dan tahanan
total pada manometer, menyebabkan data yang diambil
tidak tepat pada kedalaman saat dilakukan pembacaan.
4. kesalahan praktikan dalam penguncian alat sondir
dengan besi kanal, menyebabkan saat alat digunakan alat
menjadi bergoyang dan menyebabkan pembacaan pada
manometer menjadi tegangu.
5. Pada kedalaman tanah tertentu terdapat gangguan tanah
seperti akar, batu dan lainnya, hal tersebut menyebabkan
nilai qc menjadi naik signifikan dan hal tersebut
menggangu hasil dari praktikum yang dilakukan.
6. Kesalahan karena pada saat melakukan penetrasi tidak
VII. REFERENSI
Laboratorium Mekanika Tanah. 2018, Buku Panduan Mekanika Tanah,
Depok : Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
VIII. LAMPIRAN
24
[Cone Penetration Test (Sondir)]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
25
[Cone Penetration Test (Sondir)]