5.1.2. Tujuan
Tujuan praktikum batas cair (liquid limit) adalah menentukan nilai kadar air pada
batas cair suatu sample tanah.
Batas cair didefinisikan sebagai kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan
keadaan plastis (batas atas dari daerah plastis). Dalam pengertian teknik secara
umum, tanah di definisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran)
mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama
lain dan dari bahan-bahan organic yang telah melapuk (yang berpartikel padat)
disertai zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-
partikel padat tersebut, Tanah berguna sebagai bahan bagunan pada berbagai
macam pekerjaan teknik sipil, di samping itu tanah juga berfungsi sebagai
pendukung dari pondasi suatu bagunan.
Ilmu mekanika tanah adalah cabang dari ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat
fisik dari tanah dan kelakuan massa tanah tersebut bila menerima bermacam-
macam gaya. Butiran-butiran mineral yang membentuk bagian padat dari tanah
merupakan hasil pelapukan dari batuan. Ukuran butiran padat tersebut sangat
bervariasi dan sifa-sifat fisik dari tanah banyak tergantung dari factor-faktor
ukuran, bentuk dan komposisi kimia dari butiran.Untuk lebh jelasnya mengenai
factor-faktor tersebut, hrus lebih di kenal dahulu tipe-tipe dasar dari batuan yang
membentuk kerak bumi, mineral-mineral yang membentuk batuan, dan proses
pelapukan.
Tanah terbagi dari dua bagian, yaitu bagian padat dan bagian rongga. Bagian
padat terdiri dari partikel – partikel padat, sedangkan bagian berongga terisi air
atau udara setengahnya bila tanah tersebut jenuh atau kering. Apabila gumpalan
tanah tidak sepenuhnya dalam keadaan basah atau jenuh, maka rongga tanah akan
terisi oleh air dan udara.
Tanah tidak seperti besi atau baja dan beton yang tidak banyak ragam sifat – sifat
fisiknya. Keragaman ini menentuakn sifat tanah dengan berbagai persoalan sesuai
dengan kondisi tertentu yang dikehendaki dalam pelaksanaan.
Tanah berbutir kasar (coarse grained soil) adalah tanah dengan ukuran butir ≥
0,075 mm atau tanah yang tertahan pada saringan no. 200. Tanah berbutir halus
Sifat – sifat fisik lainnya adalah batas – batas Atterberg (Atterberg limit), kadar
air, kadar pori, kepadatan relatif, pembagian butir, kepekaan, dan sebagainya.
Transisi keadaan semi padat ke keadaan padat → shrinkage limit (batas susut)
Kedua angka yang paling penting ialah batas cair dan batas plastis (disebut batas-
batas Atterberg). Pengukuran batas-batas ini dilakukan secara rutin untuk
sebagian besar penyelidakan-penyelidikan yang meliputi tanah yang berbutir
halus. Karena batas-batas ini tidak merupakan sifat-sifat yang jelas, maka dipakai
cara empiris untuk menentukannya. Penentuan batas-batas Atteberg ini dilakukan
hanya pada bagian tanah yang lolos saringan no. 40.
Batas cair juga didefinisikan sebagai harga kadar air suatu tanah pada batas antara
keadaan cair dan plastis, atau dengan perkataan lain adalah harga kadar air
minimum dimana tanah masih berada dalam keadaan cair atau mulai mengalir
karena beratnya sendiri.
50
40
Kadar air, %
30
20
10
0
1 10 100
Jumlah pukulan, N
1 2
IF
N
log 2
N1
IF = indeks aliran
Cara penentuan batas cair dilakukan dengan memakai alat, yang dalam
pelaksanaanya dilakukan dengan kadar air yang berbeda dan banyaknya air
dihitung tiap ketukan. Penentuan kadar air :
Ww = Wwet - Wdry
W% = Ww/Wd x 100%
dengan:
Ww = berat air.
Wwet = berat sampel tare basah.
Wdry = berat sampel tare kering.
Wcon = berat container.
Wd = berat tanah kering.
W% = kadar air %
(http://imamzuhri.blogspot.co.id/2012/09/t-n-h-1.html)
tan
N
LL N
25
Dimana
N = Jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk menutup goresan selebar 0,5 inch
pada dasar contoh tanah yang diletakkan dalam mangkuk kunningan dari
alat uji batas cair
wN = Kadar air dimana untuk menutup dasar goresan dari contoh tanah yang
dibutuhkan pukulan sebanyak N
tanβ = 0,121 (harap dicatat bahwa tidak semua tanah mempunyai harga tanβ =
0,121)
N (N/25)0.121 N (N/25)0.121
20 0.973 26 1.005
21 0.979 27 1.009
22 0.985 28 1.014
23 0.990 29 1.018
24 0.995 30 1.022
25 1.000
Untuk uji laboratorium yang dipergunakan untuk menentukan harga batas cair
bilamana hanya dilakukan satu pengujian untuk tiap-tiap tanah. Cara ini dikenal
sebagai metode satu titik (one point method). Metode ini telah dimasukkan dalam
Batas plastis
Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air pada batas bawah daerah plastis.
Kadar air ini ditentukan dengan menggiling tanah pada plat kaca sehingga
diameter dari batang tanah yang dibentuk demikian, mencapai 1/8 inci. Bilamana
tanah mulai pecah saat diameternya mencapai 1/8 inci maka kadar air tanah itu
adalah batas plastis.
Bila batas plastis telah diperoleh, maka tentukan indeks plastis yang merupakan
batas cair dan batas plastis suatu tanah.
Indeks plastis
PI = LL – PL
Kadar air tanah dalam keadaan aslinya biasanya terletak antara batas plastis dan
batas cair. Suatu angka yang kadang-kadang dipakai sebagai petunjuk akan
keadaan tanah ditempat aslinya adalah “liquidity index” (LI).
w PL w PL
LI = =
LL PL PI
(http://cithorues.blogspot.co.id/2014/04/bab-v-batas-cair-liquid-limit.html)
Batas Atterberg dikenalkan oleh (Albert Atterberg, 1911) dengan maksud untuk
mengklasifikasikan tanah berbutir halus serta memastikan karakter indeks
property tanah. Batas Atterberg mencakup batas cair, batas plastis, serta batas
susut.
Batas Atterberg memerlihatkan terjadinya bentuk tanah dari benda padat sampai
jadi cairan kental sesuai sama kadar airnya. Dari test batas Atterberg bakal
diperoleh parameter batas cair, batas plastis, batas lengket serta batas kohesi yang
disebut kondisi ketekunan tanah. Batas-batas Atterberg bisa diliat pada gambar
tersebut :
Tanah yang berbutir halus umumnya mempunyai karakter plastis. Karakter plastis
itu adalah kekuatan tanah sesuaikan pergantian bentuk tanah sesudah bercampur
dengan air pada volume yang tetaplah. Tanah itu bakal berupa cair, plastis, semi
padat atau padat bergantung jumlah air yang bercampur pada tanah itu.
(http://www.ilmulabtekniksipil.id/2016/04/batas-batas-atterberg.html)
Batas cair dan batas plastis tidak secara langsung memberi angka-angka yang
dapat dipakai dalam perhitungan (design). Yang kita peroleh dari percobaan Batas
(https://www.mediafire.com/?2c60eb4y95dcm)
4. Tang test berfungsi sebagai alat untuk mengangkat sampel yang berada
dicawan yang sudah dikeringkan didalam oven
Oven Tang
Dari uji coba yang dilaksanakan di labolatorium maka didapat hasil data dari tanah mess
20.
No keterangan I II
1 Weight of container (W1) 78,1 82,6
2 Weight of soil + container (W2) 162,5 169,3
3 Weight of dry soil + container (W3) 132,4 138,3
4 Weight of water (Ww) 30,1 31
5 Weight of dry soil (W4) 54,3 55,7
6 Weight of wet soil (W5) 84,4 86,7
7 % Moisture content (W6) 35,6635 35,7555
8 Average 35,7095
Ww = W2 – W3
Ww = Berat air
Ww I = 162,5 – 132,4
= 30,1
Ww II = 169,3 – 138,4
= 31
W4 = W3 – W1
W1 = Berat cawan
W4 I = 132,4 – 78,1
= 54,3
W4 II = 138,3 – 82,6
= 55,7
W5 = W2 – W1
W1 = Berat cawan
W5 I = 162,5 – 78,1
= 84,4
W5 II = 169,3 – 82,6
= 86,7
Ww = Berat Air
= 35,6635 %
= 35,7555 %
= 35,7095 %