Disusun Oleh :
Muhammad Tandi
16 307 011
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Muhammad Tandi
16 307 011
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
Adapun maksud dan tujuan dari proposal ini disusun untuk melakukan
penelitian Tugas Akhir guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral Institut
Teknologi Medan.
1. Kedua Orang Tua Tercinta penulis yang selalu membantu baik secara moril
maupun materil.
2. Bapak Ir. Syafriadi MT, sebagai Dekan Fakultas Teknologi Mineral, Institut
Teknologi Medan.
3. Bapak Dr.Ir Said Muzambiq, M.Si selaku Ketua Jurusan Teknik Geologi,
Geologi dan juga sebagai koordinator Tugas Akhir Jurusan Teknik Geologi,
Penulis menyadari bahwa dalam proposal ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan serta masih jauh dari kesempuranaan, oleh karena itu penulis
Muhammad Tandi
BAB I
PENDAHULUAN
Longsoran merupakan suatu bencana alam yang sering terjadi pada lereng –
lereng alami maupun buatan kebanyakan longsor terjadi pada saat tekanan tanah
meningkat yang mengaibatan penurunan kuat geser tanah (c), dan sudut geser
Pada saat merancang suatu tambang terbuka maka dilakukan suatu analisis
terhadap kestabilan lereng yang terjadi karena proses penimbunan atau penggalian
suatu lereng biasanya menjadi masalah yang membutuhkan perhatian yang lebih
oleh sebab itu analisis kestabilan lereng sangat diperlukan. Ukuran kestabilan
permukaan tanah yang lebih tinggi dengan permukaan tanah yang rendah. Lereng
penerapan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh selama masa kuliah, terutama
dalam hal pengumpulan dan pengolahan data lapangan. Penelitian yang dibuat
Agincourt Resources)”.
lereng dari geometri lereng baik itu panjang, sudut lereng dan sifat keteknikannya.
Mass Rating (SMR). Slope mass rating (SMR) merupakan sistem klasifikasi
massa batuan yang dirancang khusus untuk lereng. Metode ini dikemukakan oleh
Romana (1985). Sistem ini mendasarkan pada hasil RMR dengan memberikan
rating (SMR) adalah arah kemiringan (dip direction) dari permukaan lereng (αs),
diskontinuitas (βj).
Desa Aek Pining, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra
Utara yang berada di bagian Barat Pulau Sumatera dan dapat ditempuh selama ±
12 jam menggunakan kendaraan roda dua atau empat dengan jarak tempuh ± 418
Secara atministratif daerah penelitian berada dalam lokasi Desa Aek Pining,
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara yang berada
selama ± 12 jam menggunakan kendaraan roda dua atau empat dengan jarak
Gambar 1.1 Lokasi daerah penelitian ( sumber: peta atministrasi sumatra utara, tahun 2015)
a. Tahapan Persiapan
Studi literatur
Tahap studi literatur ini merupakan tahapan awal dari penelitian, pada
Tahapan ini merupakan tahap kedua setelah studi literatur dimana tahapan
mendapatkan data primer dan data sekunder. Selama kegiatan pengambilan data di
Setelah pengolahan data dan analisa selesai, maka tahapan yang selanjutnya
pembimbing, baik berupa tulisan, gambar, diagram dan peta. Laporan ini
STUDI PUSTAKA
PENGUMPULAN DATA
Primer Sekunder
1.6 Bagan Alir Penelitian
Pengambilan Sampel Sampel Batuan Geometri Lereng Pengamatan Kondisi Geologi - Studi literatur
Tahapan Pengabilan
- Penelitian terdahulu
Data di Lapangan - Pengambilan Batuan (Coring) - Tinggi dan Lebar Lereng - Morfologi
- Kemiringan Lereng - Peta geologi
- Strutur Geologi
- Bentuk Lereng - Peta topografi
- Litologi
Analisa Laboratorium
Analisa Laboratorium
Tahapan Analisa Analisa sifat keteknikan
- Kuat tekan - Sudut geser dalam - Analisa Morfologi
Laboratorium - Analisa Petrografi
- Kuat tarik - Kohesi
- Modulus elastisitas - Derajat kejenuhan
- Poisson ratio - Kohesi Software Rocciencce Slide 6.0
- Kuat Geser
Selesai
1.7. Waktu Penelitian Tugas Akhir
Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Preparasi dan
Studi Pustaka
Pelaksanaan
di Perusahaan
dan analisa
Penulisan
laporan dan
seminar
BAB II
LANDASAN TEORI
Lereng adalah bagian dari permukaan bumi yang berbentuk miring sedangkan
kestabilan atau kemantapan lereng adalah suatu kondisi atau keadaan yang mantap
atau stabil terhadap suatu bentuk dan dimensi lereng. Analisa kestabilan lereng
Dalam bidang teknik sipil ada 3 macam lereng yang perlu kita perhatikan
yaitu adalah :
1. Lereng alam
Lereng alam yaitu lereng yang terbentuk karena proses-proses alam, misalnya
lereng suatu bukit. Lereng alam terbentuk karena proses alam. Gangguan terhadap
kestabilan terjadi bilamana tahanan geser tanah tidak dapat mengimbangi gaya-gaya yang
menyebabkan gelincir pada bidang longsor. Lereng alam yang telah stabil selama
2). Gempa.
3). Kenaikan tekanan air pori (akibat naiknya muka air tanah) karena hujan
4). Penurunan kuat geser tanah secara progresif akibat deformasi sepanjang
Pada lereng alam, aspek kritis yang perlu dipelajari adalah kondisi geologi
dan topografi, kemiringan lereng, jenis lapisan tanah, kuat geser, aliran air
Lereng ini dibuat dari tanah asli dengan memotong dengan kemiringan
tertentu. Untuk pembuatan jalan atau saliran air untuk irigasi. Kestabilan
pemotongan ditentukan oleh kondisi geologi, sifat teknis tanah, tekanan air
kereta api. Sifat teknis tanah timbunan dipengaruhi oleh cara penimbunan dan
mekanisme longsor (slide), dan robohan (topple) yang seringkali diikuti dengan
jatuhan (fall).
Menurut Hoek dan Bray (1981) longsoran batuan adalah suatu proses masa
Longsoran Translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang
Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang
Longsoran baji dapat terjadi pada suatu batuan jika lebih dari satu bidang
lemah yang bebas dan saling berpotongan. Sudut perpotongan antara bidang
lemah tersebut lebih besar dari sudut geser dalam batuannya. Bidang lemah ini
dapat berupa bidang sesar, rekahan (joint) maupun bidang perlapisan. Cara
longsoran baji dapat melalui satu atau beberapa bidang lemahnya maupun
Arah penunjaman garis potong harus lebih kecil daripada sudut kemiringan
lereng.
Bentuk longsoran dibatasi oleh muka lereng, bagian atas lereng dan kedua
bidang lemah.
Faktor – faktor penyebab terjadinya tanah longsor dapat disebabkan karena adanya
gaya gravitasi. Selain itu pula, faktor penyebab tanah longsor dapat dipengaruhi oleh :
1. Kemiringan lereng
Semakin besar sudut lereng, semakin besar pula daya dorong yang disebabkan
2. Litologi
kekuatan batuan penyusun kondisi stratigrafi batuan, terutama jika lapisan batuan keras
berselang-seling dengan lapisan batuan lunak, maka batuan yang lunak dapat menjadi
pergeseran blok – blok batuan pada bidang patahan. Pada zona sesar tersebut daya
tahan menjadi lemah, sehingga lebih mudah mengalami proses pelapukan, erosi
dan tanah longsor.Bidang permukaan sesar, lapisan batuan, kekar, retakan, zona
bidang batas soil dan batuan dasar, kontak batuan merupakan bidang
diskontinuitas dan permukaan lereng juga merupakan salah satu faktor pendorong
b. Pembebanan lereng
Umumnya stabil atau tidaknya suatu lereng tergantung dari beberapa faktor, antara
lain:
1. Geometri Lereng
Geometri lereng meliputi bentukan lereng, baik tinggi lereng dan besar sudut lereng.
Kemiringan dan tinggi suatu lereng sangat mempengaruhi kestabilannya. Semakin besar
2. Struktur Geologi
Batuan Struktur batuan yang sangat mempengaruhi kestabilan lereng adalah bidang-
bidang sesar, perlapisan dan rekahan. Struktur batuan tersebut merupakan bidang-bidang
lemah (diskontinuitas) dan sekaligus sebagai tempat merembesnya air, sehingga batuan
lebih mudah longsor. Jika orientasi umum bidang-bidang lemah tersebut searah dengan
arah lereng dan kemiringan bidang lemah lebih landai dari kemiringan bidang lereng.
Maka struktur tersebut mempunyai pengaruh langsung yang lebih besar terhadap
stabilitas lereng, sebaliknya jika arah dan kemiringan bidang lereng berlawanan maka
struktur bidang lemah tersebut mempunyai pengaruh langsung yang lebih kecil terhadap
stabilitas lereng.
adanya pengaruh tekanan air yang berbeda pada saat rekahan ditarik. Selain adanya
rembesan air pada bidang ketidakmenerusan tersebut, rekahan tarik juga akan terisi oleh
material pengisi yang dapat memisahkan dua sisi batuan, batuan tersebut akan memiliki
kuat geser yang kecil untuk menahan potensi longsoran. Kondisi bidang lemah dan
penyebaran perlu diketahui untuk menentukan arah dan jenis longsoran yang terjadi pada
3. Air Tanah
Kandungan air tanah sebagai moisture tanah pada lereng yang bersangkutan akan
memberikan tambahan beban yang besar pada lereng. Selain itu juga, kondisi material
yang jenuh dengan air tanah akan mengalami penurunan kekuatan geser akibat adanya
tekanan air pori di dalam tubuh material tersebut. Penambahan air tanah pada pori-pori
tanah atau batuan akan memperbesar beban dan pada akhirnya menimbulkan gaya
Kondisi air tanah yang dimaksud disini adalah ketinggian level air tanah yang berada
di bawah permukaan lereng. Pengaruh air tanah terhadap kestabilan lereng yaitu adanya
tekanan ke atas dari air pada bidang – bidang lemah yang secara efektif mengurangi
4. Berat
Beban Yang Ditanggung Oleh Lereng Pada suatu lereng yang menanggung beban
massa, semakin berat beban yang ditanggung lereng maka semakin besar potensi lereng
Gaya dari luar yang dapat mempengaruhi (mengurangi) kestabilan suatu lereng
adalah:
4. Berat Jenis Semu (apparent specific gravity) Berat jenis sejati (true
specific gravity) Kadar air asli (natural water content) Saturated water
content (absorption)
5. Derajat Kejenuhan
6. Porositas
7. Void Ratio
regangan (stress – strain) untuk tiap percontoh batuan. Kemudian dari kurva
a) Kuat tekan ( σc )
c) Modulus young
c. Uji Triaksial
Salah satu uji yang terpenting di dalam mekanika batuan, untuk menentukan
kekuatan batuan dibawah tiga komponen tegangan adalah uji triaksial. Contoh
yang digunnakan berbentuk silinder dengan syarat – syarat sama pada uji kuat
tekan:
d) Kohesi (C)
1. Uji ini digunakan untuk mengetahui kuat geser batuan pada tegangan normal
tertentu.
bentuk keseluruhan lereng, kondisi air tanah dan juga teknik penggalian dalam
pembuatan lereng. Faktor pengontrol ini jelas sangat berbeda untuk situasi
penambangan yang berbeda dan sangat penting untuk memberikan aturan yang
umum untuk menentukan seberapa tinggi atau seberapa landai suatu lereng agar
kondisi air tanah dan faktor pengontrol lainnya yang terjadi pada suatu lereng.
Kestabilan pada batuan dipengaruhi oleh geometri lereng, struktur batuan, sifat
fisik dan mekanik batuan serta gaya-gaya luar yang bekerja pada lereng tersebut.
Satu cara yang umum untuk menyatakan kestabilan suatu lereng batuan
penahan yang membuat lereng tetap stabil, dengan gaya penggerak yang
maka dibagi tiga kelompok rentang Faktor Keamanan (FK) yang ditinjau dari
intensitas kelongsorannya.
Tabel 2.1. Tabel Faktor Keamanan Ditinjau dari Intensitas Kelongsoran (Bowles, 1991).
Lereng yang stabil memiliki harga FK yang tinggi dan lereng yang tidak
stabil memiliki harga FK yang rendah. Faktor keamanan lereng tersebut harganya
tergantung pada besaran ketahanan geser dan tegangan geser, dimana keduanya
tersebut terletak pada zona terlemah didalam tubuh lereng. Jika harga FK = 1,07
maka longsor akan berhenti jika ketahanan geser batuan penyusun mampu
menopang geometri lereng yang baru (yang lebih landai) dan FKnya menjadi
lebih tinggi.
PENUTUP
Proposal usulan Tugas Akhir ini kami ajukan dengan tujuan memberi
penjelasan maksud dan tujuan dari Tugas Akhir di PT. Agincourt Resources dan
Akhir Mahasiswa. Kesempatan yang diberikan oleh perusahaan dalam hal ini
mungkin oleh mahasiswa peneliti yang hasilnya akan disusun dalam bentuk
laporan hasil Tugas Akhir yang terbaik bagi PT. Agincourt Resources.
Semoga dengan kesempatan ini akan selalu terjalin kerjasama yang baik dan
saling menguntungkan antara lembaga Perguruan Tinggi dalam hal ini Institut
terima kasih atas perhatian dan kesempatan yang telah diberikan. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa memberkati kegiatan ini sehingga dapat berjalan dengan lancar
Kusuma, Arin Chandra, & Sudaryanto, Bagus Wiyono, (2015). Kestabilan Lereng
Volume. 1, 1-3
Web Site
provinsi-sumatera-utara/
Pixabay. 1 desembar 2010. Nature Farm Slope. 17 Maret 2018.
https://pixabay.com/en/meadow-mountain-farm-slope-nature-628/
http://thegoldenjubilee.blogspot.co.id/2012/03/analisis-kestabilan-lereng-
batuan.html