Anda di halaman 1dari 5

GEOKIMIA PANASBUMI

DASAR TEORI GEOKIMIA FLUIDA PANASBUMI

Geokimia Panas Bumi/Geotermal mempelajari komposisifluida panas bumi (air dan uap) dan
proses-proses yangmempengaruhinya untuk mengetahui kondisi dankarakteristik fluida
reservoir.

Geokimia air panasbumi memiliki komposisi yang beragam dan komposisi tersebut
mencerminkan kondisi geologi dan system panasbumi pada daerah tersebut. Analisis
geokimia perlu dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan jenis dari daerah panasbumi
tersebut, sehingga dapat mendukung tahap eksplorasi yang akan dilakukan. Jenis-jenis fluida
hidrotermal dapat diketahui dari sampling geokimia air dan di klasifikasikan berdasarkan
komposisi anion. Beberapa jenis fluida panasbumi antara lain:

1. Air Klorida

Air klorida merupakan fluida yang paling dominan pada kebanyakan lapangan panasbumi.
Air klorida bersifat netral atau dapat pula sedikit asam atau sedikit basa. Pada manifestasi
permukaan dicirikan oleh kenampakannya yang jernih sering berasosiasi dengan endapan
sinter silika. Air klorida di dekat permukaan sering mengandung CO2. H2S dan sulfat yang
signifikan, sedangkan di dalam reservoir perbandingan atau rasio Cl/S4 tinggi.

Tipe air ini merupakan ciri khas dari fluida panasbumi dalam (deep geothermal fluid) dan
termasuk ke dalam sistem panasbumi bertemperatur tinggi. Air panas klorida memiliki
kandungan Cl, Na, dan K yang tinggi, Ca seringkali rendah, SiO2 cukup tinggi (tergantung
temperatur).

2. Air Sulfat

Air sulfat memiliki kandungan klorida yang rendah, kandungan sulfat tinggi, Al dan Fe
cukup tinggi (hasil pelarutan batuan). Air sulfat umumnya terdapat pada sistem panasbumi di
daerah vulkanik, dengan uap air berkondensasi ke air tanah. Kandungan sulfat yang tinggi
berasal dari oksidasi H2S pada zona vados. Karena terbentuk pada zona vados maka air asam
sulfat hanya dapat memberikan sangat sedikit informasi tentang bagian dalam sistem
panasbumi. Ciri fisik fluida jenis ini biasanya berwarna keruh akibat pelarutan- pelarutan
batuan samping oleh fluida yang reaktif, sering berasosiasi dengan kolam lumpur dan
collapse creater.

Air panas sulfat biasanya terjadi di daerah panasbumi yang dikontrol oleh kegiatan vulkanik
aktif dimana uap terkondensasi menjadi air permukaan.Air panas tipe ini memiliki ion SO4
yang tinggi, Cl dan HCO3 sangat rendah (terkadang 0), mengandung Na, K, Ca, Mg, Fe, dan
pH rendah (<2-3).

3. Air Bikarbonat

Fluida jenis ini dicirikan dengan kandungan Cl yang rendah, kandungan sulfat juga rendah
dan bikarbonat (HCO3) sebagai anion utamanya. Pada sistem yang berasosiasi dengan
batuan vulkanik biasanya air bikarbonat terbentuk pada bagian yang dangkal di tepi lapangan
oleh kondensasi uap di bawah muka airtanah. Pada sistem yang berasosiasi dengan batuan
sedimen pembentukan fluida jenis ini dikontrol oleh keberadaan batugamping. Air
bikarbonat cenderung sedikit asam bisa juga netral atau sedikit basa.

Air panas bikarbonat merupakan hasil dari kondensasi uap air dan gas ke dalam air bawah
permukaan yang miskin oksigen, ditemukan di daerah non-vulkanik dengan sistem
bertemperatur tinggi. Kandungan ion utamanya adalah HCO3 dan memiliki Ph mendekati
netral sebagai hasil dari reaksi air dengan batuan lokal. Di permukaan, air panas tipe ini
dicirikan oleh kehadiran endapan sinter karbonat atau travertine.

4.Air Meteorik

Airtanah biasanya mengandung Ca, Mg, Na, K, SO4, HCO3 dan Cl selain itu terdapat pula
Fe, SiO2 dan Al. Selain itu airtanah juga biasanya mengandung gas terlarut berupa O2 dan
N2. Air sungai mempunyai anion utama HCO3 dan kation utama adalah Ca sedangkan air
hujan mempunyai anion utama Cl dan kation utama Na
Proses interaksi fluida panasbumi dengan batuan yang dilaluinya menjadi indicator sangat
penting untuk menentukan temperatur dari reservoir panasbumi. Konsep ini dikenal dengan
Geotermometer yaitu pendekatan yang dilakukan untuk menentukan temperature reservoir
panasbumi berdasarkan kelarutan unsur-unsur yang berada di fluida panasbumi dengan
konsentrasi unsur-unsur tersebut merupakan fungsi dari suhu. Asumsi yang digunakan dalam
Geotermometer ini adalah apanila fluida bergerak dengan cepat ke permukaan, fluida akan
mempertahankan komposisi kimianya selama perjalanan dari reservoir ke permukaan karena
tidak atau diasumsikan sedikit sekali mengalami pencampuran. Namun keyataannya fluida
dapat mengalami perubahan dalam perjalan dari reservoir ke permukaan melalui proses
pelarutan batuan samping, pencampuran,

dilution,

sehingga perhitungan geotemometer harus mempertimbangkan factor-faktor tersebut serta


pemilihan unsur yang tepat untuk analisis geokima.

PENGENALAN EKSPLORASI GEOKIMIA

Survei geokimia dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi fisis dan kimia dari tiga
unsur utama yaitu air, gas, dan tanah

Survei geokimia bertujuan :

1. Memprediksi suhu bawah permukaan


2. Memperoleh informasi mengenai asal-usul fluida panas bumi
3. Mengetahui arah aliran fluida bawah permukaan Filosofi dasar penggunaan survei
geokimia dalam eksplorasi adalah konsentrasi komponen fluida panas bumi, unsur terlarut,
dan kandungan gas di dalam uap mencerminkan kondisi bawah permukaan.

ASAL USUL DAN KOMPOSISI KIMIA PANAS BUMI

Fluida panasbumi mengandung komponen isotop, gas, dan unsur terlarut dalam berbagai
variasi konsentrasi.

Banyak komponen yang merupakan komponen penyusun utama fluida panasbumi walaupun
mereka bukan penyusun utama batuan, bahkan mereka hanya dalam jumlah kecil sekali
sabagai unsur penjejak (trace element), seperti klorin (Cl) dan boron (B)
Proses yang sangat penting mempengaruhi komposisi fluida panasbumi meliputi pelarutan
mineral utama batuan. Selain itu juga dipengaruhi oleh suhu, kandungan gas asal air,
masukan dari magmatik, tipe batuan, kondisi dan durasi interaksi antara batuan air, serta
proses boiling dan mixing.

KANDUNGAN KIMIA FLUIDA PANAS BUMI DI SATU TEMPAT DENGAN TEMPAT


LAIN BERBEDA.

Kosentrasi ion yang berbeda-beda dapat disebabkan karena perbedaan :

1. Temperatur
2. Kandungan gas
3. Sumber air
4. Jenis batuan
5. Kondisi dan lamanya interaksi air batuan
6. Adanya percampuran antara air dari satu sumber dengan air dari sumber lainnya.

TIPE AIR PANAS

Nicholson (1993) membagi air panas menjadi beberapa tipe berdasarkan kandungan anion
Cl-SO4-HCO3 yaitu:

a. Air Panas Klorida

Tipe air ini merupakan ciri khas dari fluida panasbumi dalam (deep geothermal fluid) dan
termasuk ke dalam sistem panasbumi bertemperatur tinggi. Air panas klorida memiliki
kandungan Cl, Na, dan K yang tinggi, Ca seringkali rendah, SiO2 cukup tinggi (tergantung
temperatur).

b. Air Panas Sulfat

Air panas sulfat biasanya terjadi di daerah panasbumi yang dikontrol oleh kegiatan vulkanik
aktif dimana uap terkondensasi menjadi air permukaan.Air panas tipe ini memiliki ion SO4
yang tinggi, Cl dan HCO3 sangat rendah (terkadang 0), mengandung Na, K, Ca, Mg, Fe, dan
pH rendah (<2-3).
c. Air Panas Bikarbonat

Air panas bikarbonat merupakan hasil dari kondensasi uap air dan gas ke dalam air bawah
permukaan yang miskin oksigen, ditemukan di daerah non-vulkanik dengan sistem
bertemperatur tinggi. Kandungan ion utamanya adalah HCO3 dan memiliki pH

mendekati netral sebagai hasil dari reaksi air dengan batuan lokal.Di permukaan, air panas
tipe ini dicirikan oleh kehadiran endapan sinter karbonat atau travertine.

d. Air Panas mixing Klorida-Sulfat

Tipe air panas mixing water klorida-sulfat dapat terbentuk melalui proses percampuran air
klorida dengan air sulfat pada kedalaman tertentu; air yang dekat dengan permukaan
mengalami discharge dengan air klorida; kondensasi gas vulkanik menjadi air meteorik;
kondensasi uap magmatik atau fluida yang mengalir mengandung klorida.

e. Air Panas Dilute Klorida-Bikarbonat

Air panas tipe ini dibentuk oleh interaksi air klorida dengan air tanah atau air bikarbonat
selama perjalanannya ke permukaan (lateral flow). Air panas ini kemungkinan berada di
daerah batas (margin) dari suatu sistem panasbumi bertemperatur tinggi. Komposisi ion dari
air panas inididominasi oleh ion klorida dan

bikarbonat dalam jumlah yang bervariatif serta memiliki pH 6-8. Untuk menentukan jenis
fluida panasbumi dapat dilakukan plotting diagram ternary. Adapun diagram ternary yang
umum digunakan adalah Ternary Plot Diagram Cl-SO4-HCO3 serta Ternary Plot Diagram
Na-K-Mg.

Anda mungkin juga menyukai