dengan jenis energi lainnya terutama yang berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil (fossil
fuel). Sumber energi panas bumi cenderung tidak akan habis, karena proses pembentukannya
yang terus menerus selama kondisi lingkungannya (geologi dan hidrologi) dapat terjaga
keseimbangannya. Studi manifestasi panas bumi adalah untuk mengetahui kondisi keterdapatan
panas bumi pada daerah pemetaan berupa manifestasi titik-titik sumber mata air panas dan
keadaan lain yang berhubungan dengan keberadaan panas bumi.
Panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air,
batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat
dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk pemanfataannya diperlukan proses
penambangan. Panas bumi adalah sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable),
berpotensi besar serta sebagai salah satu sumber energi pilihan dalam keanekaragaman energi.
Panas bumi merupakan sumber energi panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan
bumi. Sumber energi tersebut berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain
yang dikandung panas bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi.
1
Tumbukan antara lempeng IndiaAustralia di sebelah selatan dan lempeng Eurasia di sebelah
utara mengasilkan zona penunjaman (subduksi) di kedalaman 160 210 km di bawah Pulau
Jawa Nusatenggara dan di kedalaman sekitar 100 km (Rocks et. al, 1982) di bawah Pulau
Sumatera. Hal ini menyebabkan proses magmatisasi di bawah Pulau Sumatera lebih dangkal
dibandingkan dengan di bawah Pulau Jawa atau Nusatenggara. Karena perbedaan kedalaman
jenis magma yang dihasilkannya berbeda. Pada kedalaman yang lebih besar jenis magma yang
dihasilkan akan lebih bersifat basa dan lebih cair dengan kandungan gas magmatic yang lebih
tinggi sehingga menghasilkan erupsi gunung api yang lebih kuat yang pada akhirnya akan
menghasilkan endapan vulkanik yang lebih tebal dan terhampar luas. Oleh karena itu, reservoir
panas bumi di Pulau Jawa umumnya lebih dalam dan menempati batuan volkanik, sedangkan
reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di dalam batuan sedimen dan ditemukan pada
kedalaman yang lebih dangkal. Sistim panas bumi di Pulau Sumatera umumnya berkaitan
dengan kegiatan gunung api andesitisriolitis yang disebabkan oleh sumber magma yang bersifat
lebih asam dan lebih kental, sedangkan di Pulau Jawa, Nusatenggara dan Sulawesi umumnya
berasosiasi dengan kegiatan vulkanik bersifat andesitisbasaltis dengan sumber magma yang
lebih cair. Karakteristik geologi untuk daerah panas bumi di ujung utara Pulau Sulawesi
memperlihatkan kesamaan karakteristik dengan di Pulau Jawa. Akibat dari sistim penunjaman
yang berbeda, tekanan atau kompresi yang dihasilkan oleh tumbukan miring (oblique) antara
lempeng IndiaAustralia dan lempeng Eurasia menghasilkan sesar regional yang memanjang
sepanjang Pulau Sumatera yang merupakan sarana bagi kemunculan sumbersumber panas bumi
yang berkaitan dengan gununggunung api muda. Lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa sistim
panas bumi di Pulau Sumatera umumnya lebih dikontrol oleh sistim patahan regional yang
terkait dengan sistim sesar Sumatera, sedangkan di Jawa sampai Sulawesi, sistim panas buminya
lebih dikontrol oleh sistim pensesaran yang bersifat lokal dan oleh sistim depresi kaldera yang
terbentuk karena pemindahan masa batuan bawah permukaan pada saat letusan gunung api yang
intensif dan ekstensif. Reservoir panas bumi di Sumatera umumnya menempati batuan sedimen
yang telah mengalami beberapa kali deformasi tektonik atau pensesaran setidaktidaknya sejak
Tersier sampai Resen. Hal ini menyebabkan terbentuknya porositas atau permeabilitas sekunder
pada batuan sedimen yang dominan yang pada akhirnya menghasilkan permeabilitas reservoir
panas bumi yang besar, lebih besar dibandingkan dengan permeabilitas reservoir pada lapangan
lapangan panas bumi di Pulau Jawa ataupun di Sulawesi.
2
MANI FESTASI PANAS BUMI
3
Hot steaming ground adalah hasil dari konduksi panas bawah tanah yang
menyebabkan terciptanya uap panas yang keluar dari bawah tanah. Uap panas naik ke
sekitar permukaan tetapi tidak benar-benar habis. Uap mengembun dan menguras pergi
tanpa dilepaskan ke atmosfer. Lapisan tipis dari uap mengembun dibawah kondisi udara
lembab. Jika udara kering, maka tidak ada uap yang diamati. Uap panas yang keluar dari
bawah tanah ini dapat menjadi indikasi bahwa keadaan bawah permukaan daerah tersebut
sangat panas dan terdapat akifer sumber air tanah yang dapat dimanfaatkan dalam
eksplorasi energi panas bumi.
Rembesan panas bumi merupakan salah satu manifestasi permukaan dari sistem
geothermal. Rembesan panas bumi berupa air panas maupun uap air yang keluar ke
permukaan bumi, yang melewati rekahan-rekahan batuan yang ada di atasnya. Sistem
yang bekerja pada rembesan panas bumi ini hampir sama dengan mata air panas, namun
yang membedakan dari kedua manifestasi tersebut adalah dari debit fluida panas yang
dikeluarkannya. Rembesan panas bumi ini juga hampir setipe dengan fumarol, karena
bentuk fluida yang dikeluarkan juga hampir sama. Rembesan bisa masuk ke sungai atau
ke danau. Sebuah sungai rembesan bisa diidentifikasi dengan membedakan konstituen
tidak reaktif di atas dan di bawah rembesan keluar. Dapat bercampur di atas maupun
dibawah aliran sungai.
4
5. Hot Pools (Kolam Panas)
Kolam panas terbentuk karena adanya aliran air panas dari bawah permukaan
melalui rekahan-rekahan batuan. Pada permukaan air terjadi penguapan yang disebabkan
oleh perpindahan panas dari permukaan air ke atmosfer. Kolam panas terbagi menjadi
tiga, yaitu calm pools, boiling pools, dan ebullient pools. Temperature pada calm pools
umumnya berada di bawah titik didih sehingga kecepatan aliran air pada kolam ini kecil
sekali. Pada boiling pools temperature air merupakan titik didihnya, hal ini menyebabkan
sering kali terjadi semburan air. Boiling pools juga sering diklasifikasikan sebagai mata
air panas. Ebullient pools merupakan kolam panas dengan air yang bergejolak disebabkan
oleh letupan-letupan kuat yang muncul tidak beraturan. Letupan-letupan ini disebabkan
karena terlepasnya uap panas dari dalam air. Letupan-letupan yang lebih kecil dapat
disebabkan oleh adanya non-condensible gas seperti CO2
5
Gambar 1. Kaitan Mata Air Panas sebagai Manifestasi Permukaan dari Geothermal
Bentuk dari mata air panas yang berada di permukaan juga memiliki berbagai macam
jenis. Mata air panas yang muncul di kawasan gunungapi sering mengalami pemanasan
oleh magma, yang menyembur ke permukaan bumi karena adanya tekanan uap di bawah
permukaan, yang sering kita sebut sebagai Geyser.
Sifat kimia air dari mata air panas seringkali digunakan untuk mengetahui jenis
reservoir di bawah permukaan. Mata air panas yang bersifat asam merupakan manifestasi
permukaan dari sistem panasbumi yang didominasi uap, sementara mata air panas yang
bersifat netral merupakan manifestasi permukaan untuk sistem panasbumi yang
didominasi air.
Pemanfaatan mata air panas sangat bervariasi. Selain dalam ekplorasi energi
sumberdaya panasbumi, mata air panas juga dapat dimanfaatkan secara langsung oleh
manusia. Salah satu contohnya yaitu dengan adanya pemanfaatan mata air panas sebagai
sumber air pemandian air panas sebagai bagian dari pemanfaatan dari segi pariwisata.
Uap air yang dihasilkan dari mata air panas juga dapat dimanfaatkan sebagai penggerak
mesin turbin pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Dari segi kesehatan, uap air dari
mata air panas juga sering dimanfaatkan sebagai spa.
7. Fumalores
6
Fumarole adalah lubang kecil yang memancarkan uap panas kering (dry steam)
atau uap panas yang mengandung butiran-butiran air (wet steam) dengan kecepatan
tinggi. Tingginya kecepatan dari fumarole sendiri seringkali menimbulkan suara bising.
Fumarole memiliki kandungan gas yang beraneka ragam. Apabila uap tersebut
mengandung gas H2S maka manifestasi permukaan tersebut disebut solfatar, sedangkan
fumarole yang memancarkan uap dengan kandungan asam boric tinggi umumnya disebut
soffioni.
8. Batuan Alterasi
Alterasi hidrothermal ialah sebuah proses yang terjadi akibat adanya reaksi
antara batuan asal dengan fluida panasbumi. Batuan hasil alterasi hidrotermal ini sangat
bergantung pada beberapa faktor, tetapi yang utama adalah temperatur, tekanan, jenis
batuan asal, komposisi fluida (hususnya pH) dan lamanya reaksi (Browne, 1984).
Alterasi dapat menghasilkan mineral bijih beserta mineral penyerta (gangue
mineral). Namun, tidak semua batuan yang mengalami alterasi hidrotermal dapat
mengalami mineralisasi bijih. Tipe alterasi tertentu biasanya akan menunjukan suatu
zona kumpulan mineral tertentu akibat ubahan oleh larutan hidrotermal yang melewati
batuan sampingnya (Guilbert dan Park, 1986, Evans, 1993).
Sekumpulan mineral ubahan tersebut terbentuk bersamaan pada kondisi
keseimbangan yang sama (aqulibrium assemblage). Mineral-mineral baru yang
terbentuk, diendapkan mengisi rekahan-rekahan halus atau dengan proses penggantian
(replacement). Mineral-mineral baru ini dikenal sebagai mineral sekunder (Anonim,
1996).
DAFTAR PUSTAKA
8
https://www.scribd.com/doc/226058261/Geothermal-Manifestasi-Panasbumi-Di-
Permukaan
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/34503638/jurnal_sella.pdf filename
%3DGEOLOGI_DAN_IDENTIFIKASI_MANIFESTASI_PAN.pdf
http://geothermal.itb.ac.id/sites/default/files/public/Sekilas_tentang_Panas_Bumi.pdf