Anda di halaman 1dari 7

a.

) Gambaran umum cekungan ombilin


Cekungan Ombilin berada di antara tnggi Sumatra Barat, merupakan cekungan antar
gunung (intra-montana) yang terbentuk sebagai pematahan blok yang terjadi pada akhir kapur
dalam zona sesar Sumatra. Pengendapan batubara berlangsungpada umur paleogen (oligosen)
yang terjadi dari berkembangnya rawa-rawa pada bagian Tengah cekungan (danau). Cekungan
Ombilin diklasifkasikan sebagai cekungan intra- montana (Koesoemadinata, dkkk, 1978). Disisi
Barat, cekungan melandai berbatasan dengan bidang sesar normal dari pada basement yang
disusun oleh batuan pra-Tersier dan diterobos oleh instrusi batuan granits. Sedangkan di sisi
tmur, cekungan berbatasan dengan sesar naik (sesar Takung) yang mengalih tempatkan batuan
basement sehingga menindih dan melipat batuan sedimen Tersier. Batuan pra - Tersier yang
mengalasi cekungan ini terdiri dari : Batu gamping, karbonan formasi Kuantan, batuan vulkanik
perminan formasi Silungkang, perlapisan batuan sedimen Triasik Formasi Tuhur, dan intrusi
batuan granits yang menerobos ketga formasi diatas.
b.) Struktur geologi cekungan ombilin.
Batuan alas cekungan ombilin adalah batuan pra-tersier yang telah membentuk Sumatra
sejak kapur akhir. Periode tektonik yang membentuk cekungan Tersier di dalam pulau ini adalah
periode Tektonik Kapur Akhir-Tersier Awal. Struktur geologi Paleogen dikontrol oleh sesar
menganan utara-selatan. Sistm sesar ini terbentuk oleh adanya perbedaan kecepatan
pemekaran dasar samudra Lempeng Samudra Hindia. Sistm sesar utara-selatan ini yang
mengontrol terbentuknya Cekungan Ombilin. Sesar-sesar ini telah terpotong-potong oleh
tektonik Neogen. Pada citra, sesar-sesar tersebut dicirikan oleh kelurusan pendek, yaitu sesar
sibarawang, sesar lumindal, sesar tunbulun, sesar sibakung dan sesar sibakur. Berdasarkan
system Elipzoid Riedel pada sesar lainnya, sesar Paleogen terdiri atas sesar menganan utara
baratlaut selatantenggara, sesar mengairi barat baratlaut tmurtenggara, sesar menganan
utara tmurlaut- selatan baratdaya, sesar mengiri tmur-barat, sesar normal tmurlaut-baratdaya
dan sesar naik baratlaut tenggara.
Sejak Neogen, tektonik Sumatra dikontrol oleh tumbukan lempeng Samudra Hindia yang
bergerak kea rah U 6
o
T, dan Lempeng Eurasia yang relatve stabil. Ada 2 tektonik periode di
Pegunungan Barisan pada Neogen, yaitu Perioda Tektonik miosen tengah, dan Perioda Tektonik
Plio-Plistosen. Tektonik miosen tengah dicirikan oleh penurunan kecepatan pemekaran Samudra
Hindia, yaitu mencapai 5 km/tahun, sehingga tektonik ini tdak menimbulkan struktur geologi
kompresi, dan Pegunungan Barisan mengalami pengangkatan yang dicirikan oleh umur batuan
sedimen termuda adalah miosen awal, dan tanpa endapan sedimen Miosen Tengah. Tektonik
Plio-Plistosen menghasilkan sesar menganan baratlaut-tenggara, yang disebut sesar Sumatra.
Dan selama tektonik tersebut Pegunungan Barisan secara menerus mengalami pengangkatan.
Sesar utama adalah sistm sesar baratlaut-tenggara yang merupakan bagian Sesar Sumatra,
sementara sesar sesar yang lain dianalisis menggunakan model ellipsoid baratlaut-tenggara.
Struktur geologi Neogen terdiri atas sesar dan lipatan. Sesar utama baratlaut-tenggara
terdiri atas Sesar kotatengah, sesar balung, sesar singkarak, sesar gurun, sesar pattan, sesar
tanjungbalit, sesar simpangtgo, sesar lubuk sikumang, sesar Taju, sesar paruh, sesar lusin, sesar
sungaisalak.
Umur Arah Nama
Paleogen
Sesar menganan utara
baratlaut-selatan tenggara
Sesar Paruh, Sesar Lusin, Sesar Sungaipantai,
Sesar Sungai Salak, Sesar Kotatengah, Sesar
Bateng, Sesar Pudeng, Sesar Sumani, Sesar
Singkarak, Sesar Gurun, Sesar Tanjungbalit,
Sesar Pattan, Sesar Simpangtgo, Sesar
Lubuksikunang, Sesar Padangtebal.
Sesar mengiri barat baratlaut-
tmur tenggara
Sesar Sungaidareh, Sesar Rumbai, Sesar
Sijunjung, Sesar Pitungalan, Sesar
Batutumbing, Sesar Bandarujan, Sesar
Tarikagung, Sesar Batubaragung
Sesar menganan utara
tmurlaut selatan baratdaya
Sesar Bumbung, Sesar Gedongbatung, Sesar
Batangbarat
Sesar Mengiri tmur-barat
sesar Tanjunggadang, Sesar Bakusoleh
Sesar normal tmurlaut
baratdaya
Sesar Sumpur, Sesar Tarusan, Sesar
Taratakhilir
Sesar naik baratlaut tenggara
Sesar naik kenganga atau sesar naik Takung

Neogen
Sesar menganan barat
baratlaut-tmur tenggara
Sesar sungaidereh, sesar sungai tarikagung,
sesar batutumbing, sesar bandarujan
Sesar menganan utara
baratlaut selatan tenggara
Sesar sungaipantau, sesar siambalu
Sesar mengiri utara tmurlaut
selatan baratdaya
Sesar batangbarat, sesar tarusan, sesar
gedongbatu, sesar bumbung.
Sesar normal utara - selatan
Sesar Sibarawang, Sesar Lumindal, Sesar
Timbulun, Sesar Sibakung
Sesar naik yang berbentuk
lengkungan dan berarah
baratlaut - tenggara
Sesar padangtaruh, sesar kenanga, sesar
patunggalau, sesar tampaunau.
Tabel 1 Data sesar cekungan ombilin
c.) Perkembangan Cekungan
Cekungan Ombilin terbentuk oleh aktvitas sesar menganan utara-selatan selama
Paleogen. Bentuk asli graben tersebut sulit diidentfkasi, karena pengaruh tektonik Neogen.
Pada peta anomaly Bouger, geometri cekungan ini menunjukkan asimetri, lereng bagian tmur
lebih curam daripada lereng di Bagian Barat. Pusat cekungan terletak di bagian baratlaut yang
ditunjukkan oleh sesar melintang dan mengontrol pemunculan gunungapi melintang.
Gunungapi melintang kurang aktf dibandingkan dengan gunungapi merapi dan gunungapi
talang. Hal ini disebabkan oleh sesar melintang sudah tdak aktf sejak neogen, sedangkan
gunungapi merapi dan talang dikontrol oleh sesar Sumatra yang aktf sampai sekarang. Sistem
besar baratlaut-tenggara(sesar Rumben dan sesar Sijunjung) merupakan sesar order kedua
pada Paleogen, dan aktf sejak Miosen Awal yang dicirikan oleh sub-cekungan rumben diisi oleh
Formasi Ombilin, dan sesar tersebut memotong formasi Brani dan formasi Sawahtambang.
Namun, Danau Singkarak diduga merupakan cekungan trantensional diidi oleh sedimen Kuarter.
Hal ini menunjukkan bahwa Danau Singkarak mungkin merupakan graben yang dikontrol oleh
sesar mendatar baratlaut-tenggara (sesar Sumatra) selama Neogen. Maka struktur geologi yang
terlihat pada citra secara dominan adalah sesar menganan baratlaut-tenggara yang dihasilkan
oleh Tektonik Plio-Plistosen.
Batuan sedimen tertua yang mengisi cekungan ombilin adalah Formasi Brani yang
disusun oleh aliran debris yang disusun oleh aliran debris berupa kipas alluvial dan atau kipas
delta. Dibagian tmur cekungan, sebaran Formasi Brani sejajar dengan tepi cekungan dengan
arah kemiringan lapisan kearah barat, di bagian barat bentuk sebaran formasi Brani membentuk
kipas, di bagian selatan, sebaran formasi Brani sejajar dengan bentuk cekungan, dan dibagian
utara formasi ini tersingkap disebelah barat batuan alas. Dibagian barat cekungan, Formasi Brani
berubah menjadi endapan fuvial dan rawa yang membentuk formasi sangkarewang. Hubungan
formasi Brani dan formasi Sangkarewang adalah menjemari, dan juga umurnya Eosen Akhir.
Selama Oligosen-Miosen cekungan mengalami fase transgresi yang ditunjukkan adanya ketdak
selarasan pada formasi sangkarewang bagian paling atas, dan di dalam cekungan diendapkan
endapan sungai meandering dan sungai braided. Endapan-endapan itu sebagai Formasi
Sawahlunto dan Formasi Sawahtambang. Formasi Sawahlunto ditndih oleh Formasi
Sawahtambang yang singkapannya dijumpai di bagian barat dan tmur tepi cekungan.
Perubahan formasi sawahlunto menjadi formasi sawahtambang menunjukkan perubahan
lingkungan pengendapan dari endapan sungai braided menjadi fasies distal yang dibentuk oleh
endapan sungai meandering. Transgresi cekungan menerus dan diikut endapan laut dangkal
sebagai formasi Ombilin. Pada Miosen Tengah tdak ada pengendapan di cekugan, karena
pengaruh dari pengangkatan pegunungan Barisan. Pada deformasi Plio-plistosen, sedimen yang
terakumulasi terlipat dan tersesarkan. Sesar utama adalah sesar menganan baratlaut-tenggara.
Stratgraf cekungannya sediri bisa dilihat pada kolom stratgraf
d.) Stratgraf cekungan dan Batubara cekungan ombilin
Stratgraf cekungan ombilin diisi oleh beberapa formasi, yang jika disusun dari tua
kemuda yaitu :
Formasi Sangkarewang (Paleosen) disusun oleh batuan sedimenparalis yang terdiri dari :
perlapisan batu lempung napalan coklat-hitam, berselingan dengan batu pasir dan batu
lempung yang mengandung fosil ikan air tawar.
Formasi Brani (Paleosen) disusun oleh perlapisan batuan sedimen kipas aluvial dan
konglomerat. Formasi ini bersilang jari dengan Formasi Sangkarewang.
Formasi Sawahlunto (Eosen) terletak selaras diatas Formasi Sangkarewang, batu lempung
karbonan dan beberapa sisipan konglomerat. Pada bagian atas Formasi ini terdapat tga
buah sisipan lapisan Batubara (Seam A, B dan C). Ketebalan total Formasi ini kurang lebih
600 meter.
Formasi Sawah tambang (Oligosen) menindih secara selaras diatasdan sebagian diduga
menjemari dengan Formasi Sawahlunto, disusun oleh batu pasir berstruktur silang siur
dan kadang disisipi konglomerat, Pada bagian atas Formasi ini mempunyai anggota Sawah
Rasau yang disusun oleh endapan sungai teranyam dan kadang mengandung pula sisipan
tpis lapisan batubara.
Formasi Ombilin (Miosen Bawah) terletak tdak selaras diatas formasi Sawahtambang,
disusun oleh batuan napal lempung yang mengandung globigerina.
Formasi Ranau (Kuarter), menindih tdak selaras diatas Formasi Ombilin, disusun oleh
endapan batuan vulkanik kuarter (tuf batu apung).
Lapisan batubara terdapat sebagai sisipan pada Formasi Sawahlunto. Formasi
Sawahlunto disusun oleh perulangan konglomerat, batu pasir lanauan, batu lempung karbonan,
dan beberapa sisipan batubara. Ketebalan total Formasi Sawahlunto kurang lebih 600 meter.
Dijumpai tga sisipan lapisan batubara yang paling atas adalah Lapisan batubara A ketebalan
rata-rata 2 meter, Lapisan batubara B ketebalan rata-rata 0,60 meter, dan yang paling bawah
adalah Lapisan batubara C dengan tebal rata-rata 6 meter. Sebaran lapisan batubara ini
dikontrol oleh susunan stratgraf dan struktur geologi yang berkembang, sebagian ada yang
tersingkap di permukaan dan ada yang menerus hingga pada kedalaman lebih dari 500 meter,
mengikut pola lipatan dan pensesaran Sebaran lateral. Batubara di Cekungan Ombilin termasuk
kedalam klasifkasi sub bituminus yang nilai kalorinya sekitar 6.300 cal/gr (adb), sebagian telah
ditambang dengan cara tambang terbuka dan tambang dalam namun masih ada batubara yang
tdak bias ditambang. Formasi pembawa batubara di CekunganOmbilin menurut Silitonga dan
Kastowo (1995), Anggota Bawah Formasi Ombilin yang berumur Oligo - Miosen , sedangkan
menurut Koesoemadinata dan Matasak (1981), Formasi Sawahlunto yang berumur Eosen.
Batubara di Cekungan Ombilin termasuk kedalam klasifkasi sub bituminus yang nilai kalorinya
sekitar 6.300 cal/gr (adb), sebagian telah ditambang dengan cara tambang terbuka dan tambang
dalam namun masih ada batubara yang tdak bias ditambang. Diharapkan dari batubara yang
jauh dibawah permukaan dan tdak bisa dieksploitasi bisa diambil gas metan batubara atau coal
bed methane (CBM) untuk dimanfaatkan. Penyebarannya sendiri cukup luas terdapat
dibeberapa tempat sepert :
Lokasi Cadangan Penyebaran
Kecamatan Kamang Baru Jutaan ton
Penyebaran
Cukup Luas
dengan kalori
dan sufur yang
bervariasi
Lubuk Tarok Jutaan ton
Sijunjung Jutaan ton
Koto VII Jutaan ton
Kecamatan IV Nagari Jutaan ton
Kecamatan Kupitan Jutaan ton
Kecamatan Sumpur Kudus Jutaan ton
DAPUS
htp://neazakaz.blogspot.com/2011_11_01_archive.html
htp://www.sijunjung.go.id/?mod=konten&menu=tambang
htp://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?opton=com_content&view=artcle&id=849&Itemid=611
htp://www.pusdiklat-tmb.esdm.go.id/index.php/component/k2/item/63-penyebaran-lapisan-batubara-
dalam-deep-coal-bed-di-daerah-sumatera-barat

Anda mungkin juga menyukai