100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
590 tayangan7 halaman
1) Cekungan Ombilin terbentuk pada zaman Paleogen akibat aktivitas sesar utara-selatan.
2) Batuan tertua yang mengisi cekungan adalah Formasi Brani dan Formasi Sangkarewang dari zaman Eosen.
3) Cekungan diisi berbagai endapan sungai dan laut dangkal hingga zaman Miosen, mengandung beberapa seam batubara.
Deskripsi Asli:
Cekungan ombilin merupakan salah satu cekungan yang produktif.
1) Cekungan Ombilin terbentuk pada zaman Paleogen akibat aktivitas sesar utara-selatan.
2) Batuan tertua yang mengisi cekungan adalah Formasi Brani dan Formasi Sangkarewang dari zaman Eosen.
3) Cekungan diisi berbagai endapan sungai dan laut dangkal hingga zaman Miosen, mengandung beberapa seam batubara.
1) Cekungan Ombilin terbentuk pada zaman Paleogen akibat aktivitas sesar utara-selatan.
2) Batuan tertua yang mengisi cekungan adalah Formasi Brani dan Formasi Sangkarewang dari zaman Eosen.
3) Cekungan diisi berbagai endapan sungai dan laut dangkal hingga zaman Miosen, mengandung beberapa seam batubara.
Cekungan Ombilin berada di antara tnggi Sumatra Barat, merupakan cekungan antar gunung (intra-montana) yang terbentuk sebagai pematahan blok yang terjadi pada akhir kapur dalam zona sesar Sumatra. Pengendapan batubara berlangsungpada umur paleogen (oligosen) yang terjadi dari berkembangnya rawa-rawa pada bagian Tengah cekungan (danau). Cekungan Ombilin diklasifkasikan sebagai cekungan intra- montana (Koesoemadinata, dkkk, 1978). Disisi Barat, cekungan melandai berbatasan dengan bidang sesar normal dari pada basement yang disusun oleh batuan pra-Tersier dan diterobos oleh instrusi batuan granits. Sedangkan di sisi tmur, cekungan berbatasan dengan sesar naik (sesar Takung) yang mengalih tempatkan batuan basement sehingga menindih dan melipat batuan sedimen Tersier. Batuan pra - Tersier yang mengalasi cekungan ini terdiri dari : Batu gamping, karbonan formasi Kuantan, batuan vulkanik perminan formasi Silungkang, perlapisan batuan sedimen Triasik Formasi Tuhur, dan intrusi batuan granits yang menerobos ketga formasi diatas. b.) Struktur geologi cekungan ombilin. Batuan alas cekungan ombilin adalah batuan pra-tersier yang telah membentuk Sumatra sejak kapur akhir. Periode tektonik yang membentuk cekungan Tersier di dalam pulau ini adalah periode Tektonik Kapur Akhir-Tersier Awal. Struktur geologi Paleogen dikontrol oleh sesar menganan utara-selatan. Sistm sesar ini terbentuk oleh adanya perbedaan kecepatan pemekaran dasar samudra Lempeng Samudra Hindia. Sistm sesar utara-selatan ini yang mengontrol terbentuknya Cekungan Ombilin. Sesar-sesar ini telah terpotong-potong oleh tektonik Neogen. Pada citra, sesar-sesar tersebut dicirikan oleh kelurusan pendek, yaitu sesar sibarawang, sesar lumindal, sesar tunbulun, sesar sibakung dan sesar sibakur. Berdasarkan system Elipzoid Riedel pada sesar lainnya, sesar Paleogen terdiri atas sesar menganan utara baratlaut selatantenggara, sesar mengairi barat baratlaut tmurtenggara, sesar menganan utara tmurlaut- selatan baratdaya, sesar mengiri tmur-barat, sesar normal tmurlaut-baratdaya dan sesar naik baratlaut tenggara. Sejak Neogen, tektonik Sumatra dikontrol oleh tumbukan lempeng Samudra Hindia yang bergerak kea rah U 6 o T, dan Lempeng Eurasia yang relatve stabil. Ada 2 tektonik periode di Pegunungan Barisan pada Neogen, yaitu Perioda Tektonik miosen tengah, dan Perioda Tektonik Plio-Plistosen. Tektonik miosen tengah dicirikan oleh penurunan kecepatan pemekaran Samudra Hindia, yaitu mencapai 5 km/tahun, sehingga tektonik ini tdak menimbulkan struktur geologi kompresi, dan Pegunungan Barisan mengalami pengangkatan yang dicirikan oleh umur batuan sedimen termuda adalah miosen awal, dan tanpa endapan sedimen Miosen Tengah. Tektonik Plio-Plistosen menghasilkan sesar menganan baratlaut-tenggara, yang disebut sesar Sumatra. Dan selama tektonik tersebut Pegunungan Barisan secara menerus mengalami pengangkatan. Sesar utama adalah sistm sesar baratlaut-tenggara yang merupakan bagian Sesar Sumatra, sementara sesar sesar yang lain dianalisis menggunakan model ellipsoid baratlaut-tenggara. Struktur geologi Neogen terdiri atas sesar dan lipatan. Sesar utama baratlaut-tenggara terdiri atas Sesar kotatengah, sesar balung, sesar singkarak, sesar gurun, sesar pattan, sesar tanjungbalit, sesar simpangtgo, sesar lubuk sikumang, sesar Taju, sesar paruh, sesar lusin, sesar sungaisalak. Umur Arah Nama Paleogen Sesar menganan utara baratlaut-selatan tenggara Sesar Paruh, Sesar Lusin, Sesar Sungaipantai, Sesar Sungai Salak, Sesar Kotatengah, Sesar Bateng, Sesar Pudeng, Sesar Sumani, Sesar Singkarak, Sesar Gurun, Sesar Tanjungbalit, Sesar Pattan, Sesar Simpangtgo, Sesar Lubuksikunang, Sesar Padangtebal. Sesar mengiri barat baratlaut- tmur tenggara Sesar Sungaidareh, Sesar Rumbai, Sesar Sijunjung, Sesar Pitungalan, Sesar Batutumbing, Sesar Bandarujan, Sesar Tarikagung, Sesar Batubaragung Sesar menganan utara tmurlaut selatan baratdaya Sesar Bumbung, Sesar Gedongbatung, Sesar Batangbarat Sesar Mengiri tmur-barat sesar Tanjunggadang, Sesar Bakusoleh Sesar normal tmurlaut baratdaya Sesar Sumpur, Sesar Tarusan, Sesar Taratakhilir Sesar naik baratlaut tenggara Sesar naik kenganga atau sesar naik Takung
Neogen Sesar menganan barat baratlaut-tmur tenggara Sesar sungaidereh, sesar sungai tarikagung, sesar batutumbing, sesar bandarujan Sesar menganan utara baratlaut selatan tenggara Sesar sungaipantau, sesar siambalu Sesar mengiri utara tmurlaut selatan baratdaya Sesar batangbarat, sesar tarusan, sesar gedongbatu, sesar bumbung. Sesar normal utara - selatan Sesar Sibarawang, Sesar Lumindal, Sesar Timbulun, Sesar Sibakung Sesar naik yang berbentuk lengkungan dan berarah baratlaut - tenggara Sesar padangtaruh, sesar kenanga, sesar patunggalau, sesar tampaunau. Tabel 1 Data sesar cekungan ombilin c.) Perkembangan Cekungan Cekungan Ombilin terbentuk oleh aktvitas sesar menganan utara-selatan selama Paleogen. Bentuk asli graben tersebut sulit diidentfkasi, karena pengaruh tektonik Neogen. Pada peta anomaly Bouger, geometri cekungan ini menunjukkan asimetri, lereng bagian tmur lebih curam daripada lereng di Bagian Barat. Pusat cekungan terletak di bagian baratlaut yang ditunjukkan oleh sesar melintang dan mengontrol pemunculan gunungapi melintang. Gunungapi melintang kurang aktf dibandingkan dengan gunungapi merapi dan gunungapi talang. Hal ini disebabkan oleh sesar melintang sudah tdak aktf sejak neogen, sedangkan gunungapi merapi dan talang dikontrol oleh sesar Sumatra yang aktf sampai sekarang. Sistem besar baratlaut-tenggara(sesar Rumben dan sesar Sijunjung) merupakan sesar order kedua pada Paleogen, dan aktf sejak Miosen Awal yang dicirikan oleh sub-cekungan rumben diisi oleh Formasi Ombilin, dan sesar tersebut memotong formasi Brani dan formasi Sawahtambang. Namun, Danau Singkarak diduga merupakan cekungan trantensional diidi oleh sedimen Kuarter. Hal ini menunjukkan bahwa Danau Singkarak mungkin merupakan graben yang dikontrol oleh sesar mendatar baratlaut-tenggara (sesar Sumatra) selama Neogen. Maka struktur geologi yang terlihat pada citra secara dominan adalah sesar menganan baratlaut-tenggara yang dihasilkan oleh Tektonik Plio-Plistosen. Batuan sedimen tertua yang mengisi cekungan ombilin adalah Formasi Brani yang disusun oleh aliran debris yang disusun oleh aliran debris berupa kipas alluvial dan atau kipas delta. Dibagian tmur cekungan, sebaran Formasi Brani sejajar dengan tepi cekungan dengan arah kemiringan lapisan kearah barat, di bagian barat bentuk sebaran formasi Brani membentuk kipas, di bagian selatan, sebaran formasi Brani sejajar dengan bentuk cekungan, dan dibagian utara formasi ini tersingkap disebelah barat batuan alas. Dibagian barat cekungan, Formasi Brani berubah menjadi endapan fuvial dan rawa yang membentuk formasi sangkarewang. Hubungan formasi Brani dan formasi Sangkarewang adalah menjemari, dan juga umurnya Eosen Akhir. Selama Oligosen-Miosen cekungan mengalami fase transgresi yang ditunjukkan adanya ketdak selarasan pada formasi sangkarewang bagian paling atas, dan di dalam cekungan diendapkan endapan sungai meandering dan sungai braided. Endapan-endapan itu sebagai Formasi Sawahlunto dan Formasi Sawahtambang. Formasi Sawahlunto ditndih oleh Formasi Sawahtambang yang singkapannya dijumpai di bagian barat dan tmur tepi cekungan. Perubahan formasi sawahlunto menjadi formasi sawahtambang menunjukkan perubahan lingkungan pengendapan dari endapan sungai braided menjadi fasies distal yang dibentuk oleh endapan sungai meandering. Transgresi cekungan menerus dan diikut endapan laut dangkal sebagai formasi Ombilin. Pada Miosen Tengah tdak ada pengendapan di cekugan, karena pengaruh dari pengangkatan pegunungan Barisan. Pada deformasi Plio-plistosen, sedimen yang terakumulasi terlipat dan tersesarkan. Sesar utama adalah sesar menganan baratlaut-tenggara. Stratgraf cekungannya sediri bisa dilihat pada kolom stratgraf d.) Stratgraf cekungan dan Batubara cekungan ombilin Stratgraf cekungan ombilin diisi oleh beberapa formasi, yang jika disusun dari tua kemuda yaitu : Formasi Sangkarewang (Paleosen) disusun oleh batuan sedimenparalis yang terdiri dari : perlapisan batu lempung napalan coklat-hitam, berselingan dengan batu pasir dan batu lempung yang mengandung fosil ikan air tawar. Formasi Brani (Paleosen) disusun oleh perlapisan batuan sedimen kipas aluvial dan konglomerat. Formasi ini bersilang jari dengan Formasi Sangkarewang. Formasi Sawahlunto (Eosen) terletak selaras diatas Formasi Sangkarewang, batu lempung karbonan dan beberapa sisipan konglomerat. Pada bagian atas Formasi ini terdapat tga buah sisipan lapisan Batubara (Seam A, B dan C). Ketebalan total Formasi ini kurang lebih 600 meter. Formasi Sawah tambang (Oligosen) menindih secara selaras diatasdan sebagian diduga menjemari dengan Formasi Sawahlunto, disusun oleh batu pasir berstruktur silang siur dan kadang disisipi konglomerat, Pada bagian atas Formasi ini mempunyai anggota Sawah Rasau yang disusun oleh endapan sungai teranyam dan kadang mengandung pula sisipan tpis lapisan batubara. Formasi Ombilin (Miosen Bawah) terletak tdak selaras diatas formasi Sawahtambang, disusun oleh batuan napal lempung yang mengandung globigerina. Formasi Ranau (Kuarter), menindih tdak selaras diatas Formasi Ombilin, disusun oleh endapan batuan vulkanik kuarter (tuf batu apung). Lapisan batubara terdapat sebagai sisipan pada Formasi Sawahlunto. Formasi Sawahlunto disusun oleh perulangan konglomerat, batu pasir lanauan, batu lempung karbonan, dan beberapa sisipan batubara. Ketebalan total Formasi Sawahlunto kurang lebih 600 meter. Dijumpai tga sisipan lapisan batubara yang paling atas adalah Lapisan batubara A ketebalan rata-rata 2 meter, Lapisan batubara B ketebalan rata-rata 0,60 meter, dan yang paling bawah adalah Lapisan batubara C dengan tebal rata-rata 6 meter. Sebaran lapisan batubara ini dikontrol oleh susunan stratgraf dan struktur geologi yang berkembang, sebagian ada yang tersingkap di permukaan dan ada yang menerus hingga pada kedalaman lebih dari 500 meter, mengikut pola lipatan dan pensesaran Sebaran lateral. Batubara di Cekungan Ombilin termasuk kedalam klasifkasi sub bituminus yang nilai kalorinya sekitar 6.300 cal/gr (adb), sebagian telah ditambang dengan cara tambang terbuka dan tambang dalam namun masih ada batubara yang tdak bias ditambang. Formasi pembawa batubara di CekunganOmbilin menurut Silitonga dan Kastowo (1995), Anggota Bawah Formasi Ombilin yang berumur Oligo - Miosen , sedangkan menurut Koesoemadinata dan Matasak (1981), Formasi Sawahlunto yang berumur Eosen. Batubara di Cekungan Ombilin termasuk kedalam klasifkasi sub bituminus yang nilai kalorinya sekitar 6.300 cal/gr (adb), sebagian telah ditambang dengan cara tambang terbuka dan tambang dalam namun masih ada batubara yang tdak bias ditambang. Diharapkan dari batubara yang jauh dibawah permukaan dan tdak bisa dieksploitasi bisa diambil gas metan batubara atau coal bed methane (CBM) untuk dimanfaatkan. Penyebarannya sendiri cukup luas terdapat dibeberapa tempat sepert : Lokasi Cadangan Penyebaran Kecamatan Kamang Baru Jutaan ton Penyebaran Cukup Luas dengan kalori dan sufur yang bervariasi Lubuk Tarok Jutaan ton Sijunjung Jutaan ton Koto VII Jutaan ton Kecamatan IV Nagari Jutaan ton Kecamatan Kupitan Jutaan ton Kecamatan Sumpur Kudus Jutaan ton DAPUS htp://neazakaz.blogspot.com/2011_11_01_archive.html htp://www.sijunjung.go.id/?mod=konten&menu=tambang htp://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?opton=com_content&view=artcle&id=849&Itemid=611 htp://www.pusdiklat-tmb.esdm.go.id/index.php/component/k2/item/63-penyebaran-lapisan-batubara- dalam-deep-coal-bed-di-daerah-sumatera-barat