PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat
dan karunianya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan baik. Judul
penelitian yang penulis ajukan kepada PT. Prolindo Cipta Nusantara adalah
Analisis Penetralan Air Asam Tambang pada Settling Pond dengan Metode
Pengapuran.
Proposal ini dibuat penulis dengan topik dan waktu yang telah ditentukan,
jika terdapat saran topik maupun waktu yang tidak sesuai dengan ketentuan
perusahaan maka penulis menerima saran dan ketentuan yang ditetapkan oleh
perusahaan.
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan hal positif bagi
pelaksana penelitian.
Semester :7
Kebangsaan : Indonesia
Alamat Asal : Jl. Ir. Soewarno Nomor 25, Kecamatan Jekan Raya, Kota
Alamat Domisili : Jl. Ir. Soewarno Nomor 25, Kecamatan Jekan Raya, Kota
HP : 0895705970758 / 089657551412
Email : tiara.naulimustika@yahoo.co.id
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul
Salah satu masalah lingkungan berupa penurunan kualitas air pada area
pertambangan adalah air asam tambang. Air tersebut terbentuk sebagai hasil
oksidasi dari mineral sulfida tertentu yang terkandung dalam batuan, yang
bereaksi dengan oksigen di udara pada lingkungan berair (Sayoga, 2007).
Timbulnya air asam tambang (Acid Mine Drainage) bukan hanya berasal dari
dibukanya suatu potensi keasaman batuan, tetapi juga dihasilkan dari hasil
pencucian batubara sehingga menimbulkan permasalahan kepada kualitas air
dan juga tanah.
1.4.1 Maksud
1.4.2 Tujuan
1. Bagi Peneliti
Nusantara.
2. Perusahaan
sungai.
1.6 Batasan Masalah
KAJIAN PUSTAKA
Air asam tambang (AAT) atau disebut juga dengan Acid Mine
Drainage (AMD) adalah air yang bersifat asam (tingkat keasaman yang
tinggi) dan sering ditandai dengan nilai pH yang rendah yaitu dibawah
6,karena sesuai dengan baku mutu air pH normal adalah 6-9 sebagai hasil
dari oksidasi mineral sulfida yang tersingkap oleh proses penambangan dan
terkena air.
Air asam tambang (AAT) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk
pada air asam tambang yang timbul akibat kegiatan penambangan serta
sering juga disebut air rembesan (seepage), atau aliran (drainage). Air ini
terjadi akibat pengaruh oksidasi alamiah mineral sulfida (mineral belerang)
yang terkandung dalam batuan yang terpapar selama penambangan. Perlu
diketahui air asam tambang sebenarnya tidak terbentuk akibat kegiatan
penambangan saja tetapi setiap kegiatan yang berpotensi menyebabkan
terbuka dan teroksidasinya mineral sulfida akan menyebabkan terbentuknya
air asam tambang. Beberapa kegiatan seperti pertanian, pembuatan jalan,
drainase dan pengolah tanah lainnya pada areal yang mengandung mineral
belerang akan menghasilkan air asam, karateristiknya pun sama dengan air
asam tambang.
Air asam tambang dapat terjadi pada kegiatan penambangan baik itu
tambang terbuka maupun tambang bawah tanah. Umumnya keadaan ini
terjadi karena unsur sulfur yang terdapat di dalam batuan teroksidasi secara
alamiah didukung juga dengan curah hujan yang tinggi semakin mempercepat
perubahan oksidasi sulfur menjadi asam. Sumber-sumber air asam tambang
antara lain berasal dari :
Mengingat bahaya dari air asam tambang bagi lingkungan maka perlu
dilakukan upaya pencegahan dan penanganan air asam tambang. Berikut ini
ada beberapa cara untuk mencegah dan menghambat terbentuknya air asam
tambang.
1. Penempatan Selektif
Menempatkan batuan yang berpotensi membentuk air asam tambang
PAF (Potencial Acid Forming) dengan batuan yang tidak berpotensi NAF
(Non Acid Forming) ke tempat yang terpisah dengan cara ditimbun.
Kemudian lokasi penimbunan batuan yang berpotensi membentuk air asam
tambang ditempatkan sejauh mungkin dari aliran air, selanjutnya rembesan-
rembesan dikumpulkan pada satu lokasi.
2. Manajemen Tanah
Manajemen tanah ini bertujuan untuk :
Untuk menjaga agar air berada dalam kondisi yang sesuai dengan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Baku mutu air untuk
Berikut ini akan diuraikan beberapa elemen penting dari baku mutu air
Nilai pH adalah nilai yang menyatakan tingkat keasaman suatu air baik
itu air permukaan, air tanah dan air dari sisa penambangan. Nilai pH air yang
normal berada antara 6–9. pH air terpolusi berbeda-beda tergantung dari jenis
bahan organic pada umumnya mengandung asam mineral dalam jumlah yang
Perubahan keasaman pada air buangan, baik kearah alkali (pH naik)
maupun kearah asam (pH turun) akan sangat mengganggu kehidupan ikan
dan hewan air lainnya. Air buangan yang mempunyai pH rendah juga bersifat
sangat korosif terhadap baja dan besi, bangunan semen atau beton mudah
rusak pada kondisi asam dan dapat terjadi penyumbatan aquifer atau sumur
medium pendingin. Setelah digunakan air tersebut akan menerima panas dari
bahan yang didinginkan lalu dibuang ke tempat asalnya. Air buangan ini jelas
d. Jika batas temperatur yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air
Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi. Warna air yang tidak
normal biasanya menunjukkan adanya polusi. Warna air dapat dibedakan atas
dua macam yaitu warna sejati (true color) yang disebabkan oleh bahan-bahan
bersifat koloid.
Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh
bahan-bahan kimia, ganggang, plankton, atau tumbuhan dan hewan air, baik
yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Air yang berbau sulfite
disebabkan oleh reduksi sulfat dengan adanya bahan-bahan organik dan
Rasa tidak terdapat pada air yang normal. Timbulnya rasa yang
rasa air jarang dilakukan. Bau yang tidak normal pada air juga dianggap
4. Kesadahan Air
air. Kesadahan air disebabkan oleh adanya ion kalsium (Ca) dan magnesium
(Mg) didalam air. Air yang mempunyai tingkat kesadahan pada alat-alat yang
terbuat dari besi, menyebabkan sabun kurang berbusa. Keadaan ini akan
Total Dissolved solids atau “benda padat yang terlarut” yaitu semua
mineral, garam, logam, serta kation-anion yang terlarut di air. Termasuk
semua yang terlarut diluar molekul air murni (H2O). Secara umum,
konsentrasi benda-benda padat terlarut merupakan jumlah antara kation dan
anion didalam air. TDS terukur dalam satuan Parts per Million (ppm) atau
perbandingan rasio berat ion terhadap air.
Total padatan terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam air yang
tidak tersaring dengan kertas saring millipore dengan ukuran pori 0,45 μm.
Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut
dalam air, mineral dan garam-garamnya. Penyebab utama terjadinya TDS
adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang umum dijumpai di perairan.
Sebagai contoh air buangan sering mengandung molekul sabun, deterjen dan
surfaktan yang larut air, misalnya pada air buangan rumah tangga dan industri
pencucian.
Banyak zat terlarut yang tidak diinginkan dalam air. Mineral, gas, zat
organik yang terlarut mungkin menghasilkan warna, rasa dan bau yang secara
estetis tidak menyenangkan. Beberapa zat kimia mungkin bersifat racun, dan
beberapa zat organik terlarut bersifat karsinogen. Cukup sering, dua atau lebih
zat terlarut khususnya zat terlarut dan anggota golongan halogen akan
bergabung membentuk senyawa yang bersifat lebih dapat diterima daripada
bentuk tunggalnya (Misnani, 2010).
Kapur tohor atau dikenal pula dengan nama kimia kalsium oksida
(CaCO3), adalah batu kapur yang diolah dengan cara dibakar dengan sistem
manual, dengan suhu lebih dari 900˚C. Kapur ini bisa dimanfaatkan untuk
Kapur tohor umum digunakan sebagai bahan penetralisir air asam tambang
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dipakai dalam penulisan tugas akhir ini yaitu
data yang dibutuhkan. Rancangan kegiatan penelitian ini terdiri dari 4 tahapan
yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, dan
berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Instansi terkait
b. Perpustakaan
2. Pengamatan Lapangan
4. Akuisisi data
Akuisisi data yaitu data yang diperoleh dari lapangan baik data
5. Kesimpulan
penelitian skripsi.
meliputi:
a. Data Primer
Meliputi :
Jadwal/periode penetralan.
b. Data Sekunder
Meliputi :
Data Topografi
Data Litologi
Struktur Organisasi
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain :
1. Buku catatan
2. Alat tulis
3. Kamera
5. Laptop
6. Kertas Lakmus
7. Meteran
8. Gabus
yang telah ada sebelumnya, serta buku petunjuk yang tersedia dan
Nusantara.
bulan Mei sampai dengan bulan Juni di PT. Prolindo Cipta Nusantara, dengan
MEI – JUNI
NO. KEGIATAN MINGGU KE -
1 2 3 4 1
1. Orientasi Lapangan
2. Pengambilan dan
Pengumpulan Data
3. Pengolahan Data
4. Pembuatan Laporan Tugas
Akhir
5. Presentasi Laporan
3.6 Bagan Alir
MULAI
Rumusan Masalah
2. Bagaimana proses penetralan air asam tambang dengan metode pengapuran pada settling pond ?
Studi Literatur
Pengumpulan Data
SELESAI
DAFTAR PUSTAKA
Arliani, Nurul. 2012. Aktivitas Pengolaan Air Asam Tambang PT. Bhumi Rantau
Energi. Rantau
Rosmilya, Mentari, Lathoiful, Isyaroh, dkk. 2014. Analisis TSS (Total Suspended
Solid) dan TDS (Total Dissolved Solid). Universitas Diponegoro. Semarang.
Satria, Beny. 2014. Analisis Proses Penetralan Air Asam Tambang (AAT) Dengan
Menggunakan Metode Pengapuran Untuk Mengurangi Tingkat Keasaman
Pada PT. Dizamatra Powerindo, Lahat. [online], (http://academia.edu/,
diakses tanggal 3 Desember 2018)