Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam industri pertambangan terdapat beberapa tahapan yaitu tahap
prospeksi, eksplorasi, studi kelayakan, perencanaan tambang,
persiapan/konstruksi, penambangan, pengolahan, pemasaran dan reklamasi.
Diantara tahapan-tahapan tersebut kita dapat mengetahui ada atau tidak adanya
cadangan mineral atau bahan galian adalah pada tahapan ekplorasi. Eksplorasi
adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara
terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber
daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan
lingkungan hidup. Dengan melakukan kegiatan ekplorasi kita dapat mengetahui
keterdapatan cadangan mineral atau bahan galian, tidak terkecuali tembaga.
Tembaga atau cuprum dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan
nomor atom 29.Tembaga ditemukan baik sebagai tembaga murni atau sebagai
bagian dari mineral. Tembaga sangat langka dan jarang sekali diperoleh dalam
bentuk murni. Tembaga mudah didapat dari mineralnya, seperti: cuprite (Cu2O,
88,8% Cu), malachite (Cu2(OH)2CO3, 57,3% Cu), azurite, chalcopyrite (CuFeS2),
34,5% Cu), chalcosite (Cu2S, 79,8% Cu), Covellite (CuS), enargit (Cu 3AsS4), dan
bornite (Cu5FeS4), dan yang paling banyak ditemukan adalah dalam bentuk
sulfurnya yaitu kalkopirit
Dalam dunia pertambangan, Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya
dengan kandungan mineral yang melimpah. Cadangan tembaga Indonesia
sekitar 4,1% dari cadangan tembaga dunia, dan merupakan peringkat ke-7
sedangkan dari sisi produksi adalah 10,4% dari produksi dunia dan
merupakan peringkat ke-2. Daerah-daerah penghasil tembaga di Indonesia
diantaranya adalah Cikotok, Jawa Barat; Kompara, Papua; Sangkarapi,
Sulawesi Selatan; dan Tirtamaya, Jawa Tengah. Selain itu, terdapat juga di
daerah Jambi dan Sulawesi Tengah.
Tembaga memiliki banyak kegunaan, alat-alat elekronik yang umum
kitagunakan sehari-hari semuanya memiliki komponen dari tembaga.
Dengankata lain, sadar atau tidak tembaga telah menjadi salah satu logam
yangmenjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang diatas lah penulis tertarik untuk membuat
makalah tentang Teknik Eksplorasi Tembaga. Di dalam makalah ini akan
dijelaskan secara rinci tentang model-model eksplorasi yang digunakan pada
tahap eksplorasi tembaga. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan
pembaca tentang Teknik Eksplorasi Tembaga.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah nya adalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan eksplorasi ?
2. Apa yang dimaksud dengan tembaga ?
3. Bagaimana model eksplorasi yang digunakan pada eksplorasi
tembaga ?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas didapatkan tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dari ekplorasi.
2. Mengetahui pengertian tembaga.
3. Mengetahui model eksplorasi yang digunakan pada eksplorasi
tembaga.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Eksplorasi


Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran,
kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai
lingkungan sosial dan lingkungan hidup. Eksplorasi memiliki suatu rangkaian
kegiatan yang dimulai dari perencanaan, prospeksi, eksplorasi pendahuluan,
eksplorasi rinci dan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan suatu endapan
mineral yang bernilai ekonomis. Kegiatan ini merupakan suatu proyek yang
memerlukan berbagai disiplin ilmu, diantaranya adalah :

 Geologist

 Ahli metalurgi

 Ahli lingkungan

 Analisis keuangan dan pemasaran

Berbgai disiplin ilmu tersebut harus dapat berkomunikasi satu sama lain dan
mengerti mengenai ketelitian, ketepatan dan keanekaragaman data yang
diterimanya.

Disebabkan jumlah endapan bahan galian yang ada di kerak bumi makinn
lama makin berkurang, maka manusia harus mengembangkan pemikiran
bagaimana cara pencarian endapan bahan galian itu secepat dan semudah
mungkin. Perkembangan ilmu eksplorasi ini sejajar dengan perkembangan ilmu
geologi, pemetaan udara, penyelidikan secara geofisika dan geokimia.
Dasar pemilihan daerah untuk eksplorasi harus memperhatikan beberapa
criteria, yaitu :

 Pengklasifikasian endapan mineral yang mungkin ada di daerah yang akan


dipilih.

 Informasi penyebaran endapan berdasarkan ruang dan waktu geologi,


meliputi informasi global hingga mikroskopik.

 Mengetahui proses geologi yang mempengaruhi terbentuknya endapan


mineral.

 Faktor ekonomi dan social, dihubungkan dengan kondisi geologi seperti


besarnya cadangan, kadar endapan, mineral dan metal yang berasosiasi,
bentuk edndapan, dan lain-lain.

Dari kriteria diatas baru direncanakan pencarian selanjutnya secara ilmiah


dan berencana, meliputi :

 Model geologi

 Strategi pencarian

 Pemilihan metode

 Pertimbangan ekonomi

2.2 Tembaga

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik.Selain itu
unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan
lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan
dengan timah untuk membuat perunggu.Logam ini dan aloinya (campuran) telah
digunakan selama empat hari. Di era Roma, tembaga umumnya ditambang di
Siprus, yang juga asal dari nama logam ini (сyprium, logam Siprus), nantinya
disingkat jadi сuprum). Ikatan dari logam ini biasanya dinamai dengan
tembaga(II).

Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, dimana fungsi mereka dalam
konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan
kayu. Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tapi dalam
jumlah sedikit tembaga merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia
dan tanaman tingkat rendah. Di dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di
bagian hati, otak, usus, jantung, dan ginjal

Tembaga telah digunakan sejak 10.000 tahun yang lalu, tapi lebih dari 96%
dari jumlah yang ditambang baru diekstraksi setelah 1900. Cadangan tembaga di
bumi pun masih amat besar (sekitar 1014 ton), atau cukup untuk 5 juta tahun
dengan kecepatan ekstraksi saat ini.Meski begitu, hanya sebagian kecil saja dari
jumlah ini yang bernilai ekonomis, dengan teknologi dan harga jual saat ini.
Beberapa estimasi mengatakan bahwa cadangan yang ada hanya cukup untuk 25
sampai 60 tahun lagi, tergantung dari seberapa besar peningkatan penggunaannya.
Daur ulang tembaga merupakan salah satu sumber utama.

A. Genesa Tembaga

Genesa endapan bijih tembaga secara garis besar dapat dibagi 2 (dua)
kelompok, yaitu genesa primer dan genesa sekunder.
1. Genesa Primer
Proses genesanya berada dalam lingkungan magmatik, yaitu suatu proses
yang berhubungan langsung dengan intrusi magma. Berikut skema mekanisme
ganesa primer.
sebagian Magma
Batuan beku
ataumineral
mengkrist terbentuk
al
Magma

Magma naik ke Terowongan


permukaan bumi atau intrusi
sebagian
melalui rekahan- dalam tanah
terbentuk
rekahan
k
tanah/batuan

Magma sampai di
permukaan bumi,
tekanan magma
berkurang, temperature
turun
Endapan
pegmatiet
terbentuk
Bahan non-volatile Bahan
terinjeksi volatile
terlepas
Endapan
hidrotermal

Gambar 2.1 Skema mekanisme genesa primer

Endapan pegmatite sering dijumpai berhubungan dengan batuan plutonik


tapi umumnya granit yang kaya akan unsur alkali, aluminium, kuarsa dan
beberapa muskovit dan biotit.
Endapan hidrotermal merupakan endapan yang terbentuk dari proses
pembentukan endapan pegmatite lebih lanjut, dimana larutan bertambah dingin
dan encer. Ciri khas endapan hidrotermal adalah urat yang mengandung sulfida
yang terbentuk karena adanya pengisian rekahan (fracture) atau celah pada batuan
semula, rendah, tersebar relatif merata dengan jumlah cadangan yang
besar.Endapan bahan galian ini erat hubungannya dengan intrusi batuan Complex
Subvolcanic Calcaline yang bertekstur porfitik, membentuk endapan tembaga
porfiri.
Endapan porfiri adalah endapan mineral yang terjadi akibat suatu intrusi
memiliki kadar rendah namun tersebar merata, yang kemudian terjadi kontak
dengan batuan samping yang menyebabkan terjadinya mineralisasi, dan
merupakan endapan penghasil tembaga terbesar yaitu lebih dari 50%. Sifat
susunan mineral bijih endapan tembaga porfiri adalah:
a. Mineral utama, terdiri: pirit, kalkopirit dan bornit.
b. Mineral ikutan, terdiri: magnetit, hematite, ilmenit, rutil, enrgit, kubanit,
kasiterit, kuebnit dan emas.
c. Mineral sekunder, terdiri: hematite, kovelit, kalkosit, digenit dan tembaga
natif.

2. Genesa Sekunder
Proses genesanya melalui proses ubahan (alteration) yang terjadi pada
mineral-mineral urat (vein) terutama tembaga yang bersifat tidak stabil bila
terkena pengaruh air dan udara. Mineral sulfida yang terdapat di alam mudah
sekali mengalami perubahan.Mineral yang mengalami oksidasi dan berubah
menjadi mineral sulfida kebanyakan mempunyai sifat larut dalam air. Akhirnya
didapatkan suatu massa yang berongga terdiri dari kuarsa berkarat yang disebut
Gossan (penudung besi). Sedangkan material logam yang terlarut akan
mengendap kembali pada kedalaman yang lebih besar dan menimbulkan zona
pengayaan sekunder.
Pada zona diantara permukaan tanah dan muka air tanah berlangsung
sirkulasi udara dan air yang aktif, akibatnya sulfida-sulfida akan teroksidasi
menjadi sulfat-sulfat dan logam-logam dibawa serta dalam bentuk larutan, kecuali
unsur besi. Larutan mengandung logam tidak berpindah jauh sebelum proses
pengendapan berlangsung. Karbon dioksit akan mengendapkan unsur Cu sebagai
malakit dan azurit. Disamping itu akan terbentuk mineral lain seperti kuprit,
gunative, hemimorfit dan angelesit. Sehingga terkonsentrasi kandungan logam
dan kandungan kaya bijih.
Apabila larutan mengandung logam terus bergerak ke bawah sampai zona
air tanah maka akan terjadi suatu proses perubahan dari proses oksidasi menjadi
proses reduksi, karena bahan air tanah pada umumnya kekurangan oksigen.
Dengan demikian terbentuklah suatu zona pengayaan sekunder yang dikontrol
oleh afinitas bermacam logam sulfida.
Logam tembaga mempunyai afinitas yang kuat terhadap belerang, dimana
larutan mengandung tembaga (Cu) akan membentuk seperti pirit dan kalkopirit
yang kemudian menghasilkan sulfida-sulfida sekunder yang sangat kaya dengan
kandungan mineral kovelit dan kalkosit. Dengan cara seperti ini terbentuk zona
pengayaan sekunder yang mengandung konsentrasi tembaga berkadar tinggi bila
dibanding bijih primer.

2.3 Model Eksplorasi Tembaga


Model eksplorasi adalah program yang direncanakan untuk suatu eksplorasi
tertentu yang secara umum memperlihatkan perkembangan fase kegiatan
eksplorasi mineral secara umum.
Model eksplorasi endapan tembaga dapat digambarkan sebagai berikut :
Studi awal Survei tinjau Model genetik
informasi umum pemetaan geologi regional
peta geologi geokimia regional
studi literatur geofisika regional Model eksplorasi
pemilihan daerah geobiokimia pendahuluan
sejarah eksplorasi
model geologi pemetaan geologi lokal
foto udara geokimia lokal
metalogenic province geoisika lokal
mempelajari hukum pembuatan paritan
kebijaksanaan pemerintah pembuatan test pit
pemboran uji
perkiraan sumberdaya
Model genetic lokal

Model eksplorasi detail Sumberdaya terukur

pemetaan geologi rinci


geokimia rinci
Feasibility study
geofisika
pemboran eksplorasi
pemboran rinci
pembuatan paritan
analisa laboratorium
pembuatan tunnel
perhitungan cadangan
pemetaan bawah tanah
perencanaan tambang
perhitungan sumberdaya
model penambangan analisa ekonomi
metode pengolahan infrastruktur
analisa laboratorium tes pilot plan
analisa geoteknik & COG rencana pabrik
Cadangan terbukti peralatan
cut off grade
AMDAL

penambangan

model penambangan dan reklamasi


cut off grade
besarnya unit penambangan dan peralatan
pengolahan dan pemasaran

Gambar 2.2 Skema Model Eksplorasi Tembaga


A. Studi Awal

Studi awal dilakukan di kantor, merupakan pencarian informasi secara


umum, meliputi :

 Kemungkinan lokasi endapan tembaga, dipilih daerah sepanjang busur


kepulauan, daerah kontinental yang terdapat intrusi batuan berkomposisi
menengah hingga asam

 Mencari literatur geologi daerah dan metalogenic province, membantu


melokalisasi untuk pemilihan daerah

 Sejarah eksplorasi sebelumnya untuk mengetahui tingkat penyelidikan yang


telah dilakukan

 Siapa yang melakukan eksplorasi dan interpretasi

 Laporan penelitian geologi dan analisa batuan / assay

 Model geologi, sehingga dapat mengklasifikasikan endapan bijih yang ada

 Foto udara, dapat berupa foto satelit, dapat membantu melokalisasi daerah
mineralisasi dengan terdapatnya gossan, perubahan tumbuhan dan struktur

 Metalogenic province untuk membatasi pemilihan daerah

 Mempelajari hukum pertambangan dan lingkunngan pada umumnya, bentuk


kerjasama dan lain-lain

 Memperhatikan kebijaksanaan pemerintah sehingga akan mendapatkan


bantuan secara positif

B. Survei Tinjau

Pemetaan geologi regional dilakukan untuk mengetahui penyebaran batuan


dan tanda mineralisasi maupun alterasi batuan sehingga dapat melokalisasi daerah
yang termineralisasi dan model endapan. Melokalisasi terdapatnya gossan sangat
membantu untuk petunjuk mineralisasi dan struktur

Pemetaan merupakan suatu pekerjaan pemindahan atau pencatatan suatu


gejala atau fakta geologi di lapangan ke suatu peta dengan skala tertentu.

Pemetaan Foto satelit


Foto udara
Peta topografi
Peta geologi
Gejala geologi

Prospeksi/eksplorasi pendahuluan

Endapan mineral Skala 1: 10.000


1: 5.000

Eksplorasi detail
Cadangan bijih
Skala 1: 20.000
1: 500

Penambangan

Gambar 2.3 Skala Pemetaan

Dalam pemetaan ada dua macam cara yang dilakukan, di permukaan


(surface mining) dan bawah permukaan (underground mining). Pemetaan di
permukaan yang diplot dalam peta adalah :

- tipe batuan dan kontak antar batuan

- gejala geologi : patahan, kekar, rekahan dan lipatan

- strike dan dip

- lokasi sampling dan drilling

Pemetaan di bawah permukaan yang diplot di peta adalah :

- tipe batuan dan kontak antar batuan

- struktur geologi, vein dan alterasi


- assay tiap level, shaft, drift, cross cut dan raise

- lokasi sampling dan lokasi pengembangan

Setelah data diatas diketahui dilakukan analisa di laboratorium sesuai


dengan macam dan jenis data yang akan dianalisa.

 Geokimia regional dilakukan dengan mengambil sedimen sungai aktif


mulai dari orde ke 3 dengan lingkupan area 1 km 2 disertai dengan konsentrat
dulang. Untuk daerah perbukitan biasa diambil conto tanah sepanjang
punggungan dengan jarak + 1 km dan batuan

 Geofisika regional dilakukan berupa aeromagnetik survei dan gravity


untuk mengetahui dan membuat interpretasi model geologi baik intrusi
maupun struktur

 Geobiokimia dengan mengambil conto tanaman tertentu baik berupa daun,


batang maupun akar untuk mendapatkan anomaly suatu endapan tertentu.

C. Model Genetik

Dari hasil survei tinjau didapat daerah yang menarik untuk eksplorasi
pendahuluan berupa model genetik dan klasifikasi endapan mineral yang ada
sehingga dapat memberikan arahan untuk eksplorasi selanjutnya. Untuk endapan
tembaga, dapat dilokalisasi cirri-ciri ubahan dan tanda-tanda mineralisasi tembaga
sehingga penelitian dapat ditekankan pada daerah-daerah tertentu.

D. Eksplorasi Pendahuluan

 Pemetaan geolodi lokal, meliputi deskripsi geologi secara umum, struktur


fisik dari endapan bijih tembaga, struktur geologi endapan bijih.
Mineralisasi meliputi zonasi mineral, analisa model, analisa elemen, sifat
kimia dan fisika, asosiasi mineral, tekstur, hubungan jenis batuan dan
mineralisasi, hubungan ubahan hidrotermal dan mineralisasi
 Geokimia lokal, berupa conto tanah, batuan yang diambil secara grid
maupun random dengan kerapatan conto tertentu

 Geofisika lokal, dilihat dari sifat endapan, yaitu endapan bijih tembaga,
maka cara geolistrik digunakan untuk menyelidiki endapan sulfida yang
menghasilkan arus listrik. Cara geolistrik seperti juga cara geofisika lainnya
berttitik tolak pada sifat-sifat fisis bumi.

Metode resistivitas
Metode ini termasuk dalam cara dinamis. Parameter yang diukur adalah
tahanan jenis dari batuan atau medium di bawah permukaan dan bertujuan untuk
mengetahui penyebaran mineral-mineral konduktif, terutama mineral sulfida
dengan cara mapping (pemetaan).

Penafsiran adanya endapan bijih pada metode ini ditentukan secara


kualitatif, yaitu mencari daerah-daerah yang mempunyai harga tahanan jenis
rendah.

Metode potensial diri


Metode ini termasuk dalam cara statis dimana parameter yang diukur adalah
medan listrik alam. Tujuan dari metode ini untuk mencari adanya mineralisasi
bijih termasuk bijih sulfida terutama yang berada di dekat permukaan.
Kemungkinan adanya endapan bijih ditunjukkan oleh adanya anomaly negatif
harga potensial diri.

Metode polarisasi terimbas


Pada metode ini dibuat polarisasi pada endapan-endapan sulfida seperti
kalkopirit (CuFeS2), galena (PbS), dan spalerit (ZnS) serta endapan sulfida lainnya
dengan cara mengalirkan arus listrik ke dalam kerak bumi. Pada endapan sulfida
terjadi polarisasi akibat reaksi elektrokimia dengan demikian dapat diukur
perbedaan tegangan yang terjadi.
Sifat listrik mineral sulfida
Mineral sulfida pada umumnya mempunyai tahanan jenis yang rendah
namun beberapa jenis mineral sulfida, yaitu pirit,markasit, galena, molibdenit,
pentlandit, kobalt dan argentit mempunyai sifat khas yaitu harga tahanan jenisnya
akan berubah cukup besar tergantung frekuensi arus listrik yang digunakan.
Perubahan tahanan jenis terhadap perbedaan frekuensi tersebut tidak akan muncul
pada lapisan batuan atau mineral lainnya kecuali magnetit, kasiterit, grafit dan
tembaga murni. Oleh karena adanya sifat-sifat tersebut maka metode polarisasi
terimbas dapat digunakan untuk melokalisir daerah mineralisasi sulfida.

 Pembuatan paritan dan sumur uji untuk mengetahui struktur dan penyebaran
mineralisasi secara detail, dilakukan pengamatan geologi, ubahan,
mineralisasi, struktur dan pelapukan yang ada

 Pemboran uji, untuk mengetahui penyebaran mineralisasi hingga kedalaman


tertentu, dilakukan berdasarkan model genetik yang ada. Dilakukan
pemerian litologi (logging) dan pengambilan conto baik untuk analisa kadar
maupun mineral

 Perkiraan sumberdaya, dilakukan berdasarkan model klasifikasi endapan


dan kerapatan conto.

E. Model Genetik Lokal

Hasil eksplorasi pendahuluan akan menghasilkan model genetik lokal dari


endapan tembaga, baik mengenai kadar, zonasi ubahan maupun besar potensi bijih
yang mungkin terdapat. Dengan memakai data dan informasi mengenai endapan
tembaga yang terdapat, dilakukan perhitungan sumberdaya terunjuk (indicated
resources), kemudian penyelidikan lanjut berupa eksplorasi detail.

F. Model Eksplorasi Detail


 Pemetaan geologi rinci, dilakukan dengan skala 1:500 hingga skala 1:1000,
dengan mendeskripsikan semua informasi batuan, mineralisasi, ubahan,
struktur dan pelapukan yang ada. Dilakukan pengambilan conto geokimia
dengan system channel, umunya setiap 1 meter lebar.

 Pengukuran dengan menggunakan IP, untuk mengetahui penyebaran sulfida

 Pembuatan paritan, tunnel dan pemetann bawah tanah disertai dengan


pengambilan conto secara channel

 Pengambilan conto
Pengambilan contoh adalah suatu proses pengambilan sebagian kecil dari
suatu bahan sedemikian rupa sehingga konsistensi bagian tersebut merupakan
wakil dari keseluruhannya. Berapa banyak dan bagaimana contoh harus diambil
tergantung beberapa faktor geologis seperti : sifat ilmiah, bentuk dan ukuran
endapan, maksud dan batasan untuk apa conto ini diperlukan (park).

Pengambilan conto penting untuk :

- mengetahui kadar dari bijih dan penyebarannya


- menghitung besarnya cadangan
- perencanaan dan operasi penambangan yang sesuai
- menentukan metode pengolahan yang cocok
Metode dan jumlah dari conto sanngat tergantung pada tipe endapan dan
derajat ketelitian yang dikehendaki.Conto-conto dapat diambil dari out crop
(singkapan), pembuatan parit (trenches), sumur uji (test pitting) atau bagian-
bagian yang berbeda dari suatu tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Untuk
endapan bijih tembaga (Cu) dan endapan bijih sulfida yang lain dan yang larut
dekat permukaan dan tersingkap dalam bentuk gossan tersebut harus diambil
dengan pembuatan sumur uji atau lubang bor yang dalam menembus sampai
dibawah water table. Untuk endapan-endapan yang tidak homogen diperlukan
conto lebih dalam yang diambil dengan cara pemboran.

Sampling merupakan pekerjaan yang memerlukan prosedur yang tepat dan


teliti. Ditinjau dari segi ekonomis sampling terlalu banyak akan mahal, tapi terlalu
sedikit akan tidak jelas. Ketelitian dalam sampling tergantung pada jumlah conto
dan penyebaran, jadi salah kalau hanya di tempat-tempat yang kaya atau yang
miskin saja.

Sumber-sumber kesalahan dalam sampling adalah:


- salting
- jumlah conto yang tidak mencukupi
- pemeberian lokasi yang salah pada sample yang diambil
- kesalahan pada analisa kimia
- cara weighting yang salah

Channel Sampling
Channel sampling dilakukan baik di tambang bawah tanah maupun di open
pit dilakukan dengan cara: test pitting, drifts, cross cut, raises, shaft dan stope,
cara ini merupakan cara konvensional. Prosedur pengambilannya adalah:
- membersihkan permukaan (dengan semprot air atau disikat) dari debu,
garam-garam yang larut, slimes
- bila perlu permukaan tersebut dihilangkan sedikit (chipping) untuk
mendapatkan permukaan yang segar, bebas dari pengaruh oksidasi
- tandai tempat saluran tersebut
- ukuran channel 4 – 10 cm lebar, 2,5 – 3 cm dalam
- mengumpulkan conto dalam kantung conto
- menandai conto, harus tahan lama tanda tersebut dan harus cocok tanda
sample dengan aslinya
Chip Sample
Chip sample atau grab sample biasanya diperoleh dari suatu operasi
pendahuluan. Sistem pegumpulannya secara random dari suatu pecahan-pecahan
batuan atau bijih dari permukaan yang tersingkap dari suatu tambang, conto
diambil dapat sepotong atau beberapa potong dan beratnya 1 – 2 kg.

Bore Hole Sample


Diambil dengan cara pemboran, dimana ini merupakan cara modern dalam
penyelidikan secara visual dari mineralisasi bawah tanah. Cara ini membantu
dalam menetapkan batas-bats pengeboran ore bodies baik secara lateral maupun
vertical, tergantung pada tipe dari pada endapan dan tingkat mineralisasi. Seluruh
inti (core) dari bagian yang mengalami mineralisasi dapat dipakai sebagai suatu
conto atau dibagi menjadi dua conto atau lebih dan dianalisa secara terpisah.

Car atau Wagon Sample


Diperoleh dengan mengambil sejumlah yang telah ditetapkan dari run of
mine dari tiap-tiap muatan lain (underground) dan dari tiap wagon di permukaan.
Conto-conto yang demikian diambil untuk menentukan sifat-sifat fisik.
Bulk Sample
Sample yang dianalisa di laboratorium dibutuhkan hanya beberapa kilogram
saja. Meskipun demikian duplikat tetap harus ada yaitu mengambil conto dari
conto yang telah ada, conto baru ini tetap mewakili conto yang sebelumnya. Jadi
harus diperkecil sizenya hingga partikel-partikel masih termasuk dalam conto dan
lainnya dibuang, tanpa merubah batas kesalahan kadar yang diijinkan.
Proses perkecilan, yaitu sebagai berikut:
- diperkecil dengan crusher (jaw crusher) yang kecil
- dibagi dua (splitter) untuk core atau jenis riffle sampler
- coning dan quartering
- dividing

 Pada umumnya untuk endapan tembaga, penambangan dilakukan dengan


system tambang terbuka dengan bentuk yang disesuaikan dengan bentuk
dan besarnya geometri endapan

 Analisa geoteknik dipakai untuk menghitung keseimbangan lereng dalam


tiap tahap (benched)

 Metode pengolahan bijih dilakukkan testing baik secara laboratorium

 Analisa laboratorium diantaranya adalah analisa kimia untuk menentukan


kadar tembaga dan mineral ikutannya, diantaranya timbal, seng dan emas.
Analisa petrografi maupun minegrafi untuk mengetahui jenis batuan primer,
mineral sekunder yang terbentuk, hubungan tekstur, bukti terdapatnya
tektonik yang mungkin berhubungan dengan mineralisasi, paragenesa
mineral dan jenis mineralisasi. Microprobe, SEM, XRD, fluida inklusi dan
lain-lain. Analisa ini membantu menentukan penyebaran mineral, genesa,
paragenesa dan kadar.

G. Teknik Petrologi

Teknik petrologi yang digunakan dalam eksplorasi endapan tembaga adalah:

 Petrografi

 Mineragrafi

 Mikroprobe

 XRD

 Fluida inklusi

 XRF dan NA

 Isotop mineral yang stabil, seperti S, C, O, H, Sr

 Penentuan umur

 Fusion track dating


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu :
Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran,
kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai
lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
Tahapan model eksplorasi pada eksplorasi tembaga yaitu :
1. Studi awal
2. Survei tinjau
3. Model genetik
4. Model eksplorasi pendahuluan
5. Model genetik lokal
6. Model eksplorasi detail
7. Sumber daya terukur

3.2 Saran
Hendaknya agar makalah tentang Teknik Eksplorasi Tembaga ini dapat
dipelajari dengan seksama oleh pembaca mengingat eksplorasi adalah hal yang
sangat penting dalam tahap kegiatan pertambangan. Dimana pada tahap eksplorasi
inilah keterdapatan cadangan mineral atau bahan galian pada suatu lokasi dapat
diketahui.

DAFTAR PUSTAKA

Blank, Fadhel. 2015. Makalah Tembaga. (online)


https://id.scribd.com/document/251659254/makalah-tembaga , diakses pada
21 Novermber 2017

El-Shirazhy, Ilham. 2016. Eksplorasi Endapan Bijih Tembaga (Cu). (online)


https://id.scribd.com/document/323405686/Eksplorasi-Endapan-Bijih-
Tembaga-Cu , diakses pada 17 November 2017

Anda mungkin juga menyukai