Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MINERAL LOGAM MULIA

“OSMIUM DAN SKANDIUM”

OLEH :

KELOMPOK 3
NUR AFNI PRATIWI.A ( R1D1 15 130 ) RIZAL ADI ARFAH ( F1B2 14 042 )

WINDI ISMAYANTI ( R1D1 15 156 ) MUHAIMIN ( F1B2 14 058 )

HARIANTI ( R1D1 15 158 ) SYAHWIL AKBAR ( F1B2 14 070 )

ABDURRAHMAN HASIM ( F1B2 14 002 ) LD. RAFSAN MUH ( F1B2 14 100 )

ANDI ARWAN ( F1B2 14 004 ) SULAWAN ( F1B3 13 004 )

LA ODE MIQDAD HUSEIN ( F1B2 14 022 ) KULMUL AJIM ( F1B3 13 020 )

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mineral Logam Mulia

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Muh. Chaerul, ST., S.Km., M.Sc

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI
2017
A. OSMIUM

1. Ciri-Ciri Dan Sifat


Osmium (Os), unsur kimia, salah satu logam platinum Kelompok 8-10
(VIIIB), Periode 5 dan 6, dari tabel periodik merupakan unsur alami terpadat.
Osmium merupakan logam abu-putih, osmium sangat keras, rapuh, dan sulit
untuk dibuat, bahkan pada suhu tinggi. Logam platinum memiliki titik leleh
tertinggi, sehingga proses fusi dan casting menjadi sulit.
Osmium adalah Logam platinum yang paling cepat bereaksi oleh udara.
Bubuk logam Osmium, bahkan pada suhu kamar, memancarkan bau yang khas
dan beracun, mudah menguap menjadi tetroxide, OsO4. Karena larutan dari
OsO4 direduksi dengan dioksida hitam, OsO2, oleh beberapa bahan biologis,
kadang-kadang digunakan untuk noda jaringan untuk pemeriksaan
mikroskopis.
Konsentrasi osmuim di udara serendah 107 g/m3 dapat menyebabkan
penyempitan paru-paru, kerusakan pada kulit dan mata. Terpapar dengan
osmium tetroksida tidak boleh melebihi 0.0016 mg/m3 (selama 8 jam kerja
perhari-40 jam seminggu).

2. Sifat Fisika Dan Sifat Kimia


Adapaun sifat fisika dan sifat kimia dari osmium yaitu sebagai berikut :
 Sifat Fisika

• Massa jenis (sekitar suhu kamar) 22.61 g/cm³

• Massa jenis cair pada titik lebur 20 g/cm³

• Titik lebur 3306 K (3033 °C, 5491 °F)

• Titik didih 5285 K (5012 °C, 9054 °F)

• Kalor peleburan 57.85 kJ/mol

• Kalor penguapan 738 kJ/mol

• Kapasitas kalor (25 °C) 24.7 J/(mol·K)


 Sifat kimia

• Struktur kristal: Hexagonal

• Jari-jari ion : 0,63 Å

• Bilangan Oksidasi : 2,3, 4, 6,8

• Massa Jenis : 22.6 g/cm3

• Konduktivitas Listrik : 12.3 x 106 ohm-1cm-1

• Elektronegativitas : 2.2 (Skala pauling)

• Potensial Ionisasi : 8.7 V

• Jari-jari atom : 1,92 Å

• Volume Atom : 8.49cm3/mol

• Energi ionisasi : 840 kJ/mol

3. Proses pembentukan
Logam osmium murni tidak terjadi di alam. Osmium memiliki kelimpahan
yang rendah sekitar 0,001 bagian per juta. Meskipun jarang terjadi, osmium
ditemukan dalam paduan asli dengan logam platinum lainnya: di siserskite
(hingga 80 persen), di iridosmin, di aurosmiridium (25 persen), dan dalam
jumlah kecil dalam platinum asli. Proses untuk mengisolasi Osmium
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seni metalurgi yang berlaku
untuk semua logam platinum.

4. Asosiasi
Osmium berasosiasi dalam mineral iridosule dan juga terdapat dalam
pasir sungai yang menghasilkan platinum di daerah Urat. Serta terdapat dalam
bijih mineral yang mengandung nikel.
5. Keterdapatan
Turki, dengan 127.000 ton, memiliki cadangan terbesar yang dikenal
dunia dari osmium. Bulgaria juga memiliki cadangan besar dari sekitar 2500
ton. Ini logam transisi juga ditemukan dalam iridiosmium, sebuah paduan alami
dari iridium dan osmium, dan platinum-bantalan pasir sungai di Pegunungan
Ural, dan Amerika Utara dan Selatan. Hal ini juga terjadi pada nikel-bantalan
bijih ditemukan di wilayah Sudbury, Ontario dengan kelompok logam platinum
lainnya. Meskipun jumlah logam platinum ditemukan dalam bijih kecil, volume
besar bijih nikel olahan membuat pemulihan komersial. Meski kadarnya dalam
bijih-bijih tersebut sangat kecil, namun karena adanya penambangan bijih nikel
berton-ton, memungkinkan perolehan Osmium sebagai hasil samping.

6. Kegunaan
Senyawa osmium tetroksida telah digunakan untuk mendeteksi sidik jari
dan untuk mewarnai jaringan lemak untuk slide mikroskop. Logam ini hampir
selalu digunakan untuk menghasilkan alloy yang sangat keras dengan logam
grup platinum lainnya untuk mata pulpen, jarum fonograf, dan kontak listrik
selain itu Kabel osmium digunakan untuk filamen lampu pijar awal sebelum
pengenalan tungsten.

7. Sejarah Dalam Peradaban Manusia


Osmium (osme Yunani yang berarti "bau") ditemukan pada tahun 1803
oleh Smithson Tennant dan William Hyde Wollaston di London,
Inggris.Wollaston dan Tennant sedang mencari cara untuk memurnikan
platinum dengan pembubaran bijih platinum asli di aqua regia. Sejumlah besar
bubuk hitam larut tetap sebagai produk sampingan dari operasi ini. Wollaston
berkonsentrasi pada bagian larut dan menemukan paladium (tahun 1802) dan
rhodium (pada 1804), sedangkan Tennant memeriksa residu larut. Pada musim
panas 1803, Tennant mengidentifikasi dua elemen baru, osmium dan iridium.
Penemuan unsur-unsur baru yang telah didokumentasikan dalam sebuah surat
kepada Royal Society pada tanggal 21 Juni 1804.
8. Potensi Investasi Di Indonesia
Untuk investasi Osmium di Indonesia sepertinya belum ada dan belum
diminati, dikarenakan osmium mineral yang sangat langka pada kerak bumi
Dan juga karena rendahnya ketersediaan relative terhadap permintaan osmium
untuk investasi. Salah satu Penyebab lain adalah harga osmium yang cukup
mahal yaitu USD 400 per ons (USD 14,1 per gram) atau Rp3.846.000 per ons
(Rp135.663,6 per gram) dengan asumsi 1 dollar = 9615 rupiah Pada 11
November 2012, Cadangan terbesar osmium berada di Afrika Selatan, Kanada,
dan Rusia.

9. Proses Penambangan
Osmium ditemukan dalam deposit platinum, termasuk campuran
platinum pada bijih nikel dan tembaga Logam dasar dihaluskan dengan proses
elektrolisis, menyisakan komponen PGM sebagai sampah. Beberapa
penanganan kimia seperti pelarutan dan presipitasi akan memisahkan berbagai
logam berharga.
Karena toksisitas ekstrim dari oksida nya, osmium jarang digunakan
dalam keadaan murni, dan malah sering dicampur dengan logam lain yang
digunakan dalam aplikasi aus yang tinggi.

B. SKANDIUM

1. Ciri-Ciri Dan Sifat


Scandium adalah salah satu unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang Sc dan nomor atom 21. Skandium berupa logam transisi yang
lembut dan warnanya putih keperakan, merupakan mineral yang langka dari
Skandinavia dan kadang-kadang diklasifikasikan bersama yttrium dan
lantanida sebagai elemen mineral langka.
Skandium (scandium) adalah unsur transisi lunak dan berwarna
keperakan yang pertama ditemukan pada mineral langka dari Skandinavia.
Permukaan unsur ini akan berubah kekuningan atau merah muda bila terkena
udara.Skandium mudah teroksidasi oleh udara dan mudah terbakar. Unsur ini
bereaksi dengan air untuk membentuk gas hidrogen dan akan larut dalam
banyak asam
Skandium juga merupakan unsur yang jarang terdapat di alam. Walaupun
ada, umumnya terdapat dalam bentuk senyawa dengan biloks +3.
Misalnya, ScCl3, Sc2O3, dan Sc2(SO4)3. Sifat-sifat senyawa skandium semuanya
mirip, tidak berwarna dan bersifat diamagnetik. Hal ini disebabkan dalam
semua senyawanya skandium memiliki konfigurasi elektron
ion Sc3+, sedangkan sifat warna dan kemagnetan ditentukan oleh konfigurasi
elektron dalam orbital d. Logam skandium dibuat melalui elektrolisis
lelehan ScCl3. Dalam jumlah kecil, skandium digunakan sebagai filamen lampu
yang memiliki intensitas tinggi.

2. Sifat Fisika Dan Sifat Kimia


Adapaun sifat fisika dan sifat kimia dari osmium yaitu sebagai berikut :
 Sifat Fisika
• Massa jenis : 2.99 g/cm3
• Titik Didih : 3109 K
• Titik Lebur : 1814 K
• Kapasitas Panas : 0.568 Jg-1K-1
• Radius Kovalensi : 1.44 Å
 Sifat Kimia
• Struktur kristal: Hexagonal
• Elektronegativitas : 1.36
• Konduktivitas Listrik : 1.5 x 106 ohm-1cm-1
• Konfigurasi Elektron : [Ar]3d1 4s2
• Formasi Entalpi : 16.11 kJ/mol
• Konduktivitas Panas : 15.8 Wm-1K-1
• Potensial Ionisasi : 6.54 V
• Radius Atom : 1.62 Å
• Volume Atom : 15 cm3/mol
• Massa Atom : 44.9559
3. Proses Pembentukan
 Sc2O3
Skandium (III) oksida adalah oksida tahan api ringan, berbentuk padatan
lebur putih. Berasal dari beberapa sumber termasuk mineral, tailing uranium
tertentu dan beberapa bijih fosfat.
 Na3ScF6
Dapat terbentuk dari hidrolisis [Sc(H2O)6]3+ . Mempunyai sifat seperti
klorit (Na3AlF6), karena Sc3+ mempunyai sifat yang sama dengan Al3+

4. Asosiasi
Skandium (Sc) terdapat dalam mineral thortveitite (Sc2SiO7) Unsur ini
juga ditemukan dalam hasil sampingan setelah ekstrasi tungsten dari Zinwald
wolframite dan di dalam wiikite dan bazzite.

5. Keterdapatan
Scandium terkandung sebagai komponen utama mineral thortveitite yang
terdapat di Skandinavia dan Malagasi. Menurut info terbaru terdapat Indikasi
adanya kandungan unsur skandium di Sulawesi Selatan. Hal ini diperkuat
dengan hasil penelitian sejumlah akademisi pertambangan di Polewali Mamasa.

6. Kegunaan
Sekitar 20 kg skandium (Sc2O3) sekarang ini digunakan setiap tahun di
Amerika untuk memproduksi lampu intensitas tinggi, dan isotop radioaktif
46Sc digunakan sebagai agen pelacak dalam kilang minyak mentah. Skandium
ioda yang ditambahkan ke lampu uap merkuri memberikan pancaran sinar
mirip matahari yang efisien, yang penting untuk penerangan ruangan atau TV
bewarna malam hari.
Skandium juga digunakan pada berbagai perkakas seperti lampu neon,
lampu hemat energi, dan kacamata. Penggunaan skandium masih terus
berkembang mengingat unsur ini cocok untuk memproduksi catalyser serta
untuk memoles kaca. Aplikasi utama skandium adalah untuk membuat paduan
aluminium-skandium yang digunakan oleh industri kedirgantaraan dan
peralatan olahraga (sepeda, tongkat bisbol, dll) yang membutuhkan material
kinerja tinggi.
Kegunaan awal dari skandium-aluminium paduan berada di kerucut
hidung kapal selam Uni Soviet meluncurkan rudal balistik. Kekuatan dari
kerucut hidung yang dihasilkan cukup untuk memungkinkan untuk menusuk
tutup es tanpa kerusakan, sehingga memungkinkan peluncuran rudal
sementara di bawah tutup es Arktik. Lalu ada juga Skandium Oksida (Sc2O3)
yang digunakan sebagai katalis dalam pembuatan Aseton

7. Sejarah Dalam Peradaban Manusia


(Latin: scandia, Scandinavia). Mendeleev telah memprediksi keberadaan
unsur ekaboron berdasarkan prinsip sistim periodik yang ditemukannya. Unsur
ini diperkirakan memiliki berat atom antara 40 (kalsium) dan 48 (titanium).
Elemen skandium ditemukan oleh Nilson pada tahun 1878 di dalam mineral-
mineral euxenite dan gadolinite, yang belum pernah ditemukan dimanapun
kecuali di Skandinavia. Dengan memproses 10 kg euxenite dan hasil sampingan
mineral-mineral langka lainnya, Nilson berhasil memproduksi 2 gram
skandium oksida murni. Ilmuwan-ilmuwan berikutnya kemudian menunjukkan
bahwa skandium yang ditemukan Nilson sama dengan ekaboronnya
Mendeleev.

8. Potensi Investasi Di Indonesia


Polewali mamasa berpotensi untuk dijadikan sebagai tambang logam
Skandium. Seperti diketahui sebelumnya bahwa skandium merupakan logam
tanah jarang sehingga sangat memiliki potensi ekonomi bagi pembangunan
ekonomi di daerah tersebut. Tentunya suatu hal yang membanggakan bahwa
logam tanah jarang ini ditemukan ada di Sulawesi Selatan. Hal ini tentunya
sangat menarik dan memiliki potensi ekonomi yang besar sehingga melatar
belakangi untuk menggali lebih banyak mengenai unsur scandium ini mulai
dari sifat-sifatnya, cara isolasinya, kelimpahannya, serta manfaat atau
kegunaanya bagi kehidupan sehari-hari.
9. Proses Penambangan
Kebanyakan skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau
diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian uranium. Skandium metal pertama
kali diproses pada tahun 1937 oleh Fischer, Brunger dan Grienelaus yang
mengelektrolisis cairan eutectic kalium, litium dan skandium klorida pata suhu
700 dan 800 derajat Celcius. Selain itu, Skandium muruni diproduksi dengan
cara mereduksi skandium florida dengan kalsium metal dan dengan cara
memanaskan skandium fluoride (ScF3) dengan logam kalsium. Produksi
pertama 99% skandium metal murni diumumkan pada tahun 1960.

Anda mungkin juga menyukai