A. Kestabilan lereng
Kestablian lereng, baik lereng alami maupun lereng buatan (buatan manusia)
serta lereng timbunan, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dinyatakan
tambang terbuka dan kuari. Dalam penyusunan suatu rencana lereng tambang selain
lererng juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan dalam seksama.
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎
Faktor Keamanan (FK) = 𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 (1)
𝑐𝐴+𝑊.𝑐𝑜𝑠𝛼.𝑡𝑎𝑛ф
(FK) = 𝑊.𝑠𝑖𝑛𝛼
dimana faktor keamanan secara umum sama dengan (FK=1). Apabila FK lebih
besar sari satu (FK>1), maka secara teoritis blok berada dalam kondisi stabil dan
apabila nilai FK lebih kecil dari satu (F<1) maka blok akan meluncur kebawah.
5
1. Geometri lereng
lereng tunggal (single slope) dan lereng keseluruhan (overall slope) dengan
dimensi tinggi dan sudut tertentu. Tinggi lereng adalah jarak vertikal dari
bidang kaki (toe) hingga puncak lereng (crest), sedangkan sudut lereng adalah
sudut yang dibuat antara garis yang menghubungkan kaki dan puncak lereng
dengan garis horizontal. Pada lereng keseluruhan juga terdapat daerah yang
2. Aktifitas manusia
gaya geser dan mengurangi kestabilan lereng. Pada kegiatan penggalian pada
3. Struktur geologi
Sifat fisik yang mempengaruhi kestabilan lereng antara lain bobot isi,
porositas dan kandungan air. Dalam mengetahui sifat fisik dan mekanik
mendapatkan angka bobot isi (kohesi (c) dan sudut geser dalam (pada
FK Kondisi lereng
FK > 1,25 Keruntuhan jarang terjadi (lereng relatif stabil)
1,07 < FK ≤ 1,25 Keruntuhan perna terjadi (lereng kritis)
FK < 1,07 Keruntuhan biasa terjadi (lereng labil)
(Sumber: Prastyo dan Hambal, 2014 dalam Suharman, 2017)
Bobot isi tanah merupakan perbandingan antara berat tanah basah dengan
volume cetakan. Bobot isi tanah (γ) dapat dicari dengan rumus:
𝐵2 − 𝐵1
Bobot isi tanah: γ = (3)
𝑉
Dengan:
γ = Bobot isi tanah (kN/m3)
B1 = Berat cetakan uji (kN)
B2 = berat cetakan dan benda uji (kN)
V = volume tanah (m3) (Suharman, 2017)
adalah pengujian Uji Geser Langsung (Direct Shear test). Pengujian ini
dimaksudkan untuk menentukan nilai kekuatan geser tanah dengan dengan cara
8
menggeser conto tanah yang diberi beban normal (N). Kuat geser adalah
tegangan geser maksimum yang dapat ditahan oleh suatu bidang (dalam tanah).
Ada beberapa teori untuk menentukan kekuatan geser tanah, namun yang
menyatakan bahwa kekuatan geser tanah merupakan fungsi dari kohesi dan
sudut geser dalam tanah. Kekuatan geser tanah dapat ditentukan sebagai
berikut:
τf = c + σ tan ϕ (4)
Dimana:
τf = Kekuatan geser tanah (kN/m2)
c = Kohesi tanah (kN/m2)
σ = Tegangan normal (kN/m2)
ϕ = Sudut geser dalam (º)
Besarnya kohesi tanah (c) dan besarnya kuat geser dalam tanah (ϕ) dapat
ditentukan melalui hubungan antara tegangan normal (σ) dan tegangan geser
9
(τ). Maka besarnya tegangan normal (σ) dan tegangan geser (τ) dapat di peroleh
dari rumus:
𝑁
Tegangan normal: σ = (5)
𝐴
Dimana:
σ = Tegangan normal (kN/m2)
N = Beban Normal (kN)
A = Luas conto (m2)
𝑇
Tegangan geser: τ = (6)
𝐴
Dimana:
τ = Tegangan geser (kN/m2)
T = Gaya geser terbesar (kN)
A = Luas conto (m2) (Budi, 2011)
angka keamanan stabilitas lereng. Prinsip dasar dihitung dari perbandingan antara
kuat geser tanah τf dengan gaya dorong tanah τ, atau perbandingan dari momen
Metode Asumsi
Resultan gaya antar-irisan sama dengan nol dan
Irisan Biasa (Fellenius) bekerja sejajar dengan permukaan bidang runtuh.
10
keseimbangan gaya dan keseimbangan momen sedangkan metode yang lain hanya
gaya normal, gaya tangensial dan juga gaya-gaya antar irisan. Oleh karena itu hanya
momen. Metode ini dihitung dengan pendekatan solusi permukaan bidang runtuh
dianggap melingkar. Metode yang lain seperti janbu yang disederhakan didasarkan
pada kondisi kesetimbangan gaya, metode ini sangat cocok untuk kondisi tanah
berlapis.
gaya dan keseimbangan momen, demikian pula dengan gaya-gaya antar irisan (gaya
normal dan gaya tangensial) berlaku pada semua permukaan bidang geser. Diantara
semua metode kesetimbangan yang paling umum adalah metode fellenius dan
metode bishop simplified pada metode ini semua massa geser dibagi kedalam
jumlah irisan dan gaya antar irisan dihitung berdasarkan asumsi hubungan antar
irisan. Perhitungan akhir angka keamanan Bishop simplified dihitung dengan cara
efektif untuk kualitas kuantitatif dan semua metode pasti berhubungan dengan
masalah statis tak tentu. Penyelesaian angka keamanan membutuhkan paling sedikit
satu asumsi yang berkenaan dengan gaya-gaya antar irisan (interslice forces).
Asumsi yang paling umum dibuat ialah yang berkenaan dengan arah, besar dan titik
12
kerja (point of application) dari gaya-gaya antar irisan seperti ditunjukan pada
gambar 2 dan 3.
Dimana:
mengasumsikan bahwa gaya normal cukup untuk mendefinisikan gaya- gaya antar
irisan. (Bishop, 1955). Gaya normal di dasar dan tiap irisan ditentukan dengan
irisan adalah: Wx
Dimana W adalah berat irisan dan x adalah jarak mendatar irisan ke pusat
radius lingkaran. Momen penggerak (Md) keseluruhan dari lereng adalah jumlah
Jika kuat geser material antara irisan lereng adalah S, maka kekuatan untuk
𝑆
mempertahankkan kestabilan pada tiap irisan adalah:
𝐹
𝑆𝑙
Jika gaya pada irisan adalah S maka: S =
𝐹
𝑆𝑙
Momen yang menahan keseluruhan irisan: ∑
𝐹
15
𝑅
Persamaan gaya-gaya penggerak dan penahan adalah: R ∑W. sin = Sl
𝐹
∑ 𝑆𝑙
Sehingga, FK = (8)
∑𝑤.sin 𝑎
kritis, dibuat dengan cara mengubah letak pusat lingkaran yang dicoba. Pengaruh
air dalam batuan atau tanah adalah timbulnya gaya ang kat air karena tekanan air
pori yang berakibatkan gaya normal berkurang pada dasar irisan, sehingga analisis
sehingga:
∑(𝐶.𝑙+(𝜎.𝑙−𝑢.𝑙)𝑡𝑎𝑛ф
FK= (9)
∑𝑤.𝑠𝑖𝑛𝛼
∑[𝑐.𝑙+(𝑃−𝑢.𝑙)𝑡𝑎𝑛ф]
FK= (10)
𝑤.𝑠𝑖𝑛𝛼
16
Pada cara bishop besarnya nilai P ( Gaya normal pada dasar irisan ) diperoleh
dengan menguraikan gaya-gaya yang bekerja pada irisan pada arah berat (W) atau
semua resultan gaya pada batas vertikal irisan bekerja dalam arah horizontal, untuk
Perhitungannya adalah:
𝑐.𝑠𝑖𝑛𝛼
𝑊−𝑙([ ]+𝑢.𝑐𝑜𝑠𝛼)
𝐹
(p-ul)= 𝑡𝑎𝑛ф (11)
𝑐𝑜𝑠𝛼+ .𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐹
17
b = l cos
𝐼
∑[𝑐.𝑏+(𝑊−𝑢.𝑏).𝑡𝑎𝑛ф].( )
𝑐𝑜𝑠𝛼.(𝐼+𝑡𝑎𝑛ф.𝑡𝑎𝑛𝛼/𝐹
FK= (13)
∑𝑊.𝑠𝑖𝑛𝛼
𝑙
∑[𝑐.𝑏+(𝑊−𝑢.𝑙).𝑡𝑎𝑛ф] ( )
𝑀𝑖
FK= (14)
∑𝑊.𝑠𝑖𝑛𝛼
Keterangan:
S = Kuat geser efektif
S = Kuat geser yang ada
c = Kohesi material efektif
P’ = Gaya normal efektif pada dasar irisan
Sudut geser dalam efektif
Tekanan air pori
F = Faktor keamanan
I = Panjang dasar irisan
W = Massa irisan
b = lebar irisan
R = radius jari-jari bidang gelincir
Xn, Xn+l = Gaya-gaya vertikal pada batas irisan
En, En+1 = Gaya-gaya horisontal pada batas irisan
Nilai F pada persamaan (13) terdapat pada sisi kiri dan kanan persamaan,
karena itu untuk menghitung besarnya nilai F harus digunakan metode trial and
eror atau metode coba-coba untuk nilai F pertama di sisi kanan persamaan, karena
itu besarnya nilai F dihitung dengan menggunakan cara “iteratif”, yaitu kita
mengambil suatu nilai sebagai percobaan untuk F pada sisi kanan, nilai F yang
diperoleh di sisi kiri kemudian dimasukan lagi pada sisi kanan untuk perhitungan
berikutnya dan seterusnya, biasanya proses ini hanya perlu diulang sebanyak dua
18
kali saja, karena banyaknya variabel yang perlu diperiksa serta proses iteratif yang
harus dipakai, perhitungan cara Bishop simplified hampir selalu dilakukan dengan
angka minimum dari klasifikasi bowles 1989 dan angka yang didapatkan akan