Anda di halaman 1dari 4

Dolomit merupakan salah satu contoh bahan galian industi penting yang termasuk kelompok

mineral karbonat.. Dolomit ini terbentuk karena pembentukan kristal dolomit yang bersifat
euhedron dan tumbuh secara tidak teratur diantara kalsit sehingga kebanyakan dolomite
didapatkan bersama-sama dengan batu gamping.

Sebelum dilakukan proses penambangan dilakukan tahapan eksplorasi terlebih dahulu, eskplorasi
bertujuan untuk menentukan jumlah cadangan dan juga untuk menginterprestasikan bentuk tubuh
endapan, luas penyebaran, dan struktur yang dominan di daerah tersebut. Eksplorasi bahan galian
industri pada umumnya lebih sederhana disbandingkan dengan untuk minerallogam, karena
sebaran fisikbahan galian industry biasanya lebih mudah ditemukan.

Eksplorasi biasanya dilakukan apabila penyelidikan pendahuluan memenuhi syarat untuk


perencanaan penambangan. Eksplorasi batuan dolomite dilakukan bertahap . kegiatan ini dapat
dilakukan dengan menggunakan cara pemboran atau sumur uji. Perhitungan cadangan dilakukan
berdasarkan korelasi data pemboran dengan data geologi permukaan.

Setelah dilakukan ekplorasi dilukan proses penambangan. Pada umumnya dolomite terdapat
dibawah deposit batu gamping yang biasaditemukan dalam bentuk bukit. ditinjaudari segi teknik
penambangan, bahan galian ini cukup sulit untuk digali, karena letak endapannya yang berada di
bawah batugamping, sehingga perlu membuat lubang-Iubang mendatar/ terowongan dari arah
tepi bukit. Cara demikian memang cukup mudah, namun mengandung resiko yang cukup tinggi,
karena atap guase waktu-waktu bisa runtuh. Penambangan akan lebih baik dan aman apabila
batugampingyang berada di atasnya ditambang terlebih dahulu, walaupun untuk menambang
batu gamping tersebut cukup sulit, karena sifatnya yang sangat keras. Untuk deposit dolomit
yang letaknyatidak begitu dalam (kurang dari 2 m), misalnya di pebukitan daerah Kemantren,
maka penambangannya bisa dilakukan dengan sistem tambang terbuka (Kusuma, Adang
P,2009).

Untuk penambangan skala besar pembongkaran dilakukan dengan system peledakan beruntun


dengan dibantu peralatan berat antara lain eescavator dan ripper (penggaru), sedang untuk
penambangan skala kecil dilakukan dengan alat sederhana antara lain cangkul, ganco,dan sekop.
Apabila batu gamping yang terletak di atasnya tidak keras, pemberaian dibantudengan membuat
sederetan lubang tembak yang diisi dengan lempung. Sesudah lempung diisikan pada masing-
masing lubang lalu dituangkan air kedalamnya. Akibatnya lempungmengembang dan dengan
bantuan linggis, batu gamping tersebut mudah dibongkar.

Apabila skala penambangannya kecil, system yang diterapkan dalam kegiatan penambangan


adalah system ‘gophering’, mengikuti bagian atau jalur batu gamping yang relative mudah
dibongkar. Disamping hal tersebut teknik penambangan juga mempertimbangkan ukuran atau
bentuk pembongkaran yang diinginkan. Karena mempertimbangkan keselamatan kerja maka
system gophering tidak dianjurkan.

Adapun skema dari penambangan batuan dolomit seperti berikut

Dalam dunia pertambangan, teknik peledakan (blasting) adalah salah satu dari beberapa teknik
yang digunakan dalam melakukan penambangan. Teknik Peledakan merupakan tindak lanjut dari
kegiatan pemboran, dimana tujuannya adalah untuk melepaskan batuan dari batuan induknya
agar menjadi fragmen-fragmen yang berukuran lebih kecil sehingga memudahkan dalam
pendorongan, pemuatan, pengangkutan, dan konsumsi material pada crusher yang terpasang.
Teknik peledakan dalam penambangan merupakan salah satu kegiatan yang dianggap
mempunyai resiko cukup tinggi, dan resiko paling tinggi terdapat pada juru ledak yang berada
pada jarak yang paling dekat dengan pusat kegiatan peledakan. Efek ledakan seperti Flying Rock
(batu terbang), Ground Vibration (getaran tanah) dan Air Blast (ledakan udara) juga
mengakibatkan bahaya bagi pemukiman di sekitar pusat kegiatan peledakan. Secara garis besar
jenis bahan peledak dibedakan menjadi:
1. Bahan peledak mekanis (mechanical explosives)
2. Bahan Peledak kimi (checimal explosives)
3. Bahan peledak nuklir (nuclear explosives)
 Gudang Penyimpanan Bahan Peledak

Gudang yang dimaksud harus memiliki ketentuan sebagai berikut:

 Memiliki konstruksi yang cukup kuat, tahan peluru, tahan api dengan lantai tidak lembab.
 Atap terbuat dari bahan yang ringan, pintu dilengkapi dengan kunci yang baik.
 Terdiri dari 2 bangunan/bagian yang terpisah :
a) Bangunan pertama khusus untuk menyimpan bahan peledak
b) Bangunan kedua khusus untuk menyimpan detonator
 Bahan peledak dan detonator tidak boleh disimpan dalam satu bangunan yang disatu
tempat.
 Dilengkapi dengan penangkal petir dan harus diperiksa setiap 6 bulan.

Sistem Peledakan

Untuk menghemat waktu dan tenaga untuk menghancurkan batuan dibuat lebih dari satu
lubang tembak. Oleh sebab itu system peledakan dapat dilakukan dengan :

 Serentak, apabila peledakan dilakukan dengan skala kecil sehingga suara dan getaran
yang ditimbulkan tidak membahayakan.
 Benturan (delayed blasting), apabila peledakan dilakukan dengan skala menengahbesar
sehingga apabila dilakukan peledakan tunggal suara dan getaran yang dihasilkan diduga
sudah berdampak negative. Dampak ini akan menjadi lebih besar apabila dilakukan
serentak.

Catatan:

a) Tempat yang akan diledakkan agar diberi tanda (biasanya dengan bendera merah
yang dapat dilihat dari jarak minimal 500 m).
b) Berikan tanda peringatan awal (biasanya dengan bunyi sirine) agar daerah sekitar
diamankan.
c) Pilih system peledakan sesuai dengan kepentingan dan berdampak seminimal
mungkin sebagai akibat suara dan getaran yang ditimbulkan.
d) Berikan tanda peringatan akhir (biasanya seperti pada tanda peringatan awal) apabila
lokasi ledakan sudah dinyatakan aman untuk melanjutkan pekerjaan/kegiatan.
e) Yakinkan bahwa petugas kegiatan peledakan mempunyai kewenangan melaksanakan
pekerjaan tersebut (Sukandarrumidi, 2009).

Anda mungkin juga menyukai