PERENCANAAN PENEMPATAN
DETEKTOR KEBAKARAN
Oleh :
KELOMPOK 4
KELAS NAMA NRP
D4 K3 RPL VIII 1. Bella Setia Murni (0519140101)
2. Edy Susanto (0519140106)
3. Keikko Farida Kusuma (0519140112)
4. Riyan Tegar Hidayat (0519140119)
5. Viodea Firlii R (0519140125)
6. Winda Furoidatul (0519140127)
COVER ......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... v
BAB I ............................................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3. Tujuan ....................................................................................................................... 2
1.4. Ruang Lingkup ........................................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................................................... 3
2.1. Prinsip Terjadinya Kebakaran ................................................................................... 3
2.1.1. Teori Segitiga Api .............................................................................................. 3
2.1.2. Fire Tetra Hedron .............................................................................................. 4
2.2. Detector .................................................................................................................... 4
2.2.1. Detektor Asap (Smoke Detector) ...................................................................... 5
2.2.2. Detektor Panas (Heat Detector) ........................................................................ 7
2.2.3. Detektor Nyala Api (Flame Detector) ................................................................ 9
2.3. Prosedur Peerencanaan Sistem Pencegehan Kebakaran ......................................... 9
2.4. Perancangan Pemasangan Detektor ......................................................................... 9
2.5. Persyaratan Umum ................................................................................................... 9
2.6. Perancangan Konsep ................................................................................................. 9
BAB III ....................................................................................................................... 10
3.1. Tahapan Pengerjaan ............................................................................................... 10
3.2. Flowchat .................................................................................................................. 12
BAB IV ............................................................................................................................. 13
4.1 Spesifikasi Gedung Lab Integritas PPNS Lt (1-4) ..................................................... 13
4.2 Data Ruang Tiap Lantai ........................................................................................... 13
4.3 Potensi Sumber Bahaya .......................................................................................... 13
4.4 Perkiraan Analisa Risiko .......................................................................................... 14
ii
4.5. Perhitungan Detektor SNI- 03-3985-2000 .............................................................. 14
4.5.1. Detektor Kebakaran Penginderaan Panas ...................................................... 14
4.5.2. Detektor Kebakaran Penginderaan Assap ...................................................... 16
4.5.3. Detektor Kebakaran Penginderaan Nyala Api................................................. 17
4.5.4. Detektor Kebakaran Penginderaan Gas .......................................................... 18
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Detektor memiliki peran penting untuk mengatasi keterlambatan dalam
penanganan kebakaran awal yang lebih mudah, yang dapat mendeteksi dan
mencegah api menjadi lebih besar dan memberikan peringatan baik kepada
pemilik maupun orang–orang yang berada disekitar bangunan tersebut. Untuk
menangani kebakaran pada saat ini memang sudah banyak gedung yang
memasang alat penyemprot air otomatis untuk menangani kebakaran yang
mungkin terjadi pada malam hari. Akan tetapi pemilik bangunan tetap perlu
mendapatkan berita kebakaran tersebut secara cepat agar dapat mengambil
tindakan lebih lanjut untuk mencegah kerugian lebih besar dan membantu usaha
pemadaman api dan memudahkan akses bagi pemadam kebakaran ke dalam
gedung atau bangunan. Untuk itu pada laporan kali ini akan dibuat perencanaan
system penempatan detektor pada Gedung J PPNS.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1.2. Fire Tetra Hedron
Selama bertahun-tahun konsep dari api telah ditandai dengan
segitiga api. Pembakaran dan dimulai dari adanya bahan bakar, panas dan
oksigen. Namun seiring dengan perkembangan maka reaksi pembakaran
mempunyai tambahan yang terdiri dari empat unsur yaitu bahan bakar,
panas, oksigen, dan suatu reaksi rantai bahan kimia.
2.2. Detector
Fungsi dari alat pengindera otomatis adalah sebagai pengindera
kebakaran dan penyampaian isyarat sedini mungkin dapat mencegah atau
menanggulangi kebakaran sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih
besar, baik jiwa, harta benda maupun lingkungan. Alat-alat ini dipasang pada
langit-langit atau plafon suatu bangunan dan akan bekerja apabila ada panas, asap
atau radiasi. Kondisi ini akan dapat diidentifikasi dengan cepat, karena adanya
perkembangan lebih lanjut sebagai akibat terjadinya kebakaran seperti:
1. Setelah penyalaan terjadi dan terlepasnya hasil pembakaran
2. Jika asap kebakaran telah mulai timbul
4
3. Jika kebakaran telah menghasilkan nyala api
4. Jika suhu akibat kebakaran meningkat dengan cepat
5
lebih besar dari kebanyakan api tanpa nyala. Secara umum gambaran
prinsip pendeteksian ionization detektor adalah sebagai berikut :
b) Optical Detector
6
Bila ionisation detektor dapat mengindera produk
pembakaran yang tidak bisa dilihat (invisible light), maka optical
detektorberfungsi untuk mengindera produk pembakaran yang bisa
dilihat (visible light), misalnya partikel-partikel carbon dan bahan-
bahan kimia yang apabila terbakar menghasilkan asap.Optical
detektor memiliki 2 komponen penting, yaitu sumber cahaya dan
photo-electric cell. Prinsip kerja dari detektor jenis ini adalah karena
adanya cahaya yang masuk pada photoelectric cell. Sumber cahaya
dan photo-electric cell berada dalam ruangan yangkedap cahaya dan
dirancang agar asap kebakaran dapat masuk keruangan tersebut. Bila
tidak ada asap yang masuk (tidak terjadi kebakaran) maka posisi
cahaya dari sumber cahaya akan lurus (tidak mengarah pada photo-
electric cell).
7
dirancang untuk mengindera adanya kebakaran pada tingkatan yang lebih
besar lagi, dimana temperatur lokasi yang dilindungi oleh ini mulai
meningkat.
8
2.2.3. Detektor Nyala Api (Flame Detector)
Detektor Nyala Api adalah detektor yang bekerjanya berdasarkan
radiasi nyala api. Ada dua tipe detektor nyala api, yaitu:
• Detektor Nyala Api Ultra Violet
• Detektor Nyala Api Infra Merah
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Menentukan latar belakang Tahap ini merupakan tahap awal yang bertujuan
untuk mengetahui kondisi awal dan penyebab mengapa perlunya dilakukan
perancangan deteksi kebakaran pada perusahaan yang terkait.
2. Perumusan masalah, penetapan tujuan, manfaat dan batasan masalah Pada
tahap ini merupakan acuan agar mendapatkan data yang sesuai dengan target
yang diharapkan.
3. Studi literatur Sebelum melakukan perancangan detektor pada perusahaan,
dibutuhkan teori-teori yang mengacu pada standar-standar yang berlaku.
Pada tugas ini standar yang digunakan yaitu SNI 03- 3985-2000.
4. Pengumpulan data Setelah melakukan tahap studi literatur, selanjutnya
dilakukan tahap pengumpulan data. Adapun data yang digunakan berupa
gambar denah atau layout area gedung. Pada tugas ini data yang akan
dilakukan perancangan detektor yaitu pada gedung PT. SURYA
INDOALGAS.
5. Pengolahan data Pada tugas ini tahap-tahap yang dilakukan dalam
pengolahan data adalah sebagai berikut:
1) Menentukan detektor yang akan dipasang dalam ruangan
2) Menghitung jarak antar detektor
3) Menghitung jumlah detektor secara memanjang dan melintang
4) Menghitung jarak detektor dari dinding horizontal
5) Menghitung jarak detektor dari dinding vertikal
6) Merancang peletakan detektor
10
6. Analisa dan pembahasan Setelah dilakukan pengolahan data pada
perusahaan, dilakukan analisa dan pembahasan mengenai hasil perancangan
yang telah disesuaikan dengan standar yang digunakan.
7. Kesimpulan dan saran Setelah dilakukan analisa dan pembahasan, maka
akan didapatkan kesimpulan dari perancangan yang telah dilakukan.
Sedangkan saran digunakan untuk tugas selanjutnya agar dapat lebih baik.
11
3.2. Flowchat
12
BAB IV
PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN DETEKTOR
13
e. Kebakaran yang disebabkan karena bahan cair mudah terbakar . yang
selanjutnya dapat membakar bahan bahan mudah terbakar lainnya yang ada
didalam ruangan seperti meja, kursi kayu, korden, kertas-kertas, dan barang
– barang lainnya.
4.4 Perkiraan Analisa Risiko
Menurut Kep 186/MEN/1999 Lap Integerasi (lt 1-4) merupakan
bangunan yang termasuk bahaya kebakaran sedang kelompok 2. Bangunan ini
mempunyai jumlah dan kemudahan terbakara sedang, menimbun bahan dengan
tinggi lebih dari 4-meter dan apbila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang
sehingga menjalarnya api sedang.
14
Apabila warna keseluruhan dari suatu detektor sama dengan
tanda kode warna yang disyaratkan untuk detektor itu, salah satu
susunan berikut, dipakai warna yang kontras dan mudah dilihat
setelah pemasangan, harus dibicarakan :
4.5.1.2. Lokasi
Detektor jenis titik harus diletakkan pada langit-langit dengan
jarak tidak kurang dari 100 mm ( 4 inci ) dari sisi dinding atau
pada sisi dinding yang berjarak antara 100 mm ( 4 inci ) dan 300
mm ( 12 inci ) dari langit-langit (lihat gambar A.5.4.1. pada
apendiks A ).
15
(“listed”), diukur pada sudut yang benar, dari semua
dinding atau partisi diperpanjang sampai 460 mm (18
inci) dari langit-langit, atau
b) Seluruh titik pada langit-langit harus terdapat detektor
dengan jarak yang sama dengan 0,7 kali jarak
terdaftarnya. Ini akan bermanfaat dalam melakukan
penghitungan perletakan pada koridor atau daerah yang
tidak teratur.
16
kebakaran dalam posisi dimana detektor akan siap menangkap
asap.
17
4.5.3.6. Pertimbangan Jarak Antara
Kecuali cara lain yang diijinkan disini, detektor nyala api tidak
boleh diletakkan di luar jarak antara yang disebutkan dalam
daftar atau maksimum yang diijinkan. Jarak lebih dekat harus
diterapkan bila struktural dan karakteristik lain dari bahaya
kebakaran yang diproteksi melemahkan efektifitas deteksi.
18
bahaya tersebut dalam posisi dimana detektor akan siap
menangkap gas kebakaran.
4.5.4.2. Stratifikasi
Efek yang mungkin dari stratifikasi pada ketinggian di bawah
langit-langit harus juga dipertimbangkan ( lihat A.6.4.1.2 dalam
apendiks A ).
19
Konstruksi balok silang ( lihat A.6.4.6. dalam apendiks A ).
20