Oleh :
Winda Furoidatul Khusnah 0519140127
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perancah dapat dikatakan kuat apabila saat menerima beban – beban yang
bekerja, material perancah tidak patah. Perancah dapat dikatakan kaku, apabila
saat menerima beban – beban yang bekerja, material tidak berubah bentuk.
Perancah juga harus stabil, agar saat menerima beban – beban yang bekerja,
perancah tidak runtuh. Salah satu metode untuk perencanaan perancah adalah
MD SOLID, program ini adalah program untuk perhitungan beberapa
permasalahan struktur dalam bidang teknik sipil. Dalam makalah ini dijelaskan
mengenai pengenalan perancah dan juga melakukan perhitungan perancah
dengan menggunakan program MD SOLID.
1
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada perencanaan system hydrant, sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan perancah?
2. Apa saja bahaya yang terdapat pada perancah?
3. Bagaimana melakukan perhitungan beban pada perancah dengan
menggunakan software MDSolids?
1.3. Tujuan
Tujuan pada perencanaan system hydrant, sebagai berikut:
1. Mampu menjelaskan mengenai pengertian perancah
2. Mampu menjelaskan bahya yang terdapat pada perancah
3. Mampu melakukan perhitungan beban pada perancah dengan menggunakan
software MDSolids
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perancah
Perancah (scaffold) adalah struktur semi permanen atau sementara yang
digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau
perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Sedangkan menurut
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.01/MEN/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan, perancah (scaffold)
ialah bangunan peralatan (platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan
sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan
konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran.
Perancah memiliki fungsi, seperti:
1) Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja sehingga
keselamatan kerja terjamin.
2) Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di bawah harus
terlindung dari jatuhnya bahan atau alat.
3
1. Soleplate adalah kayu atau bahan lain sebagai bagian perancah yang
langsung bersentuhan dengan tanah/dasar untuk memastikan
kekuatan pijakan perancah.
2. Baseplate adalah bagian perancah yang menjadi tumpuan dari tiang-
tiang standard perancah.
3. Standard adalah bagian rangka utama perancah dalam jalur vertikal.
Standard adalah bagian paling penting dalam perancah karena apabila
salah memasang standard, maka semua bagian di atasnya bisa salah.
4. Ledger adalah bagian rangka yang membentuk sudut 90 derajat
dengan standard. Ledger lebih panjang daripada transom.
5. Transom adalah bagian horizontal perancah yang mengikat standard
dan transom secara horizontal.
6. Foot tie adalah bagian perancah bagian bawah yang berfungsi untuk
menjadi angkur di struktur yang lebih kuat.
7. Penguat (brace) adalah bagian perancah yang dipasang diagonal
yang berfungsi untuk mengikat standard-standard yang ada agar
lebih kuat dan beban terdistribusi secara merata. Brace dipasang
bersisian dengan ledger.
8. Transverse brace adalah brace yang dipasang bersisian dengan
transom.
9. Tie adalah bagian perancah di bagian atas yang berfungsi untuk
menjadi angkut di struktur yang lebih kuat.
10. Working platform adalah bagian perancah yang menjadi pijakan kaki
pekerja untuk bekerja.
11. Guardrail adalah bagian perancah yang paling atas berfungsi menjadi
penahan tubuh pekerja dan sebagai titik angkur body harness.
12. Toe Boards adalah bagian perancah yang berada persis berhimpitan
di atas working platform, berfungsi untuk menahan kaki pekerja agar
tidak terperosok jatuh.
4
13. Putlog adalah bagian perancah yang persis di bawah working platform,
berfungsi untuk memperkuat working platform agar tidak patah.
2.1.2. Persyaratan Umum Penggunaan Perancah
Selama bertahun-tahun konsep dari api telah ditandai dengan
segitiga api. Pembakaran dan dimulai dari adanya bahan bakar, panas dan
oksigen. Namun seiring dengan perkembangan maka reaksi pembakaran
mempunyai tambahan yang terdiri dari empat unsur yaitu bahan bakar,
panas, oksigen, dan suatu reaksi rantai bahan kimia.
5
4. Sistem penahan jatuh (fall arrest system) harus dipakai ketika
membangun, memodifikasi, atau membongkar scaffold.
5. Komponen scaffold harus lurus dan bebas dari bengkokan, penyok,
karatan, dan tanda-tanda kerusakan lainnya.
6. Palang penguat (brace) tidak boleh difungsikan sebagai pagar
pengaman (handrail ataupun midrail).
7. Tangga tempat jalan masuk harus disediakan pada setiap scaffold.
8. Ketika orang berlalu lalang di bawah scaffold, scaffold harus
dilengkapi dengan jaring berlubang, dengan maksimum diameter
lubang ½ inch, diantara papan dan pagar pengaman untuk mencegah
benda jatuh.
9. Jangan ada bahaya tersandung di atas permukaan scaffold.
10. Beban tidak boleh berlebihan berada diatas scaffold.
11. Scaffold harus mampu menyokong beratnya sendiri ditambah 4 kali
dari beban peruntukannya. Beban peruntukannya adalah jumlah orang,
peralatan, dan bahan-bahan yang tersimpan atau digunakan di atasnya.
12. Scaffold harus diinspeksi setelah pemasangan atau dimodifikasi oleh
orang yang berkualikasi (kompeten dan bersertifikat Inspector
Scaffold).
13. Papan / platform tempat jalan di atas scaffold harus mempunyai lebar
minimum 18 inchi. Jika kurang, safety harness harus digunakan selama
berada di platform / papan tempat jalan tersebut.
14. Scaffold tidak boleh dibangun oleh materi atau komponen metal yang
berbeda-beda.
15. Scaffold harus bebas dari jalur kabel listrik. Jarak minimum scaffold ke
jalur kabel listrik adalah 10 ft / 3 m.
16. Permukaan atau tempat jalan (walkway) orang di atas scaffold tidak
boleh licin yang dapat menyebabkan orang tergelincir.
6
17. Proteksi benda jatuh dengan toe board, barikade area di bawah
scaffold, atau penggunakan panel atau jaring jika material ditumpuk
melebihi toe board.
18. Permukaan dasar scaffold harus rata dan solid / kuat untuk dapat
penahan beban scaffold beserta beban peruntukannya.
19. Tinggi scaffold tidak boleh lebih dari 4 kali dari dimensi dasarnya
(base).
7
perancah tersebut. Perhitungan beban menggunakan software MDSolid dengan
cara memasukan beban dan panjang lantai yang akan digunakan. Berikut adalah
langkah – langkah menghitung beban menggunakan MDSolids:
1) Pertama jalankan software MDSolids, Double klik pada software yang dilingkari
“MDSolids”
8
Gambar 4 Langkah Awal Melakukan Perhitungan Beban Perancah
9
Gambar 6 Langkah Kedua Melakukan Perhitungan Beban Perancah
4) Karena akan menghitung beban pada lantai perancah maka pilih tampilan
yang paling kiri, lalu isilah kolom dengan data yang sesuai dengan di
lapangan.
• Total beam length (total panjang balok) : 2 m
• Location of left support (lokasi tumpuan yang kiri) : 0
• Location of right support (lokasi tumpuan yang kanan) : 2
10
Gambar 7 Langkah Ketiga Melakukan Perhitungan Beban Perancah
11
6) Lalu, pilih “concentrated load down” untuk menghitung beban terpusat
pada lantai perancah.
12
8) Setelah muncul diagram, klik “uniform load down” untuk menghitung
beban merata yang ada pada perancah tersebut. Isi kolom dengan data
beban merata.
Lakukan pengisian form dengan
• Start of load : 0 m
• End of load (beban) : 2 m
• Load magnitude : 50 kg/m = 0,49 kN/m
13
Gambar 12 Tampilan Lantai Perancah dengan Beban Merata
Sehingga:
• Reaksi di titik A (Ra) : 0,98 kN
• Rekasi di titik B (Rb) : 0,98 kN
• Momen Lentur Max Titik 1 (M1) : 0,7350 kN/m =
7.494,9141 kg/cm
2.4. Perhitungan Kekuatan Konstruksi Perancah
Mmax = 7.494,9141 kg/cm
Lebar papan (b) = 20 cm
Tebal papan (h) = 3 cm
Bentuk papan persegi panjang
Z = (𝑏 𝑥 ℎ2)/6
Z = (20 𝑥 32)/6 = 30
α b = 𝑀/𝑍 = 7.494,9141/30 = 249,8304 kg/cm2
dimana tegangan lentur ijin (Fb) = 100 kg/cm2
Jadi, α b > Fb
249,8304 kg/cm2 > 100 kg/cm2 (Tidak Aman)
Karena tidak aman sehingga dilakukan penambahan papan menjadi 5lembar
papan sehingga perhitungannya menjadi:
14
Z = (𝑏 𝑥 ℎ2)6
Z =((20 𝑥 5) 𝑥 32)/6
Z = 100 𝑥 32/6 = 150
Dengan hanya menggunakan 1 papan tidak kuat/ tidak aman karena α b > Fb
(249,8304 kg/cm2 > 100 kg/cm2) sehingga diperlukan penambahan papan
menjadi 5 sehingga akan menjadi aman karena α b < Fb
(49,9660 kg/cm2 < 100 kg/cm2)
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1) Perancah adalah perancah (scaffold) ialah bangunan peralatan (platform) yang
dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-
bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk
pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran
2) Potensi bahaya dari perancah (scaffold) adalah jatuh dari kletinggian, kegagalan
komponen staging atau beban berlebih dapat menimbulkan keruntuhan unit
keseluruhan, Tertimpa benda-benda jatuh dari platform atau staging dan
melukai pekerja yang berada di bawah, Tersengat aliran listrik dari jalur kabel
listrik.
3) Setelah dilakukan perencanaan perhitungan beban lantai perancah didapati
Dengan hanya menggunakan 1 papan tidak kuat/ tidak aman karena α b > Fb
(249,8304 kg/cm2 > 100 kg/cm2) sehingga diperlukan penambahan papan
menjadi 5 sehingga akan menjadi aman karena α b < Fb
16
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
http://lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/02/MODUL-K3-
KONSBANG-6-SCAFFOLD.pdf
https://oilandgasmanagement.net/perancah-scaffolding/
https://www.safetysign.co.id/news/254/Bekerja-di-Ketinggian-Mengenal-Komponen-Sistem-
Perlindungan-Bahaya-Jatuh-Fall-Protection-SystemS
https://www.safetysign.co.id/news/350/Penggunaan-Perancah-Scaffolding-Ini-Prosedur-
Keselamatan-yang-Harus-Pekerja-Ikuti
17