Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH K3 KONSTRUKSI

PERHITUNGAN BEBAN PERANCAH MENGGUNAKAN


SOFTWARE MD SOLIDS 4.0

Oleh :
Winda Furoidatul Khusnah 0519140127

D4 TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


JURUSAN TEKNIK K3
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2021
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH .................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. iii
BAB I ............................................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3. Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................................................... 3
2.1. Perancah ................................................................................................................... 3
2.1.1. Bagian-bagian Perancah.................................................................................... 3
2.1.2. Persyaratan Umum Penggunaan Perancah ...................................................... 5
2.2. Potensi Bahaya Perancah .......................................................................................... 7
2.3. Perhitungan Beban Perancah Menggunakan MDSOLID ........................................... 7
2.4. Perhitungan Kekuatan Konstruksi Perancah........................................................... 14
BAB III ....................................................................................................................... 16
3.1. Kesimpulan .............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Perancah................................................................................................................... 3


Gambar 2 Penggunaan handrail dan midrail pada perancah ................................................................. 5
Gambar 3 Contoh Perancah .................................................................................................................... 8
Gambar 4 Langkah Awal Melakukan Perhitungan Beban Perancah ...................................................... 9
Gambar 5 Tampilan Program MDSOLID ................................................................................................. 9
Gambar 6 Langkah Kedua Melakukan Perhitungan Beban Perancah .................................................. 10
Gambar 7 Langkah Ketiga Melakukan Perhitungan Beban Perancah .................................................. 11
Gambar 8 Tampilan Lantai Perancah .................................................................................................... 11
Gambar 9 Langkah Keempat Melakukan Perhitungan Beban Perancah .............................................. 12
Gambar 10 Tampilan Lantai Perancah dengan Beban Terrpusat ......................................................... 12
Gambar 11 Langkah kelima Melakukan Perhitungan Beban Perancah ................................................ 13
Gambar 12 Tampilan Lantai Perancah dengan Beban Merata ............................................................. 14
Gambar 13 Gambar BIdang Momennya ............................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Timbulnya kebutuhan manusia akan ruang untuk beraktivitas, dengan
kondisi lahan yang tetap, menjadi alasan dimulainya pembangunan gedung-
gedung bertingkat. Pembangunan gedung bertingkat ini membutuhkan teknologi
yang tepat agar dapat diperoleh efisiensi pengerjaan yang maksimal. Pekerjaan
konstruksi bangunan bertingkat membutuhkan perancah yang baik untuk
menopang manusia, bahan dan alat, serta membentuk struktur yang sesuai
dengan perencanaan.

Perancah merupakan struktur sementara karena sampai batas waktu


tertentu akan dibongkar. Struktur sementara tersebut sebagai alat penghubung
antara desain dan pelaksanaan konstruksi. Struktur-struktur permanen tidak akan
bisa dibangun tanpa struktur-struktur sementara tersebut. Meskipun perancah
memiliki banyak komponen pendukung, namun pada kondisi di lapangan sering
kali ditemukan adanya kegagalan perancah akibat kurangnya perhatian pada saat
perencanaan dan pelaksanaan. Runtuhnya konstruksi perancah dapat disebabkan
oleh kurangnya stabilitas, beban berlebih terhadap konstruksi perancah.

Perancah dapat dikatakan kuat apabila saat menerima beban – beban yang
bekerja, material perancah tidak patah. Perancah dapat dikatakan kaku, apabila
saat menerima beban – beban yang bekerja, material tidak berubah bentuk.
Perancah juga harus stabil, agar saat menerima beban – beban yang bekerja,
perancah tidak runtuh. Salah satu metode untuk perencanaan perancah adalah
MD SOLID, program ini adalah program untuk perhitungan beberapa
permasalahan struktur dalam bidang teknik sipil. Dalam makalah ini dijelaskan
mengenai pengenalan perancah dan juga melakukan perhitungan perancah
dengan menggunakan program MD SOLID.

1
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada perencanaan system hydrant, sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan perancah?
2. Apa saja bahaya yang terdapat pada perancah?
3. Bagaimana melakukan perhitungan beban pada perancah dengan
menggunakan software MDSolids?
1.3. Tujuan
Tujuan pada perencanaan system hydrant, sebagai berikut:
1. Mampu menjelaskan mengenai pengertian perancah
2. Mampu menjelaskan bahya yang terdapat pada perancah
3. Mampu melakukan perhitungan beban pada perancah dengan menggunakan
software MDSolids

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perancah
Perancah (scaffold) adalah struktur semi permanen atau sementara yang
digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau
perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Sedangkan menurut
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.01/MEN/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan, perancah (scaffold)
ialah bangunan peralatan (platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan
sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan
konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran.
Perancah memiliki fungsi, seperti:
1) Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja sehingga
keselamatan kerja terjamin.
2) Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di bawah harus
terlindung dari jatuhnya bahan atau alat.

2.1.1. Bagian-bagian Perancah

Gambar 1 Struktur Perancah

3
1. Soleplate adalah kayu atau bahan lain sebagai bagian perancah yang
langsung bersentuhan dengan tanah/dasar untuk memastikan
kekuatan pijakan perancah.
2. Baseplate adalah bagian perancah yang menjadi tumpuan dari tiang-
tiang standard perancah.
3. Standard adalah bagian rangka utama perancah dalam jalur vertikal.
Standard adalah bagian paling penting dalam perancah karena apabila
salah memasang standard, maka semua bagian di atasnya bisa salah.
4. Ledger adalah bagian rangka yang membentuk sudut 90 derajat
dengan standard. Ledger lebih panjang daripada transom.
5. Transom adalah bagian horizontal perancah yang mengikat standard
dan transom secara horizontal.
6. Foot tie adalah bagian perancah bagian bawah yang berfungsi untuk
menjadi angkur di struktur yang lebih kuat.
7. Penguat (brace) adalah bagian perancah yang dipasang diagonal
yang berfungsi untuk mengikat standard-standard yang ada agar
lebih kuat dan beban terdistribusi secara merata. Brace dipasang
bersisian dengan ledger.
8. Transverse brace adalah brace yang dipasang bersisian dengan
transom.
9. Tie adalah bagian perancah di bagian atas yang berfungsi untuk
menjadi angkut di struktur yang lebih kuat.
10. Working platform adalah bagian perancah yang menjadi pijakan kaki
pekerja untuk bekerja.
11. Guardrail adalah bagian perancah yang paling atas berfungsi menjadi
penahan tubuh pekerja dan sebagai titik angkur body harness.
12. Toe Boards adalah bagian perancah yang berada persis berhimpitan
di atas working platform, berfungsi untuk menahan kaki pekerja agar
tidak terperosok jatuh.

4
13. Putlog adalah bagian perancah yang persis di bawah working platform,
berfungsi untuk memperkuat working platform agar tidak patah.
2.1.2. Persyaratan Umum Penggunaan Perancah
Selama bertahun-tahun konsep dari api telah ditandai dengan
segitiga api. Pembakaran dan dimulai dari adanya bahan bakar, panas dan
oksigen. Namun seiring dengan perkembangan maka reaksi pembakaran
mempunyai tambahan yang terdiri dari empat unsur yaitu bahan bakar,
panas, oksigen, dan suatu reaksi rantai bahan kimia.

Persyaratan atau ketentuan-ketentuan umum tentang penggunaan


perancah (scaffold) dirangkum sebagai berikut:

1. Scaffold ditujukan untuk memberikan platform sebagai tempat kerja


yang aman di ketinggian.
2. Hanya orang yang terlatih di bawah pengawasan orang yang
berkualifikasi (kompeten dan bersertifikasi) sebagai pemancang yang
boleh membangun, memodifikasi, atau membongkar scaffold.
3. Untuk menghilangkan paparan risiko jatuh dari ketinggian, scaffold
harus dilengkapi dengan permukaan kerja, pegangan tangan (handrail)
dan pagar tengah (midrail) dengan ketinggian 1 meter. Handrail
terpasang sepanjang sisi terbuka dan juga di bagian ujung platform.
Handrail tengah (midrail) berada di tengah-tengah antara platform dan
handrail bagian atas (toprail).

Gambar 2 Penggunaan handrail dan midrail pada perancah

5
4. Sistem penahan jatuh (fall arrest system) harus dipakai ketika
membangun, memodifikasi, atau membongkar scaffold.
5. Komponen scaffold harus lurus dan bebas dari bengkokan, penyok,
karatan, dan tanda-tanda kerusakan lainnya.
6. Palang penguat (brace) tidak boleh difungsikan sebagai pagar
pengaman (handrail ataupun midrail).
7. Tangga tempat jalan masuk harus disediakan pada setiap scaffold.
8. Ketika orang berlalu lalang di bawah scaffold, scaffold harus
dilengkapi dengan jaring berlubang, dengan maksimum diameter
lubang ½ inch, diantara papan dan pagar pengaman untuk mencegah
benda jatuh.
9. Jangan ada bahaya tersandung di atas permukaan scaffold.
10. Beban tidak boleh berlebihan berada diatas scaffold.
11. Scaffold harus mampu menyokong beratnya sendiri ditambah 4 kali
dari beban peruntukannya. Beban peruntukannya adalah jumlah orang,
peralatan, dan bahan-bahan yang tersimpan atau digunakan di atasnya.
12. Scaffold harus diinspeksi setelah pemasangan atau dimodifikasi oleh
orang yang berkualikasi (kompeten dan bersertifikat Inspector
Scaffold).
13. Papan / platform tempat jalan di atas scaffold harus mempunyai lebar
minimum 18 inchi. Jika kurang, safety harness harus digunakan selama
berada di platform / papan tempat jalan tersebut.
14. Scaffold tidak boleh dibangun oleh materi atau komponen metal yang
berbeda-beda.
15. Scaffold harus bebas dari jalur kabel listrik. Jarak minimum scaffold ke
jalur kabel listrik adalah 10 ft / 3 m.
16. Permukaan atau tempat jalan (walkway) orang di atas scaffold tidak
boleh licin yang dapat menyebabkan orang tergelincir.

6
17. Proteksi benda jatuh dengan toe board, barikade area di bawah
scaffold, atau penggunakan panel atau jaring jika material ditumpuk
melebihi toe board.
18. Permukaan dasar scaffold harus rata dan solid / kuat untuk dapat
penahan beban scaffold beserta beban peruntukannya.
19. Tinggi scaffold tidak boleh lebih dari 4 kali dari dimensi dasarnya
(base).

2.2. Potensi Bahaya Perancah


Walaupun scaffold adalah alat yang diizinkan untuk digunakan ketika
bekerja di ketinggian, namun tetap saja memiliki potensi bahaya, berikut ini
adalah bahaya yang mungkin terjadi dalam penggunaan scaffold:

1. Jatuh dari ketinggian


Jatuh dari scaffold dapat terjadi karena hal-hal di bawah ini:
a. Ketika berpindah atau memanjat atau turun dari satu platform ke
platform lain. Oleh sebab itu ketika sedang melakukan pekerjaan di atas
scaffold, maka harus menggunakan safety harness yang diikatkan
dengan lanyard dobel untuk memastikan keamanan bagi pekerja ketika
melakukan perpindahan.
b. Scaffold tidak dilengkapi dengan pembatas (handrail).
c. Platform patah.
2. Kegagalan komponen staging atau beban berlebih dapat menimbulkan
keruntuhan unit keseluruhan
3. Tertimpa benda-benda jatuh dari platform atau staging dan melukai pekerja
yang berada di bawah
4. Tersengat aliran listrik dari jalur kabel listrik

2.3. Perhitungan Beban Perancah Menggunakan MDSOLID


Sejatinya dasar perencanaan Pemasangan Perancah Pipa atau perancah
yang lainya harus berdasarkan kepada pembebanan yang akan dipikul oleh

7
perancah tersebut. Perhitungan beban menggunakan software MDSolid dengan
cara memasukan beban dan panjang lantai yang akan digunakan. Berikut adalah
langkah – langkah menghitung beban menggunakan MDSolids:

Gambar 3 Contoh Perancah

1) Pertama jalankan software MDSolids, Double klik pada software yang dilingkari
“MDSolids”

8
Gambar 4 Langkah Awal Melakukan Perhitungan Beban Perancah

2) lalu akan muncul tampilan awal seperti gambar dibawah ini:

Gambar 5 Tampilan Program MDSOLID

3) Setelah itu pilihlah “Determinate Beams” untuk menghitung suatu beban


dengan dua tumpuan, lalu akan muncul tampilan berikut

9
Gambar 6 Langkah Kedua Melakukan Perhitungan Beban Perancah

4) Karena akan menghitung beban pada lantai perancah maka pilih tampilan
yang paling kiri, lalu isilah kolom dengan data yang sesuai dengan di
lapangan.
• Total beam length (total panjang balok) : 2 m
• Location of left support (lokasi tumpuan yang kiri) : 0
• Location of right support (lokasi tumpuan yang kanan) : 2

10
Gambar 7 Langkah Ketiga Melakukan Perhitungan Beban Perancah

5) Klik Enter lalu tampilan akan berubah menjadi

Gambar 8 Tampilan Lantai Perancah

11
6) Lalu, pilih “concentrated load down” untuk menghitung beban terpusat
pada lantai perancah.

Gambar 9 Langkah Keempat Melakukan Perhitungan Beban Perancah

7) Klik enter lalu tampilan akan berubah menjadi seperti ini

Gambar 10 Tampilan Lantai Perancah dengan Beban Terrpusat

12
8) Setelah muncul diagram, klik “uniform load down” untuk menghitung
beban merata yang ada pada perancah tersebut. Isi kolom dengan data
beban merata.
Lakukan pengisian form dengan
• Start of load : 0 m
• End of load (beban) : 2 m
• Load magnitude : 50 kg/m = 0,49 kN/m

Gambar 11 Langkah kelima Melakukan Perhitungan Beban Perancah

9) Klik enter lalu akan muncul tampilan seperti ini

13
Gambar 12 Tampilan Lantai Perancah dengan Beban Merata

Sehingga:
• Reaksi di titik A (Ra) : 0,98 kN
• Rekasi di titik B (Rb) : 0,98 kN
• Momen Lentur Max Titik 1 (M1) : 0,7350 kN/m =
7.494,9141 kg/cm
2.4. Perhitungan Kekuatan Konstruksi Perancah
Mmax = 7.494,9141 kg/cm
Lebar papan (b) = 20 cm
Tebal papan (h) = 3 cm
Bentuk papan persegi panjang
Z = (𝑏 𝑥 ℎ2)/6
Z = (20 𝑥 32)/6 = 30
α b = 𝑀/𝑍 = 7.494,9141/30 = 249,8304 kg/cm2
dimana tegangan lentur ijin (Fb) = 100 kg/cm2
Jadi, α b > Fb
249,8304 kg/cm2 > 100 kg/cm2 (Tidak Aman)
Karena tidak aman sehingga dilakukan penambahan papan menjadi 5lembar
papan sehingga perhitungannya menjadi:

14
Z = (𝑏 𝑥 ℎ2)6
Z =((20 𝑥 5) 𝑥 32)/6
Z = 100 𝑥 32/6 = 150

α b = 𝑀/𝑍 = 7.494,9141/150 = 49,9660 kg/cm2


dimana tegangan lentur ijin (Fb) = 100 kg/cm2
Jadi, α b < Fb
49,9660 kg/cm2 < 100 kg/cm2 (Aman)

Jadi, dari hasil perhitungan menggunakan aplikasi MDSolids diperoleh


jawaban:
• Reaksi di titik A -Ra: 0,98 kN/m
• Reaksi di titik B -Rb: 0,98 kN/m
• Momen Lentur Max Titik 1 -M1: 0,7350 kN/m = 7.494,9141 kg/cm

Gambar 13 Gambar BIdang Momennya

Dengan hanya menggunakan 1 papan tidak kuat/ tidak aman karena α b > Fb
(249,8304 kg/cm2 > 100 kg/cm2) sehingga diperlukan penambahan papan
menjadi 5 sehingga akan menjadi aman karena α b < Fb
(49,9660 kg/cm2 < 100 kg/cm2)

15
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1) Perancah adalah perancah (scaffold) ialah bangunan peralatan (platform) yang
dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-
bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk
pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran
2) Potensi bahaya dari perancah (scaffold) adalah jatuh dari kletinggian, kegagalan
komponen staging atau beban berlebih dapat menimbulkan keruntuhan unit
keseluruhan, Tertimpa benda-benda jatuh dari platform atau staging dan
melukai pekerja yang berada di bawah, Tersengat aliran listrik dari jalur kabel
listrik.
3) Setelah dilakukan perencanaan perhitungan beban lantai perancah didapati
Dengan hanya menggunakan 1 papan tidak kuat/ tidak aman karena α b > Fb
(249,8304 kg/cm2 > 100 kg/cm2) sehingga diperlukan penambahan papan
menjadi 5 sehingga akan menjadi aman karena α b < Fb

16
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
http://lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/02/MODUL-K3-
KONSBANG-6-SCAFFOLD.pdf
https://oilandgasmanagement.net/perancah-scaffolding/
https://www.safetysign.co.id/news/254/Bekerja-di-Ketinggian-Mengenal-Komponen-Sistem-
Perlindungan-Bahaya-Jatuh-Fall-Protection-SystemS
https://www.safetysign.co.id/news/350/Penggunaan-Perancah-Scaffolding-Ini-Prosedur-
Keselamatan-yang-Harus-Pekerja-Ikuti

17

Anda mungkin juga menyukai