Anda di halaman 1dari 9

Pada dasarnya banyak bahan kimia berbahaya karena dapat menimbulkan

kebakaran (F-flammability hazard), ledakan (R-reactivity / stability hazard) atau

gangguan kesehatan (H-health hazard) bagi pengguna maupun petugas

laboratorium. Berdasarkan Global Harmonzed System klasifikasi bahan kimia

berdasarkan peggolongan bahaya adalah sebagai berikut :

1) Bahaya Fisik

Bahaya fisik bahan kimia yaitu meliputi eksplosif atau mudah meledak, gas

mudah menyala, aerosol mudah menyala, gas pengoksidasi, gas bertekanan,

cairan mudah menyala, padatan mudah menyala, zat dan campuran reaktif,

cairan piroforik, padatan piroforik, zat dan campuran swapanas, zat yang jika

kontak dengan air mengeluarkan gas mudah menyala, cairan pengoksidasi,

padatan pengoksidasi, peroksida organik dan korosif terhadap logam.

2) Bahaya Kesehatan

Bahan kimia yang dapat menimbulkan efek kesehatan dapat muncul secara

akut maupun dalam jangka waktu yang lama (kronis). Menurut Global

Harmonzed System bahaya kesehatan yang dapat muncul akibat bahan

kimia berbahaya yang terdapat di laboratorium diantaranya :

a. Toksikan Akut

Toksisitas akut adalah kemampuan bahan kimia untuk dapat

menimbulkan efek setelah terjadinya pajanan yang bersifat satu arah

(single exposure). Indikator dari baha kimia toksik yaitu berupa n ilai

LD50 dan LC50. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 187

Tahun 1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat

Kerja Lethal dose 50 atau LD50 yaitu dosis yang dapat menyebabka

kematian pada 50% binatang percobaan. Sedangkan Lethal

Concentration 50 (LC50) yaitu konsentrasi yang dapat menyebabkan

kematian pada 50% binatang percobaan. Dampak yang ditimbulkan

dari pajanan satu arah ini dapat menyebabkan efek toksik


lokal,sistemik maupun gabungan dari efek lokal dan sistemik.

Efek lokal merupakan suatu efek yang timbul akibat dari

paparan bahan kimia toksik yang kontak dengan salah satu rute

masuknya pajanan yaitu dapat berupa kulit, sistem pernapasan dll

kemudian secara langsung memberikan pengaruh terhadap sistem

masuknya pajanan tersebut. Contoh bahan kimia toksik yang terhirup

dapat memberikan efek lokal pada saluran pernafasan yaitu

mempengaruhi keadaan saluran napas tersebut. Sedangkan efek

sistemik merupakan efek yang disebakan oleh bahan kimia toksik yang

masuk kemudian menyebar dan memberikan efek terhadap organ lain.

Contoh bahan kimia toksik tehirup kedalam saluran napas kemudian

akan mempengaruhi organ-organ lain di dalam tubuh melalui darah

seperti anestesia umum.

b. Iritan dan Korosi

Iritasi merupakan kerusakan atau peradangan yang terjadi pada

permukaan tubuh seperti mata, saluran pernapasan, kulit dll oleh

bahan kimia yang bersifat korosif atau iritan seperti asam klorida, asam

trikloroasetat, gas klor, belerang dioksida dll. Efek iritasi yang sering

ditemui dapat berupa kemerahan pada kulit, gatal-gatal, terasa panas

pada permukaan yang terkena kontak dll.

Korosi merupakan hasil dari kerusakan yang irreversible atau

tidak dapat kembali lagi kedalam keadaan sebelumnya. Efek ini dapat

terjadi pada kulit, mata saluran pernapasan serta saluran

gastrointestinal.

c. Kerusakan Mata yang serius / Iritasi Mata

Kerusakan mata yang serius merupakan kerusakan yang terjadi

dari rusaknya jaringan mata yang berdampak pada terganggunnya

fungsi fisik mata dalam penglihatan. sifat dari kerusakan mata yang
serius diakibatkan oleh paparan bahan kimia yaitu irreversible (tidak

dapat kembali seperti keadaan semula).

Iritasi Mata adalah perubahan yang terjadi akibat adanya

paparan bahan kimia yang mengenai permukaan mata. Iritasi bersifat

reversible.

d. Sensitifitas pada sistem pernapasan atau kulit

Sensitifitas pada sistem pernapasan yaitu keadaan

hipersensitifitas pada saluran napas terhadap bahan kimia yang masuk

kedalam saluran pernapasan. Sedangkan sensitifitas pada kulit yaitu

keadaan yang disebabkan akibat paparan bahan kimia yang

menyebabkan respon alergi pada kulit akibat adanya kontak dengan

kulit. Alergi dapat terjadi karena reaksi dari sistem imun yang menolak

ataupun salah mengenali adanya bahan kimia dan dapat terjadi akibat

tingkat sensitifitas yang dimiliki tubuh seseorang terhadap bahan kimia

tertentu.

e. Mutagenik

Efek mutagenik merupakan efek yang dapat menyebabkan

perubahan pada gen. Efek ini dapat terjadi diakibatkan oleh adanya

perubahan yang terjadi pada kromosom yang berarti dapat

meningkatkan mutasi. Sebagian bahan kimia yang dapat menimbulkan

efek mutagen biasanya pula memiliki efek karsinigenik. Hal ini

disebabkan oleh banyaknya mutasi yang dialami oleh gen maka

cenderung menjadi karsinogenik.

f. Karsinogenik

Karsinogenik merupakan efek yang dapat menimbulkan efek

kanker. Bahan kimi yang dapat menyebabkan efek ini merupakan

bahan kimia yang bersifat kronik dan bersifat laten. Efek ini dapat

terjadi jika adanya pajanan yang terjadi dalam jangka waktu yang lama
dan diakibatkan oleh adanya pajanan yang berulang.
g. Toksin yang dapat mempengaruhi Sistem Reproduksi

Beberapa bahan kimia memiliki efek yang dapat berdampak

pada sistem reproduksi manusia. Menurut Occuppational Safety

Health and Administration toksin yang dapat mempengaruhi sistem

reproduksi yaitu bahan kimia yang dapat menyebabkan kerusakan

kromosom da efek kecacatan pada janin. Selain itu dapat berdampak

pada menurunnnya fungsi reproduksi baik pria maupun wanita.

Menurut Occupational Safety and Helath Research Intitute

bahaya pajanan bahan kimia pada sistem reproduksi pria diantaranya

adalah :

1. Jumlah sprema

Bahaya reproduksi yang dihasilkan dari bahan kimia yang

dapat mempengrauhi sistem reproduksi dapat memperlambat

produksi sperma. Hal tersebut dapat menyebabkan sperma yang

dihasilkan sedikit dan tidak optimal dalam membuahi sel telur.

Selain itu dapat pula mengakibatkan produksi sperma terhenti

sehingga beruung pada infertilitas atau kemandulan permanen.

2. Bentuk sperma

Pajanan bahan kimia yang berdampak pada sistem reproduksi

dapat pula merubah bentuk dari sel sperma, sehingga sprema

akan kesulitan dan tidak memiliki kemampuan untuk

membuahi sel telur


3. Transfer sperma

Bahan kimia berbahaya yang masuk kedalam tubuh, akan

terkumpul pada epididimis, vasikulaseminalis atau prostat.

Bahan kimia yang terkumpul ini dapat membunuh sperma,

menempel pada sperma ketika sperma keluar dan siap untuk

membuahi

4. Kromosom Sperma

Radiasi dan bahan kimia dapat meyebabkan perubahan dalam

DNA. Jika DNA sperma rusak maka kemungkinan besar

sprema tidak dapat membuahi sel telur. Hal ini dapat terjadi

karena pada saat pembuahan sperma dan sel telur masing-

masing menyumbangkan 23 kromosom. DNA yang terseimpan

dalam kromosom ini sangat dibutuhkan dalam pembuahan sel

telur.

Sedangkan efek pajanan bahan kimia yang berakibat pada

sistem reproduksi wanita yaitu dapat berdampak pada kesuburan,

prematur, periode masa kehamilan, periode menyusi serta kemampuan

organ reproduksi secara umum.

h. Toksin yang Berpengaruh terhadap Target organ

Bahan kimia dapat memperngaruhi target organ lainnya. Bahaya bahan

kimia jenis ini adalah dapat memberikan lebih dari satu efek pada

organ target. Contoh dari bahan kimia ini adalah karbon monoksida,

benzene, sianida dll.


i. Asphyxant

Merupakan bahan kimia yang mengganggu kecukupan transportasi

oksigen pada organ-organ vital di dalam tubuh. Hal ini disebabkan

oleh digantikannya keberadaaan oksigen dengan bahan kimia yang

mendorong efek buruk terhadap organ vital tubuh terutama otak. Cotoh

bahan kimia yang dapat menyebabkan efek ini adalah karbon dioksida,

asitilen, metana, helium dll. Selain itu terdapat bahan kimia yang

memiliki kemampuan mengikat hemoglobin dan menyebabkan

berkurangnya kapasitas darah dan suplai oksigen dalam tubuh. Contoh

bahan kimia tersebut adalah sianida, karbon monoksida dll.

1. Bahaya Lingkungan

Bahaya lingkungan dari bahan kimia berbahaya yaitu dapat berupa

bahaya terhadap lingkungan akuatik. Bahaya terhadap lingkungan akuatik

adalah bahaya yang disebabkan oleh adanya paparan bahan kimia yang dapat

menyebabkan terganggunya lingkungan akuatik dan memberikan efek bagi

kehidupan akuatik.

f. Interaksi Bahan Kimia

Adanya suatu bahaya yang menimbulkan efek dari bahan kimia berbaaya

tidak terlepas dari adanya interaksi bahan kimia. Menurut Danish Veterinary and

Food Administration, (2003) bahan kimia dapat berinterkasi satu sama lain dan

memodifikasi besar dari efek maupun sifatnya. Kombinasi dari interaksi bahan

kimia dapat menghasilkan lebih lemah efeknya ataupun lebih kuat dari efek dari

masing-masing bahan kimia tersebut. Adapun macam-macam interkasi bahan

kimia adalah sebagai berikut :

1) Antagonis

Efek antagonis terjadi ketika efek dari dua bahan kimia kurang dari

jumlah setiap efek yang diberikan dari masing-masing bahan kimia. Efek ini
terjadi ketika terdapat bahan kimia yang memiliki efek toksik yang rendah

kemudian ditemukan dengan bahan kimia yang memiliki efek toksik yang

rendah maka menghasilkan efek toksik yang jauh lebih rendah dari masing-

masing efek toksik yang diberikan sebelum kedua bahan atau lebih berinteraksi.

2) Sinergis

Efek sinergis terjadi ketika efek gabungan dari dua bahan kimia lebih

besar dari jumlah efek dari setiap bahan kimia yang diberikan masing-masing.

Efek ini terjadi ketika bahan kimia yang masing-masing memiliki toksisitas

rendah berinteraksi, kemudian menghasilkan efek toksisitasnya tinggi dari

toksisitas masing-masing bahan kimia sebelum berinteraksi.

3) Potensi

Efek potensi terjadi ketika terdapat bahan kimia yang memiliki efek

risiko yang rendah bersama-sama bertemu dengan bahan kimia lain yang tidak

memiliki efek toksik dan memberikan efek yang sangat berisiko.

4) Complex Similar action (Additive)

Efek additive dapat terjadi ketika adanya interaksi dari bahan kimia yang

menghasilkan akumulasi dari masing-masing efek bahan kimia tersebut.

Interaksi bahan kimia ini dapat terjadi pada bahan kimia yang memiliki target

organ yang sama.

5) Complex dissimilar actions

Efek Complex dissimilar actions dapat terjadi ketika adanya interaksi

dari masing – masing bahan kimia yang memiliki toksisitas rendah


menghasilkan toksisitas yang lebih rendah dari sebelum

adanya interaksi dari bahan kimia tersebut.

Anda mungkin juga menyukai