Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH


SAKIT

PEMELIHARAAN PEMADAM KEBAKARAN

KELOMPOK 5 :
Nama Kelompok :
1. Melati Amalia Safitri (1060191006)
2. Sayida Salma N.U (1060191014)
3. PatimatulJahroh (1060191015)

UNIVERSITAS MH. THAMRIN


MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT
SEMESTER III
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmatnya kepada kita semua, sehingga kita masih dapat merasakan nikmat-Nya yang begitu
besar. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW,
sebagai pemimpin yang patut kita teladani.

Kami dari penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pemeliharaan
Pemadam Kebakaran ”, khususnya pada bu dosen yang telah memberikan tugas tersebut,
sehingga kami dapat mengembangkan wawasan dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami dari penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya. Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun kepada pembaca.

Jakarta, Juni 2021

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………......... i

Daftar Isi ……………………………………………………........................................... ii


Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………... 3

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………. 5

Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Kebakaran ……………………………………………………… 6

2.2 Pengertian Kebakaran Menurut Para Ahli .................................................... 6

2.3 Alat Pemadam Kebakaran …………………………………………………. 6

2.4 Tujuan Pemeliharaan Alat Pemadam Kebakaran ………………………. 7

2.5 Jenis Alat Pemadam Kebakaran ……………………………………….. 7

2.6 Pemeliharaan Alat Pemadam Kebakaran …………………………………… 10


Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan …………………………………….......................................... 12

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………. 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, keselamatan dan


kesehatan di tempat kerja menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan kerugian yang dialami
apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Walaupun perkembangan teknologi
semakin pesat, kejadian kebakaran tetap meningkat dan tidaklah berkurang (Depnaker,
1987). Kebakaran merupakan salah satu bahaya keselamatan yang sangat signifikan.
Kerugian yang ditimbulkan pun juga sangat besar baik itu terhadap keselamatan jiwa maupun
harta benda. Pencegahan pun sangat diperlukan untuk memperkecil bahkan menghilangkan
resiko terjadinya kebakaran dan menghindari kerugian yang lebih besar.
Kerugian yang disebabkan karena bahaya kebakaran itu sangat besar. Tidak hanya
kerugian secara langsung tetapi juga dapat menimbulkan kerugian tidak langsung, seperti
biaya kompensasi kepada pekerja, dan juga penurunan citra suatu perusahaan, dll.
Dikarenakan kerugian yang tidak sedikit tersebut, perlu diadakan upaya untuk mencegah
terjadinya kebakaran atau setidaknya dapat mengurangi resiko yang ditimbulkan bila telah
terjadi kebakaran. Penanganan kebakaran di gedung-gedung masih mengandalkan kesigapan
dan peralatan dari pemadam kebakaran setempat. Kesiagaan dari pemadam kebakaran
gedung pun terkadang masih kurang memadai. (Fatma Lestari, 2008). Salah satu faktor yang
dapat memperparah terjadinya suatu kebakaran dan menimbulkan kerugian yang besar adalah
fasilitas perlindungan kebakaran yang tidak memadai karena penggunaannya tidak cocok dan
tidak tepat, selain itu juga faktor kesalahan dari pemeliharaan alat pemadam kebakaran.
Teori kecelakaan model Petersen Accident/Incident menjelaskan bahwa salah satu
penyebab terjadinya kecelakaan disebabkan karena kegagalan sistem, contoh dari kegagalan
sistem itu sendiri adalah Inspeksi, perawatan, pelatihan, dll (Colling, 1990). Berdasarkan teori
tersebut, dapat disimpulkan apabila suatu sistem pencegahan kebakaran tidak berjalan dengan
baik maka kerugian akibat kejadian kebakaran akan semakin besar. Salah satu bagian dari
sistem proteksi kebakaran tersebut adalah Alat Pemadam Api Ringan (yang selanjutnya
disebut dengan APAR).
NFPA 10 menjelaskan bahwa APAR merupakan pertahanan pertama dalam menanggulangi
kebakaran yang masih kecil. APAR sangat efektif agar api tidak semakin membesar asalkan

3
dipasang dan digunakan secara benar (www.osha.gov). APAR juga merupakan pertahanan
pertama terhadap kebakaran dan sangat efektif bila ditemukan saat kebakaran masih berada
pada tahap awal sebelum menjadi bencana yang besar (Ashalf, 1990). Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa APAR berguna bila telah terjadi kebakaran kecil, karena alat ini dapat
memadamkan api sehingga kebakaran tersebut tidak semakin meluas

Menurut penelitian National Association of Fire Equipment Distributor di Amerika bahwa


sejumlah 5400 kasus kebakaran dapat diatasi dan dipadamkan dengan menggunakan Alat
Pemadam Api Ringan (APAR), sedangkan sisanya dipadamkan dengan peralatan
penyemprotan air otomatis atau dari pemadam kebakaran dengan peralatan yang lebih besar
Dalam survey yang sama juga dijelaskan bahwa lebih dari 90% kasus kebakaran dapat
ditangani dengan menggunakan APAR, dalam banyak kasus kebakaran dapat dipadamkan
dengan menggunakan APAR sebelum pemadam kebakaran datang. Insiden yang
berhubungan dengan APAR juga pernah terjadi di biscuit manufacturing UK, APAR berjenis
karbondioksida yang berada di ruangan tiba-tiba meledak dan menghancurkan sebuah
komputer, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, incident tersebut diduga disebabkan
karena adanya retakan pada katup dari APAR tersebut (Dalton, 2005). Berdasarkan
Australian Competition & Consumer Comission (ACCC) menjelaskan beberapa kegagalan
dari fungsi APAR yang mengakibatkan terjadinya terjadi kebakaran di Australia, sebagai
berikut:

1. Kebakaran yang terjadi di salah satu rumah di kawasan Hobart


dikarenakan dua APAR yang tidak berfungsi dengan baik
2. Kebakaran yang terjadi di kawasan bisnis Hobart pada Maret 1997
dikarenakan APAR berjenis tepung kimia kering gagal untuk
dioperasikan

Srategi yang efektif untuk untuk mencegah injury saat kebakaran ditentukan oleh
faktor langsung dan tidak langsung, salah satu faktor tidak langsungnya adalah kurangnya
peralatan perlindungan kebakaran. Keberadaan dari sprinklers, smoke alarms dan alat
pemadam kebakaran dapat mengurangi injury pada saat kebakaran (Donna Shai, 2006).

Bahaya yang dapat ditimbulkan dari tidak beroperasinya alat pemadam kebakaran akan
mengakibatkan kebakaran menjadi tidak terkendali dan semakin membesar, dan pada
akhirnya dapat menimbulkan kerugian seperti kerusakan property, cidera bahkan dapat

4
menimbulkan kematian (ACCC). Selain itu, penyediaan alat proteksi kebakaran APAR tidak
akan berfungsi dengan efektif jika tidak disertai peningkatan pengetahuan wawasan dan
pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran bagi para pekerja, khususnya pelatihan
dan pengetahuan mempergunakan alat tersebut.

Penyediaan alat pemadam api ringan (APAR) yang sesuai, pemasangan yang tepat dan juga
pemeliharaan yang benar, serta pelatihan penggunaannya merupakan suatu sistem salah satu
pencegahan kebakaran yang tidak dapat berdiri sendiri. Apabila salah satu dari sistem
tersebut tidak berjalan dengan baik maka telah terjadi kegagalan APAR karena fungsinya
akan berkurang. Dapat dikatakan bahwa penyediaan APAR itu sendiri tidak akan efektif
dalam menanggulangi kebakaran tanpa adanya unsur-unsur tersebut

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Kebakaran?
2. Apa saja jenis-jenis alat pemadam kebakaran ?
3. Apa saja tujuan pemeliharaan alat pemadam kebakaran ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebakaran

Kebakaran adalah nyala api baik besar atau kecil yang bersifat merugikan dan secara
umum sulit untuk dikendalikan.

Kebakaran juga menjadisebuah peristiwa yang terja dikarena kondisi darurat baik di
lingkungan perusahaan, di lingkungan tempat tinggal atau di tempat kerja. Seperti yang telah
kami sampaikan sebelumnya bahwa jika membahas perihal kebakaran, arti kebakaran sendiri
terdiri atas kondisi merugikan karenaapi.

Kebakaran merupakan kejadian yang biasanya muncul akibat dari adanya api yang
tidak terkontrol yang disebabkan oleh konsleting listrik, rokok, dan bahan kimia, dll.

2.2 Pengertian Kebakaran Menurut Para Ahli

1. Direktorat Pengawasan Keselamatan Kerja


Definisi kebakaran menurut para ahli yaitu menurut Direktorat
Pengawasan Keselamatan Kerja, kebakaran adalah sebuah fenomena yang gejalanya
dapat diamati. Gejala kebakaran adalah terdapat nya panas dan unsure cahaya dalam
jumlah besar yang berpotensi berpindah pada suatu bahan yang mudah terbakar.
2. NFPA (National Fire Protection Association)
Menurut NFPA, secara umum kebakaran adalah suatu peristiwa oksidasi yang
melibatkan tiga unsure yaitu bahan bakar yang mudah terbakar, oksigen yang terdapat
di  udara dan sumber energy atau panas yang berakibat menimbulkan kerugian harta
benda, cedera atau bahkan berpotensi merenggut nyawa seseorang (menimbulkan
kematian).
3. Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N)
Menurut Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N)
kebakaran adalah suatu peristiwa bencana yang berasal dari api yang tidak dapat
dikehendaki dan menimbulkan kerugian baik kerugian materi atau non materi, serta
menghilangkan nyawa. Kerugian materi seperti hilangnya atau hangusnya harta
benda, bangunan fisik serta sarana dan prasarana. Sementara kerugian non materi
seperti trauma dan rasa takut.

2.3 Alat Pemadam Kebakaran

Bencana kebakaran merupakan suatu risiko bencana yang berpotensi terjadi pada
setiap bangunan atau gedung baik gedung-gedung yang bertingkat atau pun gedung tak
bertingkat, hinggagedung-gedung manufaktur mau pun gedung publik. Oleh karena hal

6
tersebut, maka dilakukanlah beragam upaya-upaya untuk mengadakan keamanan dan
perlindungan bangunan dari risiko terancam bahaya kebakaran tersebut, seperti misalnya
dengan melengkapi bangunan dengan alat-alat pemadam api kebakaran portable, seperti
APAR atau alat pemadam api ringan (fire extinguisher).
Keberadaan alat pemadam api sangat dibutuhkan dalam menghadapi situasi-situasi
darurat ketika api pemicu bencana kebakaran muncul. Dengan hadirnya beberapa alat
pemadam api yang ditempatkan di titik-titik yang strategis dan mudah ditemukan, maka
apabila sewaktu-waktu api kebakaran timbul, maka dapat segera diatasi dan dipadamkan
dengan alat pemadam api sebelum api tersebut menjalar lebih jauh dan berubah menjadi api
kebakaran yang tak terkendali.

2.4 Tujuan Pemeliharaan Alat Pemadam Kebakaran

Pemeliharaan alat pemadam sangat penting karena alat pemadamapi yang mengalami
kerusakan akan berisiko membahayakan pengguna alat pemadam api tersebut seperti
misalnya tabung alat pemadam api yang mengalami korosif atau karat berisiko pecah ketika
pengoperasian karena tidak kuat menahan tekanan yang ada di dalam tabung yang digunakan
untuk mendorong isi muatan agar dapat keluar melalui valve atau katup yang berada di atas
tabung.

2.5 Jenis Alat Pemadam Kebakaran

1. APAR atau Alat Pemadam Api Ringan 

Merupakan alat pemadam kebakaran yang mudah untuk dibawa dan dapat dioperasikan satu
orang. yang dilengkapi Alat Pengukur Tekanan (Pressure Gauge) yang berfungsi untuk
menunjukkan tekanan pada tabung. Hal tersebut dapat membantu memudahkan kita untuk
dapat mengontrol kinerja dari tabung pemadam. Untuk ukurannya Alat Pemadam Api

7
Ringan  memiliki beratdari 1-9Kg. Khusus untuk Tabung Pemadam Api berisi Carbon
Dioxide memiliki berat 2-7Kg (Standar).

Ada empat Alat Pemadam Api Ringan seperti:

– Foam
– Dry Chemical Powder
– CO2 (Carbon Dioxide)
– Clean Agent

APAR FOAM

 Kelas Kebakaran A – Benda Padat (Kain, Kayu, Kertas)


 Kelas Kebakaran B – Benda Cair (Minyak, Bensin, Solar)
 Kelas Kebakaran D – Logam (Magnesium, Misiu)

APAR DRY CHEMICAL POWDER

 Kelas Kebakaran A – Benda Padat (Kain, Kayu, Kertas)


 Kelas Kebakaran B – Benda Cair (Minyak, Bensin, Solar)
 Kelas Kebakaran C – Benda Gas (Elpiji, Tinner)
 Kelas KebakaranE – Electrikal (Dinamo, Motor Listrik)

APAR CO2

 Kelas Kebakaran B – Benda Cair (Minyak, Bensin, Solar)


 Kelas Kebakaran C – Benda Gas (Elpiji, Tinner)
 Kelas Kebakaran D – Logam (Magnesium, Misiu)
 Kelas Kebakaran E – Electrikal (Dinamo, Motor Listrik)

2. Alat Pemadam Api Portable

8
Merupakanalat pemadam api dapat dengan mudah dibawa dan dapat dioperasikan oleh satu
orang saja. Salah satu contohnya adalah Fire Stop – Alat PemadamApi Mini Portable. Alat
Pemadam Api Fire Stop dapat digunakan untuk memadamkan api kecil. Umumnya Alat
Pemadam Api Portable memiliki berat 1-2kg dan hanya dapat digunakan sekali pakai atau
tidak dapat di isiulang kembali.

3. Thermatic System (System Sprinkler) atau Alat Pemadam Api Thermatic

Merupakan Alat Pemadam Api Otomatis. UntukThermatic System terpasang secara modular
yang terdapat di plafon. Pemasangan dan banyaknya modul dapat disesuaikan dengan ukuran
dan kebutuhan ruangan yang akan dilindungi. Alat Pemadam Api Otomatis ini akan berfungsi
jika ada asap atau adanya api yang menyala dan terdeteksi oleh sensor.

Alat Pemadam Api Otomatis yang terpasang dalam satu ruangan akan berfungsi secara
bersamaan dikarenakan pada ujung sprinkler untuk alat ini sudah dilengkapi dengan Actuator
yang merupakan system elektronik. Alat ini memiliki fungsi sebagai Thermatic yang artinya
bila adanya kegagalan fungsi elektronik, maka akan tetap bekerja dari panas temperatur ±
68°C.

4. Trolley

9
Merupakan  Alat Pemadam Api Berat (APAB) yang memiliki Roda. Alat Pemadam Api ini
dilengkapi Regulator yang berfungsi untuk mengatur tekanan dari gas CO2/N2. Alat
Pemadam Api ini umumnya ditempatkan di area pengisian bahan bakar. Untuk Tabung
Pemadam Api ini memiliki beratdari 20-80 Kg dan harusdioperasikan oleh 2 orang ataulebih.
Khususbagi Alat PemadamApi yang memilikiisi Carbon Dioxide memilikiukuranberatdari 9-
45Kg (Standar).

5. Hydrant 

Merupakan Alat Pemadam Api yang berfungsi sebagai sumber air untuk memadam kan api
saat terjadinya kebakaran. Umumnya Hydrant terletak di area tertentu di trotoar. Hydrant
memiliki bentuk standar dan memiliki tanda khusus untuk setiap Hydrant. Untuk perangkat
penggunaan biasanya akan disambungkan ke fire hose.

2.6 Pemeliharaan Alat Pemadam Kebakaran

Service alat pemadam api dapat dilakukan dengan melakukan berbagai tahap service
atau pemeliharaan. Setiap negara-negara besar pada umumnya menerapkan standard service
alat pemadam api yang berbeda-beda. Seperti misalnya service alat pemadam api di negara
Amerika Serikat yang meliputi tigajenis service alat pemadam api untuk kelas
ringan (APAR), yaitu tahap pemeliharaan inspeksi, tahap pemeliharaan untuk fire
extinguisher, serta tahap pemeliharaan dengan pengujian.

Pemeliharaan Alat Pemadam Api inspeksi meliputi dari pemeriksaan seluruh alat
pemadam api yang harus dilakukan berkala minimal sebanyak satu kali dalam satu tahun.
Pemeriksaan tersebut adalah pemeriksaan dasar yang meliputi pengecekan volume isi muatan
pemadam di dalam tabung beserta tekanan yang dapat ditinjau melalui jarum yang
ditunjukkan di dalam pressure gauge yang pada kondisi normal akan berada pada area warna

10
hijau (untuk alat pemadam api dengan model tabung stored pressure). Pemeriksaan juga
berlaku untuk alat pemadam api dengan tabung cartridge, yaitu dengan mengecek berat dari
komponen cartridge yang berisikan gas pendorong tekanan yang nantinya akan tersalur
kedalam tabung. Selanjutnya, lakukan pembolak-balikan tubuh tabung serta diikuti dengan
pemukulan bagian bawah tabung dengan menggunakan palu sintetis atau palu karet guna
mencegah terjadinya pembekuan atau pun pengendapan muatan di dalam dasar tabung.

Pemeliharaan Alat Pemadam Api harus dilakukan dalam jangka waktu pemeliharaan
yang berbeda-beda bergantung pada tiap jenis alat pemadam api yang diklasifikasikan
berdasarkan jenisi simuatan pemadam api yang tersimpan di dalam tabung. Untuk alat
pemadam api bermuatan air atau water extinguisher, service alat pemadam api harus
dilakukan minimal setiap satu tahun satu kali, namun ada pula alat pemadam api bermuatan
air dengan teknologi terbaru yang hanya membutuhkan service alat pemadam api setiap 5
tahun sekali.

Sementara untuk foam extinguisher yang bermuatan busa memerlukan service alat
pemadam api minimal sekali dan rutin setiap jangka 3 tahun. Untuk wet chemical
extinguisher (bermuatan bahan kimia yang basah) serta untuk carbondioxide extinguisher
(bermuatan gas karbondioksida atau CO2), keduanya harus mendapatkan service alat
pemadam api setiap jangka waktu 5 tahun sekali. Sedangkan untuk dry chemical extinguisher
(bermuatan bahan kimiabubuk yang kering) dan jenis halon serta clean agen extinguisher
masing-masing harus diadakan service alat pemadam api sekali dalam 6 tahun secara rutin.
Terakhir, untuk jenis powder extinguisher dengan tabung model cartridge harus mendapatkan
service alat pemadam api paling tidak setiap satu tahun sekali.

Tahap yang terakhir atau tahap pemeliharaan dengan pengujian harus dilakukan apabila
terjadikesalahan dan kerusakan pada performaalat pemadam api akibat hal-hal tertentu,
semisal karena terkena paparan panas yang dinilai berlebihan atau mengalami guncangan dan
getaran, hingga sebab-sebab sejenisnya, sehinggaalat pemadam api tersebut harus
mendapatkan pemeliharaan dengan pengujian operasional demi mendapatkan informasi
mengenaitingkat kerusakan yang dialami alat pemadam api tersebut.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian Kebakaran Kebakaran adalah nyala api baik besar atau kecil yang bersifat
merugikan dan secara umum sulit untuk dikendalikan.

Kebakaran juga menjadisebuah peristiwa yang terja dikarena kondisi darurat baik di
lingkungan perusahaan, di lingkungan tempat tinggal atau di tempat kerja. Seperti yang telah
kami sampaikan sebelumnya bahwa jika membahas perihal kebakaran, arti kebakaran sendiri
terdiri atas kondisi merugikan karenaapi.

Teori kecelakaan model Petersen Accident/Incident menjelaskan bahwa salah satu


penyebab terjadinya kecelakaan disebabkan karena kegagalan sistem, contoh dari kegagalan
sistem itu sendiri adalah Inspeksi, perawatan, pelatihan, dll (Colling, 1990). Berdasarkan teori
tersebut, dapat disimpulkan apabila suatu sistem pencegahan kebakaran tidak berjalan dengan
baik maka kerugian akibat kejadian kebakaran akan semakin besar. Salah satu bagian dari
sistem proteksi kebakaran tersebut adalah Alat Pemadam Api Ringan (yang selanjutnya
disebut dengan APAR).

12
DAFTAR PUSTAKA

Pengertiankebakaran, konsep, penyebab, bahaya dan dampakkebakaran


(keselamatankerja.com)

Pemeliharaan Alat PemadamApibagaimana dan kapanwaktunya? (guardall.co.id)

BerbagaiJenis Alat PemadamKebakaran dan Fungsinya - AgenPemadamApi

13

Anda mungkin juga menyukai