OLEH :
NIP : 198406082008011005
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul " Tugas
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini memberikan
Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga
pentingnya pengenalan tugas dan fungsi satuan polisi pamong praja dan pemadam
kebakaran
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan........................................................................................... 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahaya kebakaran adalah bahaya yang tidak dapat diduga kapan akan
datang. Aktivitas-aktivitas penghuni bangunan dan berbagai peralatan yang
digunakan dapat menjadi penyebab kebakaran. Bangunan perlu dilengkapi
proteksi kebakaran, sarana penanggulangan kebakaran dan fasilitas penyelamatan
jiwa, seperti alat pemadam kebakaran, sistem alarm kebakaran, sprinkler otomatis,
tangga darurat yang kedap asap, pintu darurat yang tahan api serta tempat
evakuasi. Fasilitas tersebut tidak hanya harus disiapkan, tetapi juga perlu
diperhatikan persyaratan teknis dan standar mutu serta perawatannya. Sarana
tersebut apabila tidak dirawat dapat tidak berfungsi sama sekali apabila terjadi
kebakaran.
3
oleh, dilaksanakan oleh Subdinas Pencegahan, Subdinas Pertisipasi Masyarakat
dan Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Pemadam Kebakaran. Sebagai salah satu
bagian dari Dinas Pemadam Kebakaran yang paling mungkin berhubungan
langsung dengan masyarakat, Subdinas partisipasi masyarakat bertugas
melaksanakan kegiatan penyuluhan kebakaran sebagai pemberdayaan masyarakat.
Untuk itu, perlu bagi masyarakat dari semua kalangan, baik pelajar,
mahasiswa, karyawan, ibu rumah tangga, dan masyarakat umum, untuk mengikuti
Seminar Pengenalan Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana yang
secara rutin diadakan oleh Dinas satuan polisi pamong praja dan pemadam
kebakaran kabupaten mamuju.
B. MANFAAT PENULISAN
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai tugas dan fungsi Dinas satuan
polisi pamong praja dan pemadam kebakaran kabupaten mamuju
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
l. Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dan/atau tenaga
bantuan pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana;
m. Monitoring dan evaluasi ketersediaan dan kelaikan sistem proteksi
kebakaran dan penyelamatan jiwa pada gedung/kantor
pemerintah/swasta/masyarakat;
n. Standarisasi prasarana dan sarana pemadam kebakaran dan
penanggulangan bencana baik pemerintah, masyarakat maupun
swasta;
o. Menegakkan peraturan perundang-undangan di bidang kebakaran dan
penanggulangan bencana;
p. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan
perawatan prasarana dan sarana pemadaman kebakaran dan
penanggulangan bencana;
q. Memberikan dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat
daerah;
r. Mengelola kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan dinas
pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana;
s. Pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.
6
b. Panas
Untuk mencapai suatu penyalaan diperlukan sumber – sumber panas yang
antara lain seperti: mata hari, permukaan – permukaan panas, Bunga api
dan bunga api listrik, gesekan aksi kimia, Energi Listrik, serta
pemampatan gas – gas dan lain-lain.
c. Bahan
Keadaan fisik dari bahan – bahan yang mudah terbakar, seperti:
1) Gas – gas: Gas alam, Propane, Butane, Hidrogen, Acetylene, Co,
dan lain – lainnya.
2) Cairan: Bensin, Minyak tanah, Turpentine, Alcohol, Minyak Ikan,
Laut, Cat, Pernis, Minyak zaitun, dan lain – lain .
3) Padat: Batu bara, Kayu, Kertas, Pakaian, Lilin, Gemuk, Kulit,
Plastik, gula, Padi, Jerami/rumput kering, gabus, dan lain –lain.
7
3. Klasifikasi Pembakaran
a. Api kelas A: Yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam misalnya, kertas,
kayu, plastik, karet, dan lain-lain.
b. Api kelas B: Yaitu kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar,
misalnya, bensin, minyak tanah, solar, gas.
c. Api kelas C: Yaitu kebakaran yang disebabkan oleh listrik .
d. Api kelas D: Yaitu kebakaran yang disebabkan dari bahan logam misalnya
titanium, almunium magnesil dan lain-lain.
8
Oksigen untuk Mematikan Kebakaran sehingga Kebakaran dapat Kembali
Membara dan Menyala.
c. Kategori C - APAR jenis ini berisikan Dry Chemical Powder. Efektif
apabila digunakan untuk memadamkan api yang melibatkan alat-alat
elektrikal. Apabila di tabung tertulis B—C, maka berarti tabung itu efektif
apabila digunakan untuk memadamkan kebakaran pada cairan yang mudah
terbakar dan juga pada alat-alat elektrikal.
d. Kategori D - Untuk memadamkan api karena bahan metal. Tapi kelas ini
jarang digunakan.
9
g. Kekurangan karyawan
Kurangnya karyawan karena unit yang bertambah tidak diikuti dengan
penambahan tenaga kerja karena tidak ada rekrutmen dari pemerintah.
10
D. POTENSI ANCAMAN BAHAYA KEBAKARAN
1. Bangunan Menengah dan Tinggi
Kawasan bangunan menengah dan tinggi biasanya berfungsi
sebagai pusat kegiatan perkantoran, perdagangan, pusat perbelanjaan/mall,
hotel, dan apartemen. Oleh karena itu bangunan menengah dan tinggi
identik dengan tempat berkumpulnya banyak orang, bahkan bisa mencapai
ratusan sampai ribuan orang dalam satu bangunan. Bangunan menengah
adalah bangunan 5 sampai dengan 8 lantai dengan ketinggian di atas 14
meter sampai dengan 40 meter. Sedangkan bangunan tinggi adalah
bangunan 9 lantai ke atas dengan ketinggian lebih dari 40 meter. Jenis
bangunan ini tersebar di 5 wilayah kota, dengan konsentrasi di kawasan
segitiga emas
11
Ruko biasanya menggunakan "Rolling Door" ditambah dengan pintu lipat
dari bahan logam. Dan Bangunan Prototipe Ruko ini seringkali
dialihfungsikan dari peruntukan semula, tanpa izin dari pihak yang
berwenang.
Potensi terjadinya kebakaran: Jika terjadi kebakaran, kemungkinan
jatuhnya korban jiwa sangat besar karena hal-hal berikut:
a. Petugas pemadam kebakaran sulit memasuki lokasi karena terhalang
Rolling Door.
b. Penghuni sulit keluar karena jalan menuju keluar terhalang kobaran,
dan mati karena pengaruh asap dan terbakar.
12
Kawasan industri, baik besar maupun menengah, tersebar di
beberapa wilayah DKI Jakarta, seperti di Pulogadung, Cakung, Semper,
Sunter, Cengkareng, Rawa buaya, Kapuk muara dan Kamal. Selain itu
terdapat pula sejumlah kegiatan industri rumah tangga yang berlokasi di
daerah-daerah pemukiman.
13
b. Jika terjadi kebakaran umumnya sulit dikendalikan dan cenderung
membesar dan meluas.
c. Mobil pemadam kebakaran sulit mendekati lokasi kebakaran dan sulit
memperoleh pasokan air untuk pemadaman.
d. Suasana di lokasi begitu kacau dan gaduh, seperti: sebagian
masyarakat yang menonton, mengamankan barang-barang dan banyak
juga yang menghambat kelancaran operasional petugas karena
tindakan-tindakan mereka yang tidak koperatif terhadap petugas
pemadam kebakaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam menjalankan fungsi-fungsinya, organisasi DPK-PB memiliki
beberapa bagian, yang meliputi 1 sekretariat dengan 4 Sub bagian dan 5
Bidang, yaitu Bidang pencegahan Kebakaran, Bidang Operasi, Bidang
Sarana, Bidang Penanggulangan Bencana, Bidang Partisipasi Masyarakat.
Visi Dinas Pemadam Kebakaran Provinsi DKI Jakarta, yaitu "terciptanya
rasa aman masyarakat dari kebakaran dan bencana lainnya". Pelaksanaan
visi dituangkan dalam misi. Selain itu, DPK-PB DKI Jakarta juga
memiliki tugas dan fungsi tersendiri.
2. Api adalah suatu reaksi kimia berupa oksidasi dari benda – benda yang
mudah terbakar, yang diikuti oleh suatu pelepasan energi didalam bentuk
panas dan cahaya. Unsur – unsur Segitiga Api terdiri dari Oksigen, Panas,
dan Bahan. Alat pemadam api ringan (APAR) biasanya berbentuk tabung
berwarna merah berukuran sedang dan memiliki selang yang tidak terlalu
panjang. Sejalan dengan klasifikasi pembakaran maka Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) diklasifikasikan sebagai berikut:
Kategori A - berisi air bertekanan
Kategori B – diisi dengan gas CO2
14
Kategori C - berisikan Dry Chemical Powder
Kategori D - Untuk memadamkan api karena bahan metal.
3. Kendala atau Permasalahan yang biasanya dialami oleh pihak Pemadam
Kebakaran adalah sebagai berikut: Keadaan Jalanan (Lalu Lintas) yang
tidak bisa ditentukan, kurangnya kesadaran masyarakat dilingkungan
tempat kejadian perkara (TKP), sulitnya mencari sumber air, adanya
penelpon gelap, dan kekurangan karyawan.
4. Potensi ancaman bahaya kebakaran berbeda-beda tergantung
lingkungannya. Secara garis besar terdapat 5 (lima) lingkungan/kawasan
yang memiliki potensi ancaman bahaya kebakaran, yaitu: Bangunan
Menengah dan Tinggi, Bangunan Prototipe Ruko (Rumah dan Kantor),
Kawasan Tempat Hiburan, Kawasan Industri dan Pergudangan, serta
Lingkungan Pemukiman Tak Tertata/Kumuh. Kelima lingkungan ini
tentunya memiliki karakteristik yang berbeda sehingga terdapat cara yang
berbeda dalam usaha pencegahan kebakaran maupun tindak
penanggulangan kebakaran pada masing-masing kawasan.
15