APAR
1. APAR (alat pemadam kebakaran yang bisa dibawa, digunakan satu orang, berdiri sendiri
dengan berat 0,5 kg – 16 kg)
2. Jenis media APAR (padat, gas, cair)
3. Jenis isi APAR ( air, busa, dry chemical powder, Co2, halon
4. APAR JENIS air ( kebakaran klas A)
Daya serap panas tinggi, daya pengembangan menjadi uap tinggi, berat air stabil pada
temperature normal, mudah disimpan, diangkat, dialirkan, mudah didapt,
5. APAR Jenis Powder (tepung kimia)
a. Powder kimia regular (kebakaran kelas B dan C)
b. Powder kimia multi porpose (kebakaran kelas A, B, dan C)
c. Powder kimia special dry powder (kebakaran kelas D)
6. Bahan Powder regular kimia (sodium bikarbonat, potasium karbonat, potasium klorida)
7. Bahan powder multi porphose (mono amunium phospat)
8. Bahan special dry powder (campuran tepung kimia seperti KaCl, BaCl, MgCl, KsCl)
9. Dry Chemical Powder (pemadaman secara isolasi/menutup api dan memutuskan
oksigen)
10. APAR KARBON DIOKSIDA (gas tidak mudah terbakar dan menghilangkan unsur oksigen
dari segi tiga api)
11. KEUNTUNGAN APAR KARBON DIOKSIDA (CO2), MUDAH MENYEBAR, TIDAK
MENGHANTARKAN LISTRIK, TIDAK MENINGGALKAN RESIDU, BERAT CO2
12. APAR BUSA/ FOAM ( berbentuk gelembung gas/udara yang mengapung dicairan dan
mengalir di zat padat)
13. Jenis APAR busa
a. Busa kimia (percampuran alumenium poshpat dan sodium bicarbonate)
b. Busa mekanik ( proses mekanis percampuran liquid foam, air dan udara)
14. KEPPRES RI NO. 23 TH 1992 CHLORO FLOURO tidak boleh digunakan sejak 1 januari
1997, karena menyebabkan kangker kulit, turunya daya tahan tubuh, katarak,
terganggunya panen pertanian.
15. Sistem kerja apar ( storage pressure, gas catridge, reaksi kimia, dan pompa tangan)
16. Persyaratan teknis APAR
a. Tabung bagus tidak karat
b. E Tiket jelas mudah dibaca
c. Segel utuh
d. Selang tahan tegangan tinggi dan baik
e. Tutup baik dan terpasang erat
f. Tekanan Storage pressure tidak kurang
g. cartridge tidak bocor
e. Belum kadaluwarsa
17. APAR terpasang dengan ukuran 15-120 cm, mudah terlihat, diambil sesuai jenis dan klas
kebakaran dengan tergantung atau tersimpan dalam lemari kaca.
18. Cara penggunaan APAR (PASS : PULL=TARIK, AIM=ARAHKAN, SQUUEZE=TEKAN,
SWEEP=SAPU)
S C B A
1. Sistem proteksi kebakaran bangunan gedung (sistem proteksi yang terpasang secara
aktif dan pasif)
2. Sistem proteksi aktif (sistem bekerja secara otomatis dan manjual pemadaman yang
digunakan petugas pemadam dan penghuni gedung)
3. Alat proteksi aktif diantaranya : deteksi dan alarm, hodran kebakaran, sprinkler
otomatis, apar, lift kebakaran, pressurized fan
4. Sistem proteksi Pasif ( sistem melalui pertimbangan sipat termal bahan bangunan
terhadap api, penerangan kompertemenisasi, serta ketahanan api struktur bangunan
5. Alat proteksi Pasif : koridor, selasar, ramp, tangga kebakaran.
6. Sistem deteksi dan alarm kebakaran (alat peringatan dini penghuni gedung atau
petugas dengan adanya indikasi kebakaran gedung)
7. Control utama alarm/ main control fire alrm (pusat fire alarm system yang mengontrol
seluruh bagian detector dan manual station untuk memberikan intruksi pada alarm
bell, lacation indicator lamp bila ada indikasi kebakaran.
8. Panel tambahan/ annunciator panel (bagian tambahan dari control panel fire alarm
system sebagai monitor tambahan tetapi tidak aktif seperti control panel yang
dilengkapi alarm bell dan telephone jack.
9. Box hidran gedung (local combined box)
Gabungan manual alarm stationdan alarm belt yang dilengkapi indicator lamp untuk
menandakan bekerja normal.
10. Box hidran halaman / outdoor hydrantbox (penempatan di halaman gedung,
dilengkapi 1 selang 2,5 inch dan 1 nozzel 2,5 inch
11. Titik panggil manual/ manual alrm station
Alat diaktifkan secara manual dan terdapat pada ruang umum untuk deteksi alarm
manual yang dilengkapi telephone jack untuk komunikasi darurat
12. Bell alarm (bekerja ketika main control fire alarm aktif dan biasanya terdapat pada
ruang umum sebagai peringatan kebakaran.
13. Jeni dan tipe detector
a) nyala (ultra violet, infra rred)
b) panas (rate of rice, fixed temperature)
c) asap (lionization, photo electric)
d) manual (phush bottom, full down, break glass
14. Sprinkler (sistem pemercik otomatis aktif oleh sensor panas dengan jaringan instalasi
pipa untuk memancarkan air kesegala arah dalam ruangan dengan tekanan tertentu)
15. Kepala sprinkler deflector ( terpasang pada rangka sprinkler dengan arus air diarahkan
dan diubah kepancaran untuk menutupi/ melindungi area tertentu dengan tekanan
pancaran tergantung pada tekanan air yang keluar dan diameter lubang)
16. Jenis sprinkler (standar spray upright, standar spray pendent, standar spray sidewall)
17. Cara kerja sprinkler (dipicu gas panas sekeliling, gas dan asap panas dari sumber
kebakaran menyebar ke atas membentuk lapisan panas, lapisan panas gas makin terbal,
temperature makin tinggi, glass bulb pecah/ fusible link putus, air pada pipa memancar
keluar)
18. Sistem hidran kebakaran gedung (hidran terpasang dalam bangunan gedung untuk
memadamkan kebakaran dalam gedung)
19. Macam-macam hidran kebakaran ( hidran kota, halaman dan gedung)
20. Klasifikasi hidran kebakaran
Hidran kelas I (outlat berdiameter 2,5 inch untuk pemadam kebakaran atau petugas
terlatih)
Hidran Kelas II (outlatnya berdiameter 1,5 untuk penghunni gedung dan orang belum
terlatih)
Hidran Kelas III (outlatnya 1,5 dan 2,5 inch)
21. Pompa kebakaran/ fire pump
Pompa pacu/ jockey pump (mempertahankan tekanan statis jaringan statis hidran)
Pompa utama/ main pump (penggerak utama sistem hidran)
Pompa cadangan/ diesel pump (penggerak cadangan sistem hidran)
22. Sambungan Damkar/ landing valve ( penyambung selang dengan sistem hidran gedung)
23. Sambungan Damkar seamesse connection (alat sebagia inlet pengisi air bertekanan ke
sistem jaringan)
24. Manajemen keselamatan kebakaran gedung/ MKKG (seni mengelola dan
mengkoordinasikan segala sumber daya demi tercapainya keselamatan kebakaran
gedung dengan proses perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan pengendalian.
25. Fungsi manajemen (planning=perencanaaan, organizing=pengorganisasian,
actuating=penggiatan, controlling=pengendalian)
26. Sumber daya ( man, money, material, machine, method)
27. Manajmen keselamatan kebakaran gedung di pimpin oleh kepala dan wakil kepala
28. Sistem evakuasi kebakaran (upaya pemindahan dari tempat bahaya ke tempat aman
dengan aturan gedung yang berlaku)
29. Tugas kepala/wakil MKKG (memastikan sudah menghubungi damkar, menuju posko
memimpin operasional, pastikan peran kebakaran lantai telah bertugas, siaga
menerima status laporan, memperkirakan evakuasi bertahap atau total)
30. Tugas operator MKKG ( menghubungi secepatnya Damkar, mengendalikan sistem
pemberitahuan umum)
31. Tugas Teknisi (mengatur dan mengontrol peralatan mekannik elektrik, membantu
petugas bantuan di TKP)
32. Tugas damkar setempat :
Saat mendengar alarm (mentukan lokasi kebakaran dengan pasti, memantau
kebakaran di posko kebakaran, seorang anggota damkar mengatur liftkebakaran
dan menunggu petugas pemadam)
Saat terjadi kebakaran (memadamkan/ melokalisir kebakaran sebelum Damkar
dating, meberi informasi ke petugas damkar yang dating, berkoordinasi dengan
regu/pihak lain.
33. Keselamatan Petugas terbagi empat/ tetra hedron ( mengenali menghindari bahaya,
pelatihan, kesehatan pisik, perlengkapan pelindung tubuh.
34. Penyebab kegagalan petugas (tidak mengetahui bahaya, percaya diri, informasi bahan
terbakar kurang/tidak mengetahui)
35. Bahaya dalam kebakaran ( bahaya listrik, hasil pembakaran, terkurung dalam ruangan,
terperangkap, ledakan, back draft, flash over, robohnya bangunan)
36. Bahaya pans (tubuh letih, gangguan pernafasan)
37. Bahaya asap (sesak nafas, kadar O2 menurun, iritasi mata)
38. Bahaya Gas (cedera kulit, cedera mata, kematian)
39. Ledakan (pelepasan tekanan uap/gas)
40. Cemical explosion -> explosive (pelepasan energy potensi dari reaksi bahan kimia yang
disertai pelepasan energy panas yang tinggi dalam waktu yang cepat)
41. Indikasi roboh bangunan ( suara bergemuruh, bagian bangunan bergerak, pelapis
dinding berubah bentuk, dinding mengembang/ retak, asap/air menembus
lantai/dinding, lantai melengkung mudah menyerap air, air menggenang dibagian
tengah lantai, lantai tertarik dari gedung)
42. Sikap saat bahaya/kritis (tenagkan diri/ berhenti sejenak, ambil nafas panjang, buat
prakiraan cepat)
PERALATAN KEBAKARAN UNIT MOBIL POMPA
1. Peralatan kebakaran unit mobil pompa adalah alat yang terdapat pada mobil pompa
yang digunakan saat pemadaman kebakaran)
2. Alat-alat pada mobil pompa
Selang penyalur (deliveri hose), Selang penghisap (suction hose), Selang hose reel ,
Pipa pemancar jet, Pipa pemancar busa (foam nozzle), pipa pemancar variable, pipa
pemancar fog, pipa pemancar monitor, dll
3. Selang penyalur/ deliveri hose ( diameter 1-3 inch, panjang 20-50 meter)
4. Selang penghisap (diameter 2,5-5 inch, panjang 1,5-10 meter)
5. Hose reel (selang yang menyatu dengan mobil)
6. Kopling/coupling (penyambung selang yang berada di ujung selang, diameter 1-4 inch)
7. Jenis kopling/coupling (machine, YVH, Drat/ ulir, storz, instanneosuse)
8. Pipa pemancar (diameter pada ujung 10-26 mm)
9. Jenis nozzle (jet, fog, portable, special,monitor stream Nozzle)
10. Pipa pemancar monitor (nozzle menyatu dengan mobil di bagian atas mobil
berdiameter 10-26 mm)
11. Cabang/ breeching (pembagi aliran dari satu jalur menjadi dua atau lebuh jalur)
12. Adaftor (menyambung kopling yang berbeda jenis, berbeda ukuran, berlainan bentuk)
FORMASI REGU HIDRRAN
a) H.1 Satu jalur selang dari sebuah hidran/laying A line of hose from a hydrant (4
orang)
2-4-3-1
No. 1 bertugas sebagai nozzel man, membawa 1 selang dan 1 nozzel,
No. 2 membawa kunci hidran, menyambung koplinng selang dari no. 4 hidran
No. 3 membawa 1 roll selang, memberikan ujung kopling ke no. 4, tarik selang
ke depan, memberikan kopling selang ke no. 1
No. 4 membawa satu roll selang, memberikan ujung kopling ke no. 2, tarik
selang ke depan, menyambung selang dari no. 3
e) H.5 mengangkat sebuah nozzle yang disambung dengan selang ke lantai atas/atap
gedung (4 orang)
No. 1&3 membaw tali keatas gedung satu lantai dibawah lantai yang terbakar
Melemparkan tali ke bawah melalui luar gedung ke no. 4
No. 4 mengkaitkan tali ke selang dan nozzle
No. 1&3 Menarik selang keatas
No. 3 Mengikat selang, membantu no. 1 memegang nozzle di lantai terbakar
No. 1 Menarik selang ke lantai terbakar
No. 2 mengoperasikan hidran buka tutup air
f) H.6 membagi menjadi dua jalur pemadaman menggunakkan cabang (5 orang)
2 – 5 - 1&3 - 4&5
No. 2 operator,
No. 5 anggota
No. 1 nozzel men
No. 3 helper no. 1, anggota
No. 4 nozel man anggota
1. Formasi regu dalam barisan (pembagian tugas dalam menentukan nomor pekerjaan
bagi anggota regu yang dilakukan saat serah terima perlengkapan kendaraan dan pos
jaga.
2. Formasi regu dalam kendaraan (posisi duduk anggota regu dikendaraan sesuai dengan
susunan nomor pekerjaan masing-masing yang dilaksanakan pada saat berangkat ke
tempat kebakaran atau kembali dari tempat kebakaran.
3. Nomor pekerjaan dan tugas anggota
a) Petugas No. 1 kepala regu
Memimpin taktik dan strategi pemadaman
Membawa dan menentukan letak pipa cabang
b) Petugas No. 2 pengemudi/ operator
Mengemudi mobil pompa kebakaran
Melayani penghisapan
Melayani buka tutup air
c) Petugas No. 3 anggota (mengoperasikan selang/ nozzle)
d) Petugas No. 4 anggota (mengoperasikan selang/ nozzle)
e) Petugas No. 5 anggota (mengoperasikan selang/ nozzle)
f) Petugas No. 6 anggota (mengoperasikan selang/ nozzle)
4. Pola pemadaman (cara regu mengoperasikan peralatan unit mobil dan portable pump
saat latihan maupun ketika kebakarn)
5. Pola pemadaman I (satu jalur selang dengan satu nozzle, sumber air dari unit mobil)
a. Nomor 1 : mengatur taktik dan strategi pemadaman
b. Nomor 2 : melayani mobil (buka tutup air), menyambung selang dari nomor 3 ke
mobil
c. Nonor 3 : mengoprasikan selang dari mobil ke nomor ke nomor 4, mempersiapkan
selang cadangan, dan kontrol selang
d. Nomor 4 : mengoperasikan selang dari nomor 3 ke nomor 5 kontrol selang
e. Nomor 5 : mengoperasikan selang dari nomor 4 ke nomor 6, membantu no 6
mengoperasikan nozzel ketika air mengalir
f. Nomor 6 : mengoperasikan 1 selang dan 1 nozzel dan melaksanakan pemadaman
6. Pola II.A (satu jalur selang dengan satu nozzle penghisapan sumber air dekat mobil)
a. Nomor 1 :
Mengatur taktik dan strategi pemadaman
b. Nomor 2 :
Mengoperasikan selang nomor 3 ke mobil
Melayani mobil untuk buka/ tutup air
Melaksanakan penghisapan di sumber air
c. Nomor 3 :
Mengoperasikan selang dari no. 2 ke no. 4
Menyiapkan selang cadangan
Menyiapkan selang penghisap
Mengawasi penghisapan
d. Nomor 4 :
Mengoperasikan selang dari no. 3 ke no. 5
Menyiapkan selang penghisap
Kontrol selang
e. Nomor 5 :
Mengoperasikan selang dari nomor 4 ke nomor 6
Membantu no. 6 mengoperasikan nozzel
f. Nomor 6 :
Mengoperasikan 1 selang dan 1 nozzel dan melaksanakan pemadaman
7. Pola II.B ( dua jalur selang, dua nozzle dengan penghisapan sumber air dekat mobil)
a. Nomor 1
Memimpin taktik dan strategi pemadaman
Mengoperasikan selang dari mobil ke petugas nomo 3
Membantu petugas no. 4 mengoperasikan nozzel
b. Nomor 2
Mengoperasikan selang dari petugas nomor 1 ke mobil
Melayani buka tutup air
c. Nomor 3
Mengoperasikan dan menyambung selang dari petugas no. 1 ke depan
Menyiapkan selang cadangan
Mengawasi penghisapan
d. Nomor 4
Membawa satu selang dan satu pemancar
Menyambung selang dari petugas no. 3 ke nozzel
Mengoperasikan nozzle
8. Pola III (dua jalur selang, dua nozzle sumber air dari mobil)
a. Nomor 1
memimpin taktik dan strategi pemadaman
mengoperasikan dari mobil ke no. 3
b. Nomor 3
mengoperasikan selang dari no. 1 ke no. 5
mengambil selang cadangan
membantu no. 5 mengoperasikan nozzel
c. Nomor 5
mengopersikan satu (1) nozel dan satu (1) selang dari no. 3
d. Nomor 2
melayani mobil untuk buka tutup air
mengoperasikan selang dari mobil ke no. 4
e. Nomor 4
mengoperasikan selang dari no. 2 ke no. 6
mengambil selang cadangan
membantu no. 6 mengoperasikan nozzel
f. Nomor 6
mengoperasikan satu (1) nozzel dan satu (1) selang dari no. 4
9. Pola IV.A ( satu jalur selang, dua nozzle dengan satu cabang, sumber air dari mobil )
a. Nomor 1
Memimpin taktik dan strategi pemadaman
Menentukan letak cabang
b. Nomor 2
Melayani buka tutup air
c. Nomor 3
Mengoperasikan selang dari mobil ke nomor 4
Menyiapkan selang cadangan
Membantu no. 5 mengoperasikan nozzel
d. Nomor 4
Mengoperasikan selang dari nomor 3 ke cabang
Menyambung selang dari no. 5dan no. 6 ke cabang
Membantu nomor 6 mengoperasikan nozzel
e. Nomor 5
Mengoperasikan 1 selang dan satu nozzel ke sektor kiri
f. Nomor 6
Mengoperasikan 1 selang dan satu nozzel ke sektor kanan
10. Pola IV. B (satu jalaur, dua nozzle dengan cabang, penghisapan di sumber air dekat
mobil)
A. Nomor 1
a. Mengatur taktik dan strategi pemadaman
b. Membawa dan menentukan letak pipa cabang
c. Menyambung selang no. 5 ke cabang, menutup aliran air ke arah kanan
d. Setelah air mengalir ke kiri, kemudian menyambung selang dari no. 6 ke cabang
e. Membantu no. 6 mengoperasikan nozzel di sektor kanan
B. Nomor 2
a. Menyambung selang dari no. 3 ke mobil
b. Membantu menyambung selang penghisap
c. Melayani buka tutup air dan penghisapan
C. Nomor 3
a. Membawa dan menyambung selang dari petugas no. 2 ke cabang
b. Membawa selang cadangan
c. Membantu petugas no. 5mengoperasikan nozzel (sektor kiri)
D. Nomor 4
a. Mempersiapkan selang penghisap di sumber air
b. Mengawasi penghisapan
E. Nomor 5
a. Membawa selang dan pemancar kemudian menyambung selang dari cabang
b. Melaksanakan pemadama di sektor kiri
F. Nomor 6
a. Mempersiapkan selang penghisap
b. Membawa selang dan pemancar, kemudian menyambung selang dari cabang
c. Melaksanakan pemadaman di sektor kanan
TALI MENALI
istilah tali-tali
1. tali luncur
tali yang berguna untuk naik dan turun dari ketinggian bberbeda. cirinya :
a. tali manila panjang tak terbatas berdiameter 5/8 sampe dengan 7/16 inch
b. tali kernmantle panjang 50-200 m berdiameter 9-12 mm
2. tali tubuh
tali perlengkapan perorangan mempunyai fungsi serba guna. cirinya :
a. tali manila panjang sekitar 4 m, berdiameter 3/8 inch
b. webbing panjang 4 – 4.5m, lebar 2,5 cm
3. tougle rope
tali yang terbuat dari maniala dan diberi pasak kayu, berfungsi sebagai alat lunjur
penyebrangan
4. tali bilay
tali yang berfungsi menandu korban yang diturunkan atau dinaikan yang dikendalikan
oleh petugas bleyer dari atas atau dari bawah
5. tag line/ gui line
tali pemandu yang diikatkan pada korban yang diturunkandengan tujuan untuk
menghindari rintangan yang dikendalikan petugas blayer dari bawah
6. doden ride
merupakan tali untuk turun penyebrangan.
1. bight
tali berbentuk lengkung, apabila berbalik arah tidak saling menyilang.
2. loop/mata tali
tali berbentuk lingkaran dan saling menyilang
3. running end/ tali yang bergerak
ujung tali yang menjadi ikatan atau simpul
4. standing end/ tali yang tidak bergerak (pangkal tali)
1. bend (penyatuan)
simpul menyatuakan dua ujung tali berbeda
2. hitch (simpul penambat)
simpul yang mengikat tali pada sebuah objek
3. over hand
tali yang melingkar diatas tangan
4. under hand
tali yang melingkar dibawah tangan