Anda di halaman 1dari 28

PENCEGAHAN

KEBAKARAN
Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman
potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi
kebakaran hingga penjalaran api, asap dan gas yang ditimbulkan. (SNI
03 – 1736 – 2000)

• Pencegahan kebakaran diperlukan untuk menghindari terjadinya


kebakaran pada suatu bangunan.

• Karena kebakaran dapat menimbulkan kerugian berupa korban


manusia, harta benda, terganggunya proses produksi barang dan
jasa, kerusakan lingkungan dan terganggunya masyarakat sekitar.

• Kebakaran dapat terjadi jika terpenuhi adanya tiga


unsur :
1. Bahan-bahan yang mudah terbakar.
2. Energi yang menghasilkan suatu sumber panas dengan daya yang
cukup dan waktu kejadian yang cukup lama.
3. Adanya gas oksigen yang cukup jumlahnya.
SISTEM PROTEKSI BANGUNAN TERHADAP BAHAYA
KEBAKARAN

Sistem pengamanan kebakaran, adalah satu atau kombinasi dari


metoda yang digunakan pada bangunan gedung untuk:
(a) memperingatkan orang terhadap keadaan darurat, atau
(b) penyediaan tempat penyelamatan, atau
(c) membatasi penyebaran kebakaran, atau
(d) pemadaman kebakaran, termasuk disini sistem proteksi
pasif dan aktif.
Proteksi terhadap bangunan dan manusia adalah upaya-upaya
yang dilakukan untuk mencegah korban yang tidak dikehendaki,
baik property maupun jiwa
Ada 2 (dua) macam proteksi yaitu :

• PROTEKSI AKTIF yaitu upaya pencegahan dengan memakai


alat-alat bantu seperti smoke detector, sprinkler, fire hydrant.

• PROTEKSI PASIF yaitu upaya pencegahan dan penyelamatan


melalui desain Arsitektur maupun Struktur bangunan dengan
tujuan :
üAgar api tidak menjalar dari satu ruang ke ruang yang
lain
üAgar asap tidak mudah menjalar dari sumber api ke
tempat-tempat lain sehingga meracuni penghuni
üAgar pada saat kebakaran, penghuni dapat
menyelamatkan diri
Klasifikasi bangunan menurut struktur utamanya
terhadap api :
• Klas A, struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya 3
jam. Biasanya merupakan bangunan untuk kegiatan umum seperti; hotel,
pertokoan dan pasar raya, perkantoran, rumah sakit, bangunan industri,
tempat hiburan, museum, dan bangunan dengan penggunaan ganda/
campuran.

• Kelas B, struktur utamanya harus tahan api sekurang-kurangnya 2 jam.


Bangunan-bangunan tersebut meliputi perumahan bertingkat, asrama,
seko lah, dan tempat ibadah.

• Kelas C, bangunan-bangunan dengan ketahanan api dari struktur


utamanya selama 1 jam biasanya bangunan-bangunan yang tidak
bertingkat dan sederhana.

• Kelas D, bangunan-bangunan yang tidak tercakup ke dalam A, B, C dan


diatur tersendiri, seperti instalasi nuklir dan gudang-gudang senjata/
mesin.
Syarat untuk Mencegah Bahaya Kebakaran pada
Bangunan atau Kompleks Perumahan

• Mempunyai bahan struktur utama dan finishing yang tahan api


• Mempunyai jarak bebas dengan bangunan-bangunan di sebelahnya
atau terhadap lingkungannya
• Melakukan penempatan tangga kebakaran sesuai dengan
persyaratan-persyaratannya
• Mempunyai pencegahan terhadap sistem elektrikal
• Mempunyai pencegahan terhadap sistem penangkal petir
• Mempunyai alat kontrol untuk ducting pada sistem pengkondisian
udara
• Mempunyai sistem pendeteksian dengan sistem alarm, sistem
automatic smoke, dan heat ventilating
• Mempunyai alat kontrol terhadap lift
• Melakukan komunikasi dengan stasiun komando untuk sistem
pemadam kebakaran
Pengaturan lay out bangunan dan masa bangunan
• Sistem pembatasan jumlah kapling dalam 1 blok.
• Jarak bangunan.
• Konstruksi pembatas bangunan yang berdampingan.
• Aksesibilitas mobil pemadam kebakaran.
JARAK ANTAR BANGUNAN
Untuk melakukan proteksi terhadap meluasnya kebakaran/ penjalaran api,
harus disediakan jalur akses dan ditentukan jarak antar bangunan.
Tinggi bangunan (meter) Jarak minimum antar bangunan
(meter)

s/d 8 3

> 8 s/d 14 > 3 s/d 6

>14 s/d 40 > 6 s/d 8

> 40 >8
Konsep Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran

Berdasarkan pemahaman karakteristik kebakaran pada bangunan yang


umumnya cellulosic fire maka pengamanan terhadap kebakaran
mencakup hal-hal sebagai berikut (Suprapto,2008):
a. Pengendalian lewat perancangan bangunan yang diarahkan pada
upaya minimasi timbulnya kebakaran dan intensitas terjadinya
kebakaran, yang menyangkut minimasi beban api, rancangan sistem
ventilasi, sistem kontrol asap, penerapan sistem kompartemenisasi
dll yang dikenal sebagai sistem proteksi pasif.
b. Pengendalian lewat perancangan sistem supresi kebakaran untuk
meminimasi dampak terjadinya kebakaran, melalui rancangan
pemasangan sistem deteksi & alarm kebakaran, sistem pemadam
basis air (sprinkler, slang kebakaran, hose reel), sistem pemadam
basis kimia (apar, pemadam khusus) dan sarana pendukungnya
(disebut sistem proteksi aktif).
Kompartemenisasi
adalah usaha untuk mencegah penjalaran kebakaran dengan cara
membatasi api dengan dinding, lantai, kolom, balok yang tahan terhadap
api untuk waktu yang sesuai dengan kelas bangunan gedung.

AKSES PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN KE LINGKUNGAN


§ Akses Kendaraan Pemadam Kebakaran.
§ Akses ke Bangunan Gedung atau Lingkungan Bangunan Gedung
§ Jalan Akses Pemadam Kebakaran.
§ Lapis Perkerasan (hard standing) dan Jalur Akses masuk (accessway).
Lapis perkerasan harus selalu dalam keadaan bebas rintangan dari
bagian lain bangunan gedung, pepohonan, tidak boleh menghambat
jalur antara perkerasan dengan bukaan akses pemadam kebakaran
c. Pengendalian lewat tata kelola bangunan yang meng-antisipasi
terjadinya bahaya kebakaran didasarkan pada analisis potensi
bahaya kebakaran, analisis resiko dan penaksiran bahaya kebakaran
(fire hazard assessment) sesuai tahap-tahap pertumbuhan
kebakaran dalam ruangan. Tata kelola ini sering disebut sebagai Fire
Safety Management yang mencakup kondisi sebelum, pada saat
dan setelah kejadian kebakaran.
Hidran Kebakaran
Hidran kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan
kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakan alat baku
air.
Hidran dibagi menjadi:
§ Hidran kebakaran dalam gedung (Gedung
Bertingkat/Gedung bentang lebar)
§ Hidran kebakaran di luar gedung/Hidran halaman

Hidran halaman, adalah alat yang dilengkapi dengan slang


dan mulut pancar (nozzle) untuk mengalirkan air bertekanan,
yang digunakan bagi keperluan pemadaman kebakaran dan
diletakkan di halaman bangunan gedung.
Cara pemasangan sistem hidran gedung
• Peralatan dan komponen sistem hidran gedung : hidran yang terdiri
dari kotak hidran dan kopling pengeluaran aliran air; pompa dan
instalasinya, perpipaan.
• Jumlah dan perletakan hidran gedung disesuaikan dengan klasifikasi
bangunan dan luas lantai ruangan yang dilindungi oleh hidran.
• Sumber persediaan air hidran kebakaran harus diperhitungkan
pemakaian selama 30-60 menit dengan daya pancar 200
galon/menit.
• Pompa kebakaran harus mempunyai aliran listrik tersendiri dari
sumber daya listrik darurat.
• Selang kebakaran diameter antara 1,5”-2” terbuat dari bahan tahan
panas, dengan panjang selang 20-30m. Slang kebakaran, adalah
slang gulung yang dilengkapi dengan mulut pancar (nozzle) untuk
mengalirkan air bertekanan.
• Harus disediakan kopling penyambungan yang sama dengan kopling
dari unit pemadam kebakaran.
• Penempatan hidran harus terlihat jelas, mudah dibuka, mudah
dijangkau, dan tidak terhalang oleh benda-benda barang-barang
lain.
• Hidran di halaman harus menggunakan katup pembuka diameter 4”
untuk 2 kopling, diameter 6” untuk 3 kopling, dan mampu
mengalirkan air 250 galon/menit atau 950 liter/menit untuk setiap
kopling.
• Persyaratan bahan : harus baru, berkualitas baik, minimum kelas
medium, memenuhi spesifikasi bahan bangunan dalam SKBI dan Sll,
bahan pipa dan fitting terdiri dari baja, baja galvanis, besi tuang dan
tembaga, bahan komponen hidran terdiri dari kotak hidran, slang
gulung, pipa pemancar, pipa hidran.
• Jumlah pemakaian hidran kebakaran pada suatu bangunan 1
buah/800m2 dan 1 buah/1000m2
Hidran di luar Bangunan/Hidran halaman
HIDRAN di dalam bangunan
Peletakkan kotak hidran dalam bangunan sebagai berikut :
§ Kotak hidran dipasang dengan ketinggian 75 cm dari permukaan lantai,
mudah terlihat, mudah dicapai, tidak terhalang oleh benda-benda lain
dan di cat warna merah
§ Ditengah-tengah kotak hidran diberi tulisan “HIDRAN” dengan warna
putih, tinggi tulisan minimum 10 cm.
§ Ukuran kotak hidran adalah :
Panjang = 52 cm
Lebar = 15 cm
Tinggi = 66 cm
Pemadam Api Ringan
ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
Jenis APAR berdasarkan isinya ada 4 macam :
1. PAR jenis Air ( Water fire Extinguisher)
2. PAR jenis Busa (Foam Fire Extinguisher)
3. PAR jenis Tepung Kering (Dry Chemical Powder)
4. PAR jenis Gas Karbondioksida
Pemilihan APAR terhadap sumber api dapat dilihat
pada tabel berikut

Anda mungkin juga menyukai