Anda di halaman 1dari 10

UTILITAS BANGUNAN

Pencegahan Kebakaran
2. Pencegahan Kebakaran
• 2.1. Sistem Pencegahan Kebakaran
Klasifikasi bangunan-bangunan menurut
ketentuan struktur utamanya terhadap api, dibagi
dalam kelas A, B, C dan D
Kelas A
Struktur Utama harus tahan thd api minimal 3 jm.
Biasanya merupakan bangunan umum spt hotel,
pasar raya, perkantoran, rumah sakit dst
Kelas B
Struktur Utama harus tahan terhadap api minimal 2 jm
Biasanya merupakan bangunan hunian bertingkat, asrama,
sekolah dan tempat peribadatan.

Kelas C
Struktur Utama harus tahan terhadap api minimal 1 jm.
Biasanya merupakan bangunan tidak bertingkat dan
sederhana.

Kelas D
Bangunan yang tidak tercakup dalam kelas A, B dan C yg
diatur khusus/sendiri, seperti instalasi NUKLIR dan gudang
persenjataan
Pengaturan Lingkungan dengan ketentuan yg meliputi
- pengaturan blok dengan kemudahan
pencapaian,
- ketinggian bangunan,
- jarak bangunan,
- kelengkapan bangunan,
- Pengaturan Ruang-ruang Efektif, Ruang Sirkulasi,
Penempatan Tangga yg tepat dengan Pintu
Kebakarannya.
- untuk kompleks perumahan, hr diperhatikan
lebar Gang Kebakaran yg memungkinkan MPK
msk, termasuk keberadaan hidran dgn pasokan air
yg cukup utk menjangkau seluruh kompleks.
Tangga Kebakaran,
harus dilengkapi pintu tahan api, minimum 2 jm dgn arah
bukaan ke arah ruangan tangga dan dpt menutu kembali
secara otomatis, dilengkapi lampu dan tanda tanda
petunjuk serta ruangan tangga yg bebas asap. TK dlm
ruang efektif mempunyai jarak maks 25 m n lebar min 1,2
m.
Semua bahan finishing tangga terbuat dr bahan yg kuat thd
api n tangga tdk diperbolehkan berbentuk tangga
putir/melingkar. Bahan elektrikal, penangkal petir,
pengkondisian udara/ac, eskalator n elevator juga hrs
terbuat dr bahan yg kuat thd api. Control ducting ato fire
dumper adalah alat utk menutup lubang saat terjadi
kebakaran shg api n asap tdk menjalar ke ruangan lain
Persyaratan mencegah bahaya kebakaran pd bangunan
ato kompleks perumahan, yaitu :
• Mempunyai bahan struktur utama n finishing yg tahan api
• Mempunyai jarak bebas dgn bangunan disekitarnya
• Menempatkan tangga kebakaran sesuai dgn persyaratannya.
• Mempunyai pencegahan thd sistem elektrikal
• Mempunyai pencegahan thd sistem penangkal petir
• Mempunyai alat kontrol utk ducting pd sistem pengkondisian
udara
• Mempunyai sistem pendeteksian dgn sistem alarm,
automatic smoke n heat ventilating
• Mempunyai alat control thd lift
• Melakukan komunikasi dgn sistem komando utk pemadaman
kebakaran
A electrical power cable found commonly
in modern European houses. The cable
consists of 3 wires (2 wires + 1 grounding)
and is double-insulated

http://wikidwelling.wikia.com/wiki/Electrical_wiring
Hidran Kebakaran
HK adalah alat utk memadamkan kebakaran
yg sdh terjadi dgn menggunakan alat baku air yg dibagi 2, yaitu :
• HK dalam gedung
• HK dalam halaman.
Utk itu diperlukan 6 pendukung sbb. :
• Sumber persediaan air min 60 mnt dgn daya pancar 200 galon/mnt
• Pompa kebakaran dgn sumber listrik tersendiri dr sumber daya listrik
darurat
• Selang kebakaran dgn diameter antara 1,5”-2” n tahan panas dgn
panjang min 30 m
• Tersedianya kopling penyambungan = kopling mobil unit pemadam
kebakaran
• Penempatan jelas terlihat dan mudah terjangkau
• Hidran halaman hrs menggunakan katup pembuka, dgn diamtr 4“ utk 2
kopling, diamtr 6” utk 3 klopling dan mampu mengalirkan air 250
galon/mnt atau 950 ltr/mnt utk setiap kopling
Klasifikasi A=1 HK/800 m2, B=1 HK/1.000 m2 n C=1 HK/1.500 m2
Sprinkler
Utk bangunan diatas 10 lnt atau 40 mtr yang tidak terjangkau
oleh pemadam kebakaran (Kls A>14 m dan Kls B>40m) perlu
dipasang alat pemadaman otomatis.
• Sistem Penyediaan Air
• Kepala Sprinkler
• Halon
• Peralatan Pemadam Kebakaran yang lain
• Alat Pencegahan Kebakaran
• Smoke dan Heat Ventilating
• Vent dan Exhaust
• Cara-cara Menanggulangi Bahaya Kebakaran
• Cara Menghitung Kebutuhan Air Pemadam Kebakaran
Standart Proteksi Kebakaran
• Standar Nasional Indonesia (SNI) Tentang Proteksi Kebakaran
• SNI 03-1735-2000—Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan Dan Akses Lingkungan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
• SNI 03-1736-2000—Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung.
• SNI 03-1745-2000—Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak Dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah
Dan Gedung.
• SNI 03-1746-2000—Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sarana Jalan Ke Luar Untuk Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
Gedung.
• SNI 03-3985-2000—Tata Cara Perencanaan, Pemasangan Dan Pengujian Sistem Deteksi Dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung.
• SNI 03-3989-2000—Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Springkler Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
• SNI 03-6570-2001—Instalasi Pompa Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran.
• SNI 03-6571-2001—Sistem Pengendalian Asap Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
• SNI 03-6574-2001—Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah Dan Sistem Peringatan Bahaya Pada Bangunan Gedung.
• SNI 09-7053-2004—Kendaraan Dan Peralatan Pemadam Kebakaran – Pompa
• Undang-Undang
• UU RI No 28 Tahun 2002—Bangunan Gedung
• Keputusan Menteri PU Tentang Proteksi Kebakaran
• Kepmen PU No.: 441/KPTS/1998—Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
• Kepmen PU No.: 11/KPTS/2000—Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran Di Perkotaan.
• Kepmen PU No.: 10/KPTS/2000—Ketentuan teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Proteksi Kebakaran
• Permenaker No.: Per.04/Men/1980—Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
• Permenaker No.: Per.02/MEN/1983—Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
• Inst. Menaker No.: Ins.11/M/BW/1997—Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
• Perda Proteksi Kebakaran DKI Jakarta
• Perda No. 3 Tahun 1992—Tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam Wilayah DKI Jakarta

Anda mungkin juga menyukai