Anda di halaman 1dari 20

BAB 3

TINJAUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK

3.1 MANAJEMEN PROYEK


Perkembangan serta kemajuan dibidang teknologi dan industri telah
mendorong kita untuk melakukan beberapa aspek pengelolaan dan manajemen
yang dituntut memiliki kinerja dengan kecepatan, ketepatan, kecermatan,
ketelitian, ekonomi serta keamanan yang tinggi (safety). Manajemen sebagai
ilmu mengelola suatu kegiatan yang sekalanya dapat bersifat kecil ataupun
bersifat sangat besar memerlukan suatu metode, sumber daya, serta penerapan
ilmu yang tetap.
Proyek merupakan gabungan dari Sumber Daya Manusia (SDM),
material, mesin, metode, dan biaya/ modal dalam suatu wadah organisasi
sementara untuk memcapai tujuan yang tepat sasaran. Proyek besifat sementara
dan dalam kurung waktu yang dibatasi, biasanya suatu proyek terbentuk karena
adanya suatu keperluan yang mendesak yaitu adanya tuntuan pengembangan
dari suatu lokasi tertentu.
Definisi dari manajemen proyek yaitu tatacara atau sistem pengelolaann
pekerjaan kunstruksi dalam mengelolah sumber daya dan dana suatu proyek
untuk mencapai tujuan dengan menggunakan metode-metode dan sistematik
tertentu (Drs. Bambang Pujiyono, M.Si, 2008). Manajemen suatu proyek
mempunyai tujuan untuk menyelesaikan proyek sesuai batas waktu dan biaya
yang direncanakan dengan kualitas bangunan yang optimal. Dalam manajemen
proyek perlunya pengelolaan yang baik karena suatu proyek memiliki
keterbatasan sehingga tujuan akhir dari suatu proyek bisa tercapai. Manajemen
proyek meliputi proses dari perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengengalian (controlling).
1. Perencanaan (planning)
Dalam mencapai tujuan suatu proyek diperlukan adanya perencanaan yang
matang dengan dasar tujuan dan sasaran suatu proyek sekaligus
menyiapkan segala program teknis dan administrasi agar dapat
diimplementasikan. Tujuan perencanaan agar memenuhi persyaratan yang

10
ditentukan dalam batasan waktu, mutu, biaya dan keselamatan kerja. Bentuk
dari perencanaan dapat berupa perencanaan prosedur, perencanaan
metode kerja, perencanaan standar pengukuran hasil, perencanaan angaran
biaya, dan perencanaan program (rencana kegiatan berserta jadwal).
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi
dan mengelompokan jenis-jenis pekerjaan menurut pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab personil serta meletakan dasar bagi
hubungan masing-masing unsur organisasi. Struktur organisasi yang sesuai
dengan kebutuhan proyek dan kerangka penjabaran tugas personil
penanggung jawab yang jelas, serta kemampuan personil yang akan di
peroleh hasil yang positif bagi organisasi.
3. Pelaksanaan (actuating)
Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang telah ditetapkan
dengan melakukan tahapan pekerjaan yang sesungguhnya secara fisik atau
nonfisik sehingga produk akhir sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan. Kondisi perencanaan yang sifatnya masih ramalan dan subyektif
serta masih perlu penyempurnaan, maka dalam tahap ini sering terjadi
perubahan-perubahan dari rencana yang ditetepkan.
4. Pengendalian (controlling)
Pengendalian adalah kegiatan yang dilakukan untuk memastikan bahwa
program dan aturan kerja yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan
penyimpangan yang paling minimal dan hasil yang memuaskan. Tujuan
pengendalian proyek yaitu meminimalisir segala penyimpangan yang dapat
terjadi selama berlangsungnya proyek. Kegiatan yang dilakukan dalam
proses pengendalian berupa pengawasan, pemeriksaan, dan koreksi yang
dilakukan selama proses implementasi.

11
3.2 PERENCANAAN PROYEK
Pada perencanaan suatu konstruksi merupakan tahap yang sangat
penting karena menyangkut dengan penyusunan rencana teknis (desain)
bangunan sampai dengan penyiapan dokumen-dokumen lelang. Biasanya di
dalam penyusunan rencana teknis bangunan tersebut menggunakan penyedia
jasa perencana konstruksi atau disebut konsultan perencana. Pada proses
penyusunan rencana teknis tersebut disusun berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
(KAK), disesuaikan dengan pedoman dan ketentuan standar teknis yang berlaku.
Perencanaan waktu pelaksanaan proyek Menara Mandiri Wijaya
Kusuma dilakukan berawal dari 3 Oktober 2019 sampai dengan 27 April 2021
dengan penjadwalan yang disajikan dalam bentuk kurva S. Kurva S digunakan
karena dapat menunjukan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan
bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai presentase kumulatif dari seluru
kegiatan proyek. Visualisasi Kurva S dapat memberikan informasi mengenai
kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencan. Maka
diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi
tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan tindakan koreksi dalam
proses pengendalian jadwal.

3.3 ORGANISASI PROYEK


Organisasi proyek adalah sekelompok orang dari berbagai latar
belakang ilmu dan keahlian yang terorganisir dan terkordinasi dalam suatu
wadah tertentu yang melaksanankan tugas pelaksanaan proyek dengan cara
tertentu. Organisasi proyek dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan
dapat diselesaikan dengan cara efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas
yang diharapkan (Reni juniarti, 2018). Dalam tujuan dari organisasi proyek
adalah untuk mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material,
peralatan, dan modal secara efektif dan efisien.
Suatu organisasi mempunyai ciri-ciri adanya sekelompok orang yang
berkerja sama atas dasar hak, kewajiban dan tanggung jawab sesuai dengan
kedudukan dan fungsi masing-masing. Adanya batasan-batasan tersebut untuk
menghindari adanya tumpang tindih tugas maupun pelemparan tanggung jawab,

12
sehingga semua permasalahan yang timbul dapat ditanggung secara
menyeluruh, terpadu dan tuntas.
Proses organisasi memerlukan suatu wadah agar dapat berjalan dengan
baik, yaitu adanya struktur organisasi. Struktur organisasi menggambarkan
hubungan formal antara individu. Secara garis besar pihak-pihak yang terlibat
dalam suatu proyek yaitu, pemilik proyek (owner), konsultan dan kontraktor.

3.3.1 Pemilik Proyek (owner)


Pemilik proyek adalah perseorangan atau badan khusus yang
mempunyai suatu proyek dan berwenang memberikan segala jenis pekerjaan
kepada pihak penyedia jasa kemudian memiliki kewajiban untuk membayar
semua biaya pekerjaan tersebut sesuai dengan kontrak yang telah ditentukan.
Bentuk pemberi tugas dapat berupa lembaga pemerintah, lembaga swasta,
kelompok, dan perseorangan. Pemilik proyek Menara Mandiri Kusuma adalah
Bank Mandiri (Persero).
1. Menyediakan lahan proyek, biaya perencanaan dan pelaksanaan.
2. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK).
3. Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik
segi kualitas proyek perjanjian pembongkaran dan surat perintah kerja.
4. Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek tersebut.
5. Menyediakan dana yang dibutuhkan untuk merealisasikan proyek.
6. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.
7. Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat kerja.
Wewenang pemilik proyek (owner) adalah sebagai berikut:
1. Meminta pertanggung jawaban kepada pelaksana proyek atas hasil
pekerjaan konstruksi, sesuai dengan desing perencana.
2. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksanaan proyek yang tidak
dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi perjanjian kontrak.

13
3.3.2 Konsultan
Pekerjaan konsultan dapat membantu dalam pengelolaan pelaksanaan
pekerjaan pembangunan mulai dari awal hingga akhir pekerjaan pembangunan
yang dilakukan oleh kontraktor. Pada umumnya owner akan menunjukan badan
khusus atau perseorangan sebagai konsultan manajemen konstruksi agar segala
pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kontraktor sesuai dengan rancangan yang
telah dibuat dan mutu pekerjaannya dapat tercapai maksimal. Dalam proyek
Menara Mandiri Wijaya Kusuma, konsultan manajemen kontruksi adalah PT.
ADHI KRYA (Persero).
Tugas konsultan manajemen konstruksi antara lain:
1. Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun oleh
pelaksanaan konstruksi.
2. Menggendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi
program pengendalian sumber daya, waktu, biaya, dan pengendalian K3.
3. Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas:
1) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas dan laju pencapai volume pekerjaan/ realisasi fisik.
2) Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
3) Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi
fisik yang dibuat oleh pelaksana konstruksi.
4) Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan yang diajukan oleh
pelaksana konstruksi.
5) Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima I,
berita acara pemeliharaan pekerjaan dan secara terima II pekerjaan
kontruksi, sebagai kelengkapan untuk pembayaran pekerjaan
konstruksi.
Wewenang konsultan manajemen konstruksi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Memberitahukan segala persetujuan pekerjaan yang diikuti, menolak atau
mengadakan perubahan sewaktu-waktu terhadap rencana kerja yang telah
dibuat oleh perencana konstruksi
2. Menyetujui atau membatalkan apabila segala jenis bahan bangunan yang
tidak sesuai dengan perencanaan proyek.

14
3.3.3 Kontraktor Pelaksanaan
Kontraktor adalah orang atau suatu badan hukum yang menerima suatu
pekerjaan dari pemilik proyek (owner) dan menyelenggarakan segala pekerjaan
sesuai dengan kontrak dan biaya yang telah disetujui bersama berdasarkan
gambar rencana dan rencana kerja syarat. Dalam proyek Menara Mandir Wijaya
Kusuma kontraktor yang ditunjuk sebagai pelaksanaan adalah PT. Adhi Karya
(Persero).
Tugas dan wewenang kontraktor pelaksana antara lain adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang
telah ditetapkan bersama.
2. Membuat dokumen mengenai pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
pelaksanaan berlangsung serta menanggung semua biayanya.
3. Bertanggung jawab atas semua kerusakan akibat kelalaian selama
pelaksanaan berlangsung.
4. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah proyek selesai kepada pemilik dan
melaksanakan pemeliharaan pasca proyek sesuai dengan kontrak.
5. Berkewajiban dalam memberikan laporan pekerjaan kepada pengawas
secara harian, mingguan dan bulanan yang memuat pelaksanaan pekerjaan,
presentasi kerja yang telah dicapai, jumlah tenaga kerja yang ada, hambatan
yang ada selama pekerjaan proyek berlangsung.
Semua tugas di atas harus dilaksanakan dan dimonitoring dengan baik
demi kelancaran penyelenggaraan pembangunan proyek. Pelaksanaan proyek
ini mempunyai tanggung jawab dan kewajiban yang semuanya dikordinasi oleh
pemilik proyek dan diawasi oleh pengawas proyek. Struktur organisasi kontraktor
pelaksanaan dapat dilihat selengkapnya pada gambar. 3.1 berikut:

15
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek Menara Mandiri Wijaya kusuma
(Sumber: PT. Adhi Karya (Persero), 2019)

1. Project Manager (Kepala Proyek)


Kepala proyek atau project manager merupakan pimpinan tertinggi dari
suatu proyek, dimana kepala proyek dituntut memahami dan menguasai rencana
kerja proyek secara keseluruhan dan detail. Selain itu, project manager juga
harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik agar mampu mengkordinasikan
seluruh kegiatan bawahannya agar pekerjaan tersebut dapat terselesaikan
dengan baik.
Tugas project manager sesuai dengan tahapan yang ada adalah sebagai berikut:
1). Tahapan perencanaan:
a) Membuat rencana pelaksanaan proyek.
b) Melakukan perencanaan untuk pelaksanaan di lapangan
berdasarkan rencana pelaksanaan proyek.
2). Tahapan pelaksanaan:
a) Memimpin kegiatan pelaksanaan proyek dengan memaksimalkan
sumber daya yang ada.

16
b) Melakukan pengendalian terhadap perencanaan pada proses
kegiatan pelaksanaan dilapangan.
3). Tahapan evaluasi:
a) Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelaksanaan kerja dan membuat
laporan kemajuan.
b) Menghitung laba dan rugi proyek.
Wewenang project manager adalah sebagai berikut:
1). Menyelesaikan subkontraktor.
2). Mengatur dan mengontrol Rencana Anggaran Biaya (RAB).
2. Quality Assurance (QA)
Quality Assuranc (QA) adalah pihak bertanggung jawab untuk memastikan
semua standar kualitas terpenuhi pada setiap komponen dari produk atau
layanan yang disediakan oleh perusahaan memberikan jaminan sesuai standar
yang diberikan oleh pemilik perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab dari quality assurance adalah sebagai beritkut:
1) Melakukan koordinasi dengan QC Engineer dalam pelaksanaan
pekerjaan serta keefektifan terhadap pencapaian mutu pekerjaan.
2) Bersama QC Engineer menyusun rencana inspeksi dan test untuk
incoming material dan in process dalam pekerjaan.
3) Mengontrol pelaksanaan dan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
dan standar kualitas yang ditentukan.
3. Quality Control (QC)
Quality control atau pengendalian mutu adalah suatu teknik dan aktivitas
operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat tercapai.
Aktivitasnya mencakup monitoring, menyelesaikan masalah yang ada,
mengurangi penyimpangan atau perubahan yang tidak perlu.
Tugas dari quality control adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan dan mengendalikan prosedur proyek dengan benar.
2) Membandingkan dan mengarsipkan catatan-catatan untuk dokumentasi.
3) Menyediakan informasi mengenai kebutuhan material yang diperlukan
untuk menyelesaikan proyek baik dalam bentuk, jenis dan gambar kerja.
Wewenang dari quality control adalah sebagai berikut:
1) Melakukan kontrol terhadap perbaikan prosedur kegiatan yang
menyimpang.

17
2) Memastikan tahapan pekerjaan yang dapat dilanjutkan jika telah
memenuhi standar mutu yang telah diisyratkan.
4. Health and Safety Enviromental (HSE)
HSE officer merupakan bagian yang bertanggung jawab atas kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja. HSE officer harus mengawasi dan memastikan
tenaga kerja bekerja sesuai dengan SOP agar kesehatan dan keselamatan
tenaga kerja dapat terjamin.
Tugas HSE officer adalah sebagai berikut:
1) Membuat program kerja K3 dan perencanaan peng-implementasiannya.
2) Memastikan berjalannya program Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) dan membuat dokumentasinya.
3) Membuat laporan menganalisis data statistik SHE.
4) Melakukan pemeriksaan pada peralatan kerja, tenaga kerja, kesehatan
kerja serta lingkungan kerja.
5) Mampu melakukan penanggulangan kecelakan kerja dan melakukan
penyelidikan penyebabnya.
6) Memastikan tenaga kerja telah bekerja sesuai dengan SOP
Tanggung jawab HSE officer adalah sebagai berikut:
1) Mengawasi dan berkoordinasi untuk memastikan prosedur yang telah
dibuat diaplikasikan dengan benar.
2) Membuat, menetapkan dan memperbarui program keselamatan kerja.
5. Site Administration Manager (SAM)
Penanggung jawab dalam pengelolaan keuangan, akuntansi/ pembukuan
unsur-unsur umum dan SDM proyek.
Tugas Dari site administration manager adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pencatatan berkas-berkas transaksi ke dalam media
pembukuan secara benar dan tepat waktu.
2) Mengurus masalah-masalah perpajakan dan asuransi.
3) Menyiapkan, mengevaluasi mengikuti realisasi dan meperbarui rencana
penerima dan pengeluaran proyek.
4) Membuat laporan-laporan secara periodik antara lain; laporan
personalia proyek, laporan inventarisasi dan peralatan proyek, serta
laporan kegiatan keamanan proyek.

18
5) Menerima berkas-berkas tagihan dari pihak luar, memeriksa
kelengkapan dokumen tagihan dan tanda terima.
Site administration manager bertanggung jawab langsung kepada project
manager atas terlaksananya dengan baik tugas yang diberikan.
6. Site Engineering Manager (SEM)
Penanggung jawab bidang perencanaan teknis dan pengendalian
operasional (quality, cost, delivery and safety).
1) Membuat perencanaan operasional meliputi; quality plan, metode
pelaksanaan, shop drawing, safety plan, scheduling.
2) Mempelajari dan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam
kontrak kerja dengan pihak 1 (owner) dan pihak ke III (sub kontaktor).
3) Melakukan seleksi dan negosiasi dengan sub kontraktor dan supplier
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
4) Mengadakan komunikasi dengan client/ perencana/ pengawas dalam
bidang-bindang teknis operasional.
7. Drafter
Drafter atau juru gambar memiliki tugas pokok untuk membuat gambar
pelaksanaan/ shop drawing. Shop drawing adalah gambar detail yang disertai
ukuran dan bentuk detail sebagai acuan dalam pelaksanaan dilapangan.
Tugas drafter adalah sebagai berikut:
1) Membuat shop drawing dan as built drawing pada pelaksanaan
dilapangan.
2) Membantu insinyur struktur dalam pelaksanaan dilapangan.
3) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh manajer proyek.
Tanggung jawab drafter adalah
1) Bertanggung jawab dalam menyelesaikan shop drawing dengan
cepat dan tepat waktu.
2) Bertanggung jawab atas akurasi semua detail gambar pelaksanaan di
lapangan
8. Surveyor
Surveyor atau pelaksana ukur bertugas untuk menentukan koordinat
bangunan di lapangan yang telah ditentukan dalam gambar rencana.
Tugas surveyor adalah sebagai berikut:

19
1) Menentukan, mengontrol dan melaksanakan seluruh pekerjaan proyek
terutama yang berkaitan dengan penentuan koordinat, leveling, dan
pengukuran lainnya sesuai dengan gambar.
2) Bersama dengan pelaksana melakukan pelaksanaan dan pengawasan
pekerjaan di lapangan.
Tanggung jawab surveyor adalah sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab dengan semua akurasi pengukuran yang dilakukan.
2) Bertanggung jawab langsung kepada estimator.
9. General Affair (GA)
General Affair (GA) dalam suatu proyek memiliki tanggung jawaban kepada
project manager untuk mendukung perubahan dalam menjalankan
operasionalnya dengan mengurusi segala urusan rumah tangga perusahaan.
Tugas tanggung jawab general affair adalah sebagai berikut:
1) Merencanakan sasaran dan program biaya untuk urusan umum.
2) Merencanakan anggaran biaya untuk urusan umum.
3) Melakukan koordinasi untuk menjalin kerja sama dengan rumah sakit
guna keperluan proyek.
4) Memastikan kelancaran kegiatan pegamatan, pemeliharaan, kebersihan
site office dan sarana pelayanan umum.
5) Mengontrol penggunaan sarana dan prasarana termasuk kendaraan
proyek.
10. Security
Security adalah pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan keamanan
fisik dalam penyelenggaraan keamanan di lingkungan proyek. Tugas dan
tanggung jawab dari seorang security adalah sebagai berikut:
1) Membuat perencanaan kegiatan pengalaman di proyek.
2) Melakukan tugas pengaturan keluar masuk kendaraan.
3) Melakukan koordinasi dan serah terima pekerjaan dengan petugas
satpam pengganti/ shift berikutnya.
4) Melakukan pengecekan identitas dan memberikan kartu tamu kepada
setiap tamu yang datang/ berkunjung.
5) Mengontrol keamanan lokasi proyek.

20
11. Office boy
Office boy adalah pihak yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam
setiap tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan dan menyediakan makanan dan minuman untuk karyawan
dan staff lainya.
2) Melakukan pekerjaan potocopy document.
3) Melaksanankan dan mengontrol kegiatan kebersian ruangan kerja dan
lingkungan kantor.
4) Merawat peralatan makan dan minum termasuk kebersihan pantry.

3.4 MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK


Manajemen pelaksanaan proyek melibatkan pelaksanaan setiap
kegiatan dan tugas yang tercantum dalam rencana proyek. Tugas-tugas yang
dijalankan dilakukan untuk memantau dan mengontrol kiriman menjadi output
oleh proyek. Laporan kemajuan proyek dibuat dan kemudian akan dilaporkan
kepada pemilik proyek (owner). Sistem laporan proyek Menara Mandiri Wijaya
Kusuma yang mencakup antara lain sebagai berikut:

3.4.1 Laporan Harian


Laporan ini dilakukan setiap hari dengan tujuan untuk mempertanggung
jawabkan hal-hal yang telah dikerjakan dan dilaksanakan dalam masa satu hari,
apakah sudah sesuai dengan rencana pembangunan atau tidak. Mengontrol
peningkatan pelaksanaan proyek, dan mendapatkan gambaran seberapa jauh
hasil proyek yang telah dicapai, hal ini mencakup antara lain sebagai berikut:
1. Jenis dan jumlah bahan bangunan yang datang pada hari tersebut.
2. Jenis dan jumlah peralatan pekerjaan yang digunakan.
3. Hal-hal yang mempengaruhi pekerjaan, misalnya hujan, gangguan listrik dan
sebagainya.
4. Intruksi yang diberikan dan pekerjaan yang diperiksa oleh konsultan
pengawas.
5. Catatan hal-hal yang penting selama pelaksanaan pekerjaan.
6. Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada hari tersebut.

21
3.4.2 Laporan Mingguan
Laporan mingguan proyek merupakan sebuah pertanggung-jawaban
dalam bentuk tertulis mengenai seluruh kegiatan yang dilaksanakan dan
dilakukan di proyek dalam masa satu minggu. Laporan ini dibuat oleh konsultan
manajemen konstruksi/ pengawas untuk diberikan kepada owner atau pemilik
proyek. Pada laporan ini dapat diketahui:
1. Jumlah tenaga kerja dan kualitas pekerjaan tiap minggu.
2. Rekapitulasi biaya laporan mingguan pekerjaan, dilaporkan pula kemajuan
realisasi pekerjaan mingguan terhadap rencana mingguan yang dapat dilihat
pada time schedule, kemajuan dan keterlambatan pekerjaan proyek selama
satu minggu dapat dilihat dari time schedule.

3.4.3 Laporan Bulanan


Setiap akhir bulan biasanya dalam suatu proyek selalu diadakan
evaluasi mengenai kemajuan pekerjaan proyek selama satu bulan. Laporan
bulanan dibuat berdasarkan laporan harian dan mingguan. Laporan bulanan
berisikan hal-hal yang dapat menghambat pekerjaan, keterlambatan karena
faktor cuaca atau masalah lainnya. Laporan bulanan biasanya dilengkapi dengan
foto-foto yang berfungsi sebagai dokumentasi. Laporan bulanan mencakup hal-
hal sebagai berikut:
1. Rangkuman pekerjaan salam satu bulan dan perbandingannya terhadap
rencana yang telah ditetapkan.
2. Status gambar yang telah selesai dibuat (drawing status).
3. Penjelasan atas usaha yang dilakukan untuk mengurangi ketidaksesuaian
agar realisasi tercapai sesuai dengan yang direncanakan, termasuk
penjelasan upaya antisipasi dan perbaikan.
4. Pengaturan biaya anggaran proyek dan biaya pengeluaran proyek.
5. Rankuman ijin pelaksanaan (SPIP) Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
6. Rencana kerja untuk bulan selanjutnya.
7. Foto-foto dokumentasi bangunan yang dilihat dari berbagai sisi sebagai tolak
ukur kemajuan pembangunan.

22
3.5 PENGENDALIAN MUTU, WAKTU DAN BIAYA
Suatu kegiatan pengawasan dan pengendalian suatu proyek berfungsi
agar proyek bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik.
Pengendalian proyek bermanfaat untuk memastikan tentang kondisi kemajuan
proyek, masalah yang terjadi, serta keputusan dan tindakan yang diambil oleh
yang berwenang. Pengendalian proyek yang sering dilaksanakan secara umum
terutama pada proyek ini dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu pengendalian
mutu (quality control), pengendalian biaya (cost control), dan pengendalian waktu
(time control).

3.5.1 Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu adalah mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek
agar mendapatkan mutu yang baik dan sesuai dengan syarat yang ditentukan
dalam kontrak. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan kegiatan
pengawasan dan pengendalian mutu yang meliputi pemilihan bahan, pengujian
berkala, cara pelaksanaan, perawatan dan pemeliharaannya.
Dalam pengendalian mutu bahan, penekanan yang diberikan adalah
pada pekerjaan beton, besi, bata, serta campuran spesi yang merupakan bagian
terbesarnya dari pekerjaan sruktur dan finishing. Dalam pengendalian mutu
pekerjaan, penekanan yang diberikan adalah pada pekerjaan beton bertulang
untuk pekerjaan struktur dan pekerjaan finishing arsitektur. Adapun pengendalian
mutu yang dilakukan pada proyek Menara Mandiri Wijaya Kusuma adalah
sebagai berikut:
1. Mutu Beton
Pengendalian mutu beton yaitu dengan slump test, uji kuat tekan beton, dan
perawatan beton (curing).
1) Slump Test
Slump test dilakukan untuk mengetahui mutu beton yang akan
digunakan apakah sudah sesuai dengan perencanaan. Pengendalian
kualitas beton dilakukan slump test untuk mengetahui tingkat kekentalan
beton ready mix. Tujuan uji slump test agar beton tidak terlalu kental
karena dapat menghambat proses pengecoran. Tahapan uji slump test
yaitu:
a) Persiapan alat uji kerucut abrams dan besi untuk penusukan.

23
b) Ready mix dimasukan ke dalam kerucut sebanyak tiga lapisan.
Setiap lapisannya ditususk 25 kali menggunakan besi.
c) Setelah kerucut penuh maka ready mix diratakan sampai tidak ada
rongga.
d) Kerucut abrams ditarik keatas kemudian penurunan beton ukur
menggunakan meteran.

Gambar 3.2 Slump Test

2) Uji Kuat Beton


Pengujian kuat beton bertujuan untuk mengetahui nilai kuat tekan
maksimum beton apakah memenuhi syarat sesuai SNI/PB171. Untuk uji
kuat tekan beton, disiapkan silinder baja sebanyak 4 buah yang diisi
dengan sampel beton. Setelah mencapai umur rencana tertentu sampel
tersebut akan dikeluarkan dari beban uji dan kemudian dicek kuat
tekannya di laboratorium.

Gambar 3.3 Sampek Uji Kuat Tekan Beton

24
3) Perawatan Beton (curing)
Tujuan perawatan beton adalah memelihara beton dalam kondisi
tertentu pasca pembukaan bekisting agar menghambat penguapan air.
2. Baja Tulangan
Pengujian baja tulangan terdiri dari pemeriksaan secara visual, pengujian
tarik, pengujian lengkung di laboratorium.

Gambar 3.4 Baja Tulangan Kolom

1) Pengujian Visual Terhadap Tulangan


Pemeriksaan visual terhadap tulangan yaitu meliputi pemeriksaan
diameter, berat tulangan, pemeriksaan tulangan karat serta cacat luar
yang dapat menyebabkan berkurangnya mutu tulangan.
2) Uji Kuat Tarik Baja
Pengujian mutu baja tulangan dilakukan di laboratorium, uji tarik baja
dilakukan pada sampel tulangan berbagai diameter dengat alat mesin
tarik sehingga didapatkan data tegangan leleh kuat tarik.
3) Uji Lengkung Statis Tulangan
Uji lengkung statis dilakukan di laboratorium, uji lengkung dilakukan
pada sampel berbagai diameter tulangan dengan mesin uji lengkung
statis sehingga hasilnya didapatkan gaya maksimum yang dapat ditahan
baja tulangan sampai mengalami sudut 180°.
3. Pengawasan Pekerjaan Bekisting
Pengawasannya meliputi pengawasan terhadap elevasi lantai, dimensi
bekisting, kekuatan staiger, pemeriksaan bahan bekisting, serta pelaksanaan

25
pengawasan pemasangan bekisting di lapangan agar sesuai dengan yang di
peroleh.
4. Pengawasan Pekerjaan Pembesian
Setelah pengawasan pekerjaan bekisting dilakukan, pengawasan
selanjutnya adalah pengawasan pekerjaan pembesian meliputi pengawasan
diameter tulangan yang digunakan jenis dan mutu tulangan harus sesuai kaedah
teknis, jarak besi, over lap, penggukuran dan gambaran kerja.

3.5.2 Pengendalian Biaya (Cost Control)


Biaya merupakan salah satu aspek yang sangat penting maka
pengendalian biaya ini sangat diperlukan penanganan khusus agar seluruh biaya
dapat dikendalikan sesuai dengan budget yang telah dianggarkan sebelumnya
sehingga bisa meraih keuntungan proyek yang maksimal. Pengendalian biaya
yang diterapkan pada proyek Menara Mandiri Wijaya Kusuma adalah dengan
penekanan pengeluaran dalam beberapal seperti berikut:
1. Materi atau Bahan
Dalam pemakaian bahan diusahakan semaksimal mungkin dan diusahakan
tidak terjadi pembuangan material secara berlebihan. Hal tersebut dapat
dicapai dengan memperhitungkan secara teliti kebutuhan bahan yang
digunakan. Pengadaan bahan di lokasi proyek sesuai dengan
kepentingannya.
2. Tenaga Kerja
Perencanaan tenaga kerja (manpower planning) yang juga disebut
perencanaan sumber daya manusia terdiri dari menempatkan sejumlah
orang yang tepat, di tempat yang tepat, waktu yang tepat, melakukan hal
yang benar untuk pencapaian tujuan organisasi. (Rendra, 2016)

3.5.3 Pengendalian Waktu


Selain mutu, waktu juga merupakan salah satu hal yang penting dalam
suatu proses pembangunan maka sangat diperlukan pengendalian agar waktu
pelaksanaan pembangunan bisa sesuai dengan rencana. Pengedalian waktu
atau disebut dengan merupakan alat yang diperlukan guna menyelesaikan suatu
proyek. Penjadwalan dalam proyek ini dibuat dalam bentuk pembuatan kurva S.

26
Kurva S merupakan time schedule yang yang dilengkapi dengan bobot
atau nilai pekerjaan yang berupa grafik kumulatif dari masing-masing pekerjaan
terhadap waktu. Kurva S lebih sering digunakan, karena mudah dimengerti dan
mudah dilaksanakan di lapangan. Prestasi pekerjaan dapat dilihat dari bobot
pekerjaan yang telah sesuai. Presentase bobot pekerjaan dibuat dalam bentuk
kurva S. Kurva S menunjukan uraian tentang pekerjaan yang mencakup macam-
macam pekerjaan untuk merealisasikan masing-masing pekerjaan atau waktu
pelakasanaan pekerjaan. Derajat kelengkungan kurva S menunjukkan jumlah
aktivitas di dalam pelaksanaan suatu proyek, dimana semakin tegak kurva maka
semakin banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu dan
sebaliknya.
Pada proyek ini, keterlambatan pekerjaan yang ada akan diatasi dengan
penambahan jumlah jam kerja atau lembur, ataupun dengan menambahkan
jumlah tenaga kerja. Jenis-jenis laporan yang berguna untuk kegiatan
pengendalian kualitas pekerjaan dan waktu yaitu laporan harian, mingguan dan
bulanan. Proses pekerjaan proyek konstruksi pasti tidak pernah lepas dari
masalah. Maka dari itu, untuk dapat memecahkan masalah yang terjadi didalam
proyek, dilakukan beberapa rapat koordinasi yang berguna untuk memecahkan
semua masalah dan proyek berjalan dengan baik. Dapat dilihat pada gambar 3.4
dibawah ini.

27
Gambar 3.4 Master Time Schedule Proyek Menara Mandiri Wijaya kusuma
Sumber: PT. Adhi Karya (Persero), 2019

3.6 Kendala Di Lapangan Dan Solusi Dalam Manajemen Proyek


Setiap pelaksanaan proyek konstruksi ada kalanya kondisi lapangan
tidak sesuai dengan yang direncanakan, sehingga dapat menghambat
pelaksanaan dan mengurangi waktu kerja yang efektif. Manajemen proyek ini
membahas mengenai pekerjaan proyek yang secara umum dibagi meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Kegiatan yang
dilakukan berupa pengawasan, pemeriksaan dan tindakan koreksi selama
pekerjaan proyek berjalan. Sub bab ini akan membahas kendala dan solusi yang
ada selama masa kerja praktek adalah sebagai berikut.

28
3.6.1 Potensi Masalah
Potensi masalah yang ditimbulkan pada proyek Menara Mandiri Wijaya
Kusuma adalah sebagai berikut:
1. Lapangan
1) Faktor cuaca seperti hujan seringkali terjadi dan dapat menghambat
proses pekerjaan lapangan pada masa dimana proyek masih dalam
tahap pekerjaan pengecoran pelat lantai terpaksa dihentikan untuk
sementara. Pada saat pengecoran pelat lantai gedung parkir dilantai 5
masih tetap berlangusung dikarenakan curah hujan yang rendah.
2) Lalu lintas kendaraan proyek yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas
sekitar proyek, kerusakan jalan sekitar proyek yang disebabkan oleh
volume kendaraan yang keluar/ masuk proyek, jenis dan ukuran
kendaraan yang melintas.

3.6.2 Solusi
1. Lapangan
1) Dilakukan penutupan coran baru pelat lantai dengan memasang terpal
pada bagian pengecoran agar beton tidak dapat menalami genangan
air.
2) Mengurangi terjadinya kemacetan dan kerusakan jalan sekitar proyek,
maka proyek harus membuat rambu-rambu lalu lintas sementara untuk
kendaraan yang masuk/ keluar proyek. Membuat perencanaan jam
kendaraan material yang akan masuk proyek selama pelaksaanan
konstruksi.

29

Anda mungkin juga menyukai