Anda di halaman 1dari 117

UNIVERSITAS GUNADARMA

KERJA PRAKTIK

PROYEK PEMBANGUNAN
MARITIME TOWER
Masalah Khusus: Metode Pelaksanaan Pekerjaan dan Perhitungan
Volume Balok di Lantai 8 Bagian Tower

Nama : Komang Bayu Gidhan


NPM : 13317237
Jurusan : Teknik Sipil
Pembimbing : Wike Wedya Lastin, ST., MT.

Diajukan Guna Melengkapi Syarat untuk Mencapai Gelar Setara Sarjana


Muda pada Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kerja Praktek : Proyek Pembangunan Maritime Tower


Metode Pelaksanaan Pekerjaan dan Perhitungan
Volume Balok di Lantai 8 Bagian Tower
Nama : Komang Bayu Gidhan
NPM : 13317237
Jurusan : Teknik Sipil
Fakultas/ Jenjang : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Tanggal Sidang :
Tanggal Lulus :

Menyetujui

Dosen Pembimbing Pembimbing Kerja Praktik

(Wike Wedya Lastin, ST., MT.) (Rangga Aditya Pratama, ST)

Koordinator Kerja Praktik Ketua Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil

(Dr. Dimyati ST., MT.) (Dr. Heri Suprapto, MT.)

ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Komang Bayu Gidhan


NPM : 13317237
Judul PI : Metode Pelaksanaan Pekerjaan dan Perhitungan
Volume Balok di Lantai 8 Bagian Tower
Tanggal Sidang :
Tanggal Lulus :

Menyatakan bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya saya sendiri dan
dapat dipublikasikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma. Segala kutipan
dalam bentuk apapun telah mengikuti kaidah yang berlaku. Mengenai isi dan
tulisan adalah merupakan tanggung jawab penulis, bukan Universitas Gunadarma.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dengan penuh kesadaran.

Depok, Desember 2020

(Komang Bayu Gidhan)

iii
ABSTRACT

Komang Bayu Gidhan, 13317237


Maritime Tower Project. The Execution Method of Beam and Casting Calculation
of Beam Level 8 Tower.
Department of Civil Engineering. Faculty of Civil Engineering and Planning.
Gunadarma University.
(XIV+77+Attachment)

Maritime Tower development project is located on Jl. Yos Sudarso No.9 North
Jakarta, Indonesia. The project has a structural and architectural building area of
±70,000 m2, has 1 tower that serves as an office area and 1 podium that serves
as a commercial area and vehicle parking lot. The owner of this project is PT.
Menara Maritime Indonesia with its main contractor PT. PP (Persero) Tbk and PT.
Fajar Nusa Consultan as supervisory consultant and PT. Penta Engineering as a
consultant planner. The type of contract used is Lump Sum Fixed Price with a
contract value of Rp. 675,719,000,000.00. The project has an implementation
period of 892 calendar days and a maintenance period of 365 calendar days. The
method of implementation greatly affects the smooth running of a development
because effective and safe methods are very helpful in the completion of work on
a construction project. Construction Method perform in beam installation include
bekisting installation, reinforced installation, concrete casting, curing and finishing.
On the 8th floor the tower has a concrete volume of 137,418 m3 and a reinforcing
volume of 51,502 m3 so that the casting volume of the beams on the 8th floor of
the tower is 85,916 m3.

Key Word: Construction Method, Beam, Concrete Volume

iv
ABSTRAK

Komang Bayu Gidhan, 13317237


Proyek Pembangunan Maritime Tower. Metode Pelaksanaan dan Perhitungan
Volume Balok di Lantai 8 Bagian Tower.
Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Universitas Gunadarma.
(XIV+77+Lampiran)

Proyek pembangunan Maritime Tower berlokasi di Jl. Yos Sudarso No.9 Jakarta
Utara, Indonesia. Proyek ini memiliki luas bangunan struktur dan arsitektur
sebesar ±70.000 m2, memiliki 1 tower yang berfungsi sebagai office area dan 1
podium yang berfungsi sebagai area komersil dan lahan parkir kendaraan. Owner
pada proyek ini yaitu PT. Menara Maritime Indonesia dengan kontraktor utamanya
PT. PP (Persero) Tbk dan PT. Fajar Nusa Consultan sebagai konsultan pengawas
serta PT. Penta Rekayasa sebagai konsultan perencana. Jenis kontrak yang
digunakan yaitu Lump Sum Fixed Price dengan nilai kontrak sebesar Rp.
675.719.000.000,00. Proyek ini memiliki jangka waktu pelaksanaan selama 892
hari kalender dan jangka waktu pemeliharaan selama 365 hari kalender. Metode
pelaksanaan sangat mempengaruhi kelancaran suatu pembangunan karena
metode yang efektif dan aman sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan
pada suatu proyek konstruksi. Metode pelaksanaan yang dilakukan pada
pekerjaan balok meliputi pekerjaan pemasangan bekisting, pekerjaan pembesian,
pekerjaan pengecoran, pekerjaan curing dan pekerjaan pembongkaran bekisting.
Pada lantai 8 tower memiliki volume beton sebesar 137,418 m3 dan volume
tulangan sebesar 51,502 m3 sehingga volume pengecoran balok pada lantai 8
tower sebesar 85,916 m3.

Kata Kunci: Metode Pelaksanaan, Balok, Volume Pengecoran

v
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan anugrah dan karuniaNya sehingga penulis dapat mengerjakan dan
menyelesaikan laporan kerja praktik dengan baik sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Laporan Kerja Praktik diajukan guna melengkapi syarat untuk
mencapai gelar setara sarjana muda pada program studi Teknik Sipil, Universitas
Gunadarma.
Penulisan Laporan Kerja Praktik dapat diselesaikan berkat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. E. S. Margianti, SE., MM., selaku Rektor Universitas Gundarma.
2. Dr. Raziq Hasan, ST., MTArs., selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Gunadarma.
3. Dr. Heri Suprapto, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas
Gunadarma.
4. Dr. Relly Andayani, MT., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Universitas
Gunadarma.
5. Dr. Relly Andayani, MT., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Universitas
Gunadarma.
6. Dr. Diyanti, ST., MT., selaku Koordinator Penulisan Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma.
7. Wike Wedya Lastin, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan bimbingan, ilmu, dan arahan yang dalam penyusunan laporan.
8. Keluarga besar PT. PP (Persero), selaku kontraktor utama di proyek
pembangunan Maritime Tower, tempat penulis melakukan kerja praktik, yang
telah memberikan bimbingan dan arahan selama di proyek.
9. I Made Sugita, Ni Ketut Wardani, Putu Dio Byantara, dan Made Ugi Prastiti,
selaku orangtua dan kakak yang selalu memotivasi penulis untuk selalu
mengembangkan diri.

vi
10. Dennys Pratama dan Kosasih Safarudin, selaku teman seperjuangan kerja
praktik yang memotivasi dan membantu penulis di setiap kesulitan selama
masa kerja praktik.
11. Semua pihak-pihak yang terkait yang telah memberikan bantuan dalam
penyelesaian penulisan ilmiah.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan


laporan ini, maka penulis menerima kritik dan saran yang membangun. Semoga
Laporan Kerja Praktik ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umum dan
mahasiswa Teknik Sipil lainnya.

Depok, Oktober 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI......................................... iii
ABSTRACT ...................................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG KERJA PRAKTIK ................................ 1
1.2 TUJUAN KERJA PRAKTIK................................................... 2
1.3 BATASAN MASALAH .......................................................... 2
1.4 LOKASI KERJA PRAKTIK ................................................... 2
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN ............................................... 3

BAB 2 TINJAUAN UMUM PROYEK


2.1 LATAR BELAKANG PROYEK ............................................. 5
2.2 DATA UMUM PROYEK ....................................................... 6
2.2.1 Data Pemilik Proyek dan Konsultan .......................... 6
2.2.2 Data Kontraktor dan Sub Kontraktor ......................... 6
2.2.3 Data Administrasi Proyek .......................................... 6
2.3 DATA TEKNIS PROYEK ..................................................... 7

BAB 3 TINJAUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK


3.1 MANAJEMEN PROYEK ...................................................... 10
3.2 PERENCANAAN PROYEK ................................................ 11
3.3 ORGANISASI PROYEK ..................................................... 12

viii
3.3.1 Owner ...................................................................... 12
3.3.2 Konsultan ................................................................. 13
3.3.2.1 Konsultan Perencana .................................. 13
3.3.2.2 Konsultan Pengawas ................................. 14
3.3.3 Kontraktor ................................................................ 14
3.3.3.1 Project Manager .......................................... 16
3.3.3.2 Quality Control ............................................ 16
3.3.3.3 Health, Safety, and Environment
Coordinator ................................................. 17
3.3.3.4 Site Engineering Manager........................... 17
3.3.3.5 Site Operation Manager .............................. 18
3.3.3.6 Site Administration Manager ....................... 18
3.3.3.7 Logistik ........................................................ 18
3.4 MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK .......................... 19
3.4.1 Laporan Harian ......................................................... 19
3.4.2 Laporan Mingguan .................................................... 19
3.4.3 Laporan Bulanan ....................................................... 19
3.5 PENGENDALIAN MUTU DAN WAKTU................................ 20
3.5.1 Pengendalian Mutu ................................................... 20
3.5.1.1 Mutu Beton .................................................. 20
3.5.1.2 Pembesian .................................................. 20
3.5.1.3 Kuat Tekan Beton ....................................... 20
3.5.1.4 Pengujian Slump Test ................................. 20
3.5.1.5 Perawatan Beton......................................... 21
3.5.2 Pengendalian Waktu ................................................. 21
3.5.3 Pengendalian Biaya .................................................. 21
3.6 KENDALA DI LAPANGAN DAN SOLUSI DALAM
MANAJEMEN PROYEK ....................................................... 22

BAB 4 PELAKSANAAN PEKERJAAN


4.1 PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI..................... 23
4.1.1 Pekerjaan Persiapan ................................................. 23
4.1.2 Pekerjaan Struktur Bawah ........................................ 28
4.1.3 Pekerjaan Struktur Atas ............................................ 29

ix
4.2 KONDISI EKSISTING LAPANGAN ...................................... 30
4.2.1 Pekerjaan Struktur Atas ............................................ 30
4.2.2 Peralatan Konstruksi ................................................ 37
4.2.3 Material ..................................................................... 44
4.2.4 Permasalahan di Lapangan dan Solusi .................... 46

BAB 5 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN


PERHITUNGAN VOLUME BALOK DI LANTAI 8 BAGIAN
TOWER
5.1 URAIAN UMUM .................................................................... 47
5.2 METODE PELAKSANAAN YANG DIAMATI ........................ 47
5.2.1 Pekerjaan Persiapan ................................................. 49
5.2.2 Pekerjaan Pemasangan Perancah ........................... 49
5.2.3 Pekerjaan Pemasangan Gelagar .............................. 50
5.2.4 Pekerjaan Pemasangan Bekisting ............................ 50
5.2.5 Pekerjaan Pembesian Balok ..................................... 51
5.2.6 Pekerjaan Pengecoran.............................................. 51
5.2.7 Pekerjaan Curing Beton ............................................ 53
5.2.8 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting ......................... 54
5.3 PERHITUNGAN VOLUME BALOK PADA LANTAI 8 TOWER
.............................................................................................. 54

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 KESIMPULAN ...................................................................... 75
6.2 SARAN ................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 77


LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fungsi Bangunan Tiap Lantai Daerah Podium 8


Tabel 2.2 Fungsi Bangunan Tiap Lantai Daerah Tower 8
Tabel 2.3 Fungsi Bangunan Tiap Lantai Daerah Tower (Lanjutan) 9
Tabel 3.1 Kendala dalam Manajemen Proyek dan Solusi 22
Tabel 5.1 Kebutuhan Volume Beton Balok pada Lantai 8 64
Tabel 5.2 Kebutuhan Volume Beton Balok pada Lantai 8 (Lanjutan) 65
Tabel 5.3 Kebutuhan Volume Tulangan Balok pada Lantai 8 72
Tabel 5.4 Kebutuhan Volume Tulangan Balok pada Lantai 8 (Lanjutan) 73

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Proyek Pembangunan Maritim Tower 3


Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek Maritime Tower 15
Gambar 3.2 Slump Test 21
Gambar 4.1 Pemagaran Area Proyek 24
Gambar 4.2 Jalan 24
Gambar 4.3 Rambu-Rambu K3 25
Gambar 4.4 Kantor 25
Gambar 4.5 Dapur 26
Gambar 4.6 Toilet 26
Gambar 4.7 Gudang Peralatan dan Material 27
Gambar 4.8 Pos Satpam 27
Gambar 4.9 Tempat Parkir Kendaraan 27
Gambar 4.10 Musholla 28
Gambar 4.11 Fabrikasi Kolom 31
Gambar 4.12 Pemasangan Tulangan Kolom 31
Gambar 4.13 Pekerjaan Pemasangan Bekisting 32
Gambar 4.14 Pekerjaan Pengecoran 32
Gambar 4.15 Pekerjaan Fabrikasi Balok dan Plat 33
Gambar 4.16 Pekerjaan Pembesian Balok dan Plat 33
Gambar 4.17 Pekerjaan Bekisting dan Perancah 34
Gambar 4.18 Pekerjaan Pengecoran 34
Gambar 4.19 Pekerjaan Curing Beton 35
Gambar 4.20 Pekerjaan Fabrikasi Corewall 35
Gambar 4.21 Pekerjaan Pemasangan Tulangan Corewall 36
Gambar 4.22 Pekerjaan Bekisting 36
Gambar 4.23 Pekerjaan Pengecoran Corewall 37
Gambar 4.24 Tower Crane 38
Gambar 4.25 Passenger Hoist 38
Gambar 4.26 Scaffolding 39
Gambar 4.27 Vibrator 39

xii
Gambar 4.28 Ready Mix Truck 40
Gambar 4.29 Bar Bender 40
Gambar 4.30 Concrete Bucket 41
Gambar 4.31 Mesin Las 41
Gambar 4.32 Bar Cutter 41
Gambar 4.33 Cetakan Silinder Beton 43
Gambar 4.34 Waterpass 43
Gambar 4.35 Trolley 44
Gambar 4.36 Beton Ready Mix 45
Gambar 4.37 Baja Tulangan 46
Gambar 5.1 Flowchart Metode Balok 48
Gambar 5.2 Scaffolding 49
Gambar 5.3 Pekerjaan Pemasangan Bekisting Balok 50
Gambar 5.4 Pekerjaan Pembesian Balok 51
Gambar 5.5 Pekerjaan Pengecoran 52
Gambar 5.6 Pekerjaan Curing Beton 53
Gambar 5.7 Denah Balok Tower Lantai 8 54
Gambar 5.8 Denah Penulangan Balok Lantai 8 Tower Arah Horizontal 55
Gambar 5.9 Denah Penulangan Balok Tower Lantai 8 Arah Vertikal 56
Gambar 5.10 Detail Balok Lantai 8 Tower Arah Horizontal 57
Gambar 5.11 Detail Balok Lantai 8 Tower Arah Vertikal 58

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penerimaan Kerja Praktik


Lampiran 2 Surat Selesai Kerja Praktik
Lampiran 3 Lembar Asistensi Laporan Kerja Praktik
Lampiran 4 Lembar Kegiatan Selama Kerja Praktik
Lampiran 5 Kurva S
Lampiran 6 Denah dan Potongan Balok Lantai 8
Lampiran 7 Tabel Perhitungan Balok Lantai 8

xiv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG KERJA PRAKTIK


Perkembangan pembangunan infrastruktur kian pesat dalam empat tahun
terakhir. Komitmen dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah guna
meningkatkan pembangunan infrastruktur secara merata di Indonesia berdampak
besar untuk mengantarkan Indonesia menjadi negara maju. Pembangunan
infrastruktur meliputi sarana fasilitas yang berdampak luas kepada masyarakat.
Peningkatan pembangunan infrastruktur tersebut sangat berkaitan dengan
kualitas sumber daya manusia itu sendiri dalam menciptakan bangunan yang kuat,
aman, dan nyaman untuk digunakan. Kualitas sumber daya manusia dapat dicapai
melalui kegiatan perkuliahan selama di kampus, kegiatan perlombaan yang
diselenggarakan di kampus atau antar kampus, mengikuti praktikum dan workshop
maupun sertifikasi, serta melakukan kerja praktik
Kerja praktik adalah kegiatan mahasiswa yang berperan dalam
mengaplikasikan ilmu tertentu agar sesuai dengan teori bidang tersebut yang
dilakukan di perusahaan maupun masyarakat. Kerja praktik menjadi salah satu
mata kuliah wajib di jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma. Hal tersrbut
dimaksudkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai
pelaksanaan konstruksi secara langsung di lapangan, mengambil solusi yang
tepat atas masalah dalam pelaksanaan konstruksi, dan menerapkan ilmu
konstruksi yang telah dipelajari selama perkuliahan.
Mahasiswa diharuskan untuk membuat laporan ilmiah sebagai hasil dari
pelaksanaan pembangunan konstruksi yang data dan ide pembahasan didapat
dari pengamatan secara langsung selama pelaksanaan kerja praktik di PT.
Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, selaku kontraktor utama pada proyek
Maritim Tower. Laporan kerja praktik ini dibuat sebagai persyaratan akademik
untuk mencapai gelar Sarjana Muda Teknik Sipil.

1
1.2 TUJUAN KERJA PRAKTIK
Tujuan pelaksanaan kerja praktik di proyek Maritim Tower akan
dijabarkan sebagai berikut.
1. Mengetahui latar belakang proyek dan Project Profile dari Maritime Tower.
2. Mengetahui struktur organisasi, pembagian bidang pekerjaan, dan
manajemen di dalam proyek.
3. Mengetahui masalah dan penyelesaian yang ada selama pembangunan
proyek konstruksi.
4. Menguasai metode pelaksanaan pekerjaan yang ada di proyek tersebut.
5. Mengetahui metode pelaksanaan pekerjaan dan volume pengecoran pada
balok di lantai 8 bagian tower.

1.3 BATASAN MASALAH


Penulis mengamati berbagai pelaksanaan konstruksi selama melakukan
kerja praktik yang akan disederhanakan melalui batasan masalah agar
pembahasan tidak meluas. Penulis melaksanakan kerja praktik pada bagian
struktur atas. Pengamatan disederhanakan pada bidang pelaksanaan dari metode
pelaksanaan dan perhitungan pada proyek pembangunan Maritim Tower.

1.4 LOKASI KERJA PRAKTIK


Proyek Maritim Tower terletak di Jalan Yos Sudarso No.9, Tanjung Priuk,
Jakarta Utara, DKI Jakarta dengan batas wilayah proyek sebagai berikut:
1. Batas Utara : Jl. Melur
2. Batas Selatan : Jl. Yos Sudarso
3. Batas Timur : Jl. Berdikari
4. Batas Barat : Jl. Ampera

2
Gambar 1.1 Lokasi Proyek Pembangunan Maritim Tower
Sumber: Menara-Maritim,co,id, 2019

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan yang diuraikan dalam laporan kerja praktik ini
adalah sebagai berikut.
BAB 1 PENDAHULUAN
Menjelaskan mengenai latar belakang kerja praktik, tujuan pelaksanaan
kerja praktik, batasan masalah, lokasi kerja praktik, dan sistematika penulisan
laporan.
BAB 2 TUJUAN UMUM PROYEK
Menjelaskan mengenai latar belakang proyek, data umum proyek, dan
data teknis proyek.
BAB 3 TUJUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK
Menjelaskan mengenai manajemen proyek, perencanaan proyek,
organisasi proyek, manajemen pelaksanaan proyek, dan pengendalian mutu,
waktu serta biaya.
BAB 4 PELAKSANAAN PEKERJAAN
Menjelaskan mengenai pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan kondisi
eksisting di lapangan.

3
BAB 5 MASALAH KHUSUS
Menjelaskan mengenai metode pelaksanaan pekerjaan dan perhitungan
volume pengecoran balok di lantai 8 bagian tower.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Menjelaskan mengenai pelaksanaan kerja praktik, masalah yang
diangkat, dan saran yang konstruktif akibat ketidaksesuaian antara teori dan
kenyataan di lapangan.

4
BAB 2
TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1 LATAR BELAKANG PROYEK


Dunia bisnis kemaritiman dan pelabuhan di Indonesia semakin
berkembang pesat. Untuk mendukung perkembangannya dibutuhkan sarana dan
prasarana yang memadai. Gedung perkantoran sebagai sarana atau media
operasional dalam dunia bisnis itu sendiri selalu akan dibutuhkan. Pembangunan
prasarana gedung perkantoran sangat menentukan dalam menunjang tercapainya
laju pertumbuhan ekonomi di bidang kemaritiman dan pelabuhan.
Kemaritiman dan pelabuhan adalah salah satu sektor perekonomian di
Indonesia sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan
bongkar muat barang. Maritime Tower didirikan dengan tujuan untuk membentuk
ekosistem di bidang kemaritiman dan pelabuhan. Mengingat pentingnya peranan
Maritime Tower di bidang kemaritiman dan pelabuhan, maka pembangunan
Maritime Tower harus ditinjau dari beberapa sisi. Hal tersebut antara lain
peninjauan lokasi yang ditentukan serta akses yang mudah sehingga dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam sektor bisnis kemaritiman dan
pelabuhan.
PT Menara Maritim Indonesia selaku owner memiliki gagasan untuk
membangun sebuah perkantoran dengan fasilitas Ballroom, Cafe dll serta konsep
bangunan yang terinspirasi dari perahu pinisi. Dengan pertimbangan pemilihan
tempat yang strategis untuk pembangunan perkantoran yang juga memfasilitasi
dengan menyediakan ruang untuk kepentingan umum dan mempermudah akses
untuk pejalan kaki dan juga difabel. Proyek Maritime Tower ini berlokasi di Jakarta
Pusat tepatnya di Jl. Yos Sudarso No.9 Kel. Rawa Badak Kec. Koja. Pemilik proyek
Maritime Tower adalah IPC (Indonesia Port Corporation) Group dan PT.PP
(Persero) Tbk. ditunjuk sebagai kontraktor utama pada Proyek pembangunan
Maritime Tower.

5
2.2 DATA UMUM PROYEK
Data umum pada proyek pembangunan Maritime Tower adalah sebagai
berikut:
1. Nama Proyek : Proyek Maritime Tower
2. Jenis Proyek/ Pekerjaan : Gedung Bertingkat
3. Lokasi Proyek : Jl. Yos Sudarso No.9 Jakarta Utara
4. Pemilik Proyek : PT. Menara Maritime Indonesia
5. Konsultan Perencana Arsitek : PT. Penta Rekayasa
6. Konsultan Perencana Struktur : PT. Penta Rekayasa
7. Konsultan Perencana MEP : PT. Penta Rekayasa
8. Konsultan Pengawas : PT. Fajar Nusa Consultan
9. Kontraktor Utama : PT. PP Persero (Tbk)
10. Sub Kontraktor
a. Pondasi : PT. Jacking Pile Pratama
b. Beton Ready Mix : PT. Adhimix Precast Indonesia
PT. Holcim Indonesia (Tbk)
PT. SCG Ready Mix Indonesia
c. Besi : PT. Krakatau Steel
PT. The Master Steel MFG
d. Tower Crane : Komansa dan Sumarion
11. Jenis Kontrak Pembayaran : Lump Sum Fixed Price
12. Jenis Kontrak Pekerjaan : Design and Build
13. Nilai Kontrak : Rp. 675.719.000.000,00
14. Waktu Pelaksanaan : 22 Desember 2018 s/d 31 Mei 2021
(892 hari kalender)
15. Waktu Pemeliharaan : 365 hari kalender

6
2.3 DATA TEKNIS PROYEK
Data teknis dalam proyek pembangunan Maritime Tower adalah sebagai
berikut:
1. Luas Bangunan Struktur & Arsitektur : ±70.000 m2
2. Tinggi Bangunan : 109,70 m
3. Jumlah Lantai
a. Podium : 5 lantai
b. Tower : 24 lantai
4. Pondasi
Jenis Pondasi : Tiang Pancang
Mutu Beton : F’c 35 Mpa
5. Mutu Beton
a. Podium
Lantai Basement – Roof Top L6
Kolom : F’c 40 Mpa
Core Wall : F’c 40 Mpa
Pelat Lantai : F’c 35 Mpa
Balok : F’c 35 Mpa

b. Tower
Lantai 1 – Lantai 8
Kolom : F’c 40 Mpa
Core Wall : F’c 40 Mpa
Pelat Lantai : F’c 35 Mpa
Balok : F’c 35 Mpa

Lantai 9 – Lantai 13
Kolom : F’c 40 Mpa
Core Wall : F’c 40 Mpa
Pelat Lantai : F’c 35 Mpa
Balok : F’c 35 Mpa

7
Lantai 14 – Lantai 24
Kolom : F’c 35 Mpa
Core Wall : F’c 35 Mpa
Pelat Lantai : F’c 35 Mpa
Balok : F’c 35 Mpa

6. Fungsi Bangunan Tiap Lantai


Tabel 2.1 Fungsi Bangunan Tiap Lantai Daerah Podium
No. Lantai Elevasi Fungsi Ruang
1. Lantai Basement -3,50 Area Utilitas
2. Lantai 1 +0,00 Area Komersil dan Masjid
3. Lantai P1 +4,95 Lahan Parkir Kendaraan
4. Lantai P2 +8,45 Lahan Parkir Kendaraan
5. Lantai P3 +11,95 Lahan Parkir Kendaraan
6. Lantai P4 +15,45 Lahan Parkir Kendaraan
7. Lantai P5 +19,10 Lahan Parkir Kendaraan
8. Roof Top L6 +23,50 Ruang Mesin

Tabel 2.2 Fungsi Bangunan Tiap Lantai Daerah Tower


No. Lantai Elevasi Fungsi Ruang
1. Lantai 1 +0,00 Lobby Utama dan Perbankan
2. Lantai 2 +5,50 Lobby Utama dan Perbankan
3. Lantai 3 +10,50 Ruang Rapat IPC
4. Lantai 4 +15,50 Food Court
5. Lantai 5 +19,70 Meeting Room/ Ballroom
6. Lantai 6 +23,90 Gym Area
7. Lantai 7 +28,10 Leased Office Area
8. Lantai 8 +32,30 Leased Office Area
9. Lantai 9 +36,50 Leased Office Area
10. Lantai 10 +40,70 Leased Office Area
11. Lantai 11 +44,90 Leased Office Area
12. Lantai 12 +49,10 Leased Office Area
13. Lantai 13 +53,30 Leased Office Area

8
Tabel 2.3 Fungsi Bangunan Tiap Lantai Daerah Tower (Lanjutan)
14. Lantai 14 +57,50 Leased Office Area
15. Lantai 15 +61,70 Leased Office Area
16. Lantai 16 +65,90 Leased Office Area
17. Lantai 17 +70,10 Kantor Pusat IPC
18. Lantai 18 +74,30 Kantor Pusat IPC
19. Lantai 19 +78,50 Kantor Pusat IPC
20. Lantai 20 +82,70 Kantor Pusat IPC
21. Lantai 21 +86,90 Kantor Pusat IPC
22. Lantai 22 +91,10 Kantor Pusat IPC
23. Lantai 23 +95,30 Kantor Pusat IPC
24. Lantai 24 +99,50 Kantor Pusat IPC

9
BAB 3
TINJAUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK

3.1 MANAJEMEN PROYEK


Manajemen proyek merupakan suatu metode pengelolaan yang
dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk
menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek. Perencanaan proyek yang
menyangkut seluruh faktor yang terkandung di dalam sebuah proyek seperti
waktu, biaya, pengalokasian tenaga kerja dan juga aktivitas-aktivitas yang terdapat
di dalam sebuah proyek. Dalam melakukan pembangunan suatu proyek,
perencanaan proyek mutlak dilakukan. Apabila perencanaan proyek ini kurang
baik maka target penyelesaian dari proyek tidak tepat waktu. Akibat lain yang
ditimbulkan adalah biaya yang dikeluarkan lebih besar dan pengalokasian tenaga
kerja yang diperlukan tidak optimal penggunaannya.
Manajemen proyek sebagai kegiatan yang diawali dengan perencanaan,
penjadwalan, pelaksanaan dan pengendalian untuk semua tahapan dalam proyek,
dan diakhiri dengan selesainya sebuah proyek. Manajemen proyek bertujuan
dengan mengacu pada penerapan pengetahuan, keterampilan, peralatan dan
Teknik. Salah satu tujuannya adalah menciptakan perencanaan yang tepat
dengan kata lain manajemen proyek mengarahkan pada perencanaan yang tepat
mencakup seluruh proses awal hingga akhir dengan memaksimalkan kualitas.
Secara umum, ada beberapa tahapan proyek konstruksi yang harus
dipenuhi. Tahapan umum dalam proyek konstruksi meliputi:
1. Perencanaan (Planning)
Tahap Perencanaan merupakan tahapan umum yang pertama dalam
manajemen proyek dengan menentukan strategi, kebijakan, master plan,
SOP, jadwal, anggaran dan menentukan sumber pendanaan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Tahap Pengorganisasian merupakan tahapan umum yang kedua dalam
manajemen proyek. Manfaat Pengorganisasian untuk mengidentifikasi tugas
dan sumber daya yang diperlukan dalam menyelesaikan proyek serta yang
bertanggung jawab terhadap kegiatan tersebut.

10
3. Pelaksanaan (Execution)
Tahap Pelaksanaan merupakan tahapan umum yang ketiga dalam
manajemen proyek. Tahap pelaksanaan mencakup pekerjaan: time schedule,
site plan/ installation, persiapan dan pengukuran, pengadaan material,
mobilisasi alat serta tenaga.
4. Pengendalian (Controlling)
Tahap Pengendalian merupakan tahapan umum yang keempat dalam
manajemen proyek. Pengendalian dibutuhkan dalam manajemen proyek
untuk mengambil langkah atau keputusan yang berkaitan dengan
pengoperasian proyek dan menganalisis kemungkinan adanya
penyimpangan antara pelaksanaan dengan standar yang ada serta
meminimalisir kesalahan yang mungkiin ditimbulkan dari segi biaya, mutu,
waktu sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar.

3.2 PERENCANAAN PROYEK


Perencanaan proyek merupakan susunan langkah-langkah secara
sistematik dan teratur untuk mencapai tujuan suatu proyek. Perencanaan juga
diartikan sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan
memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai tujuan secara efisien dan
efektif. Tahap perencanaan proyek ini dilakukan untuk meminimalisir segala hal
yang akan terjadi di pelaksanaan proyek sehingga pelaksanaan proyek tidak
menimbulkan kerugian. Secara umum, perencanaan proyek berfungsi untuk
sasaran proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu. Sasaran diantaranya
adalah perencanaan biaya, perencanaan mutu, perencanaan waktu, dan
perencanaan keamanan kerja.
Perencanaan juga dapat digunakan sebagai alat pengukur pelaksanaan,
sehingga dapat diketahui sebesar besar penyimpangan yang terjadi. Oleh karena
itu, perencanaan waktu pelaksanaan proyek (time schedule) termasuk hal penting
yang harus diperhatikan. Proyek pembangunan Maritime Tower menggunakan
kurva S sebagai alat kontrol untuk perencanaan waktu dan melihat perkembangan
proyek yang sedang dijalankan.

11
Manfaat menggunakan kurva S dalam perencanaan waktu pelaksanaan
proyek, antara lain:
1. Pekerjaan tertentu akan dapat dilihat dengan jelas kapan harus dilaksanakan.
Hal tersebut juga berkaitan dengan pekerjaan yang masuk ke dalam lintasan
kritis dimana pekerjaan selanjutnya tidak dapat dikerjakan apabila pekerjaan
tersebut belum selesai karena saling berkaitan.
2. Mengidentifikasi pengadaan material, pekerja, dan peralatan proyek untuk
jenis pekerjaan tertentu.
3. Mengetahui kapan proyek tersebut selesai, prestasi kerja, keterlambatan
pekerjaan, dan persentase perkembangan pelaksanaan proyek sehingga
dapat memperkirakan penagihan pembayaran kepada owner.

3.3 ORGANISASI PROYEK


Organisasi proyek merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak
pihak yang bekerja sama dalam melaksanakan serangkaian kegiatan. Proses
organisasi memerlukan suatu wadah agar dapat berjalan dengan baik, yaitu
struktur organisasi. Struktur organisasi berperan penting dalam keterkaitan dalam
proses pelaksanaan.. proses pembangunan suatu proyek akan berjalan lancar
apabila koordinasi dan komunikasi antara masing-masing bagian dapat sesuai
dengan tugas yang dijalankan agar hasil yang didapatkan menjadi optimal.
Struktur organisasi proyek secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu: pemilik proyek (owner), konsultan, dan kontraktor. Masing-masing memiliki
tugas, wewenang, dan kewajiban yang berbeda-beda namun saling berkoordinasi.

3.3.1 Owner
Owner adalah pemilik proyek yang memberi tugas dan menyediakan
pendanaan untuk merealisasikan proyek kepada penyedia jasa. Owner (pengguna
jasa) dapat berupa perseorangan, lembaga, badan atau instansi pemerintahan
ataupun swasta. PT. Menara Maritime Indonesia merupakan owner dari proyek
pembangunan Maritime Tower yang memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut:
1. Mengadakan perjanjian kerja dengan penyedia jasa berupa konsultan dan
kontraktor dan menandatangani naskah serah terima.
2. Menyediakan lahan sebagai tempat untuk pelaksanaan pekerjaan proyek.

12
3. Memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai kepada penyedia
jasa untuk kelancaran pekerjaan proyek.
4. Menyediakan dan memberikaan pendanaan kepada penyedia jasa untuk
merealisasikan pekerjaan proyek.
5. Meminta laporan kegiatan administrasi proyek mengenai pelaksanaan
pekerjaan proyek yang telah dilakukan oleh penyedia jasa
6. Menerima dan mengesahkan proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh
penyedia jasa.
Owner (pemilik proyek) memegang kuasa utama berlangsungnya
kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek. Oleh karena itu, owner memiliki
wewenang atas pengendalian dan pekerjaan proyek. Wewenang owner adalah
sebagai berikut:
1. Membuat surat perintah kerja (SPK)
2. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak penyedia jasa apabila
melaksanakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan isi surat perjanjian
kontrak.

3.3.2 Konsultan
Konsultan merupakan tenaga profesional untuk memberikan saran dan
pertimbangan kepada pihak owner dimana konsultan dapat berupa perseorangan
maupun suatu lembaga. Konsultan pada proyek pembangunan Maritime Tower
adalah PT. Penta Rekayasa selaku konsultan perencana dan PT. Fajar Nusa
Consultan sebagai konsultan pengawas.

3.3.2.1 Konsultan Perencana


Konsultan perencana adalah tenaga profesional untuk memberikan saran
dan pertimbangan kepada pihak owner dalam melaksanakan perancanaan
proyek. Konsultan perencana merupakan penanggung jawab desain dan
perhitungan struktur apabila terjadi kegagalan konstruksi. PT. Penta Rekayasa
selaku konsultan perencana memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut:
1. Memproyeksikan ide, gagasan, dan keinginan owner ke dalam sketsa dan
desain bangunan.
2. Membuat rencana kerja, syarat pelaksanaan, dan gambar desain bangunan
3. Membuat rencana anggaran biaya.

13
4. Menyesuaikan kondisi dan keadaan lapangan dengan gagasan dan keinginan
owner.
5. Melakukan perubahan pada desain apabila pelaksanaan pekerjaan di
lapangan tidak memungkinkan untuk dilakukan.

3.3.2.2 Konsultan Pengawas


Konsultan pengawas adalah tenaga profesional yang diberi kuasa secara
hukum untuk melakukan pengawasan secara penuh atau terbatas pada
pelaksanaan konstruksi. Konsultan pengawas PT. Fajar Nusa Consultant selaku
konsultan pengawas memiliki hak dan kewajiban, serta wewenang sebagai
berikut:
1. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan dan mengawasi pelaksanaan
pekerjaan agar selesai sesuai waktu yang telah ditetapkan.
2. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan dan kemungkinan adanya
penambahan atau pengurangan pekerjaan.
3. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan.
4. Menerima atau menolak material yang tidak sesuai dengan perencanaan.
5. Menghentikan pekerjaan sementara apabila terjadi penyimpangan dari
peraturan yang berlaku.

3.3.3 Kontraktor
Kontraktor adalah instansi pemerintah maupun swasta yang mempunyai
peran sebagai pelaksana proyek. PT. PP Persero (Tbk) selaku kontraktor utama
memiliki kewajiban dan wewenang sebagai berikut:
1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi
yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan di dalam kontrak
perjanjian.
2. Melakukan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
3. Memberikan laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan, prestasi kerja, jumlah
material yang masuk, dan keadaan cuaca berupa laporan harian, mingguan,
serta bulanan kepada owner.
4. Menyediakan tenaga kerja, material, dan alat kebutuhan lain untuk menunjang
kelancaran dan keamanan pekerjaan.

14
5. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan dan metode pelaksanaan
pekerjaan konstruksi di lapangan
Kontraktor utama memiliki wewenang untuk menempatkan tenaga ahli
dan meminta pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan
memberikan alasan logis dan sesuai dengan keadaan di lapangan yang tidak bisa
dihindari (salah satu contohnya bencana alam) kepada owner.

Struktur organisasi PT. PP Persero (Tbk) selaku kontraktor utama dalam


proyek pembangunan Maritime Tower dapat dilihat pada Gambar 3.1

15
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek Maritime Tower
Sumber: PT. PP Persero (Tbk), 2020

16
3.3.3.1 Project Manager
Kepala proyek (project manager) merupakan seseorang yang ditunjuk
untuk memimpin dan menggerakkan suatu organisasi di bawah pimpinannya
dalam pelaksaanaan pekerjaan proyek konstruksi. Kepala proyek bertanggung
jawab atas proyek yang dipimpinnya untuk menyelesaikan proyek tersebut sesuai
dengan target, jadwal dan tenaga kerja baik yang bertugas di lapangan maupun
yang bertugas di kantor. Tugas dan kewajiban project manager, yaitu:
1. Memimpin kegiatan penyelesaian konstruksi.
2. Menguasai, mengendalikan dan mengawasi seluruh pelaksanaan pekerjaan
proyek konstruksi beserta dengan perkembangan pekerjaan.
3. Mengendalikan jadwal dan biaya pelaksanaan agar sesuai dengan RAB.
4. Mengatur sumber daya yang berkualitas agar tidak terjadi permasalahan yang
dapat mempengaruhi progres pekerjaan.
5. Membina hubungan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan proyek konstruksi.

3.3.3.2 Quality Control (QC)


Quality Control (QC) adalah orang yang bertanggung jawab dalam
pengendalian mutu pelaksanaan proyek. Tugas dan kewajiban dari quality control,
yaitu:
1. Melakukan koordinasi dengan kepala surveyor dalam perencanaan dan
pelaksanaan inspeksi guna mengendalikan proses dan hasil kerja sesuai
standar mutu yang disyaratkan.
2. Melaksanakan inspeksi dan tes untuk material yang datang serta rencana
inspeksi dan tes proses pekerjaan di lapangan.
3. Menganalisa hasil pengujian pada material maupun hasil dari pekerjaan.
4. Membuat, merekap, menyimpan dan mendistribusikan dokumen hasil
pekerjaan (hasil check-list) kepada bagian yang terkait.
5. Memeriksa dokumen sertifikasi material, sertifikasi alat, dan sertifikasi tenaga
kerja.
6. Mempersiapkan laporan secara berkala kepada Project Manager.

17
3.3.3.3 HSE (Health, Safety, and Enviroment) Coordinator
Health, Safery, and Enviroment coordinator bertujuan untuk
mengkoordinasikan dan menjalankan pekerjaan dalam kondisi aman, sehat,
ramah lingkungan, dan dapat memenuhi persyaratan mutu dan spesifikasi yang
telah ditentukan seuai dengan kebijakan PT. PP Persero (Tbk). Tugas dan
kewajiban dari HSE, yaitu:
1. Mengatur standar prosedur dan program rutin K3.
2. Memberikan penyuluhan program kerja K3 proyek melalui program:
a) Safety Induction
b) Safety Morning
c) Tool Box Meeting
3. Melakukan pemantauan lapangan di lingkungan proyek setiap hari.
4. Membuat dan memasang rambu atau papan instrument tanda keselamatan di
proyek.
5. Membantu tim investigasi kecelakaan untuk mengetahui status, penyebab
kecelakaan, dan mengantisipasi agar tidak terjadi kecelakaan serupa.

3.3.3.4 Site Engineering Manager


Site Engineering Manager adalah seseorang yang mengoordinasikan dan
mengawasi pelaksanaan pekerjaan proyek secara teknis agar dapat berjalan
sesuai dengan rencana biaya, mutu material, dan waktu yang telah disepakati.
Tugas dan kewajiban Site Engineering Manager, yaitu:
1. Bertanggung jawab kepada project manager dalam melaksanakan
pengendalian biaya, volume, dan schedule pelaksanaan proyek.
2. Membuat gambar kerja (shop drawing) untuk acuan pelaksanaan berdasarkan
hasil pengukuran lokasi.
3. Merancang/ merencanakan metode kerja dan pelaksanaannya secara efisien.
4. Mengevaluasi metode pelaksanaan dan realisasi pedoman umum proyek
selama pelaksanaan.
5. Menyusun cash flow dan permintaan dana proyek bersama dengan site
administration manager dan site procurement, logistik, and equipment
manager.

18
3.3.3.5 Site Operation Manager
Site Operation Manager adalah seseorang yang mengoordinasikan dan
mengawasi pelaksanaan pekerjaan proyek di lapangan agar dapat berjalan sesuai
dengan rencana yang telah disepakati. Tugas dan kewajiban dari Site Operation
Manager, yaitu:
1. Melakukan identifikasi serta menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi
selama proses pengerjaan proyek di lapangan.
2. Mengawasi proses kegiatan proyek yang sedang berlangsung di lapangan
untuk memastikan jalannya kegiatan proyek sudah sesuai dengan rencana.
3. Melakukan evaluasi kinerja subkontraktor sebagai bahan masukan untuk
logistic.
4. Menganalisa pemakaian bahan material dan peralatan proyek.
5. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan baik teknis maupun
keuangan sebagaimana disiapkan oleh unit engineering.

3.3.3.6 Site Administration Manager


Site Administration Manager adalah seseorang yang mengoordinasikan
dan menyiapkan urusan administrasi dan pengelolaan keuangan. Tugas dan
kewajiban dari Site Administration Manager, yaitu:
1. Menyiapkan urusan administrasi penagihan kepada pemilik proyek.
2. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal.
3. Melakukan verifikasi seluruh dokumen transaksi pembayaran.
4. Mengurus masalah perpajakan dan asuransi, dll.

3.3.3.7 Logistik
Logistik adalah bagian dalam suatu struktur organisasi proyek yang
bertanggung jawab atas pengadaan peralatan, material, dan perbekalan logistik
untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Tugas dan kewajiban Logistik, yaitu:
1. Menyusun daftar harga dan administrasi pembelian material.
2. Mengelola pengadaan dan pengiriman material.
3. Menerima dan menyimpan barang di gudang serta melaksanakan
administrasi pergudangan.
4. Membuat laporan pemasukan dan pengeluaran material

19
3.4 MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK
Manajemen pelaksanaan proyek melibatkan seluruh pihak baik dari
owner, konsultan perencana, konsultan pengawas maupun kontraktor utama
dimana semua aspek tersebut bertanggung jawab atas kelancaran dan
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek. Oleh karena itu, perkembangan
pelaksanaan pekerjaan harus digambarkan melalui laporan harian, mingguan, dan
bulanan agar proyek selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

3.4.1 Laporan Harian


Laporan harian merupakan laporan yang dibuat oleh pelaksana di
lapangan dengan rincian sebagai berikut:
1. Lokasi dan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
2. Kondisi cuaca.
3. Keterangan tanggal dan waktu pekerjaan.

3.4.2 Laporan Mingguan


Laporan mingguan adalah laporan rekapitulasi dari laporan harian yang
dibuat oleh kontraktor kepada owner dengan rincian sebagai berikut:
1. Jenis dan volume pekerjaan yang telah diselesaikan.
2. Bobot perkejaan dalam persentase.
3. Total progress dalam persentase, berat besi, dan volume beton dalam
seminggu.

3.4.3 Laporan Bulanan


Laporan bulanan adalah hasil rekapitulasi dari laporan harian dan
mingguan yang dibuat oleh kontraktor. Laporan bulanan bertujuan untuk
mengetahui perkembangan dan prestasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi di
lapangan selama kurun waktu satu bulan sehingga dapat
mempertanggungjawabkan pekerjaan sesuai dengan perjanjian dalam kontrak.

20
3.5 PENGENDALIAN MUTU, WAKTU, DAN BIAYA
Pengendalian proyek adalah bentuk pengawasan terhadap setiap aspek
terutama aspek mutu material dan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga sangat
penting untuk dilakukan karena berkaitan dengan keberhasilan proyek tersebut.
Pengendalian proyek dituntut untuk mengoptimalkan berlangsungnya kelancaran
pelaksanaan suatu pekerjaan proyek.

3.5.1 Pengendalian mutu


Pengendalian mutu meliputi kegiatan untuk mengetahui kualitas material
yang digunakan apakah sudah sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan dalam
kontrak. Mutu yang sesuai dengan perencanaan akan berkaitan dengan umur
rencana proyek tersebut.

3.5.1.1 Mutu Beton


Beton merupakan bagian dari suatu konstruksi yang terbuat dari
campuran material yang terdiri dari agregat kasar, halus, semen, dan air dengan
jumlah atau komposisi tertentu. Pada proyek pembangunan Maritime Tower
menggunakan jenis mutu beton yang bervariasi yaitu fc’30 MPa, fc’35 MPa, fc’ 40
MPa, dan fc’45 MPa.

3.5.1.2 Pembesian
Proyek pembangunan Maritime Tower diperkuat dengan baja tulangan
beton sirip (BjTS) 520 dan baja tulangan beton sirip (BjTS) 420.

3.5.1.3 Kuat Tekan Beton


Pengujian kuat tekan beton dilaksanakan untuk mengetahui berapa
besarnya gaya tekan yang dapat ditahan oleh beton tersebut ketika beton berumur
3, 7, 14, 28 hari.

3.5.1.4 Pengujian Slump Test


Slump test adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
kemudahan beton dalam pengerjaaannya (workability) dan homogenitas adukan

21
beton segar yang dinyatakan dalam satu nilai slump. Nilai slump yang digunakan
pada proyek pembangunan Maritime Tower untuk struktur atas adalah 12 ± 2 cm.

Gambar 3.2 Slump Test

3.5.1.5 Perawatan Beton


Perawatan (Curing) beton merupakan proses untuk menjaga suhu dan
kelembapan beton agar tidak terjadi hidrasi secara berlebihan sehingga dapat
berlangsung secara optimal/ berkelanjutan. Curing berkaitan dengan mutu beton
itu sendiri karena dapat menyebabkan keretakan apabila setelah dilaksanakan
pengecoran mengalami susut yang berlebihan dan tidak dijaga kelembapannya
secara seragam.

3.5.2 Pengendalian Waktu


Pengendalian waktu mengacu berdasarkan penjadwalan yang sudah
direncanakan dan berisi jenis pekerjaan yang dilakukan beserta target waktu
kapan pekerjaan tersebut dimulai dan waktu pekerjaan tersebut selesai.
Pengendalian waktu dilaksanakan guna meminimalisir dan meniadakan
keterlambatan pekerjaan proyek sehingga proyek dapat selesai dan berfungsi
tepat waktu. Kurva S proyek pembangunan Maritime Tower dapat dilihat pada
Lampiran 5.

3.5.3 Pengendalian Biaya


Pengendalian biaya pada suatu proyek dimaksudkan agar biaya yang
dikeluarkan oleh proyek tidak melebihi anggaran yang sudah direncanakan.
Pengendalian biaya di proyek dilakukan dengan cara membuat rekapitulasi biaya
yang telah dikeluarkan. Besarnya biaya yang dikeluarkan selanjutnya akan
dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Pengendalian biaya
dilakukan secara rutin selama pelaksanaan proyek.

22
Pengendalian biaya proyek sangat erat dan dipengaruhi oleh hal-hal
sebagai berikut:
1. Pengendalian waktu pelaksanaan proyek konstruksi pembangunan.
2. Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan proyek.
3. Pengendalian sistem manajemen operasional proyek yang bersangkutan,
yang tidak konsisten dalam pelaksanaannya atau penerapannya.

3.6 KENDALA DI LAPANGAN DAN SOLUSI DALAM MANAJEMEN


PROYEK
Memperhitungkan segala aspek dalam suatu perencanaan tidak lepas
dari potensi masalah yang dapat terjadi. Realita di lapangan sering kali berbeda
dengan keinginan akan kelancaran pelaksanaan pekerjaan meskipun sudah
mempertimbangkan berbagai kemungkinan permasalahan yang ada. Setiap
proyek memiliki perbedaan dalam cara menyikapi suatu permasalahan agar
permasalahan yang ada pada pekerjaan tersebut dapat segera diselesaikan.
Permasalahan yang menjadi kendala yang dialami proyek pembangunan Maritime
Tower dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1 Kendala dalam Manajemen Proyek dan Solusi


No. Kendala Solusi
1. Tidak stabilnya cuaca yang dalam hal ini Pelaksana pekerja
peningkatan intensitas terjadinya hujan dilapangan selalu
berpengaruh pada waktu pelaksanaan menyiapkan terpal untuk
konstruksi dan membuat pekerjaan di mengatasi jika hujan
lapangan menjadi tidak maksimal. terjadi pada saat
pengecoran dilakukan.
2. Truck readymix terlambat datang. Melakukan koordinasi
ulang dengan pihak
batching plant atau
marketingnya untuk
mengatasi
keterlembatan pada saat
pengecoran dilakukan

23
BAB 4
PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1 PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI


Pelaksanaan pekerjaan konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan
perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan yang sistematis dari awal sampai akhir
proses konstruksi itu dijalankan. Pekerjaan konstruksi memiliki beberapa tahapan
pekerjaan yang terdiri atas pekerjaan persiapan, pekerjaan struktur bawah
(substructure), dan pekerjaan struktur atas (superstructure). Apabila salah satu
pekerjaan mengalami keterlambatan atau tidak sesuai dengan time schedule yang
sudah ditentukan, maka pekerjaan selanjutnya juga akan terhambat atau
mengalami keterlembatan. Oleh karena itu, pekerjaan tersebut harus dilaksanakan
secara sistematis dan sesuai urutan karena saling berkaitan.

4.1.1 Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan persiapan adalah tahap awal yang dilaksanakan dari pekerjaan
konstruksi agar dapat menunjang pekerjaan selanjutnya sehingga dapat berjalan
dengan maksimal. Pekerjaan persiapan ini sudah dilakukan jauh sebelum penulis
melakukan kerja praktek di proyek pembangunan Maritime Tower. Pekerjaan
persiapan meliputi:
1. Pengukuran dan Survei Lahan
Surveyor melaksanakan pengukuran untuk mengetahui batasan luas wilayah
proyek sehingga pelaksana dapat mengolah area kerja dengan maksimal.
Tujuan dari survey dan pengukuran yang dilakukan yaitu untuk menentukan
batas-batas lahan proyek, titik Bench Mark, keadaan kontur lahan, serta
penentuan as bangunan dan marking-marking untuk pekerjaan pondasi,
balok, kolom atau pekerjaan lainnya.
2. Pembersihan Area Kerja
Pembersihan area kerja meliputi mengambil sebagian atau sepenuhnya
badan jalan maupun trotoar, membongkar bangunan, dan memindahkan
pepohonan dan utilitas.

23
3. Pemagaran Area Proyek
Area kerja yang sudah diukur oleh surveyor diberi batas berupa pagar agar
meminimalisir gangguan dari luar atau orang yang tidak berkepentingan
masuk atau berada di lingkungan proyek konstruksi

Gambar 4.1 Pemagaran Area Proyek

4. Jalan
Pembuatan jalan untuk pembangunan suatu proyek bertujuan untuk
mempermudah mobilisasi baik itu dari kendaraan proyek maupun untuk para
pekerja

Gambar 4.2 Jalan

24
5. Pemasangan Rambu-rambu K3
Pemasangan rambu K3 untuk mengingatkan pekerja mengenai pentingnya
keselamatan dalam bekerja (safety first).

Gambar 4.3 Rambu-rambu K3


6. Bangunan Penunjang
a. Kantor
Pembuatan kantor bertujuan sebagai tempat bekerja dari pelaksana
konstruksi. Kantor dibuat pada lokasi proyek

Gambar 4.4 Kantor

25
b. Dapur dan Toilet
Pembuatan dan penyediaan dapur dan toilet bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari para pekerja di dalam proyek.

Gambar 4.5 Dapur

Gambar 4.6 Toilet

26
c. Gudang Peralatan dan Material
Pembuatan gudang peralatan dan material bertujuan agar peralatan dan
material yang diperlukan tersimpan dengan rapi dan jelas

Gambar 4.7 Gudang Peralatan dan Material

d. Pos Satpam
Pembuatan pos satpam bertujuan sebagai tempat satpam untuk menjaga
keamanan proyek sehingga proses pelaksanaan dapat berjalan dengan
lancar.

Gambar 4.8 Pos Satpam

27
e. Tempat Parkir Kendaraan
Pembuatan tempar parkir kendaraan bertujuan untuk menempatkan
kendaraan pekerja di dalam proyek.

Gambar 4.9 Tempat Parkir Kendaraan

f. Mushola
Pembangunan mushola bertujuan sebagai tempat beribadah para bekerja
yang beragama islam.

Gambar 4.10 Mushola

28
4.1.2 Pekerjaan Struktur Bawah
Pekerjaan struktur bawah merupakan pekerjaan tahap kedua setelah
pekerjaan persiapan selesai dilaksanakan. Struktur bawah berfungsi untuk
mendistribusikan beban yang diterima oleh struktur atas dan tegangan yang
ditimbulkan oleh tanah ke tanah dasar. Pekerjaan struktur bawah meliputi:
1. Fondasi
Proyek pembangunan Maritime Tower menggunakan 2 jenis fondasi dalam,
yaitu:
a. Bored Pile
Fondasi bored pile merupakan jenis pondasi dalam dengan desain
berbentuk tabung yang berfungsi meneruskan beban bangunan ke
lapisan tanah keras (Hardiyatmo, 2010). Pondasi ini digunakan jika level
tanah dipermukaan atas tidak cukup untuk menahan beban bangunan
secara keseluruhan, sehingga diperlukan daya dukung tambahan.
b. Spun Pile
Pondasi tiang pancang adalah suatu struktur pondasi berbentuk tiang
yang penempatannya pada lapisan tanah pendukung. Sistem kerja
pondasi jenis ini dikaitkan dengan kapasitas dukung tanah, didasarkan
pada kapasitas dukung ujung tiang maupun lekatan tanah pada keliling
permukaan tiang pancang (Sardjono, 1988). Tiang pancang digunakan
untuk mentransmisikan beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat yang
lebih rendah di dalam masa tanah.
2. Pile Cap
Pile cap berfungsi untuk mendistribusikan beban dari struktur atas ke fondasi
yang akan diteruskan ke tanah dasar. Pile cap tersusun atas tulangan baja
berdiameter 16mm, 19mm dan 25mm yang membentuk suatu bidang dengan
ketebalan 50 mm dan lebar yang berbeda-beda tergantung dari jumlah tiang
yang tertanam. Pile cap bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik
pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat
menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya
kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari
pembebanan yang ada. Proses pengerjaan pile cap meliputi penentuan titik
koordinat, galian, pembersihan area, pemasangan bekisting, penulangan pile
cap, pengecoran, dan pemadatan tanah.

29
4.1.3 Pekerjaan Struktur Atas
Pekerjaan struktur atas adalah tahap ketiga dalam pekerjaan konstuksi.
Secara umum pekerjaan struktur atas terdiri dari kolom, balok, pelat, dan corewall
yang merupakan bagian-bagian penting dari dalam struktur bangunan.
Komponen-komponen pekerjaan konstruksi tersebut dikerjakan oleh kontraktor
sebagai pelaksana dan manajemen konstruksi (MK) sebagai pengawas. Pihak
kontraktor harus selalu berkomunikasi dan bekerja sama dengan pihak MK agar
pelaksanaan pekerjaan tersebut berjalan dengan cepat dan sesuai dengan time
schedule yang sudah direncanakan. MK sebagai pengawas akan memonitoring
dari mulai pekerjaan fabrikasi, membuat bekisting, memasang tulangan hingga
pekerjaan pengecoran. Pekerjaan struktur atas meliputi:
1. Pekerjaan Kolom
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai
yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur
(Sudarmoko, 1996).
2. Pekerjaan Balok dan Plat
Balok adalah salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan bagian
struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai
atas. Selain itu, ring balok juga berfungsi sebagai pengikat kolom-kolom yang
berfungsi apabila terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap
mempertahankan bentuk dan posisinya.
3. Pekerjaan Corewall
Corewall adalah jenis dinding geser yang terletak di pusat-pusat massa
bangunan yang berfungsi sebagai pengaku bangunan gedung. Biasanya
corewall diletakkan pada lubang lift yang berfungsi sebagai dinding lift
sekaligus.

30
4.2 KONDISI EKSISTING DI LAPANGAN
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung di proyek
pembangunan Maritime Tower pada saat mahasiswa melakukan pengamatan di
lapangan adalah pekerjaan struktur atas.

4.2.1 Pekerjaan Struktur Atas


Pekerjaan struktur atas yang diamati oleh mahasiswa yaitu pekerjaan
kolom, corewall, plat lantai dan balok yang akan dijelaskan seperti di bawah ini.
1. Pekerjaan Kolom
a. Pekerjaan Fabrikasi
Tulangan kolom memerlukan pekerjaan fabrikasi di tempat yang terpisah.
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dan mempercepat
penyusunan tulangan. Setelah proses fabrikasi, tulangan kolom disiapkan
dan dipindahkan ke lokasi yang telah di rencanakan. Pemindahan
tulangan kolom dilakukan dengan menggunakan bantuan tower crane
(TC).

Gambar 4.11 Fabrikasi kolom

b. Pekerjaan Pemasangan Tulangan Kolom dan Pembesian


Pekerjaan pemasangan tulangan kolom dan pembesian kolom
merupakan tahap selanjutnya setelah fabrikasi kolom. Tulangan pengaku
kolom dan beton decking dipasang di seluruh sisi kolom tujuannya agar
kolom tetap lurus sehingga kolom tetap vertical. Pembesian juga penting
untuk memperkuat struktur gedung.

31
Gambar 4.12 Pemasangan Tulangan Kolom

c. Pekerjaan Pemasangan Bekisting


Pekerjaan bekisting dipasang dengan memberi lapisan minyak agar
mempermudah saat pembongkaran. Pemasangan bekisting harus
memastikan bekisting menyatu dengan rapat dan tidak meninggalkan
lubang dan juga memastikan push and pull properties juga terpasang
dengan baik.

Gambar 4.13 Pekerjaan Pemasangan Bekisting

d. Pekerjaan Pengecoran
Saat pengecoran kolom, pengawas harus menerima laporan untuk
diperiksa mutu betonnya dan dilakukan uji slump sebesar 16+2-2. Lalu
mengambil sampel untuk mengetahui kuat uji tekan beton selama 7 hari
dan 28 hari.

32
Gambar 4.14 Pekerjaan Pengecoran

e. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting


Proses pembongkaran bekisting kolom dilakukan apabila beton sudah
mulai mengeras. Pada proyek pembangunan Maritime Tower proses
pembongkaran bekisting dilakukan 24 jam setelah pekerjaan pengecoran.

2. Pekerjaan Balok dan Plat


a. Pekerjaan Fabrikasi
Pekerjaan fabrikasi untuk memproduksikan material mentah menjadi
material yang dibutuhkan untuk pekerjaan kolom, corewall, balok dan plat
yang siap digunakan.

Gambar 4.15 Pekerjaan Fabrikasi Balok dan Plat

33
b. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian dilakukan setelah pekerjan fabrikasi telah selesai
dilakukan. Untuk pekerjaan pembesian balok dan plat dibantu dengan
bantuan tower crane (TC) sehingga mempermudah dan mempercepat
pekerjaan balok dan plat.

Gambar 4.16 Pekerjaan Pembesian Balok dan Plat

c. Pekerjaan Bekisting dan Perancah


Pekerjaan bekisting dilakukan untuk menahan beton selama proses beton
dituang dan dibentuk menjadi bentuk yang diinginkan. Sementara untuk
pekerjaan pemasangan perancah dilakukan sebagai penyanggah
sementara untuk menahan beton segar sampai beton memiliki kekuatan
yang cukup.

Gambar 4.17 Pekerjaan Bekisting dan Perancah

34
d. Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran dilakukan apabila lokasi yang akan dilakukan
pekerjaan pengecoran sudah siap dari pemasangan bekisting dan
perancah sampai dengan mengecek kebersihan lokasi dan kesiapan alat
yang akan digunakan.

Gambar 4.18 Pekerjaan Pengecoran

e. Pekerjaan Curing Beton


Proses pekerjaan curing beton dilakukan setelah pekerjaan pengecoran
selesai. Pekerjaan curing beton dilakukan untuk mencegah kehilangan air
yang tidak merata agar tidak terjadi keretakan pada beton.

Gambar 4.19 Pekerjaan Curing Beton

35
3. Pekerjaan Corewall
a. Pekerjaan Fabrikasi
Tahap pertama pekerjaan corewall adalah pekerjaan fabrikasi. Pekerja
Menyusun tulangan yang telah di fabrikasi menjadi tulangan untuk
corewall.

Gambar 4.20 Pekerjaan Fabrikasi Corewall

b. Pekerjaan Pemasangan Tulangan Corewall


Tahap selanjutnya pekerjaan corewall adalah pekerjaan pemasangan
tulangan kolom. Pekerja menyambungkan tulangan corewall yang lama
dengan yang baru. Pekerja juga memasang tulangan cross ties dan cross
decking.

Gambar 4.21 Pekerjaan Pemasangan Tulangan Corewall

c. Pekerjaan Bekisting
Tahap ketiga dari pekerjaan corewall adalah pekerjaan pemasangan
bekisting. Tower Crane (TC) membantu dengan mengangkat bekisting
dan pekerja menyatukan antar bekisting. Pengawas juga harus

36
memastikan tidak ada celah dalam bekisting agar air semen tidak keluar
karena dapat merusak beton.

Gambar 4.22 Pekerjaan Bekisting

d. Pekerjaan Pengecoran
Tahap keempat dari pekerjaan corewall adalah dengan melakukan
pekerjaan pengecoran. Pengecoran corewall dilakukan pada malam hari
untuk menjaga suhu beton supaya tidak cepat mengalami retak.
Pengecoran corewall menggunakan concrete bucket dan pipa tremie.

Gambar 4.23 Pekerjaan Pengecoran Corewall

e. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting


Tahap kelima dari pekerjaan corewall adalah dengan melakukan
pekerjaan pembongkaran bekisting. Pembongkaran bekisting dilakukan
24 jam setelah proses pekerjaan pengecoran.

37
4.2.2 Peralatan Konstruksi
Peralatan konstruksi merupakan syarat yang menjadi keharusan guna
menunjang pekerjaan proyek konstruksi agar pekerjaan menjadi lebih mudah
dan cepat diselesaikan. Proyek pembangunan Maritime Tower menggunakan
peralatan sebagai berikut:
1. Tower Crane
Tower Crane merupakan alat bantu akses bahan dan material konstruksi
dalam proyek. Tower Crane digunakan untuk mengangkat muatan secara
vertikal maupun horizontal. Tower Crane dikendalikan oleh pekerja yang
disebut dengan operator Tower Crane.

Gambar 4.24 Tower Crane

2. Passenger Hoist
Passenger Hoist merupakan lift buatan untuk memudahkan akses dari pekerja
yang dari lantai dasar sampai dengan lantai atas.

Gambar 4.25 Passenger Hoist

38
3. Scaffolding
Scaffolding merupakan konstruksi buatan untuk membantu akses para
pekerja. Scaffolding dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung sudah tidak
dapat dijangkau oleh para pekerja.

Gambar 4.26 Scaffolding

4. Concrete Vibrator
Concrete Vibrator merupakan alat yang digunakan ketika pekerjaan
pengecoran sedang dilakukan. Concrete Vibrator digunakan untuk
pemadatan beton yang dituangkan dalam bekisting. Hal ini ditujukan agar
kandungan udara yang terjebak dalam campuran beton dapat keluar.

Gambar 4.27 Vibrator

39
5. Ready Mix Truck
Ready Mix Truck adalah truk yang dilengkapi dengan concrete mixer.
Concrete mixer berfungsi untuk mengaduk campuran beton ready mix selama
perjalanan dari batching plan hingga ke lokasi proyek.

Gambar 4.28 Ready Mix Truck

6. Bar Bender
Bar bender adalah alat yang digunakan saat fabrikasi baja tulangan. Bar
bender berfungsi untuk membengkokkan baja tulangan yang akan
disambungkan menjadi kolom, corewall, plat dan balok.

Gambar 4.29 Bar Bender

40
7. Concrete Bucket
Concrete Bucket sangat penting dalam konstruksi terutama saat pengecoran.
Concrete bucket adalah tempat untuk mengangkut beton ready mix dari truck
mixer sampai ke tempat pengecoran yang telah ditentukan. Penggunaan
concrete bucket biasanya digunakan pada pekerjaan yang memiliki volume
yang sedikit seperti corewall.

Gambar 4.30 Concrete Bucket

8. Compressor
Compressor adalah suatu alat yang digunakan untuk membersihkan kotoran
atau debu. Compressor digunakan untuk membersihkan kotoran atau debu
pada bekisting plat lantai maupun bekisting balok.

9. Mesin Las
Mesin Las adalah Alat untuk pekerjaan sambungan las. Mesin las digunakan
untuk menyambung material besi yang terpisah agar menjadi satu kesatuan
sehingga dapat dibentuk dan digunakan untuk kebutuhan proyek.

41
Gambar 4.31 Mesin Las

10. Bar Cutter


Bar Cutter adalah alat yang digunakan untuk pekerjaan pemotongan besi
tulangan. Bar Cutter disiapkan saat pekerjaan fabrikasi sehingga proses
pekerjaan pemasangan tulangan tidak menimbulkan keterlambatan.

Gambar 4.32 Bar Cutter

11. Excavator
Excavator adalah alat untuk melakukan pekerjaan galian dengan volume yang
besar. Excavator digunakan saat penggalian pondasi maupun pekerjaan yang
berkaitan dengan galian saat pekerjaan struktur bawah.

42
12. Cetakan Silinder Beton
Cetakan Silinder Beton adalah alat yang digunakan untuk membuat replika
dari beton yang digunakan dalam bahan bangunan. Silinder beton di terbuat
dari adukan beton yang akan digunakan sebagai sampel yang akan di uji di
laboratorium.

Gambar 4.33 Cetakan Silinder Beton

13. Waterpass
Waterpass adalah alat yang dipakai untuk mengukur perbedaan ketinggian
dari satu titik acuan ke acuan berikutnya. Waterpass digunakan sebelum
pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti kolom, corewall, balok dan plat.

Gambar 4.34 Waterpass

43
14. Trolley
Trolley adalah alat yang berbentuk kereta dorong. Trolley berfungsi untuk
mempermudah pengangkutan material seperti pasir, batu, kerikil dan
sebagainya.

Gambar 4.35 Trolley

15. Concrete Pump Truck


Concrete Pump Truck adalah truk yang berfungsi untuk memompa beton
ready mix dari ready mix truck. Alat ini diperlukan saat melaksanakan
pekerjaan cor balok dan pelat lantai.

4.2.3 Material
Kualitas material yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan dalam kontak. Penempatan material selama di lingkungan proyek juga
memengaruhi kinerja pekerjaan selama pelaksanaan. Oleh karena itu, material
harus ditata dengan rapi guna menunjang efektivitas dan keselamatan kerja.
Pemilihan jenis material juga harus mempertimbangkan dari segi ekonomis.
Proyek pembangunan Maritime Tower menggunakan material sebagai berikut:
1. Beton Ready Mix
Beton ready mix adalah beton curah dari batching plant yang sudah siap
digunakan tanpa perlu pengolahan di lokasi dan bertujuan untuk
mempermudah dan mempercepat proses pengecoran serta menghemat
waktu.

44
Gambar 4.36 Beton Ready Mix

2. Baja Tulangan
Baja Tulangan merupakan baja berbentuk silinder batangan yang digunakan
untuk penulangan beton yang terbuat dari billet dengan proses hot rolling.
Baja tulangan diperlukan dalam struktur beton untuk menambah kekuatan
tarik. Hal ini dikarenakan baja memiliki kekuatan tarik tinggi sedangkan beton
memiliki kekuatan tarik yang relatif rendah. Pada proyek pembangunan
Maritime Tower menggunakan baja tulangan beton sirip (BjTS) 52 dan 42.

Gambar 4.37 Baja Tulangan

3. Semen Instan
Semen yang dapat digunakan tanpa perlu material lain seperti pasir, batu dan
sebagainya. Biasanya digunakan untuk memasang batu bata, aci dinding dan
plester.

45
4. Grouting Sika
Grouting Sika adalah untuk mengisi rongga struktur beton yang kropos dan
penambahan coran akibat pengecoran tidak sempurna.

5. Decking
Decking adalah beton yang dibentuk sesuai dengan ukiuran selimut beton
yang diinginkan. Biasanya berbentuk kotak-kotak atau silinder.

4.2.4 Permasalahan di Lapangan dan Solusi


Pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak terlepas dari masalah yang
dapat ditimbulkan, meskipun sudah dengan perencanaan yang sesuai dan
mengikuti acuan detail gambar. Masalah yang ada harus segera diselesaikan agar
tidak menghambat pekerjaan lainnya dan menyebabkan proyek mengalami
kemunduran waktu penyelesaian. Permasalahan yang ditemukan selama
pelaksanaan pekerjaan di lapangan pada proyek pembangunan Maritime Tower,
yaitu:
1. Kolom Keropos
Kolom keropos dapat disebabkan dari proses penggetaran tidak dilakukan
secara merata sehingga beton ready mix tidak menutupi tulangan dengan
merata. Solusi untuk mengatasinya adalah dengan proses grouting yaitu
memasukkan campuran semen dan air kebagian yang keropos.
2. Truck Ready Mix terlambat datang
Proses pengecoran memerlukan adanya komponen yang diperlukan seperti
beton ready mix. Dalam permasalahan ini, proses pengecoran akan terlambat
karena jadwal datang truck ready mix terlambat atau tidak sesuai jadwal.
Solusi untuk mengatasainya adalah dengan melakukan koordinasi ulang
dengan pihak batching plant atau marketingnya untuk mengatasi
keterlembatan pada saat pengecoran dilakukan atau mengganti vendor yang
lain yang diharapkan disiplin dalam time management pengiriman beton ready
mix.

46
BAB 5
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN
PERHITUNGAN VOLUME BALOK DI LANTAI 8 BAGIAN
TOWER

5.1 URAIAN UMUM


Metode pelaksanaan proyek konstruksi salah satu bagian yang
diperlukan untuk mencapai target dari pelaksanaan proyek konstruksi. Untuk
mencapai target dari pelaksanaan proyek konstruksi diperlukan adanya metode
pelaksanaan pekerjaan. Adapun target dari proyek konstruksi itu dapat mencapai
biaya, kualitas dan waktu yang efektif dan efisien. Metode pelaksanaan pekerjaan
juga dibuat untuk menghadapi permasalahan yang diakibatkan oleh kondisi
lapangan yang tidak sesuai dengan perencanaan.
Pekerjaan struktur atas (upper structure) merupakan bagian struktur yang
berfungsi menerima kombinasi pembebanan, yaitu beban mati, beban hidup,
beban angin serta beban gempa. Selain itu struktur bangunan atas juga harus
menjamin keamanan dan kenyamanan serta mampu mewujudkan perancangan
arsitektur.
Pekerjaan struktur atas pada proyek pembangunan maritime tower yaitu
meliputi pekerjaan kolom, corewall, balok dan plat. Pada proyek pembangunan
maritime tower juga menggunakan struktur beton bertulang dengan berbagai mutu
beton yang sesuai seperti yang sudah direncanakan.

5.2 METODE PELAKSANAAN YANG DIAMATI


Masalah khusus yang akan dibahas secara rinci pada sub bab ini adalah
metode pelaksanaan pekerjaan balok yang diamati mahasiswa selama
melaksanakan kerja praktik di proyek pembangunan maritime tower. Proses
pelaksanaan pekerjaan balok adalah sebagai berikut.

47
Gambar 5.1 Flowchart Metode Balok

48
5.2.1 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan tahap awal dalam metode
pelaksanaan pekerjaan balok. Dalam pekerjaan persiapan terdapat kegiatan
sebelum melaksanakan ke pekerjaan selanjutnya. Tahap pelaksanaan pekerjaan
persiapan yaitu adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan shop drawing sebagai gambar teknis lapangan yang digunakan
sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan. Shop drawing ini dibuat oleh
kontraktor yang diajukan approval terlebih dahulu ke MK/Konsultan dan
Pengawas/Owner, sebelum mulai dikerjakan.
2. Pengadaan material dibutuhkan untuk kebutuhan material yang akan
digunakan dalam proses pekerjaan selanjutnya.
3. Pengukuran lapangan dengan menggunakan total station sesuai dengan
gambar shop drawing yang direncanakan.

5.2.2 Pekerjaan Pemasangan Perancah


Pekerjaan pemasangan perancah merupakan tahap kedua dalam metode
pelaksanaan pekerjaan balok. Perancah yang digunakan dalam proyek
pembangunan maritime tower adalah perancah baja bersekrup (scaffolding).
Pendirian scaffolding yang digunakan adalah PCH 2 m dan PCH 1,5 m untuk
vertikal dan 1 m untuk horizontal.

Gambar 5.2 Scaffolding

49
5.2.3 Pekerjaan Pemasangan Gelagar
Pekerjaan pemasangan gelagar merupakan pekerjaan tahap ketiga
dalam metode pelaksanaan pekerjaan balok. Gelagar dipasang pada U-head.
Setelah gelagar terpasang selanjutnya dipasang suri-suri dan tie rod sesuai
dengan dimensi balok pada shop drawing yang sudah ditentukan. Suri-suri terbuat
dari profil hollow sebagai alas dari bekisting.

5.2.4 Pekerjaan Pemasangan Bekisting


Pekerjaan bekisting merupakan pekerjaan tahap keempat dalam metode
pelaksanaan pekerjaan balok. Pekerjaan bekisting dilakukan untuk menahan
beton selama proses beton dituang dan dibentuk menjadi bentuk yang diinginkan.
Sementara untuk pekerjaan pemasangan perancah dilakukan sebagai
penyanggah sementara untuk menahan beton segar sampai beton memiliki
kekuatan yang cukup. Langkah-langkah pemasangan pada bekisting balok adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan pekerjaan pemasangan balok suri gelagar
2. Melakukan pekerjaan persiapan bodeman balok.
3. Melakukan pekerjaan pemasangan tembereng serta pekerjaan pemasangan
siku bekisting

Gambar 5.3 Pekerjaan Pemasangan Bekisting Balok

50
5.2.5 Pekerjaan Pembesian Balok
Pekerjaan pembesian balok adalah pekerjaan tahap kelima dalam
metode pelaksanaan pekerjaan balok. Untuk pekerjaan pembesian balok dan plat
dibantu dengan bantuan tower crane (TC) sehingga mempermudah dan
mempercepat pekerjaan balok dan plat.

Gambar 5.4 Pekerjaan Pembesian Balok

5.2.6 Pekerjaan Pengecoran


Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan tahap keenam dalam metode
pelaksanaan pekerjaan balok. Pekerjaan pengecoran dilakukan apabila lokasi
yang akan dilakukan pekerjaan pengecoran sudah siap dari pemasangan bekisting
dan perancah sampai dengan mengecek kebersihan lokasi dan kesiapan alat yang
akan digunakan. Sebelum proses pengecoran ada beberapa hal yang dilakukan,
yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan Pengecoran
Sebelum proses pengecoran diperlukan adanya proses persiapan ketika akan
melaksanakan pengecoran antara lain dengan persiapan alat personel,
infrastruktur proyek, rencana cycle time truck mixer di lokasi proyek, jumlah
kebutuhan minimal truck mixer, dan menyiapkan relat untuk meratakan
elevasi plat lantai.
2. Pembersihan
Pembersihan bekisting dilaksanakan sebelum dilakukan proses pekerjaan
pengecoran. Pembersihan bertujuan untuk menghilangkan debu-debu yang
ada di dalam bekisting. Pembersihan dilakukan menggunakan compressor.

51
3. Pekerjaan Pengecoran
Setelah dilakukan pekerjaan pembersihan bekisting, pelaksanaan pekerjaan
pengecoran adalah tahap ketiga dari proses pekerjaan pengecoran.
Pengecoran dapat dilakukan dengan bantuan Tower crane, concrete bucket
dan concrete pump. Adapun pekerjaan pengecoran dapat dilaksanakan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Sebelum dicor antara beton baru dan beton lama diberi calbond (lem
beton) terlebih dahulu agar pengecoran dapat lebih lengket.
2. Pelaksanaan pengecoran pelat lantai digunakan concrete pump yang
menyalurkan beton ready mix dari truck mixer ke lokasi pengecoran,
dengan menggunakan pipa pengecoran yang disambung-sambung
menggunakan klem.
3. Pengecoran dilakukan sedikit demi sedikit sampai memenuhi tebal pelat
yang direncanakan.
4. Beton dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar
terbentuk beton yang benar-benar padat, proses penggetaran tidak boleh
terlalu lama, bila adukan beton sudah terlihat agak mengeluarkan air (air
semen sudah memisah dengan agregat) maka vibrator dipindahkan ke
titik yang lain.
5. Adukan kemudian diratakan dengan menggunakan jidar.

Gambar 5.5 Pekerjaan Pengecoran

52
5.2.7 Pekerjaan Curing Beton
Perawatan ini dilakukan setelah beton mancapai final setting, artinya
beton telah mengeras. Perawatan ini dilakukan agar proses hidrasi selanjutnya
tidak mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan
karena kehilangan air begitu cepat. Adapun beberapa tahapan pada saat curing,
diantaranya adalah:
1. Melakukan langsung setelah proses finishing dengan menambahkan air atau
zat lain pada permukaan beton. Pancuran air atau zat tersebut dilakukan
secara perlahan untuk mencegah kerusakan permukaan beton.
2. Tindakan pencegahan dilakukan jika suhu melebihi 32ºC, kelembaban
rendah, kecepatan angina tinggi dan sinar matahari menyengat karena dapat
mengakibatkan beton kehilangan cairan dan pemadatan terlalu cepat.
3. Ketika hujan mulai turun, lindungi beton yang baru dituang secepat mungkin
dengan plastik atau burlap, pastikan semua permukaan beton terlindungi dan
jangan menambahkan semen kepermukaan beton.
4. Setelah hujan reda, aplikasikan curing compound secepatnya bersamaan
dengan proses beton mengeras kemudian perbaiki permukaan yang cacat
dan membentuk permukaan beton jika dipelukan.

Gambar 5.6 Pekerjaan Curing Beton

53
5.2.8 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting
Pelepasan bekisting balok dapat dilakukan setelah ±14 hari jika di
atasnya tidak terdapat pekerjaan yang menumpu pada struktur balok. Pelepasan
dimulai dengan mengendurkan jack base atau Uhead jack pada susunan
scaffolding penyangga floor balok dan kolom. Kemudian dilanjutkan dengan
pelepasan balok kaso dan diakhiri dengan pelepasan plywood yang menempel
pada beton. Pelepasan tersebut biasanya menggunakan alat linggis untuk
mempermudah pengerjaannya.

5.3 PERHITUNGAN VOLUME BALOK PADA LANTAI 8 TOWER


Perhitungan kebutuhan volume pengecoran pada balok membutuhkan
gambar denah dan detail untuk mempermudah perhitungan pengerjaan. Berikut
adalah gambar denah balok, detail balok, dan denah penulangan balok lantai 8
tower pada proyek pembangunan maritime tower yang dapat dilihat pada Gambar
5.9, Gambar 5.10, dan Gambar 5.11, Gambar 5.12, Gambar 6.3.

Gambar 5.7 Denah Balok Tower Lantai 8

54
Gambar 5.8 Denah Penulangan Balok Lantai 8 Tower Arah Horizontal

55
Gambar 5.9 Denah Penulangan Balok Tower Lantai 8 Arah Vertikal

56
Gambar 5.10 Detail Balok Lantai 8 Tower Arah Horizontal

57
Gambar 5.11 Detail Balok Lantai 8 Tower Arah Vertikal

58
5.3.1 Perhitungan Volume Beton
Sebelum proses pengecoran, diperlukan adanya perhitungan yang
matang yaitu dengan menghitung volume pengecoran. Menghitung volume beton
pada balok juga diperlukan sebelum menghitung volume pengecoran tersebut.
Denah balok dan detail balok juga dibutuhkan dalam proses perhitungan yang
mana sebagai berikut:
1. Kebutuhan Volume Beton Balok B2A4 Lantai 8
Panjang : 129.811 mm
Lebar : 250 mm
Tinggi : 400 mm
Volume : Panjang × Lebar × Tinggi
: 129.811 × 250 × 400
: 12.981.100.000 mm3
: 12,981 m3
2. Kebutuhan Volume Beton Balok B35 Lantai 8
Panjang : 20.439 mm
Lebar : 300 mm
Tinggi : 500 mm
Volume : Panjang × Lebar × Tinggi
: 20.439 × 300 × 500
: 3.065.850.000 mm3
: 3,066 m3
3. Kebutuhan Volume Beton Balok B36 Lantai 8
Panjang : 18.539 mm
Lebar : 300 mm
Tinggi : 600 mm
Volume : Panjang × Lebar × Tinggi
: 18.539 × 300 × 600
: 3.337.020.000 mm3
: 3,337 m3
4. Kebutuhan Volume Beton Balok B37 Lantai 8
Panjang : 39.197 mm
Lebar : 300 mm
Tinggi : 700 mm

59
Volume : Panjang × Lebar × Tinggi
: 39.197 × 300 × 700
: 8.231.370.000 mm3
: 8,231 m3
5. Kebutuhan Volume Beton Balok B45 Lantai 8
Panjang : 4.492 mm
Lebar : 400 mm
Tinggi : 500 mm
Volume : Panjang × Lebar × Tinggi
: 4.492 × 400 × 500
: 898.400.000 mm3
: 0,898 m3
6. Kebutuhan Volume Beton Balok B46 Lantai 8
Panjang : 139.127 mm
Lebar : 400 mm
Tinggi : 600 mm
Volume : Panjang × Lebar × Tinggi
: 139.127 × 400 × 600
: 33.390.480.000 mm3
: 33,390 m3
7. Kebutuhan Volume Beton Balok B47 Lantai 8
Panjang : 63.104 mm
Lebar : 400 mm
Tinggi : 700 mm
Volume : Panjang × Lebar × Tinggi
: 63.104 × 400 × 700
: 17.669.120.000 mm3
: 17,669 m3
8. Kebutuhan Volume Beton Balok B48 Lantai 8
Panjang : 22.177 mm
Lebar : 400 mm
Tinggi : 800 mm
Volume : Panjang × Lebar × Tinggi
: 22.177 × 400 × 800

60
: 7.096.640.000 mm3
: 7,097 m3
9. Kebutuhan Volume Beton Balok B48A Lantai 8
Panjang : 2.914 mm
Lebar : 400 mm
Tinggi : 850 mm
Volume : Panjang × Lebar × Tinggi
: 2914 × 400 × 850
: 990.760.000 mm3
: 0,991 m3
10. Kebutuhan Volume Beton Balok B56 Lantai 8
Panjang : 5.640 mm
Lebar : 500 mm
Tinggi : 600 mm
Volume : Panjang × Lebar × Tinggi
: 5.640 × 500 × 600
: 1.692.000.000 mm3
: 1,692 m3
11. Kebutuhan Volume Beton Balok B57 Lantai 8
Panjang : 86.408 mm
Lebar : 500 mm
Tinggi : 700 mm
Volume : Panjang × Lebar × Tinggi
: 86408 × 500 × 700
: 30.242.800.000 mm3
: 30,243 m3
12. Kebutuhan Volume Beton Balok B67 Lantai 8
Panjang : 5.592 mm
Lebar : 600 mm
Tinggi : 700 mm
Volume : Panjang × Lebar × Tinggi
: 5592 × 600 × 700
: 2.348.640.000 mm3
: 2,349 m3

61
13. Kebutuhan Volume Beton Balok B68 Lantai 8
Panjang : 28.548 mm
Lebar : 600 mm
Tinggi : 800 mm
Volume : Panjang × Lebar × Tinggi
: 28.548 × 600 × 800
: 13.703.040.000 mm3
: 13,703 m3
14. Kebutuhan Volume Baja Balok HB350 Lantai 8
Panjang : 14.455 mm
Lebar : 350 mm
Tinggi : 350 mm
Volume : Panjang × Lebar × Tinggi
: 1.770.737.500 mm3
: 1,771 m3
15. Total Kebutuhan Volume Beton Balok pada lantai 8
Total Volume : 12,981 + 3,066 + 3,337 + 8,231 + 0,898 +
33,390 + 17,669 + 7,097 + 0,991 + 1,692 +
30,243 + 2,349 + 13,703 + 1,771
: 137,418 m3
Hasil dari perhitungan kebutuhan volume beton balok pada lantai 8 dapat
dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Kebutuhan Volume Beton Balok pada Lantai 8

No. Tipe Balok Panjang Lebar Tinggi Volume Volume


(mm) (mm) (mm) (mm3) Konversi
(m3)
1 B2A4 129.811 250 400 12.981.100.000 12,981
2 B35 20.439 300 500 3.065.850.000 3,066
3 B36 18.539 300 600 3.337.020.000 3,337
4 B37 39.197 300 700 8.231.370.000 8,231
5 B45 4.492 400 500 898.400.000 0,898
6 B46 139.127 400 600 33.390.480.000 33,390
7 B47 63.104 400 700 17.669.120.000 17,669

62
Tabel 5.2 Kebutuhan Volume Beton Balok pada Lantai 8 (Lanjutan)

No. Tipe Balok Panjang Lebar Tinggi Volume Volume


(mm) (mm) (mm) (mm3) Konversi
(m3)
8 B48 22.177 400 800 7.096.640.000 7,097
9 B48A 2.914 400 850 990.760.000 0,991
10 B56 5.640 500 600 1.692.000.000 1,692
11 B57 86.408 500 700 30.242.800.000 30,243
12 B67 5.592 600 700 2.348.640.000 2,349
13 B68 28.548 600 800 13.703.040.000 13,703
14 HB350 14.455 350 350 1.770.737.500 1,771
Jumlah 137,418

5.3.2 Perhitungan Volume Tulangan


Setelah menghitung volume beton pada balok, dilanjutkan dengan
adanya perhitungan volume tulangan pada balok. Menghitung volume tulangan
pada balok juga diperlukan sebelum menghitung volume pengecoran tersebut.
Proses perhitungan volume tulangan dapat dilihat seperti perhitungan volume
pada tulangan balok B2A4 dan B35 yang mana sebagai berikut:
1. Kebutuhan Volume Tulangan Balok B2A4 Lantai 8
a. Volume Tulangan Atas Tumpuan
Diameter : 16 mm
Panjang : 129.811 mm
1
As tulangan : ×πd2
4
1
: × 3,14 × 162
4

: 200,960
Jumlah : 18
Volume TAT : As tulangan × panjang × jumlah
: 200,960 × 129.811 × 18
: 469.562.734,100 mm3
: 0,470 m3

63
b. Volume Tulangan Bawah Tumpuan
Diameter : 16 mm
Panjang : 129.811 mm
1
As tulangan : ×πd2
4
1
: × 3,14 × 162
4

: 200,960
Jumlah : 14
Volume TBT : As tulangan × panjang × jumlah
: 200,960 × 129.811 × 14
: 365.215.459,800 mm3
: 0,365 m3
c. Volume Tulangan Sengkang Tumpuan
Diameter : 10 mm
Panjang : 129.811 mm
1
As tulangan : ×πd2
4
1
: × 3,14 × 102
4

: 78,500
Jumlah :6
Volume TST : As tulangan × panjang × jumlah
: 78,500 × 129.811 × 6
: 61.140.981 mm3
: 0,061 m3
d. Volume Tulangan Atas Lapangan
Diameter : 16 mm
Panjang : 129.811 mm
1
As tulangan : ×πd2
4
1
: × 3,14 × 162
4

: 200,960
Jumlah :8
Volume TAL : As tulangan × panjang × jumlah
: 200,960 × 129.811 × 8

64
: 208.694.548,500 mm3
: 0,209 m3
e. Volume Tulangan Bawah Lapangan
Diameter : 16 mm
Panjang : 129.811 mm
1
As tulangan : ×πd2
4
1
: × 3,14 × 162
4

: 200,960
Jumlah :8
Volume TBL : As tulangan × panjang × jumlah
: 200.960 × 129.811 × 8
: 208.694.548,500 mm3
: 0,209 m3
f. Volume Tulangan Sengkang Lapangan
Diameter : 10 mm
Panjang : 129.811 mm
1
As tulangan : ×πd2
4
1
: × 3,14 × 102
4

: 78,500
Jumlah :4
Volume TSL : As tulangan × panjang × jumlah
: 78,500 × 129.811 × 4
: 104.347.274,2 mm3
: 0,104 m3
g. Total Volume Tulangan : TAT + TBT + TST + TAL + TBL +
TSL
: 0,470 + 0,365 + 0,061 + 0,209 +
0,209 + 0,104
: 1,418 m3
2. Kebutuhan Volume Tulangan Balok B35 Lantai 8
a. Volume Tulangan Atas Tumpuan
Diameter : 16 mm

65
Panjang : 20.439 mm
1
As tulangan : ×πd2
4
1
: × 3,14 × 162
4

: 200,960
Jumlah : 50
Volume TAT : As tulangan × panjang × jumlah
: 200,960 × 20.439 × 50
: 205.371.072 mm3
: 0,205 m3
b. Volume Tulangan Bawah Tumpuan
Diameter : 16 mm
Panjang : 20.439 mm
1
As tulangan : ×πd2
4
1
: × 3,14 × 162
4

: 200,960
Jumlah : 50
Volume TBT : As tulangan × panjang × jumlah
: 200,960 × 20.439 × 50
: 205.371.072 mm3
: 0,205 m3
c. Volume Tulangan Sengkang Tumpuan
Diameter : 10 mm
Panjang : 20.439 mm
1
As tulangan : ×πd2
4
1
: × 3,14 × 102
4

: 78,500
Jumlah : 18
Volume TST : As tulangan × panjang × jumlah
: 78,500 × 20.439 × 18
: 28.880.307 mm3
: 0,029 m3

66
d. Volume Tulangan Peminggang Tumpuan
Diameter : 10 mm
Panjang : 20.439 mm
1
As tulangan : ×πd2 × 2
4
1
: × 3,14 × 102 × 2
4

: 157,000
Jumlah :2
Volume TPT : As tulangan × panjang × jumlah
: 157,000 × 20.439 × 2
: 6.417.846 mm3
: 0,006 m3
e. Volume Tulangan Pengikat Tumpuan
Diameter : 10 mm
Panjang : 20.439 mm
1
As tulangan : ×πd2 × 2
4
1
: × 3,14 × 102 × 2
4

: 157,000
Jumlah :2
Volume TPT : As tulangan × panjang × jumlah
: 157,000 × 20.439 × 2
: 6.417.846 mm3
: 0,006 m3
f. Volume Tulangan Atas Lapangan
Diameter : 16 mm
Panjang : 20.439 mm
1
As tulangan : ×πd2
4
1
: × 3,14 × 162
4

: 200,960
Jumlah : 14
Volume TAL : As tulangan × panjang × jumlah
: 200,960 × 20.439 × 14

67
: 57.503.900,16 mm3
: 0,058 m3
g. Volume Tulangan Bawah Lapangan
Diameter : 16 mm
Panjang : 20.439 mm
1
As tulangan : ×πd2
4
1
: × 3,14 × 162
4

: 200,960
Jumlah : 31
Volume TBL : As tulangan × panjang × jumlah
: 200,960 × 20.439 × 31
: 127.330.064,6 mm3
: 0,127 m3
h. Volume Tulangan Sengkang Lapangan
Diameter : 10 mm
Panjang : 20.439 mm
1
As tulangan : ×πd2
4
1
: × 3,14 × 102
4

: 78,500
Jumlah : 11
Volume TSL : As tulangan × panjang × jumlah
: 78,500 × 20.439 × 11
: 17.649.076,5 mm3
: 0,018 m3
i. Volume Tulangan Peminggang Lapangan
Diameter : 10 mm
Panjang : 20.439 mm
1
As tulangan : ×πd2 × 2
4
1
: × 3,14 × 102 × 2
4

: 157,000
Jumlah :2
Volume TPL : As tulangan × panjang × jumlah

68
: 157,000 × 20.439 × 2
: 6.417.846 mm3
: 0,006 m3
j. Volume Tulangan Pengikat Lapangan
Diameter : 10 mm
Panjang : 20.439 mm
1
As tulangan : ×πd2 × 2
4
1
: × 3,14 × 102 × 2
4

: 157,000
Jumlah :1
Volume TPL : As tulangan × panjang × jumlah
: 157,000 × 20.439 × 1
: 3.208.923 mm3
: 0,003 m3
k. Total Volume Tulangan : TAT + TBT + TST + TPT + TPT +
TAL + TBL + TSL + TPL + TPL
: 0,205 + 0,205 + 0,029 + 0,006 +
0,006 + 0,058 + 0,127 + 0,018 +
0,006 + 0,003
: 0,665 m3
Hasil dari perhitungan kebutuhan volume beton balok pada lantai 8 dapat
dilihat pada tabel 5.3, tabel 5.4, tabel 5.5, tabel 5.6

69
Tabel 5.3 Kebutuhan Volume Tulangan Balok Pada lantai 8

As Tul
No Tipe Balok Panjang As Tul Atas & Bawah As Tul Sengkang As Tul Pengekang
Peminggang
1 B2A4 129811 200,96 78,5 0 0
2 B35 20439 200,96 78,5 157 157
3 B36 18539 200,96 78,5 0 0
4 B37 39197 200,96 78,5 157 78,50
5 B45 4492 379,94 78,5 0 0

70
6 B46 139127 379,94 78,5 0 0
7 B47 63104 379,94 78,5 157 78,5
8 B48 22177 200,96 117,75 157 78,5
9 B48A 2914 379,94 78,5 157 78,5
10 B56 5640 379,94 265,33 0 0
11 B57 86408 379,94 117,75 157 78,5
12 B67 5592 379,94 117,75 157 78,5
13 B68 28548 379,94 117,75 157 78,5
Tabel 5.4 Kebutuhan Volume Tulangan Balok Pada lantai 8 (Lanjutan)

No Tipe Balok Tumpuan


Tul. Atas Tul. Bawah Tul. Sengkang Tul.Peminggang Tul.Pengikat
1 B2A4 469562734,1 365215459,8 61140981 0 0
2 B35 205371072 205371072 28880307 6417846 6417846
3 B36 67060753,92 52158364,16 5821246 0 0
4 B37 275696019,2 283573048,3 36923574 123078580 36923574
5 B45 25600357,2 18773595,28 1763110 0 0
6 B46 4863111939 3541614129 1532937459 0 0
7 B47 2205767506 1966010168 128795264 534995712 133748928
8 B48 124787317,8 120330627,8 28724759,25 55708624 13927156
9 B48A 14392887,08 11071451,6 457498 1829992 457498
10 B56 40714370,4 40714370,4 5985844,8 0 0
11 B57 6959929370 5351266450 213665382 1139548704 284887176
12 B67 21246244,8 12747746,88 1975374 3511776 877944
13 B68 1030420076 705024262,8 70592067 125497008 31374252

71
Tabel 5.5 Kebutuhan Volume Tulangan Balok Pada lantai 8 (Lanjutan)

No Tipe Balok Lapangan


Tul. Atas Tul. Bawah Tul. Sengkang Tul.Peminggang Tul.Pengikat
1 B2A4 208694548,5 208694548,5 104347274,2 0 0
2 B35 57503900,16 127330064,6 17649076,5 6417846 3208923
3 B36 18627987,2 29804779,52 2910623 0 0
4 B37 118155436,8 149663553,3 18461787 61539290 18461787
5 B45 15360214,32 2468354 1763110 0 0
6 B46 2854435269 3171594743 951478422,8 0 0
7 B47 1078908019 1198786688 79258624 317034496 79258624
8 B48 98047178,24 93590488,32 20890734 41781468 10445367
9 B48A 3321435,48 5535725,8 228749 914996 228749
10 B56 40714370,4 40714370,4 5985844,8 0 0
11 B57 2298089886 2363749597 335759886 596906464 149226616
12 B67 12747746,88 12747746,88 1975374 3511776 877944
13 B68 347088867,8 390474976,3 40338324 71712576 17928144

72
Tabel 5.6 Kebutuhan Volume Tulangan Balok Pada lantai 8 (Lanjutan)

No Tipe Balok Volume Volume Konversi


mm3 m3
1 B2A4 1417655546 1,418
2 B35 664567953,3 0,665
3 B36 176383753,8 0,176
4 B37 1122476650 1,122
5 B45 65728740,8 0,066
6 B46 16915171962 16,915
7 B47 7722564029 7,723
8 B48 608233720,4 0,608
9 B48A 38438981,96 0,038
10 B56 174829171,2 0,175
11 B57 19693029532 19,693
12 B67 72219673,44 0,072
13 B68 2830450554 2,830
Jumlah 51501750268 51,502

73
5.3.3 Volume Kebutuhan Pengecoran pada Balok Lantai 8
Setelah menghitung kebutuhan volume beton dan kebutuhan tulangan
pada balok, dilanjutkan dengan adanya perhitungan volume kebutuhan
pengecoran pada balok di lantai 8. Menghitung volume pengecoran pada balok
juga menggunakan hasil dari perhitungan pada tabel 5.1 dan 5.2. Proses
perhitungan volume pengecoran pada balok dapat dilihat seperti sebagai berikut:
Volume beton : 137,418 m3
Volume tulangan : 51,502 m3
Volume Pengecoran : Vol. Kebutuhan Beton Balok
– Vol. Kebutuhan Tulangan Balok
: 137,418 – 51,502
: 85,916 m3
Hasil perhitungan berdasarkan perhitungan kebutuhan volume
pengecoran balok diatas, didapat jumlah kebutuhan tulangan dan kebutuhan
volume pengecoran balok lantai 8 tower yaitu sebesar 51,502 m³ dan 85,916 m³.

74
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Penulis melaksanakan kerja praktik di proyek pembangunan Maritime
Tower yang berlokasi di Jl. Yos Sudarso No.9 Jakarta Utara. Penulis mempelajari
mengenai banyak hal dalam proyek tersebut berdasarkan pengamatan sehingga
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Latar belakang pembangunan proyek Maritime Tower ialah membentuk
ekosistem di bidang kemaritiman dan pelabuhan sehingga meningkatkan
efisiensi dan efektivitas dalam sektor bisnis kemaritiman dan pelabuhan.
2. Proyek pembangunan Maritime Tower dimiliki oleh PT. Menara Maritime
Indonesia dengan menunjuk PT.PP Persero (Tbk) sebagai kontraktor utama
serta PT. Penta Rekayasa sebagai konsultan perencana dan PT. Fajar Nusa
Consultan sebagai konsultan pengawas.
3. Cuaca yang tidak stabil membuat pelaksana pekerja lapangan selalu
menyiapkan terpal untuk mengatasi hujan yang terjadi ketika dilakukan
pekerjaan pengecoran dan selalu melakukan koordinasi dengan batching plan
untuk mengatasi keterlambatan truck ready mix yang bisa mengakibatkan
pekerjaan pengecoran menjadi terhambat.
4. Pelaksanaan pekerjaan di proyek dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pekerjaan
struktur atas dan struktur bawah. Dilakukan pekerjaan persiapan sebelum
pekerjaan struktur bawah. Pekerjaan struktur bawah meliputi pekerjaan
fondasi, dan pile cap. Pekerjaan struktur atas meliputi pekerjaan kolom, balok,
plat, dan corewall.
5. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan balok di proyek Maritime Tower meliputi
pekerjaan pemasangan perancah, pekerjaan pemasangan gelagar, pekerjaan
pemasangan bekisting, pekerjaan pembesian balok, pekerjaan pengecoran,
pekerjaan curing beton, dan pekerjaan pembongkaran bekisting. Pada lantai
8 tower di proyek Maritime Tower volume pengecoran yang dibutuhkan adalah
85,916 m3.

75
6. 6.2 SARAN
Berdasarkan pengalaman kerja praktik di proyek pembangunan Maritime
Tower, penulis mempuyai beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi
semua pihak, yaitu:
1. Mahasiswa yang melaksanakan kerja praktik harus disiplin sesuai dengan
peraturan-peraturan yang ditetapkan di proyek Maritime Tower.
2. Mahasiswa yang melaksanakan kerja praktik sebaiknya tidak hanya berfokus
pada 1 tinjauan yang akan diambil, tetapi lebih banyak menyerap ilmu
sebanyak-banyaknya di proyek.
3. Mahasiswa harus berpikiran kritis agar memperoleh pengetahuan lebih
seputar pelaksanaan konstruksi serta lebih memperhatikan keaktifan pada
saat kerja praktek.

76
DAFTAR PUSTAKA

Adiyono. (2020). "Menghitung Konstruksi Beton Untuk Pengembangan Rumah


Bertingkat dan Tidak Bertingkat." https://pdf.wecabrio.com/menghitung-
pembesian-balok.pdf diakses pada tanggal 10 September 2020
Atmadja, S. (2017). "Metode Pelaksanaan Pekerjaan Balok."
https://docplayer.info/56041315-Bab-vii-tinjauan-khusus-metode-
pelaksanaan-pekerjaan-balok.html diakses pada tanggal 2 September
2020
PT. PP (Persero), Tbk. (2020). "Proyek Maritime Tower, Struktur Organisasi
Proyek." PT. PP (Persero) Tbk Jakarta Selatan
PT. PP (Persero), Tbk. (2020). "Proyek Maritime Tower, "Metode Pekerjaan Balok
dan Plat." PT. PP (Persero) Tbk Jakarta Selatan
Puspitasari, G. P. (2015). "Perencanaan Manajemen Proyek dalam Meningkatkan
Efisiensi dan Efektifitas sumber daya Perusahaan."
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/viewFile/16393/11991
diakses pada tanggal 31 Agustus 2020

77
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
S-CURVE
PT.PP (PERSERO) TBK.
PROYEK PEMBANGUNAN MARITIM TOWER
2018 2019 2020
Des-18 Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 Mei-19 Jun-19 Jul-19 Agu-19 Sep-19 Okt-19 Nov-19 Des-19 Jan-20 Feb-20 Mar-20 Apr-20 Mei-20 Jun-20 Jul-20 Agu-20 Sep-20 Okt-20 Nov-20 Des-20
No. URAIAN BOBOT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 KET.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104
22-30 31-06 07 - 13 14 - 20 21- 27 28 - 03 04 - 10 11 - 17 18 - 24 25 - 03 04 - 10 11 - 17 18 - 24 25 - 31 01 - 07 08 - 14 15 - 21 22 - 28 29 - 05 06 - 12 13 - 19 20-26 27 - 02 03 - 09 10 - 16 17 - 23 24 - 30 01 - 07 08 - 14 15 - 21 22 - 28 29 - 04 05 - 11 12 - 18 19 - 25 26 - 01 02 - 08 09 - 15 16 - 22 23 - 29 30-06 07 - 13 14 - 20 21 - 27 28 - 03 04 - 10 11 - 17 18 - 24 25 - 01 02 - 08 09 - 15 16 - 22 23 - 29 30 - 05 06-12 13-19 20 - 26 27-02 03-09 10-16 17-23 24-01 02-08 09-15 16-22 23-29 30-05 06-12 13-19 20-26 27-03 04-10 11-17 18-24 25-31 01-07 08-14 15-21 22-28 29-05 06-12 13-19 20-26 27-02 03-09 10-16 17-23 24-30 31-06 07-13 14-20 21-27 28-04 05-11 12-18 19-25 26-01 02-08 09-15 16-22 23-29 30-06 07-13 14-20

I PEKERJAAN PERENCANAAN

TAHAP PRA RANCANGAN

1 Pendahuluan 0,0994% 0,0050% 0,0050% 0,0199% 0,0199% 0,0199% 0,0298%

2 Penyusunan Pra Rancangan 0,1987% 0,0199% 0,0397% 0,0397% 0,0397% 0,0596%

TAHAP PENYUSUNAN PENGEMBANGAN RANCANGAN

1 Gambar Pengembangan Rencana Arsitektur, Interior, dan Landscape


0,0850% 0,0085% 0,0085% 0,0085% 0,0085% 0,0085% 0,0127% 0,0127% 0,0170%

2 Gambar Pengembangan Rencana Struktur dan Infrastruktur 0,0633% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0095% 0,0095% 0,0127%

3 Gambar Pengembangan Rencana MEP 0,0736% 0,0074% 0,0074% 0,0074% 0,0074% 0,0074% 0,0110% 0,0110% 0,0147%

4 Draft Perhitungan Volume / Bill Of Quantity 0,0066% 0,0013% 0,0020% 0,0033%

5 Draft Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis 0,0053% 0,0053%

6 Draft Laporan Simulasi Pencapaian Poin Green Building 0,0040% 0,0008% 0,0012% 0,0020%

7 Permohonan / Sidang Konsultasi Kepada TABG - AP 0,0027% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0005% 0,0005% 0,0008%

8 Permohonan / Sidang Konsultasi Kepada TABG - SG 0,0027% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0005% 0,0005% 0,0008%

9 Permohonan / Sidang Konsultasi Kepada TABG - IB 0,0027% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0005% 0,0005% 0,0008%

10 Rapat Koordinasi Dengan Pemberi Tugas dan MK 0,0027% 0,0000% 0,0000% 0,0001% 0,0002% 0,0003% 0,0004% 0,0003% 0,0004% 0,0001% 0,0001% 0,0002% 0,0002% 0,0002% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000%

TAHAP PEMBUATAN RENCANA DETAIL (DED), RKS DAN RAB

1 Gambar Rencana Detail Arsitek, Interior dan Landscape 0,0878% 0,0088% 0,0088% 0,0088% 0,0176% 0,0176% 0,0263%

2 Gambar Rencana Detail Struktur dan Infrastruktur 0,0654% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0131% 0,0131% 0,0196%

3 Gambar Rencana Detail MEP 0,0760% 0,0076% 0,0076% 0,0076% 0,0152% 0,0152% 0,0228%

4 Perhitungan Volume / Bill Of Quantity 0,0068% 0,0014% 0,0021% 0,0034%

5 Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis 0,0055% 0,0055%

6 Laporan Green Bulding / simulasi Pencapaian Tahap Design 0,0041% 0,0008% 0,0012% 0,0021%

7 Rapat Koordinasi Dengan Pemberi Tugas dan MK 0,0027% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0005% 0,0005% 0,0008% 0,0000% 0,0000% 0,0001%

TAHAP PENGAWASAN BERKALA 0,1987% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0050% 0,0050%

II PEKERJAAN KONSTRUKSI

PEKERJAAN PERSIAPAN 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000%

1 Pekerjaan Bongkaran dan Pembersihan Lahan Existing 0,1596% 0,0123% 0,0123% 0,0123% 0,0123% 0,0123% 0,0123% 0,0123% 0,0123% 0,0123% 0,0123% 0,0123% 0,0123% 0,0123%

2 Pekerjaan Setting Out & Bouwplank 0,0702% 0,0100% 0,0100% 0,0100% 0,0100% 0,0100% 0,0100% 0,0100%

3 Direksi Keet, Kantor Kontraktor, Barak Pekerja dan Gudang0,3726%


Sementara 0,0093% 0,0093% 0,0186% 0,0186% 0,0279% 0,0279% 0,0559% 0,0559% 0,0745% 0,0745%

4 Pagar Sementara Proyek 0,0939% 0,0235% 0,0235% 0,0235% 0,0235%

5 Papan Nama Proyek 0,0740% 0,0740%

6 Biaya Mobilisasi & Demobilsasi 0,1338% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0025% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0008% 0,0017% 0,0017%

7 Peralatan, Listrik Kerja, dan Perlengkapan Kerja 0,9938% 0,0252% 0,0252% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0189% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0126% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0063% 0,0126% 0,0126%

8 Biaya Safety, K3 dan House Keeping 0,4970% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0065% 0,0129% 0,0129%

9 Proyek Manajemen dan Biaya-Biaya Administrasi Lapangan2,2729% 0,0073% 0,0073% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0146% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0371% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0247% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0124% 0,0247% 0,0247%

10 Construction Drawing, Shop Drawing & As Built Drawing 0,0334% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0004% 0,0008% 0,0008%

11 Dokumentasi Pekerjaan 0,0339% 0,0002% 0,0002% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0003% 0,0007% 0,0007%

12 Biaya Operasional Kantor 0,1511% 0,0004% 0,0004% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0007% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0017% 0,0034% 0,0034%

13 Asuransi Kecelakaan, Asuransi Pekerjaan dan Asuransi Pihak


0,0734%
Ketiga 0,0734%

PEKERJAAN STRUKTUR

A PEKERJAAN STRUKTUR PODIUM

1 PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG 1,3023% 0,0977% 0,1140% 0,1302% 0,1465% 0,1791% 0,1953% 0,2116% 0,2279%

2 PEKERJAAN TANAH 0,1136% 0,0114% 0,0379% 0,0644%

3 PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

Pek. Pile Cap, Tie Beam & Plat Lantai 1,8638% 0,1864% 0,4213% 0,6281% 0,3140% 0,3140%

4 PEKERJAAN STRUKTUR PARKIR

1 1st Floor +0.00 0,9407% 0,0941% 0,1568% 0,1568% 0,5330%

2 P1 Parking Area +4.95 1,0038% 0,1004% 0,3346% 0,5688%

3 P2 Parking Area +8.45 0,9889% 0,0989% 0,3296% 0,5604%

4 P3 Parking Area +11.95 0,9888% 0,0989% 0,3296% 0,5603%

5 P4 Parking Area +15.45 0,9889% 0,0989% 0,3296% 0,5604%

6 Roof Access + 19.10 0,5182% 0,0518% 0,1727% 0,2937%

7 Pekerjaan Baja Façade dan Crown 0,1622% 0,0162% 0,0541% 0,0919%

8 Pekerjaan Baja Rel Gondola 0,0128% 0,0064% 0,0064%

B PEKERJAAN STRUKTUR TOWER


1 PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG 2,3267% 0,1551% 0,1810% 0,2068% 0,2327% 0,2585% 0,2844% 0,3102% 0,3361% 0,3619%

2 PEKERJAAN TANAH 0,2610% 0,0261% 0,0870% 0,0740% 0,0740%

3 PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

1 Pek. Pondasi Raft -6.00 1,4881% 0,0744% 0,0744% 0,4960% 0,4216% 0,2108% 0,2108%

2 Pek. Pile Cap & Tie Beam -6.00 0,9396% 0,1409% 0,3993% 0,1997% 0,1997%

3 Pek. Pile Cap & Tie Beam +0.00 0,1497% 0,0225% 0,0636% 0,0636%

4 Pek. Retaining Wall 0,1955% 0,0293% 0,0831% 0,0831%

4 PEKERJAAN STRUKTUR TOWER

1 Basement -3.50 0,5205% 0,0781% 0,4425%

2 1st Floor +0.00 0,4791% 0,0719% 0,2036% 0,2036%

3 2nd Floor +5.50 0,5372% 0,0806% 0,4566%

4 3rd Floor +10.50 0,5427% 0,0814% 0,4613%

5 4th Floor +15.50 0,5263% 0,0789% 0,4474%

6 5th Floor +19.70 0,3998% 0,0600% 0,3399%

7 6th Floor +23.90 0,3294% 0,0494% 0,2800%

8 7th Floor +28.10 0,3630% 0,0545% 0,3086%

9 8th Floor +32.30 0,3923% 0,0588% 0,3334%

10 9th Floor +36.50 0,4171% 0,0626% 0,3546%

11 10th Floor +40.70 0,4386% 0,0658% 0,3728%

12 11th Floor +44.90 0,4564% 0,0685% 0,3879%

13 12th Floor +49.10 0,4708% 0,0706% 0,2001% 0,2001%

14 13th Floor +53.30 0,4819% 0,0361% 0,0361% 0,4097%

15 14th Floor +57.50 0,4898% 0,0735% 0,4163%

16 15th Floor +61.70 0,4945% 0,0742% 0,4204%

17 16th Floor +65.90 0,4961% 0,0744% 0,4217%

18 17th Floor +70.10 0,4946% 0,0742% 0,4204%

19 18th Floor +74.30 0,4863% 0,0729% 0,4134%

20 19th Floor +78.50 0,4819% 0,0723% 0,4096%

21 20th Floor +82.70 0,4708% 0,0706% 0,4002%

22 21th Floor +86.90 0,4564% 0,0685% 0,3879%

23 22th Floor +91.10 0,4386% 0,0658% 0,3728%

24 23th Floor +95.30 0,4166% 0,0625% 0,3541%

25 24th Floor +99.50 0,3916% 0,0587% 0,1664% 0,1664%

26 Atap Beton +103.70 0,0688% 0,0052% 0,0052% 0,0585%

27 Atap LMR +106.70 0,0688% 0,0103% 0,0585%

28 Pekerjaan Baja Crown 1,6003% 0,1600% 0,5334% 0,9068%

C PEKERJAAN STRUKTUR LAINNYA

Pekerjaan GWT (Air Hujan, Flush WT, Raw WT + Fire, Air0,2177%


Bersih) 0,0218% 0,0726% 0,1233%

Pekerjaan STP (Kapasitas 155 m3) 0,1002% 0,0100% 0,0334% 0,0568%

PEKERJAAN ARSITEKTUR
3,25% I PEKERJAAN ARSITEKTUR PODIUM
1 1st Floor +0.00 0,4873% 0,0365% 0,0426% 0,0487% 0,0548% 0,0335% 0,0335% 0,0731% 0,0792% 0,0853%

2 P1 Parking Area +4.95 0,5200% 0,0390% 0,0455% 0,0260% 0,0260% 0,0585% 0,0715% 0,0780% 0,0845% 0,0910%

3 P2 Parking Area +8.45 0,5123% 0,0192% 0,0192% 0,0448% 0,0512% 0,0576% 0,0704% 0,0768% 0,0832% 0,0896%

4 P3 Parking Area +11.95 0,5122% 0,0384% 0,0448% 0,0512% 0,0576% 0,0704% 0,0768% 0,0832% 0,0896%

5 P4 Parking Area +15.45 0,5123% 0,0384% 0,0448% 0,0512% 0,0576% 0,0704% 0,0768% 0,0832% 0,0896%

6 Roof Access + 19.10 0,2684% 0,0201% 0,0235% 0,0268% 0,0302% 0,0369% 0,0403% 0,0218% 0,0218% 0,0470%

7 Pekerjaan Façade dan Crown 0,4370% 0,0146% 0,0182% 0,0219% 0,0255% 0,0291% 0,0328% 0,0401% 0,0437% 0,0473% 0,0510% 0,0546% 0,0291% 0,0291%

10,59% II PEKERJAAN ARSITEKTUR TOWER

1 Basement -3.50 0,3666% 0,0275% 0,0321% 0,0183% 0,0183% 0,0412% 0,0504% 0,0550% 0,0596% 0,0642%

2 1st Floor +0.00 0,4417% 0,0166% 0,0166% 0,0387% 0,0442% 0,0497% 0,0607% 0,0663% 0,0718% 0,0773%

3 2nd Floor +5.50 0,4953% 0,0371% 0,0433% 0,0495% 0,0557% 0,0681% 0,0743% 0,0805% 0,0867%

4 3rd Floor +10.50 0,5003% 0,0375% 0,0438% 0,0500% 0,0563% 0,0688% 0,0750% 0,0813% 0,0876%

5 4th Floor +15.50 0,4852% 0,0364% 0,0425% 0,0485% 0,0546% 0,0667% 0,0728% 0,0789% 0,0849%

6 5th Floor +19.70 0,3686% 0,0276% 0,0323% 0,0369% 0,0415% 0,0507% 0,0553% 0,0599% 0,0323% 0,0323%

7 6th Floor +23.90 0,3037% 0,0228% 0,0266% 0,0304% 0,0342% 0,0418% 0,0456% 0,0247% 0,0247% 0,0531%

8 7th Floor +28.10 0,3347% 0,0251% 0,0293% 0,0335% 0,0377% 0,0460% 0,0251% 0,0251% 0,0544% 0,0586%

9 8th Floor +32.30 0,3617% 0,0271% 0,0316% 0,0362% 0,0407% 0,0249% 0,0249% 0,0542% 0,0588% 0,0633%

10 9th Floor +36.50 0,3846% 0,0288% 0,0337% 0,0385% 0,0216% 0,0216% 0,0529% 0,0577% 0,0625% 0,0673%

11 10th Floor +40.70 0,4044% 0,0257% 0,0299% 0,0171% 0,0171% 0,0385% 0,0470% 0,0513% 0,0556% 0,0599% 0,0623%

12 11th Floor +44.90 0,4208% 0,0291% 0,0170% 0,0170% 0,0389% 0,0437% 0,0534% 0,0583% 0,1131% 0,0502%

13 12th Floor +49.10 0,4341% 0,0165% 0,0165% 0,0385% 0,0440% 0,0495% 0,0605% 0,1045% 0,1041%

14 13th Floor +53.30 0,4443% 0,0338% 0,0395% 0,0451% 0,0508% 0,0987% 0,0975% 0,0395% 0,0395%

15 14th Floor +57.50 0,4516% 0,0349% 0,0407% 0,0465% 0,0872% 0,0852% 0,0378% 0,0378% 0,0814%

16 15th Floor +61.70 0,4560% 0,0351% 0,0409% 0,0789% 0,0733% 0,0351% 0,0351% 0,0760% 0,0409% 0,0409%

17 16th Floor +65.90 0,4574% 0,0350% 0,0670% 0,0639% 0,0321% 0,0321% 0,0700% 0,0379% 0,0379% 0,0816%

18 17th Floor +70.10 0,4560% 0,0558% 0,0713% 0,0251% 0,0251% 0,0613% 0,0335% 0,0335% 0,0725% 0,0781%

19 18th Floor +74.30 0,4484% 0,0365% 0,0246% 0,0246% 0,0553% 0,0338% 0,0338% 0,0738% 0,0799% 0,0861%

20 19th Floor +78.50 0,4443% 0,0210% 0,0210% 0,0480% 0,0270% 0,0270% 0,0660% 0,0720% 0,0781% 0,0841%

21 20th Floor +82.70 0,4340% 0,0081% 0,0081% 0,0163% 0,0380% 0,0217% 0,0217% 0,0488% 0,0597% 0,0651% 0,0705% 0,0760%

22 21th Floor +86.90 0,4207% 0,0368% 0,0158% 0,0158% 0,0184% 0,0184% 0,0421% 0,0473% 0,0579% 0,0631% 0,0684% 0,0368%

23 22th Floor +91.10 0,4044% 0,0051% 0,0051% 0,0051% 0,0152% 0,0354% 0,0404% 0,0455% 0,0556% 0,0607% 0,0657% 0,0708%

24 23th Floor +95.30 0,3841% 0,0144% 0,0144% 0,0336% 0,0384% 0,0432% 0,0528% 0,0576% 0,0624% 0,0336% 0,0336%

25 24th Floor +99.50 0,3611% 0,0135% 0,0135% 0,0316% 0,0361% 0,0406% 0,0496% 0,0542% 0,0293% 0,0293% 0,0632%

26 Atap Beton +103.70 0,0634% 0,0032% 0,0032% 0,0063% 0,0143% 0,0174% 0,0190%

27 Atap LMR +106.70 0,0634% 0,0063% 0,0063% 0,0143% 0,0174% 0,0190%

III Pekerjaan GWT, STP dan RUANG POMPA 0,1263% 0,0316% 0,0316% 0,0316% 0,0316%

IV PEKERJAAN FACADE / KULIT LUAR & CROWN 13,5351% 0,1592% 0,2389% 0,3185% 0,3981% 0,4777% 0,5573% 0,3185% 0,3185% 0,7166% 0,7962% 0,8758% 0,9554% 1,0350% 1,1147% 1,1943% 1,2739% 1,3535% 1,4331%

37,59% PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, ELEKTRONIKA & PLUMBING

PEK. MEKANIKAL

Pek. Lift & Gondola 5,7544% 0,1598% 0,1598% 0,1598% 0,1598% 0,1598% 0,1598% 0,1598% 0,1598% 0,1598% 0,1598% 0,1598% 0,1598% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,1066% 0,0533% 0,0533% 0,0533% 0,0533% 0,0533% 0,0533% 0,0533% 0,0533% 0,0266% 0,0266% 0,0266% 0,0266% 0,0266% 0,0266% 0,0266% 0,0266%

Pek. VAC 8,6459% 0,2402% 0,2402% 0,2402% 0,2402% 0,2402% 0,2402% 0,2402% 0,2402% 0,2402% 0,2402% 0,2402% 0,2402% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,1601% 0,0801% 0,0801% 0,0801% 0,0801% 0,0801% 0,0801% 0,0801% 0,0801% 0,0400% 0,0400% 0,0400% 0,0400% 0,0400% 0,0400% 0,0400% 0,0400%

Pek. Pemadam Kebakaran 3,4835% 0,0968% 0,0968% 0,0968% 0,0968% 0,0968% 0,0968% 0,0968% 0,0968% 0,0968% 0,0968% 0,0968% 0,0968% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0645% 0,0323% 0,0323% 0,0323% 0,0323% 0,0323% 0,0323% 0,0323% 0,0323% 0,0161% 0,0161% 0,0161% 0,0161% 0,0161% 0,0161% 0,0161% 0,0161%

PEK. ELEKTRIKAL 0,0000% 0,0000% 0,0000% 0,0000%

Pek. Elektrikal 7,9632% 0,0362% 0,0362% 0,0362% 0,0362% 0,0724% 0,0724% 0,0362% 0,0362% 0,0724% 0,0724% 0,0724% 0,0724% 0,1930% 0,1930% 0,1207% 0,1207% 0,2413% 0,1207% 0,1207% 0,2413% 0,2413% 0,2413% 0,2413% 0,2413% 0,2413% 0,2413% 0,2051% 0,2051% 0,4102% 0,4102% 0,4102% 0,1026% 0,1026% 0,1026% 0,1026% 0,1026% 0,1026% 0,1026% 0,0513% 0,0513% 0,0513% 0,0513% 0,0513% 0,0513% 0,0513% 0,2243% 0,2243% 0,2243% 0,2243% 0,2243% 0,2243% 0,2243% 0,2243%

Pek. Generator Set 1,8395% 0,0394% 0,0526% 0,0657% 0,0394% 0,0394% 0,0920% 0,1051% 0,1183% 0,1445% 0,1577% 0,1708% 0,1839% 0,1971% 0,2102% 0,2234%

PEK. ELEKTRONIKA

Pek. Fire Alarm 1,9253% 0,0535% 0,0535% 0,0535% 0,0535% 0,0535% 0,0535% 0,0535% 0,0535% 0,0535% 0,0535% 0,0535% 0,0535% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0357% 0,0178% 0,0178% 0,0178% 0,0178% 0,0178% 0,0178% 0,0178% 0,0178% 0,0089% 0,0089% 0,0089% 0,0089% 0,0089% 0,0089% 0,0089% 0,0089%

Pek. Tata Suara 0,6418% 0,0178% 0,0178% 0,0178% 0,0178% 0,0178% 0,0178% 0,0178% 0,0178% 0,0178% 0,0178% 0,0178% 0,0178% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0059% 0,0059% 0,0059% 0,0059% 0,0059% 0,0059% 0,0059% 0,0059% 0,0030% 0,0030% 0,0030% 0,0030% 0,0030% 0,0030% 0,0030% 0,0030%

Pek. Smart Building (GPON) 1,5649% 0,0435% 0,0435% 0,0435% 0,0435% 0,0435% 0,0435% 0,0435% 0,0435% 0,0435% 0,0435% 0,0435% 0,0435% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0290% 0,0145% 0,0145% 0,0145% 0,0145% 0,0145% 0,0145% 0,0145% 0,0145% 0,0072% 0,0072% 0,0072% 0,0072% 0,0072% 0,0072% 0,0072% 0,0072%

Pek. Billing System 0,6453% 0,0179% 0,0179% 0,0179% 0,0179% 0,0179% 0,0179% 0,0179% 0,0179% 0,0179% 0,0179% 0,0179% 0,0179% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0119% 0,0060% 0,0060% 0,0060% 0,0060% 0,0060% 0,0060% 0,0060% 0,0060% 0,0030% 0,0030% 0,0030% 0,0030% 0,0030% 0,0030% 0,0030% 0,0030%

Pek. BAS 0,5749% 0,0160% 0,0160% 0,0160% 0,0160% 0,0160% 0,0160% 0,0160% 0,0160% 0,0160% 0,0160% 0,0160% 0,0160% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0106% 0,0053% 0,0053% 0,0053% 0,0053% 0,0053% 0,0053% 0,0053% 0,0053% 0,0027% 0,0027% 0,0027% 0,0027% 0,0027% 0,0027% 0,0027% 0,0027%

Pek. MATV 0,3126% 0,0087% 0,0087% 0,0087% 0,0087% 0,0087% 0,0087% 0,0087% 0,0087% 0,0087% 0,0087% 0,0087% 0,0087% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0058% 0,0029% 0,0029% 0,0029% 0,0029% 0,0029% 0,0029% 0,0029% 0,0029% 0,0014% 0,0014% 0,0014% 0,0014% 0,0014% 0,0014% 0,0014% 0,0014%

Pek. CCTV 2,1737% 0,0604% 0,0604% 0,0604% 0,0604% 0,0604% 0,0604% 0,0604% 0,0604% 0,0604% 0,0604% 0,0604% 0,0604% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0403% 0,0201% 0,0201% 0,0201% 0,0201% 0,0201% 0,0201% 0,0201% 0,0201% 0,0101% 0,0101% 0,0101% 0,0101% 0,0101% 0,0101% 0,0101% 0,0101%

PEK. PLUMBING 2,0637% 0,0573% 0,0573% 0,0573% 0,0573% 0,0573% 0,0573% 0,0573% 0,0573% 0,0573% 0,0573% 0,0573% 0,0573% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0382% 0,0191% 0,0191% 0,0191% 0,0191% 0,0191% 0,0191% 0,0191% 0,0191% 0,0096% 0,0096% 0,0096% 0,0096% 0,0096% 0,0096% 0,0096% 0,0096%

III PEKERJAAN LANDSCAPE & INFRASTRUKTUR

LANDSCAPE 0,3327% 0,0250% 0,0291% 0,0333% 0,0374% 0,0457% 0,0499% 0,0541% 0,0291% 0,0291%

INFRASTRUKTUR 0,3120% 0,0117% 0,0117% 0,0312% 0,1248% 0,1326%

UTILITAS 0,5389% 0,0404% 0,0539% 0,2156% 0,2290%

IV SERAH TERIMA PEKERJAAN

Inspeksi Internal Kontraktor

Joint Inspeksi Serah Terima Pekerjaan I

Serah Terima Pekerjaan I

PROGRESS MINGGUAN RENCANA % 100% 0,0128% 0,0128% 0,0356% 0,0556% 0,0755% 0,0941% 0,0798% 0,1071% 0,0619% 0,0568% 0,0827% 0,0861% 0,1223% 0,1394% 0,1451% 0,1317% 0,0756% 0,0748% 0,0982% 0,1039% 0,0316% 0,0573% 0,0543% 0,0000% 0,0000% 0,0772% 0,0772% 0,4121% 0,3803% 0,4169% 0,4591% 0,5175% 0,5496% 0,6178% 0,8066% 0,8044% 1,2664% 1,6354% 1,0441% 1,2764% 1,6339% 1,3880% 2,6510% 2,4476% 2,2187% 1,6558% 1,4088% 1,6029% 1,5737% 1,6525% 1,8113% 1,9839% 1,6253% 1,7930% 2,2202% 1,8281% 1,7162% 1,7140% 1,7624% 1,6134% 1,5758% 1,4391% 1,4601% 1,6360% 1,3928% 1,3773% 1,2476% 1,5745% 1,8508% 2,0336% 1,3373% 1,3254% 1,3658% 0,0000% 0,0000% 1,1803% 1,2640% 1,3696% 1,4243% 1,3379% 1,3539% 1,1984% 1,1149% 1,5139% 1,5161% 1,6693% 1,4801% 1,7523% 1,8991% 1,9550% 1,9969% 2,0836% 2,2344% 0,8279% 0,4998% 0,4791% 0,4528% 0,2808% 0,2291% 0,2427% 0,2310% 0,2077% 0,0909% 0,0618%
PROGRESS MINGGUAN RENCANA KOMULATIF % 0% 0,0128% 0,0256% 0,0612% 0,1168% 0,1923% 0,2864% 0,3662% 0,4734% 0,5352% 0,5920% 0,6748% 0,7609% 0,8832% 1,0226% 1,1678% 1,2995% 1,3751% 1,4499% 1,5481% 1,6520% 1,6836% 1,7409% 1,7952% 1,7952% 1,7952% 1,8724% 1,9496% 2,3617% 2,7420% 3,1589% 3,6180% 4,1355% 4,6850% 5,3029% 6,1095% 6,9139% 8,1803% 9,8157% 10,8598% 12,1362% 13,7700% 15,1580% 17,8091% 20,2566% 22,4753% 24,1311% 25,5399% 27,1427% 28,7164% 30,3689% 32,1802% 34,1641% 35,7894% 37,5824% 39,8026% 41,6307% 43,3469% 45,0608% 46,8233% 48,4366% 50,0124% 51,4515% 52,9116% 54,5476% 55,9404% 57,3177% 58,5653% 60,1398% 61,9906% 64,0242% 65,3615% 66,6869% 68,0527% 68,0527% 68,0527% 69,2330% 70,4969% 71,8665% 73,2908% 74,6287% 75,9826% 77,1810% 78,2959% 79,8098% 81,3259% 82,9952% 84,4753% 86,2275% 88,1266% 90,0816% 92,0785% 94,1621% 96,3965% 97,2244% 97,7242% 98,2033% 98,6561% 98,9369% 99,1659% 99,4086% 99,6397% 99,8473% 99,9382% 100%
PROGRESS MINGGUAN REALISASI %

PROGRESS MINGGUAN KUMULATIF %

DEVIASI (+/-)

Disetujui oleh Diperiksa oleh Dibuat oleh


Pemberi Tugas Manajemen Konstruksi Kontraktor
PT. Menara Maritim Indonesia PT. Fajar Nusa Consultants PT. PP (Persero) Tbk.

Bagus Dwipoyono Minny Sulistiowati Judhi Widjayanto


Direktur Utama Team Leader Project Manager
LEGENDA
- SEMUA UKURAN ADALAH DALAM MILIMETER
KECUALI DITENTUKAN LAIN DALAM GAMBAR
- ELEVASI ADALAH DALAM METER
- KOORDINAT ADALAH DALAM METER

- MUTU BETON :
* PELAT, BALOK, PILECAP = 35 MPa
* KOLOM DAN COREWALL :- BASEMENT ~ LT. 13 = 40 MPa
- LT. 14 ~ LT. ATAP = 35 MPa
- MUTU BESI TULANGAN :
* BJTS 420
* BJTS 520 KHUSUS UNTUK SENGKANG
& TIES, KOLOM /SHEARWALL, SENGKANG BALOK

REVISI

NO TANGGAL URAIAN DISETUJUI


1. IFR

PARSIAL 1 2.

PROYEK

PEMBERI TUGAS

MENGETAHUI
WAKIL DIREKTUR UTAMA

YUNAS RUDIANTO

KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

PARSIAL 2
DIPERIKSA & DISETUJUI
TEAM LEADER

MINNY SULISTIOWATI

KONTRAKTOR DESIGN AND BUILD

PT. PP ( Persero ) Tbk.


Jl. Letjend. TB. Simatupang 57
JAKARTA TIMUR 13940
CONTRACTOR & INVESTMENT

DIAJUKAN DIGAMBAR
PROJECT MANAGER DRAFTER

JUDHI WIDJAYANTO Iing Ibrahim

SHOP DRAWING
NO. GAMBAR : PP / G2/ 518020/ S/T/ 040.01

REFERENSI : STM - 0207

JUDUL GAMBAR :

DENAH BALOK TOWER LANTAI.8


S/T/ 040.1
SKALA LEMBAR REVISI
LEGENDA
- SEMUA UKURAN ADALAH DALAM MILIMETER
KECUALI DITENTUKAN LAIN DALAM GAMBAR
- ELEVASI ADALAH DALAM METER
- KOORDINAT ADALAH DALAM METER

- MUTU BETON :
* PELAT, BALOK, PILECAP = 35 MPa
* KOLOM DAN COREWALL :- BASEMENT ~ LT. 13 = 40 MPa
- LT. 14 ~ LT. ATAP = 35 MPa
- MUTU BESI TULANGAN :
* BJTS 420
* BJTS 520 KHUSUS UNTUK SENGKANG
& TIES, KOLOM /SHEARWALL, SENGKANG BALOK

REVISI

NO TANGGAL URAIAN DISETUJUI


1. IFR
2.

PROYEK

PEMBERI TUGAS

MENGETAHUI
WAKIL DIREKTUR UTAMA

YUNAS RUDIANTO

KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

DIPERIKSA & DISETUJUI


TEAM LEADER

MINNY SULISTIOWATI

KONTRAKTOR DESIGN AND BUILD

PT. PP ( Persero ) Tbk.


Jl. Letjend. TB. Simatupang 57
JAKARTA TIMUR 13940
CONTRACTOR & INVESTMENT

DIAJUKAN DIGAMBAR
PROJECT MANAGER DRAFTER

JUDHI WIDJAYANTO Iing Ibrahim

SHOP DRAWING
NO. GAMBAR : PP / G2/ 518020/ S/T/ 040.06

REFERENSI : STM - 0308

JUDUL GAMBAR :

SKALA LEMBAR REVISI


LEGENDA
- SEMUA UKURAN ADALAH DALAM MILIMETER
KECUALI DITENTUKAN LAIN DALAM GAMBAR
- ELEVASI ADALAH DALAM METER
- KOORDINAT ADALAH DALAM METER

- MUTU BETON :
* PELAT, BALOK, PILECAP = 35 MPa
* KOLOM DAN COREWALL :- BASEMENT ~ LT. 13 = 40 MPa
- LT. 14 ~ LT. ATAP = 35 MPa
- MUTU BESI TULANGAN :
* BJTS 420
* BJTS 520 KHUSUS UNTUK SENGKANG
& TIES, KOLOM /SHEARWALL, SENGKANG BALOK

REVISI

NO TANGGAL URAIAN DISETUJUI


1. IFR
2.

PROYEK

PEMBERI TUGAS

MENGETAHUI
WAKIL DIREKTUR UTAMA

YUNAS RUDIANTO

KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

DIPERIKSA & DISETUJUI


TEAM LEADER

MINNY SULISTIOWATI

KONTRAKTOR DESIGN AND BUILD

PT. PP ( Persero ) Tbk.


Jl. Letjend. TB. Simatupang 57
JAKARTA TIMUR 13940
CONTRACTOR & INVESTMENT

DIAJUKAN DIGAMBAR
PROJECT MANAGER DRAFTER

JUDHI WIDJAYANTO Iing Ibrahim

SHOP DRAWING
NO. GAMBAR : PP / G2/ 518020/ S/T/ 040.07

REFERENSI : STM - 0308

JUDUL GAMBAR :

SKALA LEMBAR REVISI


LEGENDA
- SEMUA UKURAN ADALAH DALAM MILIMETER
KECUALI DITENTUKAN LAIN DALAM GAMBAR
- ELEVASI ADALAH DALAM METER
- KOORDINAT ADALAH DALAM METER

- MUTU BETON :
* PELAT, BALOK, PILECAP = 35 MPa
* KOLOM DAN COREWALL :- BASEMENT ~ LT. 13 = 40 MPa
- LT. 14 ~ LT. ATAP = 35 MPa
- MUTU BESI TULANGAN :
* BJTS 420
* BJTS 520 KHUSUS UNTUK SENGKANG
& TIES, KOLOM /SHEARWALL, SENGKANG BALOK

REVISI

NO TANGGAL URAIAN DISETUJUI


1. IFR
2.

PROYEK

PEMBERI TUGAS

MENGETAHUI
WAKIL DIREKTUR UTAMA

YUNAS RUDIANTO

KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

DIPERIKSA & DISETUJUI


TEAM LEADER

MINNY SULISTIOWATI

KONTRAKTOR DESIGN AND BUILD

PT. PP ( Persero ) Tbk.


Jl. Letjend. TB. Simatupang 57
JAKARTA TIMUR 13940
CONTRACTOR & INVESTMENT

DIAJUKAN DIGAMBAR
PROJECT MANAGER DRAFTER

JUDHI WIDJAYANTO Iing Ibrahim

SHOP DRAWING
NO. GAMBAR : PP / G2/ 518020/ S/T/ 040.08

REFERENSI : STM - 0308

JUDUL GAMBAR :

SKALA LEMBAR REVISI


LEGENDA
- SEMUA UKURAN ADALAH DALAM MILIMETER
KECUALI DITENTUKAN LAIN DALAM GAMBAR
- ELEVASI ADALAH DALAM METER
- KOORDINAT ADALAH DALAM METER

- MUTU BETON :
* PELAT, BALOK, PILECAP = 35 MPa
* KOLOM DAN COREWALL :- BASEMENT ~ LT. 13 = 40 MPa
- LT. 14 ~ LT. ATAP = 35 MPa
- MUTU BESI TULANGAN :
* BJTS 420
* BJTS 520 KHUSUS UNTUK SENGKANG
& TIES, KOLOM /SHEARWALL, SENGKANG BALOK

REVISI

NO TANGGAL URAIAN DISETUJUI


1. IFR
2.

PROYEK

PEMBERI TUGAS

MENGETAHUI
WAKIL DIREKTUR UTAMA

YUNAS RUDIANTO

KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

DIPERIKSA & DISETUJUI


TEAM LEADER

MINNY SULISTIOWATI

KONTRAKTOR DESIGN AND BUILD

PT. PP ( Persero ) Tbk.


Jl. Letjend. TB. Simatupang 57
JAKARTA TIMUR 13940
CONTRACTOR & INVESTMENT

DIAJUKAN DIGAMBAR
PROJECT MANAGER DRAFTER

JUDHI WIDJAYANTO Iing Ibrahim

SHOP DRAWING
NO. GAMBAR : PP / G2/ 518020/ S/T/ 040.09

REFERENSI : STM - 0308

JUDUL GAMBAR :

SKALA LEMBAR REVISI


LEGENDA
- SEMUA UKURAN ADALAH DALAM MILIMETER
KECUALI DITENTUKAN LAIN DALAM GAMBAR
- ELEVASI ADALAH DALAM METER
- KOORDINAT ADALAH DALAM METER

- MUTU BETON :
* PELAT, BALOK, PILECAP = 35 MPa
* KOLOM DAN COREWALL :- BASEMENT ~ LT. 13 = 40 MPa
- LT. 14 ~ LT. ATAP = 35 MPa
- MUTU BESI TULANGAN :
* BJTS 420
* BJTS 520 KHUSUS UNTUK SENGKANG
& TIES, KOLOM /SHEARWALL, SENGKANG BALOK

REVISI

NO TANGGAL URAIAN DISETUJUI


1. IFR
2.

PROYEK

PEMBERI TUGAS

MENGETAHUI
WAKIL DIREKTUR UTAMA

YUNAS RUDIANTO

KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

DIPERIKSA & DISETUJUI


TEAM LEADER

MINNY SULISTIOWATI

KONTRAKTOR DESIGN AND BUILD

PT. PP ( Persero ) Tbk.


Jl. Letjend. TB. Simatupang 57
JAKARTA TIMUR 13940
CONTRACTOR & INVESTMENT

DIAJUKAN DIGAMBAR
PROJECT MANAGER DRAFTER

JUDHI WIDJAYANTO Iing Ibrahim

SHOP DRAWING
NO. GAMBAR : PP / G2/ 518020/ S/T/ 040.10

REFERENSI : STM - 0308

JUDUL GAMBAR :

SKALA LEMBAR REVISI


LEGENDA
- SEMUA UKURAN ADALAH DALAM MILIMETER
KECUALI DITENTUKAN LAIN DALAM GAMBAR
- ELEVASI ADALAH DALAM METER
- KOORDINAT ADALAH DALAM METER

- MUTU BETON :
* PELAT, BALOK, PILECAP = 35 MPa
* KOLOM DAN COREWALL :- BASEMENT ~ LT. 13 = 40 MPa
- LT. 14 ~ LT. ATAP = 35 MPa
- MUTU BESI TULANGAN :
* BJTS 420
* BJTS 520 KHUSUS UNTUK SENGKANG
& TIES, KOLOM /SHEARWALL, SENGKANG BALOK

REVISI

NO TANGGAL URAIAN DISETUJUI


1. IFR
2.

PROYEK

PEMBERI TUGAS

MENGETAHUI
WAKIL DIREKTUR UTAMA

YUNAS RUDIANTO

KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

DIPERIKSA & DISETUJUI


TEAM LEADER

MINNY SULISTIOWATI

KONTRAKTOR DESIGN AND BUILD

PT. PP ( Persero ) Tbk.


Jl. Letjend. TB. Simatupang 57
JAKARTA TIMUR 13940
CONTRACTOR & INVESTMENT

DIAJUKAN DIGAMBAR
PROJECT MANAGER DRAFTER

JUDHI WIDJAYANTO Iing Ibrahim

SHOP DRAWING
NO. GAMBAR : PP / G2/ 518020/ S/T/ 040.11

REFERENSI : STM - 0308

JUDUL GAMBAR :

SKALA LEMBAR REVISI


LEGENDA
- SEMUA UKURAN ADALAH DALAM MILIMETER
KECUALI DITENTUKAN LAIN DALAM GAMBAR
- ELEVASI ADALAH DALAM METER
- KOORDINAT ADALAH DALAM METER

- MUTU BETON :
* PELAT, BALOK, PILECAP = 35 MPa
* KOLOM DAN COREWALL :- BASEMENT ~ LT. 13 = 40 MPa
- LT. 14 ~ LT. ATAP = 35 MPa
- MUTU BESI TULANGAN :
* BJTS 420
* BJTS 520 KHUSUS UNTUK SENGKANG
& TIES, KOLOM /SHEARWALL, SENGKANG BALOK

REVISI

NO TANGGAL URAIAN DISETUJUI


1. IFR
2.

PROYEK

PEMBERI TUGAS

MENGETAHUI
WAKIL DIREKTUR UTAMA

YUNAS RUDIANTO

KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

DIPERIKSA & DISETUJUI


TEAM LEADER

MINNY SULISTIOWATI

KONTRAKTOR DESIGN AND BUILD

PT. PP ( Persero ) Tbk.


Jl. Letjend. TB. Simatupang 57
JAKARTA TIMUR 13940
CONTRACTOR & INVESTMENT

DIAJUKAN DIGAMBAR
PROJECT MANAGER DRAFTER

JUDHI WIDJAYANTO Iing Ibrahim

SHOP DRAWING
NO. GAMBAR : PP / G2/ 518020/ S/T/ 040.12

REFERENSI : STM - 0308

JUDUL GAMBAR :

SKALA LEMBAR REVISI


Tabel Lampiran 7 Perhitungan Volume Beton Balok
No Tipe Balok Panjang Lebar Tinggi Volume Volume Konversi
mm mm mm mm3 m3
1 B2A4 129811 250 400 12981100000 12,981
2 B35 20439 300 500 3065850000 3,066
3 B36 18539 300 600 3337020000 3,337
4 B37 39197 300 700 8231370000 8,231
5 B45 4492 400 500 898400000 0,898
6 B46 139127 400 600 33390480000 33,390
7 B47 63104 400 700 17669120000 17,669
8 B48 22177 400 800 7096640000 7,097
9 B48A 2914 400 850 990760000 0,991
10 B56 5640 500 600 1692000000 1,692
11 B57 86408 500 700 30242800000 30,243
12 B67 5592 600 700 2348640000 2,349
13 B68 28548 600 800 13703040000 13,703
14 B610 600 1000 0
15 B814 800 1400 0
16 HB350 14455 350 350 1770737500 1,771
JUMLAH 137,418
Tabel Lampiran 7 Perhitungan Volume Tulangan Balok
As Tul
No Tipe Balok Panjang As Tul Atas & Bawah As Tul Sengkang As Tul Pengekang
Peminggang
1 B2A4 129811 200,96 78,5 0 0
2 B35 20439 200,96 78,5 157 157
3 B36 18539 200,96 78,5 0 0
4 B37 39197 200,96 78,5 157 78,50
5 B45 4492 379,94 78,5 0 0
6 B46 139127 379,94 78,5 0 0
7 B47 63104 379,94 78,5 157 78,5
8 B48 22177 200,96 117,75 157 78,5
9 B48A 2914 379,94 78,5 157 78,5
10 B56 5640 379,94 265,33 0 0
11 B57 86408 379,94 117,75 157 78,5
12 B67 5592 379,94 117,75 157 78,5
13 B68 28548 379,94 117,75 157 78,5
Tabel Lampiran 7 Perhitungan Volume Tulangan Balok
No Tipe Balok Tumpuan
Tul. Atas Tul. Bawah Tul. Sengkang Tul.Peminggang Tul.Pengikat
1 B2A4 469562734,1 365215459,8 61140981 0 0
2 B35 205371072 205371072 28880307 6417846 6417846
3 B36 67060753,92 52158364,16 5821246 0 0
4 B37 275696019,2 283573048,3 36923574 123078580 36923574
5 B45 25600357,2 18773595,28 1763110 0 0
6 B46 4863111939 3541614129 1532937459 0 0
7 B47 2205767506 1966010168 128795264 534995712 133748928
8 B48 124787317,8 120330627,8 28724759,25 55708624 13927156
9 B48A 14392887,08 11071451,6 457498 1829992 457498
10 B56 40714370,4 40714370,4 5985844,8 0 0
11 B57 6959929370 5351266450 213665382 1139548704 284887176
12 B67 21246244,8 12747746,88 1975374 3511776 877944
13 B68 1030420076 705024262,8 70592067 125497008 31374252
Tabel Lampiran 7 Perhitungan Volume Tulangan Balok
No Tipe Balok Lapangan
Tul. Atas Tul. Bawah Tul. Sengkang Tul.Peminggang Tul.Pengikat
1 B2A4 208694548,5 208694548,5 104347274,2 0 0
2 B35 57503900,16 127330064,6 17649076,5 6417846 3208923
3 B36 18627987,2 29804779,52 2910623 0 0
4 B37 118155436,8 149663553,3 18461787 61539290 18461787
5 B45 15360214,32 2468354 1763110 0 0
6 B46 2854435269 3171594743 951478422,8 0 0
7 B47 1078908019 1198786688 79258624 317034496 79258624
8 B48 98047178,24 93590488,32 20890734 41781468 10445367
9 B48A 3321435,48 5535725,8 228749 914996 228749
10 B56 40714370,4 40714370,4 5985844,8 0 0
11 B57 2298089886 2363749597 335759886 596906464 149226616
12 B67 12747746,88 12747746,88 1975374 3511776 877944
13 B68 347088867,8 390474976,3 40338324 71712576 17928144
Tabel Lampiran 7 Perhitungan Volume Tulangan Balok
No Tipe Balok Volume Volume Konversi
mm3 m3
1 B2A4 1417655546 1,418
2 B35 664567953,3 0,665
3 B36 176383753,8 0,176
4 B37 1122476650 1,122
5 B45 65728740,8 0,066
6 B46 16915171962 16,915
7 B47 7722564029 7,723
8 B48 608233720,4 0,608
9 B48A 38438981,96 0,038
10 B56 174829171,2 0,175
11 B57 19693029532 19,693
12 B67 72219673,44 0,072
13 B68 2830450554 2,830
Jumlah 51501750268 51,502
Tabel Lampiran 7 Perhitungan Volume Kebutuhan Pengecoran Balok
VOLUME TOTAL KEBUTUHAN BETON BALOK 137,418 m3
VOLUME TOTAL KEBUTUHAN TULANGAN BALOK 51,502 m3
Jumlah Volume Kebutuhan Pengecoran balok pada lantai 8 tower 85,916 m3

Anda mungkin juga menyukai