Anda di halaman 1dari 90

UNIVERSITAS GUNADARMA

KERJA PRAKTEK

PEKERJAAN FINISHING (DINDING DAN PLAFOND)


LANTAI BASEMENT PADA PROYEK PEMBANGUNAN SOUTH
SIDE APARTMENT, DEPOK

Nama : Ami Pertiwi Suwito


NPM : 20317623
Jurusan : S1 Teknik Arsitektur
Pembimbing : Wahyu Prakosa, ST., MT.

Diajukan guna melengkapi syarat untuk mencapai gelar


Setara Sarjana Muda pada Program Studi Teknik Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Universitas Gunadarma
2020

i
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ami Pertiwi Suwito

NPM : 20317623

Judul KP : Pekerjaan Finishing (Dinding dan Plafond) Lantai Basement pada

Proyek Pembangunan South Side Apartment, Depok

Tanggal Sidang : 21 November 2020

Tanggal Lulus : 21 November 2020

Menyatakan bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya saya sendiri dan dapat
dipublikasikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma. Segala kutipan dalam
bentuk apa pun telah mengikuti kaidah dan etika yang berlaku. Mengenai isi dan
tulisan adalah merupakan tanggung jawab penulis, bukan Universitas Gunadarma.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran.

Depok, 20 November 2020

Ami Pertiwi Suwito

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul KP : Pekerjaan Finishing (Dinding dan Plafond) Lantai Basement

pada Proyek Pembangunan South Side Apartment, Depok

Nama : Ami Pertiwi Suwito

NPM : 20317623

Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan / S1

Tanggal Sidang : 21 November 2020

Tanggal Lulus : 21 November 2020

Menyetujui,

Dosen Pembimbing KP Koordinator Sidang Kerja Praktek


Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan

( Wahyu Prakosa, ST., MT ) ( Dr. Dimyati, ST., MT )

Ketua Jurusan Teknik Arsitektur


Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan

( Dr. Ir. Arief Rahman., MT )

iii
ABSTRAKSI

Ami Pertiwi Suwito, 20317623


PEKERJAAN FINISHING (DINDING DAN PLAFOND) LANTAI BASEMENT
PADA PROYEK PEMBANGUNAN SOUTH SIDE APARTMENT, DEPOK
Jurusan Teknik Arsitektur. Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan.
Universitas Gunadarma
Jumlah halaman: xii + 72 + lampiran

Dalam sebuah proyek bangunan tinggi (high rise building), tentu akan ada ciri khas
dalam proses pembangunannya yang membedakannya dengan tipe pyoyek bangunan
lain. Mulai dari pembangunan struktur high rise building yang harus tahan gempa,
pemasangan sistem utilitas khusus bangunan tinggi, sampai pada tahap finishing
untuk menyempurnakan segala pekerjaan struktur dan utilitas bangunan
Pembangunan South Side Apartment merupakan salah satu proyek hunian
bertingkat di Kota Depok yang masih berjalan pada tahun 2020. Saat penulis
melaksanakan kerja praktek di proyek tersebut, tahap pekerjaannya sudah mulai
masuk ke tahap finishing. Khusus untuk pekerjaan dalam ruangan-ruangan apartemen,
pekerjaan tahap finishing dilaksanakan pada dinding, plafon, dan lantai. Namun
dalam laporan kerja praktek ini, penulis hanya membahas pekerjaan finishing pada
dinding dan plafon di lantai basement.
Pekerjaan finishing dinding di lantai basement baru bisa dilaksanakan saat semua
dinding hebel (bata ringan) sudah terpasang. Jenis pekerjaan finishing dinding yang
penulis amati ada dua jenis, yakni papan gipsum (stick on wall) dan aplikasi plester
dan aci. Pemasangan papan gipsum cocok dilaksanakan pada ruangan-ruangan tipikal
dengan ketinggian dinidng yang rendah. Sedangkan aplikasi plester dan aci biasanya
dilaksanakan pada dinding dengan ketinggian yang cupuk tinggi.
Sedangkan untuk pekerjaan finishing plafon di lantai basement, penulis hanya
membahas pekerjaan plafon yang menggunakan papan gipsum. Pemasangan papan
gipsum sebagai plafon baru bisa dilaksanakan saat semua pekerjaan finishing pada
dinding dan pemasangan sistem utilitas pada langit-langit sudah selesai. Untuk
memasang papan gippsum pada langit-langit ruangan, perlu ada pemasangan rangka
metal terlebih dahulu. Setelah pemasangan rangka metal selesai, baru papan gipsum
dipasang pada rangka metal tersebut.

Kata Kunci : Basement, dinding, plafon, finishing

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan pertolongan-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan kerja praktek beserta
laporannya di tengah masa pandemi corona virus disease. Laporan kerja praktek ini
disusun berdasarkan apa yang penulis pelajari dalam proyek South Side Apartment,
Depok dengan bantuan PT. Menara Depok Asri sebagai pemilik proyek.

Kerja praktek ini merupakan salah satu syarat yang harus diselesaikan untuk
mengikuti sidang sarjana. Kegiatan kerja praktek ini telah memberikan banyak
pengalaman berharga yang tidak bisa penulis dapatkan dalam bangku kuliah.
Beberapa di antaranya ialah proses pelaksanaan pekerjaan finishing dalam sebuah
bangunan apartemen mulai dari persiapan, alat dan bahan pekerjaan, teknik
pengerjaan, sampai tahap evaluasi. Selain itu penulis juga belajar tentang pekerjaan
drafting, perhitungan volume, dan penjadwalan proyek. Oleh karena itu, saya ingin
mengungkapkan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. E. S. Margianti, SE., MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma

2. Dr. Raziq Hasan, ST., MTArs., selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Gunadarma

3. Bapak Dr. Ir. Arief Rahman, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur
Universitas Gunadarma

4. Dr. Dimyati, ST., MT., selaku Koordinator Kerja Praktek Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan Universitas Gunadarma

5. Wahyu Prakosa, ST., MT. Selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan laporan.

6. Ir. Otis Suryawirawan, selaku Pembimbing Kerja Praktek pada proyek


pembangunan South Side Apartement – Marrakech Suites, Depok

v
7. Keluarga besar dari PT. Menara Depok Asri, selaku Owner pada proyek
pembangunan South Side Apartement – Marrakech Suites, Depok

8. Keluarga besar dari PT. Tatamulia Nusantara Indah, selaku Kontraktor pada
proyek pembangunan South Side Apartement – Marrakech Suites, Depok

9. Orang tua beserta keluaraga yang selalu memberikan semangat, doa dan dukungan
laporan ini dapat terselesaikan

10. Anindya dan Syiva, selaku rekan penulis selama masa kerja praktek yang telah
memberikan semangat dan membantu penulis untuk menyelesaikan laporan

11. Pihak-pihak lain yang telah yang mendukung dan membantu penulis hingga
laporan ini dapat terselesaikan

Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan


dikarenakan keterbatasan penulis dan referensi yang didapat, namun penulis
berharap hal tersebut tidak mengurangi manfaat yang ingin disampaikan penulis
dalam laporan ini. Semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat umum dan mahasiswa Teknik Arsitektur khususnya.

Depok, November 2020

Ami Pertiwi Suwito

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI ................................ iii
ABSTRAK......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ........................................... 1
1.2 TUJUAN KERJA PRAKTEK .................................................... 2
1.3 BATASAN MASALAH ............................................................ 2

BAB 2 TEMPAT KERJA PRAKTEK ......................................................... 3


2.1 PROFIL PERUSAHAAN .......................................................... 3
2.2 DATA PROYEK ........................................................................ 5
2.2.1 Data Umum........................................................................ 5
2.2.2 Lokasi Proyek.................................................................... 6
2.2.3 Site Plan............................................................................. 7
2.2.4 Blok Plan............................................................................ 7
2.2.5 Denah Dan Area Pengamatan Dinding dan Plafon............ 8
2.2.6 Perspektif........................................................................... 10
2.2.7 Potongan............................................................................. 11

vii
BAB 3 PEMBAHASAN PROYEK ............................................................... 12
3.1 KAJIAN PUSTAKA .................................................................. 12
Definisi, Fungsi, dan Jenis Dinding............................................ 12
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Finishing Dinding..................... 14
Definisi, Fungsi, dan Jenis Plafon............................................... 18
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Finishing Plafon....................... 21
3.2 PEMBAHASAN PROYEK ........................................................ 23
Pelaksanaan Pekerjaan Finishing Dinding dengan
Papan Gipsum ............................................................................ 23
Pelaksanaan Pekerjaan Finishing Dinding dengan Plester
dan Aci ....................................................................................... 45
Pelaksanaan Pekerjaan Finishing Plafon dengan Papan
Gipsum .................................................................................... 53
3.3 PENGAMATAN HAL BARU.................................................... 67

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 69


4.1 KESIMPULAN .......................................................................... 69
4.2 SARAN ..................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72


Lampiran

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Informasi Proyek South Side Apartment, Depok ...................................... 5


Tabel 3.1 Peralatan untuk Pemasangan Papan Gipsum (stick on wall) .................... 25
Tabel 3.2 Peralatan Untuk Penyambungan Papan Gipsum (stick on wall)............... 32
Tabel 3.3 Alat dan Bahan untuk Pekerjaan Plester dan Aci pada Dinding............... 45
Tabel 3.4 Alat & Bahan Pemasangan Rangka Metal dan Papan Gipsum................. 54
Tabel 3.5 Alat dan Bahan untuk Penyambungan Plafon Papan Gipsum.................. 63

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi Proyek South Side Apartment – Depok .......................... 6


Gambar 2.2 Site Plan Proyek South Side Apartment – Depok......................... 7
Gambar 2.3 Blok Plan Proyek South Side Apartment – Depok....................... 7
Gambar 2.4 Denah Lantai Basement South Side Apartment, Depok............... 8
Gambar 2.5 Area Pengamatan Dinding Basement South Side
Apartment, Depok......................................................................... 8
Gambar 2.6 Area Pengamatan Dinding Basement South Side
Apartment, Depok......................................................................... 9
Gambar 2.7 Area Pengamatan Plafon Basement South Side
Apartment, Depok......................................................................... 9
Gambar 2.8 Perspektif South Side Apartment, Depok...................................... 10
Gambar 2.9 Potongan Parsial South Side Apartment, Depok........................... 11
Gambar 3.1 Penyimpanan papan gipsum sementara......................................... 24
Gambar 3.2 Cara membawa papan gipsum ....................................................... 24
Gambar 3.3 Penandaan posisi perekat dengan meteran dan pensil ................... 28
Gambar 3.4 Pencampuran kompon dan air dengan alat bor.............................. 28
Gambar 3.5 Gumapalan perekat papan gipsum pada dinding hebel ................. 29
Gambar 3.6 Sisa papan gipsum di lantai menyentuh dinding hebel ................. 29
Gambar 3.7 Mengaplikasikan perekat papan gipsum pada dinding hebel ........ 30
Gambar 3.8 Pemasangan papan gypsum dari ujung dinding ............................ 30
Gambar 3.9 Penekanan papan gipsum dengan mistar aluminium..................... 31
Gambar 3.10 Proses pengadukan kompon dan air............................................. 35
Gambar 3.11 Adonan penyambungan dari hasil adukan................................... 35
Gambar 3.12 Peletakkan kompon pada tatakan................................................. 36
Gambar 3.13 Aplikasi awal kompon penyambungan pada tepi tersembunyi.... 36
Gambar 3.14 Aplikasi UB Tape di atas lapisan kompon................................... 37

x
Gambar 3.15 Pemberian lapisan kompon di atas UB Tape............................... 37
Gambar 3.16 Memberi lapisan kompon pada tepi tersembunyi tahap kedua.... 38
Gambar 3.17 Pemberian lapisan kompon kedua pada pertemuan ujung........... 38
Gambar 3.18 Memasang pelindung metal di sudut luar dinding....................... 39
Gambar 3.19 Pelapisan kompon tahap pertama pada sudut luar....................... 40
Gambar 3.20 Pelapisan kompon tahap kedua pada sudut luar........................... 40
Gambar 3.21 Pelapisan kompon tahap ketiga pada sudut luar........................... 41
Gambar 3.22 Pengisian cela sudut dalam dengan adukan kompon................... 41
Gambar 3.23 Pelipatan UB Tape di garis tengahnya......................................... 42
Gambar 3.24. Pelapisan kompon tahap pertama pada sudut dalam.................... 42
Gambar 3.25 Menempel UB Tape pada lapisan kompon sudut dalam.............. 43
Gambar 3.26 Menambah lapisan kompon di atas UB Tape sudut dalam.......... 43
Gambar 3.27 Pelapisan kompon tahap kedua pada sudut dalam....................... 44
Gambar 3.28 Melakukan pengamplasan pada aplikasi kompon
kering sempurna.......................................................................... 44
Gambar 3.29 Tali yang menahan unting-unting ke dinding.............................. 49
Gambar 3.30 Proses pengadukan dry mortar plester dan air............................. 49
Gambar 3.31 Penyiraman air pada dinding hebel.............................................. 50
Gambar 3.32 Pencetakan kepalan plester dengan jidar aluminium................... 50
Gambar 3.33 Kepalan plester yang sudah jadi................................................... 51
Gambar 3.34 Melapiskan plester dengan kepalan sebagai patokan................... 51
Gambar 3.35 Hasil melapiskan plester pada dinding......................................... 52
Gambar 3.36 Pengadukan dry mortar acian dan air dengan bor mixer.............. 52
Gambar 3.37 Pelapisan acian pada dinding yang sudah diberi plester.............. 53
Gambar 3.38 Penentuan elevasi plafon pada dinding papan gipsum................. 56
Gambar 3.39 Penyipatan untuk garis wall angle................................................ 56
Gambar 3.40 Pemasangan wall angle................................................................ 57
Gambar 3.41 Penentuan titik-titik gantungan (hanger set)................................ 57

xi
Gambar 3.42 Pemasangan suspension bracket.................................................. 58
Gambar 3.43 Pemotongan suspension rod......................................................... 58
Gambar 3.44 Penggantungan suspension bracket.............................................. 59
Gambar 3.45 Pemotongan Top Cross Rail......................................................... 59
Gambar 3.46 Pemasangan Furring Channel ke Top Cross Rail......................... 60
Gambar 3.47 Hasil Pemasangan Rangka Metal................................................. 61
Gambar 3.48 C-clamp untuk menahan posisi papan gipsum............................. 61
Gambar 3.49 Menyekrup papan gipsumdengan mesin bor................................ 62
Gambar 3.50 Pemasangan sekrup antar papan gipsum...................................... 63
Gambar 3.51 Hasil adukan kompon penyambungan papan gipsum.................. 66
Gambar 3.52 Penyambungan papan gipsum dengan kompon dan pita kertas... 66
Gambar 3.53 Penggosokan aplikasi kompon pada plafon................................. 67
Gambar 3.54 Dry mortar untuk efisiensi pekerjaan plesteran dan acian........... 67
Gambar 3.55 Papan gipsum sebagai pengganti plester dan aci......................... 68

xii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Surat Keterangan Masuk Tempat KP


2. Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai KP
3. Lampiran 3 Abseni KP bulan Agustus - Oktober halaman pertama
4. Lampiran 4 Abseni KP Agustus - Oktober halaman kedua
5. Lampiran 5 Abseni KP Agustus - Oktober halaman ketiga

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Finishing pada dinding dan plafon bangunan merupakan pekerjaan yang
saling berkesinambungan dalam sebuah proyek pembangunan, khususnya
pembangunan sebuah hunian bertingkat. Keberadaan ketiga pekerjaan ini
sangat penting bagi perlindungan material dan estetika pada bangunan.

Pekerjaan finishing pada dinding dan plafon juga berperan penting dalam
meningkatkan kenyamanan fungsi dan estetika ruangan. Pada pekerjaan
finishing dinding, terdapat banyak pilihan material dan bahan yang bisa
digunakan, seperti plesteran, papan gipsum, keramik, dsb. Begitu pun dengan
finishing plafon, banyak jenis material yang menjadi pilihan, di ataranya
adalah: gipsum, kayu, tripleks, dsb.

Pada penulisan laporan kerja praktik kali ini, penulis akan menguraikan hasil
pengamatan pelaksanaan pekerjaan finishing dinding, dan plafon pada proyek
pembangunan South Side Apartment, Depok. Penulis sangat berminat
mempelajari kedua pekerjaan tersebut melalui proses pelaksanaan di lapangan
serta menghubungkannya dengan teori yang telah dipelajari di bangku kuliah.

1.2. Tujuan Kerja Praktek


Tujuan makro dari pelaksanaan kerja praktik pada proyek pembangunan
South Side Apartment, Depok, yaitu supaya penulis mempelajari pekerjaan
lapangan secara langsung dalam proyek pembangunan. Khususnya dalam

1
bidang arsitektur, penulis ingin mempelajari pekerjaan dinding dan plafon
pada bangunan. Selain itu, penulis berminat untuk mempelajari berbagai
bidang pekerjaan dalam proyek, seperti bidang desain, manajemen proyek,
maupun pelaksanaan konstruksi.

Tujuan mikro dari penulisan laporan kerja praktik kali ini, yaitu untuk
memberi penjelasan tentang proses pelaksanaan pekerjaan dinding dan plafon
di lapangan dari tahap pekerjaan awal hingga tahap akhir.

1.3. Batasan Masalah


Batasan masalah dari penulisan laporan kerja praktik ini, yaitu pengamatan
pekerjaan finishing dinding dan plafon lantai basement pada proyek
pembangunan South Side Apartment, Depok. Berawal dari tahap persiapan
hingga perawatan berdasarkan metode pelaksanaan dan pengamatan langsung
di lapangan.

2
BAB II

TEMPAT KERJA PRAKTEK

2.1. Profil Perusahaan

PT. Tatamulia Nusantara Indah (TATA) adalah salah satu perusahaan kontraktor
terdepan di Indonesia yang ditugaskan menjadi kontraktor Finishing pada proyek
South Side Apartment, Depok – Marrakech Suites oleh PT. Menara Depok Asri
selaku owner proyek. Proyek tersebut berhasil dimenangkan TATA melalui proses
tender.

Berdasarkan data proyek South Side Apartment (Finishing), Depok, nilai kontrak
proyek ini berkisar Rp 154.700.000.000,-(tidak termasuk PPN) dengan jangka waktu
pelaksanaan proyek selama 12 bulan (15 Juli 2020 – 15 Juli 2021) sesuai dengan
Surat Perintah Kerja No. 097/MDA/SPK-ARS/P.AS-MS/VII/2020 dari PT. Menara
Depok Asri.

PT. Tatamulia Nusantara Indah (lazin disebut TATA) adalah salah satu perusahaan
kontraktor terkemuka di Indonesia yang didirikan pada tahun 1984. TATA
menawarkan jasa teknik sipil dan konstruksi yang terintegrasi. Keterlibatan TATA
dalam proyek pembangunan perumahan, komersial, industri, dan kelembagaan telah
meningkatkan keahlian dan pengalamannya dalam bidang konstruksi.

Perusahaan ini berperan besar dalam pesatnya urbanisasi dan pembangunan di


Indonesia. Mulai dari pabrik dan gedung perkantoran, hingga hotel bintang 5.
Beberapa pengerjaannya antara lain Gama Tower, gedung tertinggi di Indonesia yang
selesai tahun 2015. Keberhasilan TATA selama 35 tahun terakhir adalah berkat
dedikasi dan komitmen karyawannya, layanan pelanggan yang sangat baik, dan
program keselamatan yang sesuai dengan OHSAS 18001. Setiap proyek sesuai

3
dengan standar kualitas sesuai dengan ISO 9001 dengan menerapkan integrasi penuh
di setiap tahap mulai dari mempelajari desain dan perencanaan hingga konstruksi dan
pemeliharaan. Janjinya untuk "mengubah Visi menjadi Realitas" membuat TATA
secara konsisten berusaha untuk memenuhi janji tersebut kepada pelanggannya.

Mengingat bahwa ISO adalah salah satu alat manajemen yang paling banyak
digunakan di dunia, TATA telah menggunakan alat ini dan memperoleh sertifikasi
ISO 9002: 1994 pada tahun 1997, ISO 9001: 2000 pada tahun 2001-2013, ISO 9001:
2008 pada 2013-2018.

Mendapatkan sertifikasi ISO tidaklah mudah. Maka dari itu sertifikasi ISO perlu
dijaga dan diarsip dengan baik, karena sebelum perpanjangan sertifikat ISO auditor
ISO harus yakin bahwa perusahaan yang dinilai telah menerapkan beberapa
persyaratan. Pada tahun 2018, sertifikat TATA telah diperbarui menjadi ISO 9001:
2015.

Aspek penting lainnya adalah Kesehatan dan Keselamatan di tempat kerja. Sesuai
dengan salah satu misi perusahaan yaitu “berkomitmen dalam menjaga lingkungan
kerja yang bersih, sehat, dan aman”, TATA mempertimbangkan masalah ini dengan
serius. Menyadari kebutuhan untuk mengontrol dan meningkatkan performa
kesehatan dan keselamatan, TATA memutuskan untuk menerapkan standar yang
diterapkan secara internasional untuk sistem manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja dan telah disertifikasi untuk ISO 45001: 2015 (Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja) & ISO 14001: 2015 (Lingkungan Sistem manajemen).

PT. Menara Depok Asri adalah salah satu perusahaan pengembang properti di
Indonesia yang fokus pada pengembangan properti dan investasi di wilayah kota
Depok dan sekitarnya. Portofolio perusahaan ini meliputi pengembangan 4 (empat)
segmen utama yakni kawasan, mixed-use dan bangunan tinggi, perkantoran, retail dan
komersial.

4
Perusahaan ini didirikan pada pertengahan tahun 2013 oleh 9 (Sembilan) orang
pengusaha yang masing-masing telah berpengalaman dalam bidang Properti di
Indonesia, mereka mempunyai tujuan bersama untuk mengembangkan usaha properti
yang selaras dengan alam (Eco Green atau Green Design) di wilayah kota Depok.
Perusahaan didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan No. 01 tanggal 02
September tahun 2013 dibuat di hadapan Amalia Sausan, SH., Notaris di Kota Depok.
Dan Akte Perubahan No.22 tanggal 19 Desember 2014.

PT. Menara Depok Asri saat ini sedang mengembangkan proyek berskala besar
terletak di Jl. Ir. H. Juanda, dimana proyek tersebut akan menjadi pelopor dalam
pengembangan di sekitar Jl. Ir. H. Juanda. Proyek berskala besar yang bernama
“ Pesona Square “ dibangun untuk menjawab semua kebutuhan konsumen yang
lengkap pada satu kawasan, dimana konsumen dapat hidup berbahagia dalam
bersosialisasi dan berbisnis.

2.2. Data Proyek

Data proyek pada Pekerjaan Finishing South Side Apartment, Depok ini terdiri dari
data umum dan data teknis, yang dapa diuraikan pada subbab – subbab di bawah ini.

2.2.1. Data Umum

Pekerjaan Finishing South Side Apartment, Depok memiliki data umum sebagai
berikut:

Tabel 2.1. Informasi Proyek South Side Apartment, Depok


DATA PROYEK INFORMASI PROYEK
NAMA PROYEK SOUTH SIDE APARTMENT (FINISHING) – DEPOK
ALAMAT Jl. Juanda No.99 Depok
PEMBERI TUGAS (OWNER) PT. Menara Depok Asri
KONTRAKTOR PT. Tatamulia Nusantara Indah
PAKET PEKERJAAN Arsitetkur

5
NILAI KONTRAK Rp 154.700.000.000,- (exclude PPN)
WAKTU PELAKSANAAN 12 Bulan
TANGGAL MULAI 15 Juli 2020
TANGGAL SELESAI 15 Juli 2021
LUAS BANGUNAN 76.299,41 �2
Sumber: PT. Tatamulia Nusantara Indah (2020)

2.2.2. Lokasi Proyek

Proyek South Side Apartment - Depok berlokasi di Jl. Juanda No. 99 Depok

Gambar 2.1. Lokasi Proyek South Side Apartment – Depok


Sumber: Google Pro 2020

6
2.2.3. Site Plan

Pada gambar Site Plan dapat dilihat bahwa lantai dasar (lantai 1) pada proyek South
Side Apartment terdiri dari area parkir, sirkulasi kendaraan, dan berbagai ruangan

Gambar 2.2. Site Plan Proyek South Side Apartment – Depok


Sumber: PT. Tatamulia Nusantara Indah (2020)

2.2.4. Blok Plan

Gambar 2.3. Blok Plan Proyek South Side Apartment – Depok


Sumber: PT. Tatamulia Nusantara Indah (2020)

7
2.2.5. Denah Dan Area Pengamatan Dinding dan Plafon

Berikut adalah gamber kerja denah lantai basement serta area pengamatan pekerjaan
finishing dinding, plafon, dan lantai pada proyek South Side Apartment, Depok.

Gambar 2.4. Denah Lantai Basement South Side Apartment, Depok


Sumber: PT. Tatamulia Nusantara Indah (2020)

Gambar 2.5. Area Pengamatan Dinding Basement South Side Apartment, Depok
Sumber: PT. Tatamulia Nusantara Indah (2020)

8
Gambar 2.6. Area Pengamatan Dinding Basement South Side Apartment, Depok
Sumber: PT. Tatamulia Nusantara Indah (2020)

Gambar 2.7. Area Pengamatan Plafon Basement South Side Apartment, Depok
Sumber: PT. Tatamulia Nusantara Indah (2020)

9
2.2.6. Perspektif

Gambar 2.8. Perspektif South Side Apartment, Depok


Sumber: PT. Tatamulia Nusantara Indah (2020)

10
2.2.7. Potongan

Gambar 2.9. Potongan Parsial South Side Apartment, Depok


Sumber: PT. Tatamulia Nusantara Indah (2020)

11
BAB III

PEMBAHASAN PROYEK

3.1. Kajian Pustaka

3.1.1. Definisi, Fungsi, dan Jenis Dinding

Hidayat (dalam Yuntafa, Widiasanti, dkk, 2012:8) menjelaskan bahwa dinding


adalah elemen vertikal ruang, merupakan bagian struktur yang menjadi alat penyekat
antar ruangan maupun penyekat antar bagian dalam gedung dengan bagian luar
gedung. Menurut Fliker (dalam Yuntafa, Widiasanti, dkk, 2012:8), dinding
merupakan kompenen pemisah antar pemisah dalam bangunan, dengan bagian luar
bangunan, dan juga antar ruang dalam bangunan. Suatu dinding atau partisi yang
dipasang dalam suatu bangunan merupakan pemisah ruang satu dengan ruang yang
lainnya untuk menghalau panas dan aman dari gangguan luar berdasarkan pengertian
Pijl (dalam Yuntafa, Widiasanti, dkk, 2012:8). Dari semua definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa dinding adalah elemen non-struktural sebagai pemisah antara
bagian dalam gedung dengan luar gedung, juga sebagai pelindung dari cuaca luar
(panas/dingin).

Berdasarkan material pasangan, dinding terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Dinding Bata Merah


Jenis dinding ini dibuat dengan memasang bata merah yang disusun dari
bawah ke atas menurut aturan tertentu lalu direkat menggunakan adukan /
spesi. Pada tingkat pembebanan horizontal tertentu, pasangan bata merah
sebagai pengisi dinding antar kolom, dapat menahan beban horizontal seperti
dinding geser. Material bata yang digunakan memiliki gaya tahan tekan yang
dominan

12
Tebal dinding bata merah disesuaikan dengan fungsinya. Dinding yang
memikul beban diberi tebal satu bata, sedangkan dinding yang tidak memikul
beban diberi tebal ½ bata. Sudah banyak pembangunan masa kini yang
menerapkan konstruksi-konstruksi dengan tebal ½ bata yang diperkuat dengan
kolom-kolom beton praktis, balok ring beton, dan sloof. Pada bangunan-
bangunan yang lebih besar atau bertingkat, konstruksi beton dibuat terlebih
dahulu sebelum pemasangan dinding bata merah (Siti Safiatus Riskijah,
2012:105).

2. Dinding Hebel
Menurut Siti Safiatus Riskijah (2012), hebel adalah beton ringan yang yang
terbuat dari bahan baku berkualitas, diproduksi dengan teknologi Jerman dan
standar Deutch Industrie Norm (DIN). Hebel diproduksi oleh PT. Hebel
Indonesia yang merupakan produsen beton ringan terbesar dan terlengkap di
Indonesia. Penerapan dinding hebel pada bangunan mempunyai beberapa
keunggulan, yakni: ukuran yang akurat, gaya tahan tekan yang tinggi,
beratnya ringan, insulasi suara dan panas yang baik, tahan api, tahan gempa,
tahan cuaca, hemat energi, mempercepat proses konstruksi, tidak beracun,
awet, dan memenuhi standar mutu internasional.

Hebel yang banyak dipakai berdimensi 60cm x 20cm x 7,5cm dan 60cm x
20cm x 10cm. Selain itu, ketebalannya bisa di bisa dipesan khusus, misalnya
12,5 cm, 15cm, atau 20cm. Beton ringan atau Autoclaved Aerated Concrete
(ACC) adalah pasangan ideal bagi semen instan. Pasalnya, keduanya muncul
secara bersamaan, memiliki bahan baku serupa, dan diproduksi secara
computerized. Dalam kasus ini, semen instan berfungsi sebagai perekat untuk
pasangan hebel, mengingat permukaan hebel yang halus membutuhkan mortar
dengan daya rekat tinggi seperti semen instan. Spesi pemasangan beton ringan

13
dengan semen instan cukup 0,5cm – 1cm sehingga pemakaian semen lebih irit
(Siti Safiatus Riskijah, 2012:106).

3. Dinding Precast
Fendra (dalam Yuntafa, Widiasanti, dkk, 2012:9) menjelaskan bahwa
precast adalah proses produksi elemen struktur/arsitektur bangunan pada
suatu lokasi yang berbeda dengan tempat yang akan menggunakan elemen
struktur/arsitektur tersebut. Precast merupakan bagian dari konstruksi, yang
proses pembuatannya menggunakan sistem fabrikasi. Biasanya precast
menggunakan material beton, karena beton masih menjadi pilihan utama
dalam pembuatan dinding precast.

Pada dasarnya, sistem ini melakukan pengecoran komponen di suatu


tempat khusus pada permukaan tanah, lalu dibawa ke lokasi pemakaian untuk
disusun menjadi suatu struktur utuh. Karena pengecoran dilaksanakan di
tempat khusus, maka mutunya dapat terjaga dengan baik. Agar precast dapat
menghasilkan keuntungan, maka beton pracetak hanya akan diproduksi jika
jumlah bentuk tipikalnya mencapai angka minimal tertentu. (Yuntafa,
Widiasanti, dkk, 2012:9)

3.1.2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Finishing Dinding

Pada bagian ini, penulis akan memaparkan dua jenis metode pekerjaan finishing
pada dinding berdasarkan pedoman pengerjaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh
pihak manajemen proyek . Pertama adalah metode pelaksanaan plesteran dan acian,
yang kedua adalah metode pemasangan stick on wall.

14
A. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran dan Acian

Langkah kerja:
1. Lakukan pengelolaan pada semua sisi struktur dan lantai rendah hingga
atap atau batas lain yang dapat memicu plesteran terputus (tidak menerus)
saat pengerjaan nanti
2. Pasangan bata/celcon diwajibkan sudah selesai pada bidang yang akan
diplester
3. Buatlah kepalan plester dan periksa kelurusannya, sesuai dengan referensi
ketebalan plesteran
4. Pasang kawat ayam pada pertemuan antara dinding bata dengan
balok/kolom beton (untuk plesteran tebal 2 - 2,5cm tanpa tali air)
5. Balok, kolom, dinding beton yang akan terkena plester harus di-cipping
permukaannya dan diberikan bonding agent yang dilanjutkan dengan
kamprot.
6. Untuk dinding celcon dilakukan pekerjaan kamprot terlebih dahulu
minimal 1 x 24 jam sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, kecuali jika
pekerjaan ini menggunakan dry mortar.
7. Dinding bata/celcon dibersihkan dari kotoran
8. Dinding bata/celcon disiram air terlebih dahulu untuk mengurangi atau
menghambat pengeringan plester agar tidak terjadi keretakan
9. Pada saat dinding dalam keadaan basah, adukan/mortar diaplikasikan ke
tembik bata/celcon dengan campuran yang disyaratkan menggunakan
sendok adukan dan diratakan dengan jidar
10. Setelah mencapai ketebalan yang ditentukan (sesuai kepalan), gunakan
jidar aluminium untuk meratakan adukan (mortar) yang telah merekat di
dinidng dengan cara berulang-ulang supaya permukaan betul-betul rata.

15
Khusus pada dinding luar, seluruh permukaan dinding bagian dalam harus
diplester. Apabila ada ketentuan dinidng dalam diplester sampai dengan
ketinggian di bawah plafon, maka dinding bagian dalamnya harus
diplester sampai dengan ketinggian di bawah plat lantai berikutnya.
11. Setelah 5 x 24 jam kemudian, sebelum diaci, dinding yang telah diplester
disiram kembali dengan air (curing) sampai jenuh.
12. Bahan acian ditempelkan ke dinding yang telah diplester dengan
menggunakan gosokan kayu, untuk perataannya digunakan jidar
aluminium
13. Setelah kering, dilakukan penggosokan dengan gosokan kayu yang
dilaksanakan berulang-ulang
14. Lakukan curing pada acian untuk mencegah keretakan pada
permukaannya
15. Untuk pekerjaan acian di dinding luar, perlu diperhatikan pekerjaan
persiapan dan pencegahan yang harus dilakukan sesuai persyaratan yang
ditentukan oleh pabrikan (pabrik pembuatnya). Apabila hal tersebut tidak
dapat dilaksanakan, maka pekerjaan acian dianjurkan menggunakan
semen.

B. Metode Pemasangan Stick on Wall (Papan Gipsum)


1. Pastikan gambar kerja telah disetujui.
2. Pastikan lokasi kerja telah siap, terdapat marking sebagai panduan untuk
batas pemasangan partisi stick on wall.
3. Lakukan pemeriksaan terhadap pasangan dinding bata ringan atau kolom
praktis dengan menggunakan waterpass, jika terdapat kemiringan maka
toleransi yang di berikan sebesar 10 mm.

16
4. Jika terdapat kemiringan pada dinding bata ringan atau kolom praktis
yang melebihi batas toleransi sebesar 10mm maka dilakukan chipping /
menambah plesteran terlebih dahulu.
5. Apabila pengecekan terhadap lokasi pemasangan serta perbaikan (apabila
ada) telah dilakukan maka dapat dilanjutkan dengan pemasangan dinding
partisi stick on wall, dengan terlebih dahulu mengajukan ijin pemasangan
untuk mendapatkan persetujuan.
6. Pasang paku beton pada dinding bata ringan / kolom praktis di ketinggian
80mm dari FFL yang nantinya paku beton ini sebagai tumpuan sementara
untuk menahan gypsum board.
7. Lakukan pembuatan adonan perekat gypsumboard dengan mengunakan
Jayabond yang di campur air, pergunakan alat pengaduk atau bor listrik.
8. Apabila adonan perekat tersebut di rasa sudah cukup, ditandai dengan
adonan tersebut sudah kental maka lakukan pemberian perekat tersebut
pada gypsum dengan jarak 200 mm.
9. Pasang gypsumboard tebal 9mm (Moldstop) pada area yang sebelumnya
telah di beri perekat, lakukan penekanan dengan menggunakan jidar
alumunium serta di cek kemiringannya dengan menggunakan waterpass.
10. Pemasangan panel gypsumboard disesuaikan dengan ketinggian yang
terdapat pada gambar ceiling hal ini dikarenakan batas ketinggian
pemasangan adalah 100mm diatas level ceiling.
11. Setelah gypsum board tersebut terpasang dan perekat sudah mongering
dengan waktu 1x24 jam maka pengerjaan di lanjutkan dengan
memberikan compound pada area sambungan gypsum board.
12. Beri compound dasar pada sambungan gypsumboard, yang dilajutkan
dengan memasang textile tape.
13. Setelah tekstil tape terpasang lakukan peng-compound-an dengan lebar
200 - 300mm.

17
14. Setelah compound kering lakukan pengamplasan untuk menghaluskan
compound akhir dan siap untuk pengecatan.
15. Pada bagian sudut luar partisi stick on wall pasang cornerbead untuk
penahan terhadap benturan, untuk sudut dalam pergunakan paper tape
yang terlebih dahulu di lipat sesuai dengan garis yg terdapat pada pada
paper tape tersebut lantas di pasang pada area sudut dalam, kedua hal
diatas di akhiri dengan pemberian compound dan dilakukan pengamplasan
16. Untuk gypsum board yang bertemu dengan kolom, pasang corner bead
pada pertemuan tersebut, begitu juga untuk pertemuan dengan kusen yang
tidak terdapat architrave. Akhiri dengan pemberian compound dan
lakukan pengamplasan.
17. Pada pertemuan partisi stick on wall dengan kusen pintu yang terdapat
architrave, pastikan ketebalan dinding partisi di kedua sisi tersebut
sebesar 130 mm

3.1.3. Definisi, Fungsi, dan Jenis Plafon

Menurut Arsitur Studio (2020), plafon adalah elemen bagian atas dari sebuah
ruangan yang berada di bawah atap atau plat lantai, terkadang bagian bawah itu
sendiri menjadi plafon. Plafon adalah elemen interior yang memiliki fungsi untuk
tempat meletakan lampu dan juga sebagai elemen estetika ruangan. Berikut di bawah
ini ada beberapa jenis plafon berdasarkan materialnya:

1. Jenis Plafon Gipsum


Jenis plafon gipsum adalah jenis plafon yang paling banyak digunakan karena
mampu menghasilkan permukaan yang halus dan rapi tanpa sambungan.
Kelebihan plafon gipsum adalah sebagai berikut :
 Mudah dikerjakan, tidak memerlukan tukang khusus

18
 Hasil yang rapi, halus dan tanpa nat atau sambungan
 Jenis plafon gipsum dapat dibentuk dalam berbagai macam desain dan
warna
 Mudah didapatkan di toko bangunan terdekat
 Tersedia banyak jenis dan pilihan rangka plafon yang akan digunakan

Kekurangan plafon gipsum adalah sebagai berikut :


 Material gipsum tidak tahan lembab dan rawan rusak bila terkena air
 Umur rata-rata plafon gipsum cukup pendek, sekitar 3-5 tahun sudah
menunjukkan gejala kerusakan

2. Jenis Plafon Kalsiboard


Kalsiboard adalah sejenis bahan kalsium yang diproses menjadi bahan plafon
berbentuk lembaran yang kuat. Plafon kalsiboard juga termasuk jenis plafon
yang sering digunakan di Indonesia karena cukup terjangkau. Jenis plafon
kalsiboard dikenal kuat dan lebih tahan lama daripada gipsum.

Kelebihan plafon kalsiboard adalah sebagai berikut :


 Kuat dan tahan lama
 Pemasangan mudah, bisa dikerjakan tukang biasa
 Tahan api dan tahan air

Kekurangan plafon kalsiboard adalah sebagai berikut :


 Sulit mendapatkan hasil yang rapi
 Bagian sambungan masih terlihat dan perlu mendapat plesteran

19
3. Jenis Plafon PVC
PVC adalah material sejenis plastik yang terbuat dari senyawa Polyvinyl
Chloride. Bahan PVC juga sering digunakan untuk plafon. PVC memiliki
sifat anti air, kokoh dan tahan lama serta bebas dari serangan rayap dan
serangga lainnya. Selain itu jenis plafon PVC juga termasuk bahan yang
ringan sehingga mengurangi penggunaan rangka.

Kelebihan plafon PVC adalah sebagai berikut :


 Material PVC yang ringan, mudah diangkut dan dipasang
 Minim perawatan dan tahan lama
 Tersedia dalam pilihan sudah difinishing

Kekurangan plafon PVC adalah sebagai berikut :


 Sulit disambung, jika satu panel rusak maka harus diganti baru
 Finishing ulang sulit, tidak bisa mengerjakan satu area saja
 Harga plafon PVC masih di atas rata-rata

4. Jenis Plafon Kayu


Kayu adalah bahan terbaik untuk rumah, kayu bisa menjadi apa saja mulai
dari struktur, dinding, lantai hingga plafon. Plafon kayu adalah pilihan klasik
yang mengingatkan kita pada salah satu material rumah tertua di bumi ini.
Kayu adalah salah satu pilihan plfon mewah saat ini. Untuk menjadi plafon,
kayu harus dipotong tipis dan dijadikan papan lembaran dan dipasang sengan
rangka.

Kelebihan plafon kayu adalah sebagai berikut :

 Tampilan yang sangat natural dan elegan


 Memberi kesan alami, pedesaan dan menyejukan

20
 Cocok untuk segala tema dan gaya desain rumah

Kekurangan plafon kayu adalah sebagai berikut :

 Harga kayu yang mahal dan sulit didapatkan


 Rawan rayap dan jamuran bila lembab
 Rawan terbakar api dan menjadi material yang buruk bila kebakaran
 Pekerjaan sulit, ukuran kayu tidak presisi
 Ukuran terbatas, harus menggunakan banyak sambungan

3.1.4. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Finishing Plafon

Pada bab ini, penulis akan memaparkan salah satu jenis pekerjaan finishing pada
plafon berdasarkan pedoman pengerjaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh pihak
manajemen proyek. Penulis memaparkan pekerjaan finishing plafon yang
menggunakan papan gipsum

Langkah kerja:

1. Pasang dan sesuaikan posisi Wall Angle JayaBMS PN212 EX sesuai tinggi
yang sudah di tentukan dan ketebalan papan gipsum yang di gunakan. Jarak
penyekrupan 50 mm dari tepi dan jarak selanjutnya maksimum 600 mm.
2. Tentukan posisi rangka utama (Top Cross Rail) dengan jarak maksimum
600mm dari dinding dan maksimum 1200mm jarak antar Top Cross Rail.
Tentukan posisi penggantung dengan jarak maksimum 200mm dari dinding
(ujung rangka utama) dan maksimum 1200mm jarak antar penggantung.
3. Pasang Suspension bracket dengan menggunakan alat tembak atau bor beton
pada posisi yang telah ditandai.
4. Ukur panjang Suspension rod dari bracket yang sudah terpasang ke wall angle
sebagai elevasi ketinggian plafon yang akan dipasang.

21
5. Potong Suspension rod menggunakan gunting potong rod sesuai panjang yang
dikehendaki, dan tekuk pada salah satu bagian ujungnya membentuk sudut
300 sebagai pengait rod ke bracket.
6. Pasang Suspension clips pada ujung Suspension rod yang lurus dengan cara
menekannya untuk mengatur posisinya.
7. Pasang Suspension Rod pada bracket yang sudah terpasang dengan cara
mengaitkan bagian tekukan, sementara Suspension Clips yang terpasang
terletak pada bagian bawah.
8. Ukur dan potong Top Cross Rail dengan gunting metal/ Tin snip, sesuai
dengan dimensi ruang.
9. Pasang Top Cross Rail ke Suspension Clips, dengan cara menekannya
sehingga Top Cross Rail terikat pada suspension clips. Dengan metode yang
sama pasang seluruh Top Cross Rail pada gantungan yang ada.
10. Pasang connector JayaBMS PN210 pada Furring Channel, dengan cara
menekannya dengan ibu jari sampai berbunyi “klik”. Dan pastikan connector
sudah terpasang dengan benar pada Furring Channel.
11. Pasang Furring Channel yang sudah terpasang connector pada Top Cross
Rail dengan cara menekannya dengan ibu jari sehingga berbunyi ‘klik”. Dan
pastikan Furring Channel sudah terpasang dengan benar pada Top Cross Rail.
Dengan cara dan metode yang sama, pasang seluruh Furring Channel pada
ruangan.
12. Matikan setiap ujung Furring Channel pada Wall Angle dengan menggunakan
bor dan sekrup Pan head.
13. Ratakan/level seluruh permukaan rangka plafon, dengan alat bantu laser level
atau tarikan benang, sebelum pemasangan papan gipsum.
14. Pasang papan gipsum pada Furring Channel dengan menggunakan sekrup
gipsum dan mesin bor. Pemasangan papan gipsum pada plafon

22
direkomendasikan dipasang oleh dua orang dengan cara satu orang memegang
dan yang lainnya melakukan penyekrupan
15. Setelah pemasangan rangka plafon selesai, bisa lanjut ke tahap
penyambungan (jointing). Sistem jointing digunakan untuk menghasilkan
sambungan yang halus dan rata pada plafon.

3.2. Pembahasan Proyek

3.2.1. Pelaksanaan Pekerjaan Finishing Dinding dengan Papan Gipsum

Pada pelaksanaan pekerjaan ini, ada beberapa langkah yang harus dilakukan,
mulai dari pemasangan papan gipsum dan penyambungan papan gipsum.

Jenis papan gipsum yang digunakan pada proyek ini adalah papan gipsum
Jayaboard. Papan gipsum ini merupakan produk pelapis interior dinding
partisi mempunyai sifat penting yang tahan api, tahan lama dan stabil.
Pemasangan papan gipsum pada

A. Penyimpanan Papan Gipsum


Papan gipsum Jayaboard yang dikirim ke proyek harus segera
diprioritaskan untuk dipasang untuk mengurangi resiko kerusakan.
Waktu penyimpanan perlu dipersingkat. Simpan papan gipsum
jayaboard dengan rapi dan rata bertumpu pada lantai kering serta
didalam ruangan tertutup . Ini akan mencegah lembaran dari
kelendutan dan memperkecil kerusakan.

23
Gambar 3.1. Penyimpanan papan gipsum sementara
Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

B. Prosedur Membawa Papan Gipsum


Dibutuhkan dua orang untuk membawa papan gipsum Jayaboard pada saat
yang sama, yaitu dengan cara:
 Kedua pembawa papan gipsum berada pada sisi papan yang sama
 Membawa dengan lengan tangan dan lembaran papan gypsum bersandar
di bahu kita
 Angkat lembaran tersebut pada ujungnya, untuk mengurangi goyangan
papan saat membawanya
 Berjalan perlahan dengan irama yang sama mengikuti pasangan kita di
depan

Gambar 3.2. Cara membawa papan gipsum


Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

24
C. Pemasangan Papan Gipsum (stick on wall)
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini, hal yang perlu diperhatikan adalah
terlebih dahulu adalah persiapan alat dan bahan.

Tabel 3.1. Peralatan untuk Pemasangan Papan Gipsum (stick on wall)


NO ALAT FUNGSI GAMBAR

Mengukur jarak antar


Meteran
gumpalan perekat papan
1. gipsum Jayaboard

Sumber: Google

Pensil dipergunakan
Pensil untuk menandai posisi
2.
perekat papan gipsum
pada dinding hebel
Sumber: Dokumen Pribadi 2020

Dipergunakan
Sipatan menggabungkan antara
3.
dua titik untuk mebuat
garis lurus

Sumber: Google

25
Dipergunakan untuk
Pisau Potong
6. memotong papan
gipsum Jayaboard.

Sumber: Google

Digunakan untuk
Ember mengaduk kompon yang
7.
akan digunakan dalam
pemasangan

Sumber: Dokumen Pribadi 2020

Bor Mixer Digunakan untuk


8. mengaduk kompon
menjadi pasta.

Sumber: Dokumen Pribadi 2020

Digunakan untuk
mengetahui kerataan
Laser Level permukaan dinding dan
9.
untuk pemasangan
papan gipsum itu
sendiri.

Sumber: Dokumen Pribadi 2020

26
Berfungsi untuk
Mistar
meratakan papan
10. Aluminium
gypsum yang sudah
terpasang.
Sumber: Google

Perekat
= USG Boral
Menempelkan papan
JayaBond
11. gipsum pada dinding
dicampur
bata ringan (hebel)
dengan air Sumber: Dokumen Pribadi 2020

Sumber: Google

2. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan


 Bersikan permukaan dari sisa semen dan kotoran, setelah
permukaan bersih kemudian lakukan pengukuran leveling
permukaan dinding menggunakan laser dan dan alat akur
meteran.
 Tarik benang dari sipatan untuk menentukan ketebalan papan
gipsum dan perekat supaya pemasangan papan rata dan lurus.

27
Kemudian setel laser level pada garis bantuan untuk mengatur
kerataan semua bidang gipsum.
 Berikan tanda pada permukaan dinding hebel sebagai posisi
titk perekat.

Gambar: 3.3. Penandaan posisi perekat dengan meteran dan pensil


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=M_D0wQmD6Ck&t=176s

 Siapkan perekat, campur adonan perekat hingga berbentuk


pasta secukupnya untuk digunakan sebelum mengeras. Jangan
gunakan perekat setelah pasta mengeras.

Gambar: 3.4. Pencampuran kompon dan air dengan alat bor


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=11o8AqpNwng&t=90s

28
 Sekop perekat pada dinding hebel, diameter gumpalan perekat
sekitar 150 mm dengan ketebalan 25-100 mm. Ketebalan
gumpalan akan turun sampai 12mm ketika papan gipsum
ditekan. Jarak antar gumpalam perekat maksimal 300-400mm
secara horizontal dan vertikal.

Gambar: 3.5. Gumapalan perekat papan gipsum pada dinding hebel


Sumber: Dokumentasi pribadi (2020)

 Simpan sementara potongan papa gipsum pada lantai sebagai


acuan 6-10mm celah antara papan dan lantai.

Gambar: 3.6. Sisa papan gipsum di lantai menyentuh dinding hebel


Sumber: Sketsa pribadi (2020)

29
 Kemudian lempar gumpalam perekat papan gipsum pada hebel

Gambar: 3.7. Mengaplikasikan perekat papan gipsum pada dinding hebel


Sumber: Dokumentasi pribadi (2020)

 Dimulai dari sudut, tempatkan papan dan tekan ke posisi yang


pas menggunakan mistar aluminium.

Gambar: 3.8. Pemasangan papan gypsum dari ujung dinding


Sumber: Dokumen pribadi (2020)

30
 Tekan papan dan sesuaikan untuk meratakan secara vertikal,
horizontal, dan diagonal.

Gambar: 3.9. Penekanan papan gipsum dengan mistar aluminium


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=11o8AqpNwng&t=90s

D. Penyambungan Papan Gipsum

Ketika papan gipsum Jayaboard telah selesai terpasang pada dinding


hebel, maka sistem penyambungan papan gipsum Jayaboard segera dapat
diaplikasikan.

1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini, hal yang perlu diperhatikan adalah terlebih
dahulu adalah persiapan alat dan bahan.

31
Tabel 3.2. Peralatan Untuk Penyambungan Papan Gipsum (stick on wall)

ALAT /
NO FUNGSI GAMBAR
BAHAN

Sebagai bahan lapisan


Kompon untuk menutup garis
1.
UB-20 penyambungan papan
gypsum.

Sumber: Dokumen Pribadi 2020

Pelarut untuk Kompon


2. Air
UB-20

Sumber: Google

Sebagai wadah untuk


Ember
3. mengaduk kompon UB-
20 dengan air

Sumber: Dokumen Pribadi 2020

32
Digunakan untuk
4. Bor Mixer mengaduk kompon
menjadi pasta.

Sumber: Dokumen Pribadi 2020

Ditempelkan sepanjang
garis penyambungan
papan gypsum setelah
dilapisi kompon
5. Pita Kertas
penyambungan pertama.
Ini berguna untuk
menambah daya rekat
pada garis penyambungan Sumber:
PT. Tatamulia Nusantara Indah

Sebagai tempat
6. Tatakan meletakkan adukan
penyambungan

Sumber:
PT. Tatamulia Nusantara Indah

Melapisi penyambungan
Kapi Standar
7. papan gipsum dengan
JayaBoard
kompon penyamungan

Sumber:
PT. Tatamulia Nusantara Indah

33
Menempelkan pita kertas
dan Melapiskan UB-20 di
Kapi Sudut
8. tahap akhir
Dalam
penyambungan papan
gipsum pada sudut dalam
Sumber:
PT. Tatamulia Nusantara Indah

Sebagai pelindung sudut


Pelindung
9. luar sebelum tiga tahap
metal
pelapisan dilakukan

Sumber: Dokumen Pribadi 2020

Untuk menempelkan
pelindung metal pada
10. Stapels
sudut luar dinding papan
gipsum

Sumber: Google

Menggosok hasil akhir


dari penyambungan UB
11. Alat Amplas
20 untuk mendapatkan
hasil akhir yang halus
Sumber:
PT. Tatamulia Nusantara Indah

34
2. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan
 Masukkan air dan kompon UB-20 dalam sebuah ember, pastikan
rasio air dan kompon sebesar 1 air : 2 kompon. Diamkan kedua
bahan tersebut hingga kompon mengendap dengan sendirinya.
 Aduk adonan dengan secara searah (jalan bolak-balik) menggunakan
bor mixer. Lakukan selama 1 menit sampai adonan tercampur
sempurna.

Gambar 3.10. Proses pengadukan kompon dan air


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=VChBbNve5nc

 Sesudah diaduk, pastikan adonan memiliki tekstur lembut seperti


pasta, tidak ada gumpalan, dan tidak encer

Gambar 3.11. Adonan penyambungan dari hasil adukan


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=qRWl8L0SDNA

 Ambil adukan kompon secukupnya dengan kapi, lalu taruh di


tatakan

35
Gambar 3.12. peletakkan kompon pada tatakan
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=qRWl8L0SDNA

Penyambungan Tepi Tersembunyi (Recessed Edge)


a. Lapisan Kompon Tahap Pertama
 Dengan kapi selebar 15 cm dan adukan kompon pada tatakan, lapisi
sepanjang pertemuan tepi tersembunyi papan gipsum secara merata
dengan volume adukan yang cukup

Gambar 3.13. Aplikasi awal kompon penyambungan pada tepi tersembunyi


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=qRWl8L0SDNA

 Ambil UB Tape, lalu perhatikan posisi garis tengah UB Tape berada


di garis pertemuan papan gipsum.

36
 Tekan dengan kuat permukaan UB Tape dengan kapi agar kompon
di bawahnya dapat merembes ke pori-pori kertas, lalu potong UB
Tape sesuai panjang penyambungan. Setelah itu, diamkan beberapa
saat

Gambar 3.14. Aplikasi UB Tape di atas lapisan kompon


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=qRWl8L0SDNA

 Untuk meratakan permukaan sambungan papan gipsum, segera


berikan lapisan kompon lagi selebar 15 cm di atas UB Tape

Gambar 3.15. Pemberian lapisan kompon di atas UB Tape


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=qRWl8L0SDNA

 Biarkan lapisan kompon mengering. Setelah mengering, bersihkan


permukaan kompon dari kemungkinan sisa material yang menempel

37
b. Lapisan Kompon Tahap Kedua
 Setelah lapisan tahap pertama mengering, aplikasikan tahap kedua
dengan adukan kompon dan kapi 15 cm seperti tahap pertama.
 Aplikasikan adukan kompon 2 kali (atas bawah) sepanjang garis
penyambungan papan gipsum supaya menghasilkan lebar akhir
lapisan sebesar 30 cm

Gambar 3.16. Memberi lapisan kompon pada tepi tersembunyi tahap kedua
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=qRWl8L0SDNA

 Khusus untuk pertemuan ujung (butt joint), aplikasikan adukan


kompon sepanjang garis penyambungan sehingga menghasilkan
lebar akhir lapisan sebesar 50 cm

Gambar 3.17. Pemberian lapisan kompon kedua pada pertemuan ujung


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=qRWl8L0SDNA

38
 Saat mengaplikasikan adukan kompon, jangan lupa untuk
melakukan perapihan hingga mendapatkan permukaan kompon yang
rata dan halus

Penyelesaian Sudut Luar


Sebuah sudut luar harus memiliki pelindung metal sebelum tiga tahap
pengomponan dilakukan. Pelindung metal dapat dipasang dengan staples.

Gambar 3.18. Memasang pelindung metal di sudut luar dinding


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=VChBbNve5nc

a. Lapisan Kompon Tahap Pertama


 Gunakan kapi selebar 15 cm untuk mengaplikasikan kompon pada
kedua sisi pertemuan sudut luar yang telah dipasang metal
pelindung sudut.
 Pastikan lebar akhir tiap sudut 15 cm, dan biarkan kompon
mengering dengan sempurna

39
Gambar 3.19. Pelapisan kompon tahap pertama pada sudut luar
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=VChBbNve5nc

b. Lapisan Kompon Tahap Kedua


 Kikis sisa lapisan kompon yang menonjol sebelum kompon
tersebut mengering, agar permukaannya rata dan halus
 Gunakan kapi selebar 20 cm, kemudian aplikasikan kompon pada
kedua pertemuan sudut luar
 Seperti pada aplikasi lapisan pertama, ratakanlah seluruh lapisan
penyambungan
 Pastikan lebar akhir lapisan sebesar 20 cm. Biarkan lapisan
tersebut sampai mengering

Gambar 3.20. Pelapisan kompon tahap kedua pada sudut luar


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=VChBbNve5nc

40
c. Lapisan Kompon Ketiga
 Kikis kembali sisa lapisan kompon yang menonjol agar
permukaannya rata dan halus
 Seperti tahap sebelumnya, gunakan kapi selebar 20 cm. Kemudian
aplikasikan kompon pada kedua pertemuan sudut luar
 Pastikan lebar akhir lapisan sebesar 30 cm. Biarkan lapisan
tersebut sampai mengering

Gambar 3.21. Pelapisan kompon tahap ketiga pada sudut luar


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=VChBbNve5nc

Penyelesaian Akhir Sudut Dalam

Periksa cela sudut dalam dinding papan gipsum yang lebih dari 5 mm. Jika ada,
isi dengan adukan kompon dan biarkan hingga mengering.

Gambar 3.22. Pengisian cela sudut dalam dengan adukan kompon


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=qRWl8L0SDNA

41
a. Lapisan Pertama Kompon
 Ukur dan potong UB Tape terlebih dahulu sesuai dengan panjang
sambungan sudut dalam. Lalu lipat UB Tape tepat di garis tengah
kertas yang telah tersedia

Gambar 3.23. Pelipatan UB Tape di garis tengahnya


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=qRWl8L0SDNA

 Gunakan kapi selebar 7,5 cm, kemudian aplikasikan kompon pada


kedua pertemuan sudut dalam

Gambar 3.24. Pelapisan kompon tahap pertama pada sudut dalam


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=VChBbNve5nc

42
 Tempelkan UB Tape di atas lapisan kompon yang telah
diaplikasikan. Pastikan sudut lipatan UB Tape menempel pas di
sudut dalam pertemuan papan gipsum
 Tekan sepanjang lipatan UB Tape hingga rapat ke sudut dalam
dinding dengan menggunakan kapi

Gambar 3.25. Menempel UB Tape pada lapisan kompon sudut dalam


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=qRWl8L0SDNA

 Rapihkan dan haluskan permukaan dengan menambahkan lapisan


kompon yang tipis pada kedua pertemuan sudut dalam
 Biarkan lapisan tersebut mengering dengan sempurna

Gambar 3.26. Menambah lapisan kompon di atas UB Tape sudut dalam


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=VChBbNve5nc

43
b. Lapisan Kedua Kompon
 Kikis sisa lapisan kompon yang menonjol agar permukaannya rata
 Gunakan kapi sudut dalam yang berukuran 15 cm/sisi untuk
mengaplikasikan kompon pada kedua pertemuan sudut dalam
 Saat mengaplikasikan kompon, gunakan kapi sudut dalam mulai
dari bagian atas ke arah bawah penyambungan
 Biarkan lapisan kompon mengering

Gambar 3.27. Pelapisan kompon tahap kedua pada sudut dalam


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=qRWl8L0SDNA

Pengamplasan

Lakukan pengamplasan setelah semua aplikasi kompon kering sempurna.


Pengamplasan dilakukan sampai mendapatkan permukaan halus dan rata.

Gambar 3.28. Melakukan pengamplasan pada aplikasi kompon kering sempurna


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=VChBbNve5nc

44
3.2.2. Pelaksanaan Pekerjaan Finishing Dinding dengan Plester dan Aci

A. Persiapan
 Bersihkan dulu area dinding hebel yang akan diaplikasikan plester
dan acian
 Siapkan seluruh alat dan bahan

Tabel 3.3. Alat dan Bahan untuk Pekerjaan Plester dan Aci pada Dinding

ALAT/
NO FUNGSI GAMBAR
BAHAN

Sebagai bahan adonan


Dry Mortar plester yang lengkap
1
Plester dengan semen, pasir,
filler,dan aditif lainnya

Sumber: Dokumentasi Pribadi 2020

Sebagai bahan adonan


Dry Mortar acian yang lengkap
2
Acian dengan semen, pasir,
filler,dan aditif lainnya

Sumber: Dokumentasi Pribadi 2020

45
Untuk dicampurkan
3 Air dengan dry mortar
plester/acian

Sumber: Google

Sebagai wadah untuk


mencampurkan dry
4 Ember
mortar plester/acian
dengan air

Sumber: Dokumentasi Pribadi 2020

Untuk mengaduk dry


mortar plester/acian
5 Bor Mixer
dengan air hingga
tercampur rata

Sumber: Dokumentasi Pribadi 2020

Tempat untuk mengaitkan


6 Paku tali yang mengikat
unting-unting
Sumber: Google

46
Memalu paku pada
7 Palu
dindng hebel

Sumber: Google

Untuk mengikat unting-


8 Benang
unting

Sumber: Dokumentasi Pribadi 2020

Menyamakan jarak
9 Unting-unting benang bagian bawah dan
atas ke dinding hebel

Sumber: Google

Untuk mengaplikasikan
Sendok
10 plester/acian ke dinding
Semen
hebel

Sumber: Google

Untuk meratakan aplikasi


11 Ruskam plester/acian pada dinding
hebel
Sumber: Dokumentasi Pribadi 2020

47
Mengukur ketebalan
12 Meteran
plester/acian

Sumber: Google

Berfungsi untuk
Jidar
13 meratakan papan gypsum
Aluminium
yang sudah terpasang.

Sumber: Google

Sebagai struktur
sementara untuk
Scaffolding/St
14 membantu pelaksanaan
eiger
pekerjaan plester dan
acian pada dinding

Sumber: Dokumentasi Pribadi 2020

B. Pelaksanaan Pekerjaan Plester


 Buat patokan ketebalan (kepalan) yang dipasang secara vertikal
sebagai pedoman. Paku bagian atas dinding hebel dan gantungkan tali
yang dikaitkan dengan unting-unting di bawahnya. Jarak antar tali
dan dinding hebel (tebal plesteran) dianjurkan 1 cm.
 Ulangi kembali langkah tadi untuk sisi dinding hebel lain
 Selanjutnya, paku bagian bawah gatungan tali supaya bisa
menghubungkan bagian bawah tali dengan paku. Setelah jarak antar

48
tali dan dinding hebel sudah benar, sudah bisa mulai membuat
kepalan plester

Gambar 3.29. Tali yang menahan unting-unting ke dinding


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=EVCUmjqAE4E&t=13s

 Masukkan air dan dry mortar plester dalam sebuah ember, pastikan
perbandingan air dan dry mortar sebesar 6 - 6,5 liter / sak 40kg.
 Aduk adonan dengan menggunakan bor mixer. Lakukan sampai
adonan tercampur sempurna.

Gambar 3.30. Proses pengadukan dry mortar plester dan air


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=fgxsFjnXDFw&t=202s

 Basahi dinding hebel dengan air untuk menghambat pengeringan


plester agar tidak retak

49
Gambar 3.31. Penyiraman air pada dinding hebel
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=J2NA0lbIGLY&t=19s

 Aplikasikan adukan plester segaris lurus mulai dari paku atas sampai
paku bawah hingga menjadi seperti polisi tidur yang menempel di
dinding. Plester yang diaplikasikan tidak perlu terlalu lebar.
 Gesekkan jidar aluminium dari paku atas sampai paku bawah hingga
tercetak sebuah kepalan berbentuk rel. Lakukan hal yang sama untuk
titik paku lainnya. Kepalan pun jadi

Gambar 3.32. Pencetakan kepalan plester dengan jidar aluminium


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=iaIpqSqVX-g&t=12s

50
 Biarkan kepalan mengering

Gambar 3.33. Kepalan plester yang sudah jadi


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

 Langkah selanjutnya yaitu melapiskan plester pada seluruh sisi


dinding hebel yang ingin diberi plester. Lemparlah adukan plester ke
dinding hebel, kemudian gosokkan jidar aluminum secara horisontal
dengan kepalan sebagai patokan

Gambar 3.34. Melapiskan plester dengan kepalan sebagai patokan


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

51
 Setelah selesai mengaplikasikan plester pada dinding, biarkannya
untuk mengering

Gambar 3.35. Hasil melapiskan plester pada dinding


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

C. Pelaksanaan Pekerjaan Acian


 Basahi hasil plesteran yang sudah kering dengan air sampai benar-
benar jenuh (tidak bisa menyerap air lagi). Ini penting karena lapisan
plester yang terlalu kering bisa menyerap air dari lapisan acian
sehingga menyebabkan keretakan
 Masukkan air dan dry mortar acian dalam sebuah ember, pastikan
perbandingan air dan dry mortar sebesar 13 - 14 liter / sak 40Kg
 Aduk kompon di ember dengan bor mixer. Lakukan sampai kompon
tercampur sempurna.

Gambar 3.36. Pengadukan dry mortar acian dan air dengan bor mixer
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

52
 Lapiskan adukan acian ke dinding hebel yang sudah diberi plester, kemudian
ratakan dengan jidar aluminium Setelah kering bisa dicek dengan
menggunakan jidar aluminium. Apakah hasilnya sudah rata?

Gambar 3.37. Pelapisan acian pada dinding yang sudah diberi plester
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

3.2.3. Pelaksanaan Pekerjaan Finishing Plafon dengan Papan Gipsum

Pada pelaksanaan pekerjaan finishing plafon ini, ada beberapa langkah yang
harus dilakukan, mulai dari pelaksanaan pemasangan rangka metal, pemasangan
papan gipsum, dan penyambungan papan gipsum.

A. Pemasangan Rangka Plafon Metal


1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini, hal yang perlu dipersiapkan adalah alat dan
bahan. Berikut di bawah ini adalah alat dan bahan yang harus
dipersiapkan.

53
Tabel 3.4. Alat & Bahan Pemasangan Rangka Metal dan Papan Gipsum
NO ALAT FUNGSI GAMBAR

Mengukur ketinggian
Meteran
(elevasi) plafon dan
1. jarak antar gantungan

Sumber: Google

Pensil dipergunakan
untuk menandai
Pensil
2 ketinggian (elevasi)
plafon dan jarak antar
gantungan
Sumber: Dokumen Pribadi 2020

Untuk memasang
3 Mesin Bor
sekrup

Sumber: Google

Sebagai titik untuk


melakukan penyipatan
4 Sekrup
serta penguncian
rangka metal
Sumber: Google

Membuat garis acuan


5 Sipatan untuk pemasangan
wall angle

Sumber: Google

54
Komponen Utama
(papan gipsum dan Sebagai bahan utama
6
perakitan rangka plafon
metal)

Sumber: Google

Untuk menekuk dan


7 Tang memotong suspension
rod

Sumber: Google

Untuk memotong besi


7 Gunting Besi
hollow

Sumber: Google

2.Pelaksanaan Pemasangan Rangka Metal


 Tentukan ketinggian (elevasi) plafon sesuai perencanaan dengan
menggunakan meteran dan pensil. Ulangi langkah ini untuk semua
bidang dinding pada ruang yang akan dipasang plafon

55
Gambar 3.38. Penentuan elevasi plafon pada dinding papan gipsum
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=UE8wpjtWJrQ&t=675s

 Pasang sekrup dengan mesin bor ke dinding sebagai persiapan penyipatan


 Pasang sipatan di titik sekrup dan lakukan penyipatan guna
mendapaptkan garis pemasangan wall angle yang lurus. Ulangi langkah
ini untuk semua bidang dinding pada ruang yang akan dipasang plafon

Gambar 3.39. Penyipatan untuk garis wall angle


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=UE8wpjtWJrQ&t=675s

 Pasang wall angle dengan sekrup sesuai garis acuan dari penyipatan.
 Perhatikan jarak pemakuan wall angle, jarak maksimal adalah 600mm.
Adapun jarak pemakuan dari tepi adalah maksimal 50mm. Pastikan agar
sambungan wall angle selalu terpasang rata

56
Gambar 3.40. Pemasangan wall angle
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=UE8wpjtWJrQ&t=675s

 Setelah selesai memasang wall angle, maka sudah waktunya untuk


menentukan titik-titik gantungan. Tentukan terlebih dahulu arah
pemasangan Top Cross Rail

Gambar 3.41. Penentuan titik-titik gantungan (hanger set)


Sumber: Sketsa Pribadi, 2020

 Bila semua pengukuran selesai, lakukan pemasangan suspension bracket.


Pastikan semua suspension bracket telah terpasang dengan kuat dan
sempurna

57
Gambar 3.42. Pemasangan suspension bracket
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=UE8wpjtWJrQ&t=675s

 Ukur jarak suspension bracket ke level plafon


 Tekuk salah satu suspension rod untuk bagian penggantung. Ukur
suspension rod sesuai dengan jarak suspension bracket ke level plafon
 Potong suspension rod dengan menggunakan alat tang

Gambar 3.43. Pemotongan suspension rod


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=UE8wpjtWJrQ&t=675s

58
 Rakit suspension rod dengan suspension clip. Caranya yaitu dengan
menekan perlahan clip dan memasukkan rod melalui 2 lubang yang ada.
Ulangi perakitan ini sesuai dengan jumlah penggantung yang dibutuhkan
 Gantungkan penggantung di semua suspension bracket yang telah
terpasang sebelumnya

Gambar 3.44. Penggantungan suspension bracket


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=UE8wpjtWJrQ&t=675s

 Selanjutnya untuk Top Cross Rail yang akan dipotong, lakukan


pengukuran dulu sesuai dengan dimensi ruang.
 Potong Top Cross Rail dengan gunting metal. Top Cross Rail dipotong di
salah satu sisi kaki terlebih dahulu, kemudian lakukan pemotongan pada
sisi kaki lainnya. Tekuk Top Cross Rail dan lakukan pemotongan pada
sisa bagian sisi badan

Gambar 3.45. Pemotongan Top Cross Rail


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=UE8wpjtWJrQ&t=675s

59
 Lakukan pemasangan potongan Top Cross Rail ke suspension clip
 Setelah itu, lanjut ke tahap perakitan dan pemasangan Furring Channel.
Pertama-tama, lakukan pengukuran dan pemotongan terhadap Furring
Channel sesuai dengan kebutuhan ruang. Ukur posisi-posisi connector
PN 210 yang akan dipasang di Furring Channel
 Rakit seluruh connector PN 210 di posisi yang telah ditentukan. Pasang
Furring Channel yang telah dirakit ke Top Cross Rail yang telah
terpasang.

Gambar 3.46. Pemasangan Furring Channel ke Top Cross Rail


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=UE8wpjtWJrQ&t=675s

 Connector PN 210 dipasang satu-satu ke Top Cross Rail. Selesaikan


semua pemasangan Furring Channel dengan perkiraan jarak yang telah
direncanakan
 Ukur jarak antar tiap Furring Channel untuk penyesuaian akhir. Setelah
semua jarak telah disesuaikan, lakukan penguncian terhadap semua
Furring Channel dengan menyekrup wall angle.
 Sebelum lanjut ke tahap pemasangan papan gipsum, lakukan penyesuaian
elevasi akhir rangka dengan acuan elevasi benang.

60
Gambar 3.47. Hasil Pemasangan Rangka Metal
Sumber: Pribadi, 2020

B. Pemasangan Papan Gipsum


1.Persiapan
Siapkan dua orang untuk memasang papan gipsum. Siapkan pula papan
gipsum dan sisa komponen utama pada langkah sebelumnya

2.Pelaksanaan Pemasangan Rangka Metal


 Sebaiknya pasang papan gipsum yang utuh terlebih dahulu. Pastikan
ujung papan gipsum terpasang di bagian garis as Furring Channel.
Jika perlu, gunakan C-clamp untuk membantu menahan posisi papan
gipsum pada Furring Channel.

Gambar 3.48. C-clamp untuk menahan posisi papan gipsum


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=UE8wpjtWJrQ&t=675s

61
 Setelah papan gipsum berada pada posisi yang tepat, saatnya
menyekrup papan gipsum pada Furring Channel menggunakan mesin
bor. Mulai dari bagian tepi papan gipsum.

Gambar 3.49. Menyekrup papan gipsumdengan mesin bor


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=UE8wpjtWJrQ&t=675s

 Lepaskan C-clamp setelah semua bagian papan gipsum sudah


terpasang.
 Lanjutkan pemasangan papan gipsum berikutnya. Tepi papan gipsum
harus dipasang rapat dengan papan gipsum yang sebelumnya.
 Pastikan pula bahwa pemasangan sekrup antar papan gipsum harus
saling silang. Lanjutkan pemasangan papan gipsum berikutnya
hingga selesai
 Bila sudah selesai, sistem plafon ini siap diaplikasikan
penyambungan (jointing)

62
Gambar 3.50. Pemasangan sekrup antar papan gipsum
Sumber: Pribadi, 2020

C. Penyambungan Plafon Papan Gipsum


1. Persiapan
 Pastikan tidak ada kotoran yang menempel pada papan gipsum, dan
siapkan seluruh alat dan bahan

Tabel 3.5. Alat dan Bahan untuk Penyambungan Plafon Papan Gipsum

NO ALAT/BAHAN FUNGSI GAMBAR

Bahan untuk menutup


1 Kompon UB-20 garis penyambungan
papan gipsum.

Sumber: Dokumen Pribadi 2020

63
Melarutkan Kompon
2. Air
UB-20

Sumber: Google

Sebagai wadah untuk


Ember
3. mengaduk kompon UB-
20 dengan air

Sumber: Dokumen Pribadi 2020

Digunakan untuk
4. Bor Mixer mengaduk kompon
menjadi pasta.

Sumber: Dokumen Pribadi 2020

Ditempelkan sepanjang
garis penyambungan
papan gipsum setelah
dilapisi kompon
5. Pita Kertas penyambungan pertama.
Ini berguna untuk
menambah daya rekat
pada garis Sumber:
penyambungan PT. Tatamulia Nusantara Indah

64
Sebagai tempat
6. Tatakan meletakkan adukan
penyambungan
Sumber:
PT. Tatamulia Nusantara Indah

Melapisi penyambungan
Kapi Standar
7. papan gipsum dengan
JayaBoard
kompon penyamungan

Sumber:
PT. Tatamulia Nusantara Indah

Menggosok hasil akhir


dari penyambungan UB
8. Alat Amplas
20 untuk mendapatkan
hasil akhir yang halus

Sumber:
PT. Tatamulia Nusantara Indah

2. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan


 Masukkan air dan kompon UB-20 dalam sebuah ember, pastikan
rasio air dan kompon sebesar 1 air : 2 kompon. Diamkan kedua bahan
tersebut hingga kompon mengendap dengan sendirinya.
 Aduk adonan dengan secara searah (jalan bolak-balik) menggunakan
bor mixer. Lakukan selama 1 menit sampai adonan tercampur

65
sempurna. Sesudah diaduk, pastikan adonan memiliki tekstur lembut
seperti pasta, tidak ada gumpalan, dan tidak encer

Gambar 3.51. Hasil adukan kompon penyambungan papan gipsum


Sumber: Pribadi, 2020

 Ambil adukan kompon secukupnya dengan kapi, lalu taruh di tatakan


 Lakukan proses penyambungan papan gipsum dengan adukan
kompon dan pita kertas. Jangan lupa untuk memberi adukan kompon
pada bekas menyekrup di papan

Gambar 3.52. Penyambungan papan gipsum dengan kompon dan pita kertas
Sumber: Pribadi, 2020

66
 Setelah aplikasi kompon pada plafon sudah kering, gosoklah semua
aplikasi kompon dengan alat amplas

Gambar 3.53. Penggosokan aplikasi kompon pada plafon


Sumber: Pribadi, 2020

3.3. Pengamatan Hal Baru

Pengamatan hal baru yang didapatkan oleh penulis, yaitu penggunaan dry mortar
sebagai bahan pembuatan plester dan aci. Pembuatan adonan plester dan aci cukup
dengan mengaduk dry mortar (plester/aci) dengan air sesuai takaran yang tepat.
Berbeda dengan metode lama yang mengharuskan pekerja untuk membuat takaran
pasir dan semen sendiri, baru bisa dicampur dengan air dan diaduk.

Gambar 3.54. Dry mortar untuk efisiensi pekerjaan plesteran dan acian
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2020)

67
Pengamatan hal baru lain, yaitu penggunaan papan gipsum sebagai pengganti metode
plesteran dan acian pada beberapa area dinding. Pemasangan papan gipsum lebih praktis dan
bersih, tidak ada tahap penyiraman air yang memuat lantai kerja menjadi becek. Cukup
menggunakan perekat menempelkan papan gipsum pada dinding hebel.

Gambar 3.55. Papan gipsum sebagai pengganti plester dan aci


Sumber: Dokumentasi Pribadi (2020)

68
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Setelah melakukan kerja praktek dari akhir Agustus sampai akhir Oktober tahun
2020, penulis bisa mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

 Perkerjaan finishing pada dinding dan plafon di lantai basement mengacu


pada gambar kerja South Side Apartment yang sudah disahkan PT. Tatamulia
Nusantara Indah untuk konstruksi.
 Pada bagian pekerjaan finishing dinding yang penulis amati di lantai basement,
ada dua jenis pelaksanaan. Pertama adalah pelapisan dinding hebel dengan
plester dan acian. Yang kedua, pemasangan dan penyambungan papan gipsum
(stick on wall) pada dinding hebel.
 Penggunakan papan gipsum sebagai finishing dinding hanya bisa diterapkan
pada ruang yang lebar dan tinggi dinding hebelnya relatif pendek. Sedangkan
penggunaan plester dan acian sebagai finishing dinding diterapkan pada
dinding hebel yang sangat lebar dan tinggi, sehingga tidak memungkinkan
untuk menggunakan papan gipsum
 Pada bagian pekerjaan finishing plafon yang penulis amati di lantai basement,
pelaksanaaannya menggunakan papan gipsum dengan rangka metal.
 Penggunaan papan gipsum sebagai finishing plafon hanya bisa diterapkan
pada ruang-ruang yang menggunakan papan gipsum sebagai finishing
dindingnya.

69
 Sebelum pekerjaan pemasangan gipsum pada dinding hebel dilaksanakan,
para pekerja harus memperhatikan tempat penyimpanan papan gipsum dan
prosedur membawa papan gipsum ke tempat pemasangan.
 Pekerjaan pemasangan papan gipsum pada dindng hebel terdiri dari tahap
pembersihan dinding, pengukuran ketebalan untuk perekat dan papan gipsum,
penandaan posisi perekat pada hebel, pembuatan perekat, penempatan perekat
pada titiknya, pemasangan papan gipsum, dan perataan papan gipsum
 Pekerjaan penyambungan dinding papan gipsum terdiri dari tahap pembuatan
kompon penyambungan, penyambungan tepi tersembunyi, penyambungan
sudut dalam, penyambungan sudut luar, dan pengamplasan
 Pekerjaan plesteran dan acian pada dinding hebel terdiri dari tahap
pembersihan hebel, penentuan ketebalan kepalan plester, penyiraman dinding
hebel, pembuatan kepalan plesteran, pelapisan plesteran pada seluruh area
dinding yang ditentukan, penyiraman plesteran dinding, dan pelapisan acian
 Sebelum pemasangan papan gipsum sebagai plafon dilakukan, harus ada
perakitan rangka metal sebagai penyokong papan gipsum disertai wall angle
 Pekerjaan pemasangan papan gipsum sebagai plafon terdiri dari tahap
menyekrup papan gipsum pada rangka metal yang sudah jadi.
 Pekerjaan penyambungan plafon papan gipsum kurang lebih sama dengan
metode penyambungan dinding papan gipsum

4.2. Saran

Setelah melakukan kerja praktek dan pengamatan pekerjaan finishing pada dinding
dan plafon di lantai basement, penulis dapat mengemukakan beberapa saran, antara
lain:

70
 Saat melakukan pekerjaan plesteran dan acian pada dinding hebel yang cukup
tinggi, pastikan keamanan para pekerja terjaga. Salah satu caranya yaitu
dengan memastikan bahwa scaffolding yang akan digunakan masih dalam
kondisi baik dan aman. Selain itu, para pekerja harus mendapat pelatihan
mengenai penggunaan scaffolding sebelum memakainya dalam pekerjaan
nyata
 Mengingat pekerjaan plesteran dan acian pada dindng mengakibatkan area
lantainya becek untuk sementara, pekerja proyek harus menjaga keamanan di
area becek tersebut. Jangan sampai ada benda-benda berlistrik yang
menyentuh area becek itu

71
DAFTAR PUSTAKA

Masyhuda, Putri Alfajriah. 2018. Analisis Perbandingan Metoda Pelaksanaan


Finishing Dinding Plester Aci dengan Stick on Wall Ditinjau dari Segi Biaya dan
Waktu (Studi Kasus Pada Proyek Gold Coast Residence Apartemen Pantai Indah
Kapuk Jakarta Utara). https://repository.mercubuana.ac.id/42262/ (diakses 20
November 2020)

Murtinugraha, M.T.R. Eka, Elmi Yuntafa, Irika Widiasanti. 2012. Perbandingan


Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan dengan Pasangan Dinding Panel Precast
Ditinjau dari Segi Biaya dan Waktu (Studi Kasus pada Proyek Green Palace
Apartment, Kalibata Jakarta Selatan). Jakarta: Menara: Jurnal Teknik Sipil, 7(2), 7-9

Riskijah, Siti Safiatus. 2012. Efisiensi Penggunaan Dinding Precast Dibandingkan


dengan Dinding Bata Merah dan Hebel. Malang: Prokons Jurnal Teknik Sipil, 6(2),
103-106.

Studio Arsitur. 2020. 10+ Jenis Bahan Material Plafon Rumah Drop Ceiling.
https://www.arsitur.com/2019/08/jenis-bahan-material-plafon-rumah-drop.html
(diakses 15 Januari 2021)

72
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai