Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KECIL

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III

13 Februari 2017 MAKALAH


REVIEW TEORI ARSITEKTUR

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Ir. Ahda Mulyati, M.T.
&
Nur Rahmanina B, S.T.,M.T.

SAMUEL ARIS K A
F 221 15 065
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas segala anugerah yang
telah diberikan untuk menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan dan sebaik-baiknya. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui dan mengingat kembali
tentang teori arsitektur yang telah dipelajari sebelumnya yaitu sejarah dunia, tokoh dan
karya-karya arsitekturnya, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai kesulitan, Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar, namun dengan penuh kesabaran,
ketekunan dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
tepat waktunya.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pembimbing yang
telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya.

1
DAFTAR ISI
Kata pengantar ...........................................................................................................................1
Daftar isi ............................................................................................................................2
Bab 1 ( Pendahuluan )
 Latar belakang .....................................................................................................3
 Rumusan masalah ....................................................................................................4
 Tujuan ......................................................................................................5
Bab 2 ( Tinjauan pustaka )
 Teori Arsitektur Klasik ( Vitruvius )...........................................................................5
 Teori Arsitektur Renaissance ....................................................................................6
 Teori Arsitektur Revolusi Industri..............................................................................6
 Teori Arsitektur Post Modern.................................................................................... 7
 Teori Arsitektur Modern............................................................................................9
Bab 3 ( Pembahasan )
 Karateristik Arsitektur Klasik..................................................................................11
 Karateristik Arsitektur Renaissance.........................................................................14
 Karateristik Arsitektur Post-Modern........................................................................14
 Karateristik Arsitektur modern ................................................................................16
Bab 4 ( Penutup )
 Kesimpulan..............................................................................................................18
 Saran........................................................................................................................19
Daftar Pustaka .....................................................................................................................20

2
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Arsitektur dalam artian yang lebih luas adalah merancang dan membangun
keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan
perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot
dan desain produk. Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi
lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan
teknologi konstruksi).
Awal dari sebuah arsitektur adalah arsitektur primitif, lalu manusia menjadi lebih maju
dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik, arsitektur
berkembang menjadi ketrampilan. Pada awal abad ke-20, muncul pemikiran yang mendasari
terbentuknya arsitektur modern, yang disebabkan karena pembuatan dan penjualan material
dan ornamen bangunan yang begitu lama dan mahal, sehingga memunculkan alat-alat canggih
yang bisa membuat material dan ornamen bangunan yang murah dan berkualitas.
Arsitektur klasik biasanya kita kenal dimulai pada arsitektur yunani (+ 3000 – 30 SM)
yang merupakan pondasi dari berbagai gaya berikutnya yang berkembang di berbagai belahan
dunia dan juga menyumbangkan pemikiran yang paling pintar dan penampilan yang sempurna
di dalam tradisi Eropa Barat. Arsitektur pra-Yunani kuno sangat terkait dengan kondisi bangsa
Yunani yang kaya dengan mitologi dan seni. Beberapa abad kemudian berpindah dimana ilmu
ukur menjadi penting dalam menentukan bentuk dan proporsi bangunan yang kita kenal disebut
proporsi golden section dan pemanfaatan efek distorsi mata untuk menciptakan kemegahan
dan keindahan bangunan-bangunan utamanya.
Posmodernisme awalnya merupakan reaksi terhadap modernism. Posmodernisme
merujuk pada bentuk-bentuk kebudayaan, intelektual, dan seni yang telah kehilangan hirarki
atau prinsip kesatuan serta disarati kompleksitas eksrim, kontradiksi, ambiguitas, perbedaan,
dan kesalingtautan sehingga sulit dibedakan dengan parodi. Maka dari itulah lahir istilah
postmodernitas yaitu istilah turunan postmodernisme yang merujuk pada aspek-aspek non seni
sejarah yang di pengaruhi oleh berbagai gerakan baru, terutama perkembangan dalam dunia
sosial, ekonomi dan kebudayaan sejak tahun 1960-an.
RUMUSAN MASALAH
Dari makalah ini dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas, yakni :
1. Apa pengertian dan penyebab terbentuknya dari arsitektur klasik, modern dan post-
modern ?
2. Siapa saja tokoh yang menganut aliran dari jenis arsitektur tersebut ?
3. Kapankah arsitektur-arsitektur itu dimulai dan berakhir ?
4. Bagaimanakah karateristik dari masing-masing arsitektur yang berpengaruh pada struktur
dan konstruksi bangunan ?
5. Kenapa pada zaman revolusi industri terjadi pertentangan antara arsitektur lama (klasik)
dan arsitektur baru (modern) ?
3
TUJUAN
Dari makalah ini memiliki tujuan tertentu, yakni :
1. Mengingat dan memahami tentang teori arsitektur yang telah dipelajari sebelumnya
yaitu sejarah dunia, tokoh dan karya-karya arsitektur.
2. Mengetahui bentuk konstruksi dan struktur yang dimiliki oleh masing-masing karya
arsitektur.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TEORI ARSITEKTUR KLASIK ( VITRUVIUS )
Arsitektur Klasik ini terdiri dari gaya yang lebih modern dari turunan gaya yang
berasal dari Yunani. Dalam beberapa alasan, jenis arsitektur ini dibangun dengan tiga
fungsi:
 Sebagai tempat berlindung (fungsi rumah tinggal)
 Sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi rumah peribadatan)
 Tempat berkumpul (fungsi balai kota, dsb)
Untuk alasan kedua dan ketiga inilah bangunan ini dibuat sedetail mungkin dan seindah
mungkin dengan memberi ornamen-ornamen hiasan yang rumit. Rentang waktu zaman ini
adalah dari abad pertama sampai dengan abad ke-14 dengan hembusan angin Romantisism
(sebelum masyarakat Eropa memasuki zaman Renaissance sampai dengan pesan dan
gerakan Rationalism yang kuat).
Teori arsitektur Klasik dengan demikian merupakan suatu perwujudankarya arsitektur
yang dilandasi dan dijiwai oleh gagasan dan idealisme Teori Vitruvius khususnya pada suatu
kurun waktu sesudah Vitruvius sendiri meninggal dunia.

Gambar 1: Vitruvius
Bangunan Parthenon di Athena dan Pantheon di Roma merupakan contoh yang sangat
baik dari perwujudan teori arsitektur klasik yang mempertimbangkan prinsip-prinsip order,
geometri dan ukuran-ukurannya, disertai dengan kehalusan seni “craftmanship”.
Tradisi berarsitektur yang diawali oleh Vitruvius ternyata berlanjut terus dalam jaman
Arsitektur Klasik ini, dimana dijumpai dalam buku Ensiklopedi Romawi yang disusun oleh
Marcus T. Varro. Buku ini menjelaskan dan mengembangkan teori Vitruvius dalam tiga
unsur/elemen bangunan yaitu DISPOSITIO, CONSTRUCTIO dan VENUSTAS.
Despositio adalah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan survai lapangan ataupun
pekerjaan pada tapak yang ada, lantai dan pondasi. Venustas adalah berhubungan dengan
elemen-elemen yang ditambahkan pada bangunan demi memenuhi hasrat akan rasa
keindahan melalui seni ornamen ataupun dekorasi.
Nilai-nilai arsitektur Klasik dapat juga kita temukan pada bangunan-bangunan gereja
yang sedang mengawali pertumbuhan dan perkembangan sebagai agama yang baru dan
menyebar hampir keseuruh benua Eropa saat itu. Salah satu bangunan tersebut adalah Hagia
Sophia yang merupakan bangunan untuk peribadatan.

5
Teori arsitektur Klasik ini kemudian berlanjut hingga jaman Gothic. Arsitektur pada
zaman gothic lebih diperlukan gambaran suasana yang menimbulkan spirit kejiwaan yang
berusaha mencari hakekat sifat-sifat Tuhan yang ilahi. Hal inilah yang diapresiasikan
sebagai prinsip transparancy dalam usaha mengerti dan menangkap “cahaya yang datang
dari luar”.

TEORI ARSITEKTUR RENAISANCE


Renaissance sendiri mempunyai arti kelahiran kembali yaitu dimana pada masa ini
menghidupkan kembali kebudayaan masa lalu, budaya-budaya klasik pengaruh zaman
Romawi dan Yunani. Era Renaissance ini dimulai dari abad XIV-XVII sekitar tahun 1300.
Mereka pun menganggap abad renaissance ini sebagai satu-satunya masa yang membawa
perubahan mendasar bagi umat manusia, yaitu paham yang menaruh perhatian pada
masalah dunia, masyarakat yang praktis dan sadar diri serta perubahan sekuler. Tidak
seperti masa sebelumnya yang lebih menitik beratkan pada masalah keagamaan serta
perhatian pada akhirat.
Pengembangan teori-teori Renaissance banyak mengacu pada falsafah yang dibuat
oleh Plato, Pythagoras dan Aristoteles. Teori Plato melihat bahwa keindahan alami muncul
melalui adanya garis, lingkaran, dan permukaan yang menghasilkan bentuk dan volume
geometris yang absolut. Teori Pythagoras merupakan dasar pengembangan rasio
perbandingan yang membentuk dasar bagi proporsi-proporsi arsitektural dengan mencoba
perhitungan Matematis untuk membentuk suatu yang Estetis.
Teori Aristoteles mengemukakan teori ruang sebagai tempat dan terbatasnya Kosmos
yang kemudian berkembang sampai dengan timbulnya konsep”Ruang Cartesian”. Teori
ini menyatakan bahwa panjang, lebar dan ketebalan membentuk wujud keteraturan
geometris seperti grid dua atau tiga dimensi (konsep geometri ruang). Gabungan dari
beberapa teori terdahulu dengan teori Vitruvius menghasilkan teori Proporsi pada
Renaissance yang mengutamakan keharmonisan.

TEORI ARSITEKTUR PADA ZAMAN REVOLUSI INDUSTRI


Pada dunia masyarakat barat, arsitektur mulai ditanggapi sebagai ilmu yang dikaji dan
dipelajari sehingga mendapatkan berbagai teori. Dengan berubahnya secara sangat cepat
dan mendasar budaya masyarakat Barat yang diakibatkan oleh revolusi industri maka terjadi
pula perubahan besar dalam pandangan dan teori arsitektur. Pada arsitektur masa pasca
Renaissance terjadi percampuran antara gaya-gaya klasik yang sudah ada seperti Yunani,
Romawi, Abad Pertengahan, Romanesque, dan Gothic.
Perkembangan selanjutnya seni klasik dan karya kerajinan tangan semakin ditinggalkan
oleh bentuk-bentuk produksi mesin yang cepat praktis dan tidak kalah keindahannya. Salah
satunya yang memanfaatkannya adalah Augustus Welby Nortmore Pugin (1812-1852) yang
menemukan gagasan untuk meninggalkan proses lama seperti memahat material bangunan
dengan cara manual menuju proses yang menggunakan teknologi canggih untuk
menghasilkan material bangunan yang cepat dan berkualitas, sehingga mengubah pendapat
bahwa keindahan arsitektur adalah adaptasi dari bentuk kepada fungsi, hal ini menimbulkan
inspirasi yang menggerakan para arsitek ke seniman.
Pada zaman itu juga terdapat seorang arsitek yang bernama John Ruskin (1819-1900)
berlawan dengan Pugin, tidak setuju pada keindahan klasik. Ia mendukung pendapat bahwa
6
Gothic tidak hanya sebagai arsitektur gereja, tetapi secara sempurna merupakan suatu
arsitektur modern. Dia tidak setuju terhadap eklektisme yang sedang mendominasi dunia
arsitektur pada masa itu karena eklektisme cenderung memilih unsur (elemen) terbaik dan
menggabungkannya sehingga menjadi “bentuk yang sangat heterogen”. Pertentangan
pendapat antara Pugin dan Ruskin terungkap pula pada ketidaksenangan Ruskin pada
masyarakat Borjuis dan masyarakat yang “masinal”.

Gambar 2 : (dari kanan ke kiri) augustus pugin dan john ruskin, tokoh yang saling bertentangan dalam
revolusi indusri

Meskipun terdapat perbedaan persepsi dalam arsitektur klasik, tetapi dalam hal
fungsionalisme tidak terdapat perbedaan pendapat, bahwa idealisme dari suatu arsitektur
adalan perpaduan antara bentuk dan fungsi. Dalam idiologi fungsionalisme bahwa arsitektur
adalah seni, dimana prinsip-prinsip seni menyatu didalamnya. Bahwa dalam prinsip
fungsionalisme nilai konstruksi mempunyai nilai yang sama dengan fungsi. Keanggunan
arsitektur tidak selalu dibentuk oleh patung-patung maupun dekorasi tetapi oleh seni dan
proporsi dalam penataan unit-unit dan bagian-bagiannya.
Pendapat itu betul-betul kontroversial, bertentangan dengan kaidah-kaidah keindahan
pada masa itu. Sehingga membawa Viollet-le-Duc kembali kepada kesimpulan dan definisi
fungsionalisme yang dikemukakan Pugin, Ruskin dan William Morris, seperti diungkap;
“Bila bentuk secara murni memberikan indikasi dan membuat mengerti untuk apa produk
ini dibuat, maka bentuk itu baik. Contoh dalam kehidupan misalnya, bagi yang mengerti
fungsinya maka seseorang dapat mengerti bahwa segala ciptaan alam memancarkan
keindahan”. Ungkapan tersebut diatas menjelaskan kepada kita bagaimana teori keindahan
mendasari konsep fungsionalisme.
TEORI ARSITEKTUR POST-MODERN
Arsitektur post-modern mulai terbentuk antara pertengahan abad ke-20 (1960) sampai
sekarang. Pada pemikiran arsitektur ini, muncul pendapat bahwa ini berasal dari istilah post-
modernisme, yaitu yang berkembang setelah era modern dengan modernisme-nya.
Arsitektur yang disingkat post-mo ini dianggap dari pemikiran pada pertengahan abad ke-
19 bahwa Arsitektur Modern bukan karya arsitektur, melainkan ide, gagasan, pikiran atau
pengetahuan dasar tentang arsitektur. Hal ini dikarenakan pendidikan Arsitektur yang dibagi
menjadi dua, sebagai kesenian dan sebagai ilmu teknik sipil, dan munculnya industri bahan
bangunan.
Pokok-pokok pikiran yang dipakai arsitek Post Modern yang tampak dari ciri-ciri di
atas berbeda dengan Modern. Di sini akan disebutkan tiga perbedaan penting itu.

7
 Tidak memakai semboyan Form Follows Function Arsitektur posmo mendefinisikan
arsitektur sebagai sebuah bahasa dan oleh karena itu arsitektur tidak mewadahi
melainkan mengkomunikasikan.
 Fungsi (bukan sebagai aktivitas atau apa yang dikerjakan oleh manusia terhadap
arsitektur). Yang dimaksud dengan ‘fungsi’ di sini bukanlah ‘aktivitas’, bukan pula
‘apa yang dikerjakan/dilakukan oleh manusia terhadap arsitektur’ (keduanya
diangkat sebagai pengertian tentang ‘fungsi’ yang lazim digunakan dalam arsitektur
modern). Dalam arsitektur posmo yang dimaksud fungsi adalah peran dan
kemampuan arsitektur untuk mempengaruhi dan melayani manusia.
 Bentuk dan Ruang. Di dalam posmo, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang
tidak harus berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab akibat), keduanya
menjadi 2 komponen yang mandiri, sendiri-sendiri, merdeka, sehingga bisa
dihubungkan atau tidak.
Aliran-aliran dalam Arsitektur Post-modern dibedakan berdasarkan konsep
perancangan dan reaksi terhadap lingkungannya. Di dalam Evolutionary Tree-nya, Charles
Jenks mengelompokan arsitektur post-modern kedalam 6 (enam) aliran. Aliran-aliran ini
menurutnya sudah ada sejak tahun 1960-an. Keenam aliran tersebut adalah:

 Historicism
Pemakaian-pemakaian elemen klasik (misalnya: Ionic, Doric dan Corinthiant) pada
bangunan yang dikombinasikan dengan pola-pola modern. Tokoh: Aero Saarinen,
Phillip Johnson, Robert Venturi, Kisho Kurokawa, Kyionori Kikutake.

 Straight Revivalisme
Pembangkitan kembali neo-klasik ke dalam bangunan yang bersifat monumental
dengan irama komposisi berulang dan simetris. Tokoh: Aldo Rossi, Monta Mozuna,
Ricardo Bofill, Mario Botta.

 Neo-vernacularism
Menghidupkan kembali elemen tradisional yang membuat bentuk dan bangunan lokal.
Tokoh: Darbourne and Darke, Joseph Isherick, Aldo Van Eyck.

 Contextualism (Urbanist + ad Hoc)


Memperhatikan lingkungan dalam penempatan bangunan sehingga didapat komposisi
lingkungan yang serasi. Aliran ini juga sering disebut Urbanisme. Tokoh: Lucien Kroll,
Leon Krier, James Stirling.

 Metaphor and Metaphisical


Mengekspresi eksplisit dan implicit ungkapan metafora dan metafisika (spiritual) ke
dalam bentuk bangunan. Tokoh: Stinley Tigerman, Antonio Gaudi, Mimoru Takeyama.

8
 Post-Modern space

Memperlihatkan pembentukan ruang dengan mengkomposisikan komponen bangunan


itu sendiri. Tokoh: Peter Eisenman, Robert Stern, Charler Moore, Kohn, Pederson-Fox.

Gambar 3: charles jenks

TEORI ARSITEKTUR MODERN


Pada awalnya Arsitektur Modern muncul sekitar tahun 1750-an di Eropa, dengan
beberapa ciri khas yaitu munculnya arsitektur bergaya Romantic Classicicm atau yang lebih
dikenal dengan aliran Neoklasik, adanya tata kota ideal dan rekayasa teknologi. Sebenarnya
Arsitektur Modern baru muncul di Eropa sekitar tahun 1860-an setelah dibangunnya Crystal
Palace, sebagai suatu reaksi akibat ketidak puasan akan gaya arsitektur klasik dan
kombinasinya pada abad 18. Sedangkan di Amerika, gaya ini mulai muncul sekitar tahun
1880-an. Pada tahun antara 1960-1970 gerakan arsitektur modern mulai memperlihatkan
tanda-tanda berakhir.

Gambar 4 : Crystal Palace, bangunan pertama bergaya arsitektur modern. Karya Josep Paxton

Kata modern dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang memiliki kaitan dengan setiap
hal yang berkembang pada masa kini atau yang menunjukkan karakter kekinian. Untuk suatu
hunian, hunian yang modern berarti hunian yang memiliki dan menunjukkan adanya ciri
Arsitektur Modern. Hunian yang memiliki gaya Arsitektur Modern harus mampu
menghadirkan gaya hidup masa kini di dalam bangunan.
Arsitektur Modern memiliki prinsip yaitu fungsional dan efisiensi. Fungsional berarti
bangunan tersebut benar-benar mampu mewadahi aktifitas penghuninya, dan efisiensi harus
mampu diterapkan ke berbagai hal, yakni efisiensi biaya, efisiensi waktu pengerjaan dan
9
aspek free maintenance pada bangunan. Arsitektur Modern itu timbul karena adanya
kemajuan dalam bidang teknologi yang membuat manusia cenderung memilih sesuatu yang
ekonomis, mudah dan bagus.
Perkembangan Arsitektur Modern meliputi perkembangan pemikiran mengenai konsep
bentuk, ruang, fungsi, dan konstruksi. Ditinjau dari segi bentuk, bangunan Arsitektur Modern
memungkinkan untuk menghasilkan bentuk-bentuk yang tidak biasa karena perkembangan
teknologi struktur dan konstruksi serta perkembangan teknologi bahan. Sedangkan dilihat
dari segi ruang bangunan Arsitektur Modern bersifat lebih mengalir berdasarkan proses
sirkulasi dan berkegiatan (step to step).
Dari segi konstruksi, perkembangan Arsitektur Modern ditandai oleh penggunaan
konstruksi beton bertulang, baja dan bahan-bahan bangunan yang ringan. Dilihat dari segi
fungsi, bentuk bangunan Arsitektur Modern menggunakan modul manusia (Le Corbusier),
karena bangunan ditekankan pada fungsinya.

Gambar 5 : Villa Savoye, bangunan yang lebih menekankan pada konsep bentuk dan ruang.
Karya Le Corbusier.

Gambar 6 : Le Corbusier, tokoh yang berpengaruh pada arsitektur modern

10
BAB III
PEMBAHASAN
KARATERISTIK ARSITEKTUR KLASIK
 Arsitektur Yunani
Bangunan-bangunan di Yunani menggunakan prinsip post linthel yang merupakan
penemuan struktural pertama yakni dua kolom yang dapat mendukung unsur horizontal. Stoa
(kolom) merupakan elemen arsitektural estetis yang ditonjolkan sehingga kedepannya di
beberapa polis setiap kolom memiliki ciri khasnya sendiri seperti, doric (dari Doria), ionic (dari
Ionia), dan corintian (dari Corintia). Kolom-kolom tersebut dibangun menggunakan
rasionalitas masyarakat Yunani yang kemudian dibakukan dalam sebuah aturan desain yakni
golden section dan greek order.

Gambar 7: detail stoa menurut greek order (dari kiri ke kanan, doric, ionic, corintian)

Filsafat dalam pemahamannya melahirkan paradigma baru mengenai kesempurnaan,


suatu persepsi yang banyak diimplementasikaan dalam kehidupan masyarakat Yunani,
sedangkan untuk desain persepsi tersebut berupa:
 Kualitas penghalusan dan pengujian karya manusia: puisi, musik, kriya, patung, dan
arsitektur
 Tujuan setiap karya adalah bentuk, detil dan rekayasa yang mencerminkan
kesempurnaan manusia
 Keseimbangan simetri merupakan sesuatu yang ideal
 Dalam arsitektur, bangunan menampilkan keseimbangan antara elemen vertikal
(kolom) dan elemen horisontal (balok) antara aksi dan istirahat dan geometri yang
sempurna

11
Filsafat berawal ketika manusia berusaha memahami dunia dengan menggunakan
perangkat yang melekat pada manusia (hati dan perasaan), bukan lagi semata keyakinan. Yakni
kebenaran adalah hal yang relatif, tergantung pada persepsi dan interpertasi manusia, dan
kebenaran hanya dapat diperoleh dengan cara mempertanyakan, menghaluskan pengertian, dan
menguji. Beberapa filusuf yang terkenal diantaranya Aristoteles, Democritus, Plato, Socrates,
dll.

Gambar 8: Plato dan Aristoteles, filusuf terkenal Yunani

 Arsitektur Romawi
Dalam bidang seni dan arsitektur, Roma merupakan peminjam yang secara keseluruhan
mengoper pilar-pilar Yunani yang bergaya Doria, Ionia dan Korintia, yang selanjutnya
digabung serta dikembangkan yaitu gaya Komposit dan Tuskana. Hal ini menjadikan
digunakan untuk mengungguli dengan kehebatan teknologinya.
Para Arsitek Roma merupakan orang pertama yang memanfaatkan beton untuk
membangun gedung raksasa/bangunan besar, menggunakan material murah dan
mengembangkan gagasan pelengkung Etruska untuk menjadi pola Viaduk, Akuaduk,
pelengkung kemenangan dan kubah-kubah raksasa seperti kubah di Kuil Pantheon.
Konsep arsitektur Romawi mencerminkan segi-segi praktis, yaitu :
 Kekokohan
 Keamanan
 Kenyamanan
 Fungsi
Helenisme Romawi sedikit mengurasi nilai rasionalisme Yunani. Budaya disebarluaskan
begitu saja tanpa adanya pendalaman logika sehingga penerapannya dalam arsitektur fungsi-
fungsinya lebih profan, urban, dan dengan estetika yang lebih ekletik dan merdeka. Arsitektur
klasik Romawi berkembang dari arsitektur klasik Yunani dan beberapa arsitektur lain tetangga
imperium ini seperti arsitektur Mesopotamia, sehingga lahir tipologi denah dan teknologi baru
dalam arsitektur. Contohnya yakni Pantheon (parthenon dengan tipologi denah lingkaran)
12
Gambar 9: fasad rome pantheon, italia dan denah

Arsitektur klasik Romawi memiliki banyak jenis pemandian karena dalam budayanya
bath (pemandian) adalah tempat berinteraksinya masyarakat, seperti agora bagi masyarakat
Yunani sebelumnya. Dalam pengembangannya, arsitektur klasik Romawi mengembangkan
roman order (dari greek order), tipologi baru berupa parthenon (partheon dengan tipologi denah
lingkaran), pergamon (partheon yang lantai dasarnya ditinggikan), teknik konstruksi baru
seperti arch, vault, dome yang semua kebanyakan diterapkan dari arsitektur mesopotamia, serta
penemuan material baru batu bata, karena arsitektur klasik Romawi masih mengadopsi
arsitektur Yunani namun bukan lagi menggunakan batu sebagai materialnya (karena kekayaan
SDA yang berbeda).

Gambar 10 : detail kolom menurut roman order (disandingkan dengan greek order)

13
KARATERISTIK ARSITEKTUR RENAISSANCE
Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa. Renaissance
menjadikan manusia lahir ke dunia untuk mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia
ini baru setelah itu menengadah ke surga. Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan,
kesengsaraan dan kenistaan di dunia bukanlah takdir Allah melainkan suatu keadaan yang
dapat diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia dengan akal budi, otonomi dan bakat-
baktnya. Manusia bukan budak melainkan majikan atas dirinya.
Dengan semakin kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan makin kuat. Hal ini
menyebabkan agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan
sekulerisasi itu sendiri. Renaissance mengajarkan kepada manusia untuk memanfaatkan
kemampuan dan pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama. Manusia hendaknya
menjalani kehidupan secara aktif memikirkan kepentingan umum bukan hidup bersenang-
senang dalam belenggu moral dan ilmu pengetahuan di menara gading. Manusia harus berperan
aktif dalam kehidupan, bukan sifat pasif seraya pasrah pada takdir. Namun, manusia menjadi
pusat segala hal dalam kehidupan atau Antoposentrisme.
Manusia renaissance harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan
kemampuannya dalam berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab, menghasilkan karya
seni dan mengarahkan nasibnya kepada sesama. Keinginan manusia untuk menonjolkan diri
baik dari keindahan jasmani maupun kemampuan intelektual-intelektualnya. Keinginannya itu
dituangkan dalam berbagai karya seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni music dan lain-lain.
Ekspresi daya kemampuan manusia terus berkembang sampai saat ini sehingga di zaman
modern ini pun tidak ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan.

Gambar 11: fasad gereja Basilika St. Petrus di vatikan yang dibangun oleh Donate Bramante dan direnovasi
besar-besaran oleh Raffaelo dan Michaelangelo pada zaman renaissance

KARATERISTIK ARSITEKTUR POST-MODERN


1. PURNA MODERN
Karateristik yang dimiliki oleh langgam ini, yakni :
 Purna Modern merupakan pengindonesiaan dari post-modern versi Charles Jencks (
Pengertian veris Jencks itu berbeda dari pengertian umum dari `Post Modern )
 Ditandai dengan munculnya ornamen, dekorasi dan elemen-elemen kuno (dari Pra
Modern) tetapi dengan melakukan transformasi atas yang kuno tadi.

14
 Menyertakan warna dan tekstur menjadi elemen arsitektur yang penting yang ikut
diproses dengan bentuk dan ruang.
 Tokohnya antara lain : Robert Venturi.

Gambar 12 : Vanna Venturi House karya Robert Venturi

2. NEO MODERN
Karateristik yang dimiliki oleh langgam ini, yakni :
 Dahulu diberi nama Late Modern oleh Charles Jencks, sehingga pengertiannya tetap
tidak berubah.
 Tidak menampilkan ornamen dan dekorasi lama tetapi menojolkan Tektonika (The Art
of Construction). Arsitekturnya dimunculkan dengan memamerkan kecanggihan yang
mutakhir terutama teknologi.
 Sepintas tidak terlihat jauh berbeda dengan Arsitektur Modern yakni menonjolkan
tampilan geometri.
 Menampilkan bentuk-bentuk tri-matra sebagai hasil dari teknik proyeksi dwi matra
(misal, tampak sebagai proyeksi dari denah). Tetapi, juga menghadirkan bentukan yang
trimatra yang murni (bukan sebagai proyeksi dari bentukan yang dwimatra).
 Tampilan dominan bentuk geometri.
 Tidak menonjolkan warna dan tekstur, mereka ini hanya ditampilkan sebagai aksen.
Walaupun demikian, punya warna favorit yakni warna perak.
 Tokohnya antara lain: Richard Meier, Richard Rogers, Renzo Piano, Norman Foster.

3. DEKONSTRUKSI ( Tahun 1988 )


Karateristik yang dimiliki oleh langgam ini, yakni :
 Geometri juga dominan dalam tampilan tapi yang digunakan adalah geometri 3-D
bukan dari hasil proyeksi 2-D sehingga muncul kesan miring dan semrawut.
 Tokohnya antara lain: Peter Eisenman, Bernard Tschumi, Zaha Hadid, Frank O’Gehry.
 Menggunakan warna sebagai aksen dalam komposisi sedangkan tekstur kurang
berperan.

15
Gambar 13 : Aquatic Centre karya zaha hadid

KARATERISTIK ARSITEKTUR MODERN


Arsitektur ini memiliki aliran-aliran, yakni:
1. Konsep Aliran Kubisme
Kubisme adalah suatu aliran dalam seni rupayang bertitik tolak dari penyederhanaan
bentuk- bentuk alam secara geometris (berkotak-kotak).Arsitektur aliran kubisme terinspirasi
dari seni lukis yang muncul dan mulai berkembang pada tahun 1910 - 1914 di Paris. Cubisme
tidak sepenuhnya abstrak. Prinsip dari aliran Cubisme menonjolkan aspek ruang atau tiga
dimensi dan waktu, dimana hal itu tidak terdapat dalam aliran klasik-tradisional.

Gambar 14 : Fagus Factory, Alfeld-an-der-Line, karya Walter Gropius. Aliran kubisme.

2. Konsep Aliran Futuristik & Rasionalisme


 Arsitektur Futurstik
Arsitektur Futuristik atau futurisme dimulai pada awal abad ke 20 dengan bentuk
bangunan yang ditandai oleh anti-historicism dan garis panjang mendatar, kecepatan, emosidan
urgensi yang artistik.
Futuristic mempunyai arti yang bersifat mengarah atau menuju masa depan.
 Citra futuristic pada bangunan berarti citra yang mengesankan bahwa bagunan itu
berorientasi ke masa depan atau citra bahwa bangunan itu selalu mengikuti
perkembangan jaman yang ditunjukkan melalui ekspresi bangunan.
 Fleksibilitas dan kapabilitas bangunan adalah salah satu aspek futuristic bangunan.

16
Gambar 15 : contoh bangunan futuristik, Aqua Tower

 Arsitektur Rasionalisme
Aliran arsitektur ini disebut juga fungsionalisme, karena ini lebih memtingkan keindahan
yang timbul semata-mata adanya fungsi dari elemen-elemen bangunan. Rasionalisme
mengandung arti “berdasarkan rasio/pemikiran yang logis”.
Paradigma Rasionalis tumbuh pada sekitar pertengahan abad XIX di Eropa, Halini
merupakan jawaban atas kondisi yang terjadi pada saat itu. Adapun penyebabnya adalah (a)
munculnya revolusi industri yang ditandai dengan munculnya teknologi konstruksi.
(b)meningkatnya kebutuhan rumah tinggal di kota karena pesatnya arus urbanisasi dan
(c)semakin meningkatnya bentuk-bentuk eklektis dalam karya arsitektur saat itu, yang tidak
sesuai dengan perkembangan teknologi.
Paradigma rasionalis memunculkan semboyan-semboyan dari tokoh-tokoh arsiteknya
yang merupakan dasar falsafah bagi karya-karya mereka. Semboyan tersebut antara lain :
 Form Follow Function
Semboyan ini dicetuskan oleh Louis Sullivan yang mendefinisikan arsitektur analog
dengan bentuk alam atau sebagai ekspresi suatu gaya hidup batin dan logika struktur manusia.
 Less is More
Merupakan semboyan yang dicetuskan oleh Ludwig Meis van Der Rohe yang intinya
adalah dalam bentuk yang paling sederhana.
 Un Machine d’habiter
Machine for Living, merupakan formula Le Corbusier yang artinya rumah adalah mesin
untuk bermukim.
Ciri arsitektur rasionalisme, yakni :
 Penggunaan bahan-bahan baru dan struktur yang kelihatan (pada constructicism).
 Tutupan atap yang datar.
 Proses yang sederhana.

17
 Kaca-kaca besar dan menutupi permukaan internal ruang bangunan.
 Bentuk bangunan mengikuti fungsi.

Gambar 16 :Hotel Consolaction, bergaya rasionalisme

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Arsitektur klasik adalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang mengacu pada
zaman klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode Helenistik dan
Kekaisaran Romawi. Arsitektur klasik dari bangsa yunani merupakan dasar dari bangunan-
bangunan klasik saat ini. Dari mulai masa kejayaan yunani kuno sampai kejatuhan kerajaan
romawi, banyak bangunan-bangunan besar yang dibangun menggunakan keahlian arsitektur
handal.
Arsitektur renaissance adalah arsitektur yang berusaha menghidupkan kembali
kebudayaan klasik jaman Yunani dan Romawi dengan jalur garap dan jalur pikir yang
tersendiri, tidak menggunakan jalur garap dan pikir Yunani-Romawi. Bersamaan dengan itu
adalah tumbuhnya dan berseminya benih-benih ambisius dari ilmu untuk men-jajarkan diri
dengan agama, yang pada saatnya nanti, akan menggantikan agama dalam perannya sebagai
“penguasa semesta dan penguasa manusia”.
Marcus Pollio Vitruvius, seorang arsitek dan insinyur Romawi yang hidup pada abad I
dan berperan besar karena menulis buku arsitektur tertua yang sempat ditemukan oleh pakar
Barat, yaitu buku “The Ten Books on Architecture” yang terbagi atas sepuluh bab. Di dalam
buku ini, bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan
(Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan
dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur
18
lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan
psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah
mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.

Semakin berkembangnya teknologi industri dan mesin, memicu terjadinya pemikiran


untuk menghasilkan jenis arsitektur baru. Manusia pada masa ini membutuhkan pekerjaan yang
lebih gampang dan meninggalkan budaya lama, yang memicu lahirnya arsitektur modern.
Keindahan bentuk menuju fungsi dan fungsi menuju bentuk menjadi dasar pertentangan antara
Augustus Welby Nortmore Pugin dan John Ruskin. Pertentangan yang terjadi menjadikan
Eugen Emmanuel Viollet-le-Duc menyimpulkan bahwa suatu keindahan tidak akan berlaku
jika seseorang yang membuatnya tidak dapat memahami untuk apa itu dibuat, terutama dari
segi fungsinya.

Arsitektur modern adalah pernyataan jiwa dari suatu masa, dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan sosial dan ekonomi yg ditimbulkan zaman mesin. Yaitu dg dengan
menjari keharmonisan dari elemen - elemen modern serta mengembalikan arsitektur
pada bidangnya (ekonomi, sosiologi, dan kemasyarakatan) yg secara keseluruhan siap
melayani umat manusia.
Arsitektur modern yang tidak memahami kembali masa lalu, seperti kebudayaan
arsitektur klasik dan romawi, mulai ditinggalkan dan melahirkan arsitektur post-modern.
Arsitektur ini sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme, tetapi ada sedikit
sifat/karakter yang sama. Arsitektur ini juga memadukan antara Art dan Science, Craft dan
Technology, Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam
arsitektur.

SARAN
Dari beberpa pengertian dan teori yang dijelaskan diatas, semua jenis arsitektur memiliki
banyak keragaman dan kebudayaan yang dimiliki oleh setiap bangunan. Tetapi saran saya
memiliki fungsi bangunan yang nyaman dan baik menjadi prioritas utama agar menjadikannya
layak dihuni daripada memiliki bangunan yang cuma memiliki keindahan, tetapi tidak nyaman
dan berujung bangunan yang gagal total.

19
DAFTAR PUSTAKA
http://annasmaulana.blogspot.com/2013/05/sejarah-arsitektur-arsitektur- klasik_21.html

http://arsiteklopedia.blogspot.co.id/2013/05/antara-arsitektur-modern-dan-post-modern.html

http://rurucoret.blogspot.co.id/2009/01/arsitektur-renaissance.html

http://www.academia.edu/9067303/Teori_Arsitektur_Vitruvius
http://www.academia.edu/11410764/Teori_Arsitektur_Akibat_Revolusi_Industri

20

Anda mungkin juga menyukai