Anda di halaman 1dari 29

PRINSIP DESAIN LANSKAP

Warna, garis, tekstur dan skala adalah alat-alat


yang biasanya digunakan dalam kombinasi untuk
menyesuaikan prinsip desain.
Prinsip desain sendiri meliputi unity (kesatuan),
balance(keseimbangan),transisi, fokalisasi,
proporsi, rhytm (irama), repetition (pengulangan)
dan simplicity(kesederhanaan).
Semua prinsip ini saling berinteraksi untuk
menghasilkan desain seperti yang diharapkan.
UNITY
Kesatuan bisa didapatkan dengan adanya efektifitas
penggunaan komponen dalam sebuah desain untuk
mengekspresikan ide utama melalui gaya yang
konsisten.
Unity di tonjolkan dengan konsistensi dari karakter
antara unit-unit dalam lanskap.
Penggunaan elemen-elemen untuk
mengekspresikan suatu tema yang spesifik akan
menciptakan harmoni.
Unity dapat dicapai dengan menggunakan massa
tanaman dan pengulangan.
UNITY
Unity berarti bahwa semua bagian dari komposisi
atau lanskap berjalan bersama, mereka tampak
sesuai.
Sebuah perasaan alami akan terasa saat setiap area
aktifitas menjadi milik dan menyatu dengan
keseluruhan lanskap.
Semua yang dipilih untuk sebuah lanskap harus
melengkapi skema utama dan harus-diatas semua-
memenuhi beberapa tujuan fungsional.
BALANCE
Balance dalam desain merujuk pada keseimbangan atau
kesamaan dari atraksi visual.
Keseimbangan yang simetris akan tercapai saat satu sisi dari
suatu desain menjadi gambaran cermin dari sisi lainnya.
Garis yang sama, bentuk, tekstur atau warna berada pada
kedua sisi dalam desain simetris.
BALANCE
Keseimbangan asimetris menggunakan bentuk yang
berbeda, warna dan tekstur untuk mendapatkan
keseimbangan atraksi visual.
Komposisi yang berlawanan pada sisi lain dari garis
tengah ini akan menciptakan atraksi yang sebanding.
Misalnya massa mungkin berlawanan dengan warna
atau garis linear berlawanan dengan ketinggian.
Desainer landskap harus terlatih untuk memanipulasi
elemen-elemen desain untuk menciptakan
keseimbangan asimetris.
Poros tengah harus ditentukan dan kemudian dibangun
dengan elemen-elemen seni dan prinsip desain
lainnnya.
TRANSITION
Transisi adalah perubahan secara gradual.
Transisi dalam warna dapat diilustrasikan dengan urutan
radial diatas roda warna.
Transisi dapat dicapai dengan mengatur objek-objek dengan
variasi tekstur, bentuk, atau ukuran dalam urutan yang
logis.
TRANSITION
Sebagai contoh dari tekstur kasar ke halus, bulat ke
oval ke bentuk struktur yang linear, silindris ke
globular hingga tidak teratur.
Perencanaan dengan jumlah yang tidak terbatas
dapat terjadi dengan kombinasi berbagai elemen
dalam variasi ukuran, bentuk, tekstur dan warna
untuk membentuk transisi.
Perlu diingat, transisi merujuk pada perspektif
komposisi 3-dimensi, bukan hanya penampakan
yang datar.
PROPORTION
Proporsi merujuk pada ukuran dari bagian dari desain dalam
hubungannya dengan yang lain dan kepada desain secara
keseluruhan.
Suatu pohon oak yang besar dan tinggi mungkin dapat
melengkapi sebuah bangunan kantor tapi mungkin akan
mengecilkan suatu tempat tinggal biasa.
PROPORTION
Sebuah kolam yang kecil mungkin akan hilang dalam
suatu lapangan rumput yang luas, tapi mungkin akan
tampak cantik sekali dalam sebuah area privat kecil.
Dan tentu saja, sebuah air mancur kolosal dapat
mendominasi sebuah kebun pribadi tetapi dapat
memperluas sebuah plaza kota.
Proporsi dalam desan lanskap biasanya berhubungan
dengan manusia dan aktifitasnya.
Hubungan antara ukuran yang diinginkan dari
komponen-komponen dalam suatu desain harus
menghadirkan suatu masalah kecil bagi desainer yang
mempertimbangkan prinsip ini secara rutin dalam
proses-proses yang dilakukan secara sistematik.
RHYTM
Irama dapat dicapai saat elemen-elemen dalam
sebuah desain dapat menciptakan suatu perasaan
dari pergerakan yang menuntun mata yang melihat
melalui atau bahkan diluar area yang didesain.
Peralatan seperti warna, garis dan bentuk dapat
diulang untuk mendapatkan irama dalam desain
lanskap.
Irama dapat mengurangi kebingungan dalam
desain.
FOCALIZATIONS
Focalization mencakup pengarahan observasi visual kearah
sebuah fitur dengan menempatkan fitur ini pada titik hilang
diantara garis radial atau yang mendekati.
Garis radial yang tegas dalam gambar menciptakan
focalization yang kuat saat dibandingkan dengan garis
kurva. Mata pengamat akan secara cepat diarahkan
sepanjang garis lurus ke titik fokal.
FOCALIZATIONS
Umumnya, garis yang mengalir dari fokalisasi
menjadi keinginan dalam suatu lanskap tempat
tinggal.
Transisi dari tanaman atau objek lainnya sepanjang
garis ini dapat memperkuat atau memperlemah
fokalisasi.
Fokalisasi dapat diatur dengan material tanaman
sepanjang garis untuk menciptakan fokalisasi
simetris atau asimetris.
REPETITION
Pengulangan merujuk pada pengulangan
penggunaan fitur seperti tanaman-tanaman
dengan persamaan bentuk, garis, tekstur dan
warna.
Pengulangan yang terlalu banyak akan menciptakan
kesan yang monoton, tapi saat digunakan dengan
efektif dapat mengarahkan pada irama, fokalisasi,
dan penekanan.
Unity dapat dicapai dengan lebih baik dengan
maksud lain selain repetisi.
SIMPLICITY
Kesederhanaan bersambungan dengan
pengulangan dan dapat dicapai dengan
mengeliminasi detail yang tidak perlu.
Variasi atau detail yang terlalu banyak akan
menciptakan kebingungan persepsi.
Kesederhanaan adalah pereduksian desain menjadi
desain paling sederhana, bentuk yang funsional,
yang menghindari biaya dan perawatan yang tidak
perlu.
ELEMEN PEMBENTUK TAPAK
Dalam Merancang tapak nantinya akan membentuk
blok massa bangunan (ruang dalam) dan ruang luar
dalam satu lokasi.
BLOK MASSA BANGUNAN
Dalam sebuah tapak bisa terdiri dari satu atau lebih blok
massa bangunan. Elemen pembentuknya berupa :
Bentuk selubung bangunan:
1. Lantai (interface antar lantai ruang luar dan
ruang dalam),
2. Dinding (massif dan bukaan)
3. Atap (bentuk, warna , tekstur)
Kulit bangunan :
1. Warna
2. Tekstur
3. Bahan
4. dan lainnya
ELEMEN PEMBENTUK TAPAK
Ruang luar :
1. Lantai
(soft
and
hard)
2. Dinding
(massif,
transpar
an,
semu)
ELEMEN SOFT DAN HARD
PADA TAPAK
1. Landform (bentuk lahan): bagian yang sangat penting
karena sebagai tempat elemen lainnya diletakkan,
landform dapat digambarkan dengan bentuk topografi
dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhn desain
2. Tanaman : yang dimaksud disini adalah semua jenis
tanaman yang dibudidayakan ataupun alami dari penutup
tanah sampai pohon.Memerlukan pertimbangan khusus
dalam peletakkannya dan mengalami perubahan yang
sangat signifikan.
3. Bangunan : merupakan elemen landskap yang
membangun dan membatasi ruang luar, mempengaruhi
pandangan, memodifikasi iklim mikro,dan mempengaruhi
organisasi funsionala landskap
ELEMEN SOFT DAN HARD
PADA TAPAK
ELEMEN SOFT DAN HARD
PADA TAPAK
ELEMEN SOFT DAN HARD
PADA TAPAK
ELEMEN SOFT DAN HARD
PADA TAPAK
4. Pavement : merupakan elemen landskap yang masuk kedalam
hard material, manfaat fungsi pavement yang paling nyata
adalah kemampuannya untuk mengakomaodasi penggunaan
yang intensif distas permukaan tanah tanpa mengalami
kerusakan yang cepat.
5. Site Structures: elemen- elemen yang dibangun secara tiga
dimensi dalam landskap tertentu yang memenuhi fungsi
khusus dalam konteks ruang yang lebih besar yang secara
kolektif dibentuk oleh landform, plant material, buildings dan
pavement>> steps, ramps, walls, fences, retaining walls,
seating, gazebo, shelter, dsb.
6. Water : Air merupakan elemen yang mempunyai karakteristik
khusus, yaitu plastis, bergerak, menghasilkan suara dan bersifat
reflektif (cermin).
ELEMEN SOFT DAN HARD
PADA TAPAK
ELEMEN SOFT DAN HARD
PADA TAPAK
ELEMEN SOFT DAN HARD
PADA TAPAK
ELEMEN LANDSCAPE
DAN ELEMEN PENDUKUNGNYA

Hard material / Elemen keras :


perkerasan, bangunan dan sebagainya.
Soft Material / Elemen Lunak;
tanaman.

Tempat duduk / bangku


taman untuk istirahat
sejenak.
Tempat duduk dengan
sesuatu untuk dipandang.
ELEMEN ELEMEN ALAM

1. Sifat air yang tenang di kolam apabila


dikombinasikan dengan dengan pohon maka
akan menghasilkan suasana yang tenang.
2. Kolam air / kolam air mancur
Kolam sebagai sarana bermain anak-anak.
Tepian kolam air mancur sebagai tempat
duduk.
FAKTOR PEMBENTUK LANSKAP
1. Faktor Pembentuk Lanskap. Lanskap terbentuk dari
beberapa faktor yang masing-masing saling
berinteraksi.
2. Faktor pembentuk lanskap meliputi vegetasi, tanah,
batuan, air, bentuk lahan, iklim makro maupum
mikro, hewan maupun manusianya.
3. Lanskap terbentuk dari interaksi yang kompleks
antara vegetasi, iklim mikro kawasan, tata air,
bentukan lahan dan tanah serta keberadaan
penggunanya yaitu manusia dan hewan. Masing
masing faktor tersebut merupakan suatu ikatan yang
erat yang akan memberikan nuansa dan bentuk
lanskap yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai