Anda di halaman 1dari 8

CIRI-CIRI DAN CONTOH ARSITEKTUR VERNAKULAR

Indonesia merupakan komplek kepulauan terbesar didunia dengan Budaya Pluralistik yang
memiliki beragam sistem budaya etnik dan memiliki wilayah budaya dengan bermacam macam
manifestasi kebudayaan. Warga masing masing budaya etnik menyerap sebagian besar bagian
bagian budaya itu sehingga membentuk kepribadian atau “jati diri”. Selain daripada itu keaneka
ragaman Budaya Indonesia yang pluralistik tersebut akan memberikan sumbangan yang besar pada
wajah variasi inovasi Arsitektur Vernakularnya

Norma, Adat, Iklim, Budaya, potensi bahan setempat akan memberikan kondisi pada
pengembangan Arsitektur Alam, Arsitektur Rakyat. Arsitektur Rakyat tersebut secara langsung telah
mendapatkan “pengakuan” masyarakatnya karena tumbuh dan melewati perjalanan pengalaman
“trial and error“ yang panjang . Arsitektur Rakyat yang dirancang oleh dan untuk masyarakat yang
bersangkutan tersebut, mengandung muatan “local genius” dan nilai jati diri yang mampu
menampilkan rona aseli,berbeda beda dan bervariasi. Arsitektur ini sangat dekat dengan budaya
lokal yang umumnya tumbuh dari masyarakat kecil. Arsitektur Vernakular yang merupakan
pengembangan dari Arsitektur Rakyat memiliki nilai ekologis,arsitektonis dan “Alami” karena
mengacu pada kondisi ,potensi Iklim - Budaya dan masyarakat lingkungannya. (Victor papanek-1995:
113-138).

Tradisi melengkapi pedoman bersikap untuk mengantisipasi perilaku masyarakat lain.


Anggota masyarakat tersebut bertindak secara emosional dan tidak netral sikapnya terhadap elemen
tradisi. Dengan demikian Tradisi merupakan “Guiding idea”, suatu “pedoman perubahan“
masyarakat yang menguasai segala aspek kehidupan sehingga dapat dipandang sebagai penghubung
antara Budaya dan Peradaban. Arsitektur Vernakular mengandung kesepakatan yang menanggapi
secara positip terhadap IKLIM disamping terhadap RuangWaktu dan Budaya. Arsitektur ini juga
memberikan prinsip dan simbol masa lalu untuk dapat ditransformasikan kedalam bentuk bentuk
yang akan bermanfaat bagi perubahan perubahan tatanan sosial masa kini .

Menurut Hidayatun (2018), ada beberapa ciri khusus pada arsirektur vernakular, yakni
menyatukan yang lokal dan yang internasional untuk saling beradaptasi atau sifatnya ialah
hybrid. Ciri khas tersebut menunjukkan bahwa ia menolak untuk menghadirkan budaya
setempat menjadikannya sebagai ungkapan romatisme masa lalu dan kemudian diangkat
menjadi jati diri nasional. Artinya terjadi pertukaran setiap waktu dan menjadi saling
tergantung satu dengan yang lain menjelmakan dirinya menjadi sebuah artefak yang memiliki
kebaruan.
Pembacaan terhadap tradisi lokal selalu beragam cara tidak mempunyai Memahami
bentukan bangunan lama, kawasan dan ruang kota bukan semata untuk menikmati langgam
arsitekturnya, tampilan yang indah, tetapi yang penting adalah memahami tradisi dan nilai-
nilainya sebagai bagian dari pembentukan estetika resep yang pasti.
Suasana kedaerahan yang otentik mencoba menembus apa yang ada di dalamnya
mengandung nilai kesejarahan, lokalitas dan jatidiri, baik dalam khasanah budaya masa kini
dan dalam tradisinya dimasa lalu
Menurut Salura (2010), tiga kata kunci penting untuk menjembatani pemahaman arsitektur
vernakular sebagai berikut
[1] Adanya orientasi komunal. Arsitektur vernakular selalu lahir dalam sekelompok orang
yang berjuang menjalani kehidupan dalam alamnya. Kumpulan orangorang ini bersifat
homogen.
[2] Pentingnya orientasi pada proses. Perwujudan tempat tinggal dan seluruh arsitektur
vernakular lebih ’kena’ ditinjau dari proses ketimbang produknya karena masyarakat
komunal tadi selalu berlandaskan pada pertukangan dan keteknikan yang mereka miliki.
Arsitektur vernakular dapat dibangun dengan proses kebersamaan atau hasil gotong royong
antar warga
[3] Pentingnya orientasi pada proses. Perwujudan tempat tinggal dan seluruh arsitektur
vernakular lebih ’kena’ ditinjau dari proses ketimbang produknya karena masyarakat
komunal tadi selalu berlandaskan pada pertukangan dan keteknikan yang mereka miliki.
Arsitektur vernakular dapat dibangun dengan proses kebersamaan atau hasil gotong royong
antar warga.
Menurut Artinigrum dan Danto (2017), ada beberapa karakteristik arsitektur vernakular
antara lain:
1. Diciptakan masyarakat tanpa bantuan tenaga ahli / arsitek profesional melainkan dengan
tenaga ahli lokal /setempat.
2. Diyakini mampu beradaptasi terhadap kondisi fisik, sosial, budaya dan lingkungan
setempat.
3. Dibangun dengan memanfaatkan sumber daya fisik, sosial, budaya, religi, teknologi dan
material setempat,
4. Memiliki tipologi bangunan awal dalam wujud hunian dan lainnya yang berkembang di
dalam masyarakat tradisional,
5. Dibangun untuk mewadahi kebutuhan khusus, mengakomodasi nilai-nilai budaya
masyarakat, ekonomi dan cara hidup masyarakat setempat.
6. Fungsi, makna dan tampilan arsitektur vernakular sangat dipengaruhi oleh aspek struktur
sosial, sistem kepercayaan dan pola perilaku masyarakatnya.
Umumnya arsitektur vernakular dapat ditemukan pada arsitektur tradisional dengan struktur
masyarakat yang homogen. Ciri-ciri tersebut juga memperlihatkan karakteristik arsitektur
vernakular, terlihat dari bentuk rumah panggung dengan material terbuat dari kayu dan
bambu yang diperoleh dari lingkungan sekitar.
Contoh arsitektur vernakular Indonesia adalah rumah–rumah milik masyarakat yang lahir dari
rakyat, tumbuh seiring dengan tradisi, dan secara tersirat ingin menyampaikan gagasan
konsep dari suatu masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, menampakkan jati
diri, serta memiliki keunikan tersendiri.
Menurut Nico (2010), ciri-ciri arsitektur vernakular dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu :
a) Proses pembentukan
1) Dibangun berdasarkan intuisi dan naluri
2) Terbentuk oleh adat kebiasaan secara empiris
3) Bahan langsung diambil dari alam
4) Proses pembentukan, perkembangan, dan perubahannya sulit dipastikan waktunya
b) Pembangunan
1) Proses konstruksi/pembangunan tanpa melibatkan banyak orang
2) Upacara ritual menyertai proses konstruksi
c) Penggunaan
1) Fungsi majemuk
2) Kehidupan sosial sangat dominan
3) Wujud arsitektural sarat dengan simbolisme

Contoh-contoh arsitektur vernacular


1. Rumah Batak

(google image, 2020)

Menurut Sahroni (2012), rumah tradisional masyarakat Batak yang mendiami pedalaman
pegunungan di sekitar Danau Toba dan di Pulau Samosir di Provinsi Sumatra Utara
merupakan bentuk umum dan fitur tradisi arsitektur kuno di Indonesia. Karakter dan fitur
rumah yang menampilkan perpaduan antara tradisi kuno dan tradisi arsitektural asing sudah
lebih sulit dkenali. Karakter umum rumah-rumah tersebut adalah perpaduan antara bentuk
dasar dan fitur tradisional dan langgam Austronesia berpadu kedalam tradisi dan langgam
bangunan yang datang sesudahnya yaitu, Hindu-Buddha, Islam, China, dan Belanda yang
mana menghasilkan berbagai bentuk percampuran dengan karakter yang berbeda-beda dan
sering disebut dengan nama yang khusus, seperti tipe “rumah tradisional melayu”.
2. Rumah Sasak

(google image, 2020)

Masyarakat Sasak mendiami pulau Lombok dibagian timur dan selatan. Lain halnya dengan
tradisi kultural Hindu-Buddha masyarakat Bali yang mendiami bagian barat pulau, kultur
masyarakat sasak adalah sinkretis antara keimanan Islam dan kepercayaan serta praktik
animistis. Maka arsitektur rumah tradisional dan bangunan lain jelas mewakili percampuran
antara tradisional Bali dan gaya tipikal bangunan Indonesia Timur.
3. Rumah Lamin

(google image, 2020)

Menurut Purnamaria et.al (2019), lamin merupakan adikarya budaya dan identitas
masyarakat suku Dayak Kenyah. Arsitekturnya penuh dengan motif, dan ragam hias yang
memiliki makna tertentu yang mengandung nilai karakter luhur yang sampai sekarang masih
menjadi dasar kehidupan seluruh warga suku Dayak Kenyah. Lamin merupakan rumah adat
yang dihuni secara berkelompok, tidak hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai
pusat kehidupan dan kegiatan suku Dayak
4. Rumah Budel

(google image, 2020)

Rumah yang berbentuk panggung masih terasa karakter sebagai hunian yang memuat makna
filosofi adat istiadat dan budaya daerah Gorontalo. Hal ini sejalan dengan apa yang
dinyatakan beberapa arsitek terdahulu bahwa arsitektur adalah perantara dalam
mengekspresikan budaya untuk menyampaikan pesan-pesan yang melatarbelakangi
terbentuknya suatu karya arsitektur. arsitektur adalah ungkapan fisik dan peninggalan budaya
dari suatu masyarakat dalam tempat dan waktu tertentu.

CONTOH ARSITEKTUR VERNAKULAR BARU

Masjid Raya Sumatera Barat adalah masjid terbesar di Sumatera Barat Masjid yang berada di
tempat paling stategis, persis di jantung ibu kota. Tepatnya, di persimpangan antara Jalan
Khatib Sulaiman dan Jalan KH Ahmad Dahlan, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang.
Elemen Fisik pembentuk Karakter Visual Arsitektur Neo Vernakular bisa terlihat langsung pada fisik
bangunan. (Berry, 1980) menyebutkan beberapa elemen fisik terkait pembentukan karakter
bangunan yaitu: Buildings (bangunan itu sendiri), dimana elemen-elemen fisik didalamnya berupa: a.
Shape / bentuk dasar bangunan itu sendiri b. Bentukan jendela dan pintu / bukaan c. Penggunaan
sudut atap / kemiringan atap d. Material bangunan e. Penanda pada bangunan f. Warna bangunan g.
Elemenvertikal; seperti kolom h. Elemen horizontal; seperti balok yang terlihat pada fasade
bangunanMasjid Raya Sumatera Barat merupakan masjid terbesar di Sumatera Barat,
Indonesia. Masjid ini dirancang oleh Tim Khusus yang dibentuk oleh pemerintah Sumatra
Barat. Berbeda dari kebanyakan masjid lainnya, masjid ini memiliki bentuk yang unik yaitu
dengan menggabungkan unsur-unsur dari rumah gadang, dan unsur modern. Masjid ini
merupakan bangunan Vernakular baru, konsep yang diangkat adalah “Musyawarah dan
Mufakat” yang dikenal sebagai filosofi masyarakat Minangkabau dalam mengambil
keputusan. masjid ini merupakan simbol pemersatu bagi umat Islam di Sumatera Barat. Hal
tersebut dapat dilihat dari perkembangan budaya masyarakat setempat bahwa umat Islam di
Sumatera Barat memiliki beberapa aliran dan beberapa cara pandang yang berbeda terhadap
Islam. Dengan demikian, secara tidak langsung masjid ini diharapkan dapat memberikan dampak
sosial dan psikologis yang mampu mewakili penyatuan umat Islam di Sumatera Barat.

Bentuk dasarmassa bangunan Masjid Raya Sumatera Barat adalahpersegi Panjang yang mengalami
transformasi Substraktif (pengurangan) menjadi bentuk massa lengkung yang dinamis. Terdapat dua
sirkulasi menuju pintu masuk masjid. Sirkulasi utama berada pada elevasi +5.80. Peninggian elevasi
pada masjid sama seperti Rumah Minangkabau yang merupakan rumah panggung. Pintu masuk
bermaterial kayu dan dinding masjid dibatasi oleh dinding berbentuk bilahbilah yang tembus cahaya
dan udara dan terhubung dengan teras di sekelilingnya. Atap masjid ini terlihat seperti gonjong
rumah gadang dengan bentuk ukiran kayu pada bagian dinding-dinding atap (fasad). Atap dari
masjid mengikuti bentuk pola rumah gadang yang berpola segitiga kebawah dan kembang keatas,
yang artinya berpegangan kepada bumi. Masjid Raya Sumatera Barat menggunakan material
marmer, alumunium, garnit. Atap terbuat dari material pipa Baja. Dan liwan dalam masjid
menggunakan material beton dan keramik.

2. Bandara Suhat

Bandara Soekarno-Hatta Indonesia Bandara Soekarno-Hatta berada di daerah sub urban


yaitu daerah Tangerang, Banten dan merupakan hasil karya arsitek kenamaan perancis yaitu Paul
Andreu. Awal pembangunannya yang dimulai dari tahun 1980-an sudah. Namun, didalam
mendesain Bandara Soekarno-Hatta, Paul Andreu lebih menekankan budaya Indonesia yang
dikolaborasikan dengan prinsip-prinsip modern, dengan kata lain beliau menerapkan paham Neo
Vernakular (post modern) pada desainnya.

Berdiri di atas tanah seluas 1740ha, bandara ini memiliki empat terminal penerbangan, dua
diantaranya memberdayakan bangunan pendopo sebagai ruang tunggu yang menghubungkan antar
selasar. Sebagian besar dari bangunan di bandara mempergunakan sistem konstruksi baja berupa
tiang dan yang modern dengan ruang balok-balok yang diekspose. Unit-unit dalam terminal
dihubungkan oleh selasar yang terbuka sehingga penghawaan dan pencahayaan alami bekerja
optimal. Ruang tunggu menggunakan arsitektur Joglo dengan dimensi yang lebih besar, namun
sistem konstruksi dan bentuknya tetap sama. Untuk material kolom-kolomnya menggunakan bahan
modern namun tampilan yang dipilih tetap tampilan material kayu sehingga kesan modern yang
ditimbulkan tetap alami.

Berdasarkan atas deskripsi yang telah dipaparkan mengenai Bandara Soekarno-Hatta di atas
dapat dipahami bahwa konsep yang digunakan oleh Paul Andreu , sang arsitek ialah aliran Neo
Vernakular di Era Post Modern karena menggabungkan konsep modern di dalam konsep arsitektur
tradisional khususnya adat Jawa. Konsep tersebut dapat dilihat pada ruang tunggu
yangmenggunakan arsitektur Joglo yang dipadukan dengan material modern dan konsep selasar
sebagai ruang terbuka yang memanfaatkan pencahayaan dan penghawaan alami di lingkungan
sekitar Bandara yang berupa lingkungan hijau. Dari segi fungsi, bangunan pendopo pada hunian
berfungsi sebagai ruang publik yang digunakan sewaktuwaktu sebagai ruang penyambutan, sebagai
sarana jika ada upacara adat, atau dapat juga digunakan sebagai ruang untuk bersantai, mengobrol
dan menunggu bersama keluarga. Sedangkan pada bandara, bangunan pendopo difungsikan sebagai
ruang publik, untuk menunggu jam keberangkatan penumpang. Fungsi upacara pada bangunan ini
dihilangkan.

Daftar Pustaka:
Artiningrum, P. dan Danto S. 2017. Adaptasi Arsitektur Vernakular Kampung Nelayan Bugis
di Kamal Muara. Jurnal Arsitektur NALARs. 16(1): 69-84
Hidayatun, M. I. 2018. Jatidiri Arsitektur Indonesia Regionalisme dalam Konsep Bhineka
Tunggal Ika. K-Media Press. Yogyakarta 257 hlm
Nico, N. A. 2018. Langgam Vernakular pada Rumah Budel Berbentuk Panggung di
Gorontalo Era (1980-1930). Dosen Jurusan Teknik Arsitektur, FT – Universitas Negeri
Gorontalo.
Purnamaria, E., Siti A., Suci R. 2019. Pendekatan Arsitektur Rumah Lamin pada Desain
Komplek Studio Photography Etnik Kalimantan Timur di Samarinda. Seminar Nasional
Sains dan Teknologi Terapan VII.
Sahroni, A. 2012. Arsitektur Vernakular Indonesia: Peran, Fungsi, dan Pelestarian di
dalam Masyarakat. Makalah PIA.
Salura, Purnama, 2010, Arsitektur yang Membodohkan, CSS Publishing, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai