kekerabatan.
keagamaan dan sosial suku Toraja yang disebut Pa'ssura (tulisan). Oleh karena
dengan makna filosofi magis spiritual yang dalam di kehidupan mereka. Sesuai
mengandung arti dan nilai-nilai kehidupan dan berhubungan erat dengan falsafah
hidup orang Toraja sesuai dengan kosmologi Aluk Todolo.Sekitar 67 jenis ukiran
serta simbol yang menghiasi dinding bangunan tersebut, setiap ukiran dan simbol
teguh oleh Suku Toraja. Dalam penelitian, dari 67 ukiran yang ada di
saat mengukir rumah adat suku Toraja, tepatnya di Tongkonan Layuk. Keempat
ukiran tersebut adalah Pa’ Barre’ Allo, Pa’ Manuk Londong, Pa’ Tedong, dan Pa’
Sussu’. Empat ukiran inilah yang menjadi peyangga utama dari semua ukiran
yang ada. Peneliti ingin melihat bagaimana karya tangan tersebut dapat
2 Sistem Kepercayaan
Leluhur). Jadi Aluk Todolo berarti Agama Leluhur. Aluk Todolo adalah salah
kekuatan. Jadi dapat dikatakan Aluk Todolo adalah keseluruhan aturan keagamaan
dan kemasyarakatan di dalam masyarakat Toraja dahulu, kini, dan yang akan
datang.
Ajaran ini juga dikenal dengan Aluk 7777atau Aluk Sanda Pitunna yang
artinya 7 ajaran yang lengkap. Aluk 7777 mengandung tujuh asas hidup dan
kehidupan, meliputi asas keyakinan (Aluk Tallu Oto’na) dan empat asas tata
kepada manusia
70
J.S Tangkearung) dan ibu Mangiri sebagai ajaran ini mengajarkan untuk
menghormati orang tua bahkan menganggap roh lelulur (Ma’ Todolo) sebagai
unsur ketiga yang harus dipuja. Aluk Todolo merupakan tempat terpijaknya
masuknya agama Kristen dan Islam. Secara umum masyarakat Toraja masih patuh
Diceritakan bahwa Agama yang dianut seperti Kristen dan Islam dengan
Kepercayaan Aluk Todolo berjalan sejajar dalam kehidupan orang Toraja, seperti
halnya dalam upacara syukuran maupun kedukaan. Upacara Adat akan tetap diisi
dengan acara keagamaan seperti ibadah kebaktian atau ibadah penghiburan sesuai
paling tinggi yakni Sang Pencipta segala isi bumi. Dalam cerita-cerita rakyat,
Puang Matua adalah Sang Pencipta segala isi dunia dan hal ini merupakan mitos
ajaran Aluk Todolo . Agar kehidupan manusia menjadi teratur, maka Puang
Matua menurunkan aturan yang dalam bahasa Toraja disebut Aluk dengan segala
menunjuk dan memberikan kekuasaan kepada Puang Titanan Tallu (Tri Maha
Deata-deata adalah unsur kedua yang wajib dipercaya oleh orang Toraja
karena berfungsi sebagai oknum yang diberi kuasa oleh puang matua untuk
mengawasi dan menjaga kestabilan hidup di dunia. Deata atau dewata dalah
makhluk halus yang diberi kuasa untuk mengawasi manusia dalam hidupnya
didunia ini dan menghukum siapa saja yang melanggar perintah Puang Matua.
ada roh penjaganya dan kapan saja dirusak maka segera diketahui oleh dewata dan
71
dan ajaran Aluk Todolo yang paling ditakuti, dipuja dengan pengorbanan adalah
Dewata.
Tomembali Puang adalah roh orang mati yang upacara kematiannya telah
Aluk Todolo , Tomembali Puang diberi kuasa oleh Puang Matua untuk
menngawasi perbuatan, peri laku manusia dan memberikan pedoman hidup yang
keberuntungan dari leluhurnya. Tetapi sebaliknya jika mereka lupa atau lalai
Manusia Toraja memahami dirinya sebagai ‘makhluk dunia atas’ yang turun dari langit dan akan
kembali ke langit setelah semua ritusnya dilaksanakan. Orang Toraja yakin bahwa bumi ini hanyalah
tempat perhentian sementara.
Aziz (1995) menuliskan bahwa ruang pada tongkonan secara vertikal dibagi menjadi
tiga, yaitu bagian kaki, bagian badan rumah, dan bagian atas/atap. Pembagian ruang
tongkonan secara vertikal ini merupakan bentuk adaptasi dari kosmologi kepercayaan Aluk