Anda di halaman 1dari 32

Kelompok 3 :

1. Alfian Khairulyanto
2. Nilla Fittrotul Laili K.
3. Widya Rahmawati
Asal Usul Suku Toraja
 Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti
"orang yang berdiam di negeri atas".
 Sumber lain yang berasal dari para bangsawan menyebutkan,
Toraja berasal dari kata tau raja. Yang berarti “orang raja
atau keturunan raja”. Para bangsawan Toraja (tana‟ bulaan)
beranggapan bahwa mereka adalah keturunan para dewa di
kayangan. Nenek moyang mereka yang pertama adalah
keturunan atau titisan dari Puang Matua (dewa
tertinggi/Tuhan).
Suku Toraja
Suku Toraja adalah
suku yang menetap
di pegunungan
bagian utara
Sulawesi Selatan,
Indonesia. Suku
Toraja terkenal akan
ritual pemakaman,
rumah adat
tongkonan dan
ukiran kayunya.
 Tongkonan, Rumah adat
Suku Toraja.

 Tau-tau, boneka kayu yang


dilambangkan dengan orang yang
meninggal, yang dimakamkan di
tebing.
~ Pendidikan

~ Politik

~ Ekonomi

~ Hukum

~ Agama
Pendidikan

» Ketika Belanda memasuki wilayah Toraja pada 1905, pemerintah


Belanda memandang perlunya pendidikan bagi masyarakat
Toraja. Maka didirikanlah landschap school di dua kota kecil di
Toraja yaitu Makale dan Rantepao.

» Di awal 1920, Zendeling (seorang pendeta) mulai membuka


sekolah-sekolah di beberapa distrik di luar Makale dan
Rantepao.

» Pendidikan masyarakat Tana Toraja sangat dinamis dan


berkembang sampai sekarang.
Politik
◊ Sebelum adanya pemerintahan resmi oleh pemerintah
kabupaten Tana Toraja, masing-masing desa melakukan
pemerintahannya sendiri.
◊ Hubungan antara keluarga diungkapkan melalui darah,
perkawinan, dan berbagi rumah leluhur (tongkonan), secara
praktis ditandai oleh pertukaran kerbau dan babi dalam
ritual. Pertukaran tersebut tidak hanya membangun
hubungan politik dan budaya antar keluarga tetapi juga
menempatkan masing-masing orang dalam hierarki sosial.
Ekonomi

Dahulunya perekonomian Toraja ialah pertanian dan


peternakan. Dengan bercocok tanam padi, singkong,
kopi dan lainnya. Peternakannya seperti kerbau dan
babi, yang mana diperlukan untuk melengkapi upacara
ataupun untuk makanan sehari-hari mereka.
Pada orde baru ekonomi mulai berkembang dan
membuka diri pada investasi asing, Masyarakat lokal
Tana Toraja banyak bergelut dalam industri pariwisata.
Bercocok tanam
merupakan salah satu
mata pencaharian
pokok Suku Toraja.

Toraja terkenal
sebagai penghasil
kopi yang bagus.
Hukum
» Aluk Tadolo merupakan ajaran yang dianut oleh suku
Toraja dengan persyaratan hukumnya. Hukumnya
disebut "Pemali", yang harus dipatuhi oleh para
penganutnya. Jumlah pemali menurut Aluk Todolo ada
100 yang disebut “Aluk Sanda Saratu”. Apabila penganut
Aluk Todolo melakukan pelanggaran akan dikenakan
hukum sebagai sanksi.
» Pada masa sekarang mereka telah dikenai hukum
resmi/nasional, apabila melakukan kriminalisasi
ataupun pelanggaran hukum.
Agama

Mayoritas suku toraja memeluk agama kristen,


sementara sebagian menganut islam dan
kepercayaan animisme yang dikenal sebagai
Aluk Todolo. Pemerintah indonesia telah
mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari
Hindu Dharma. Menurut Kobong (2008), ada
75% Kristen, 15% Aluk Todolo, dan 10% Islam.
~Pengetahuan
~Sistem Religi
~Alat/Teknologi
~Sistem Kekerabatan
~Bahasa
~Keunikan Khas
Pengetahuan
» Sistem pengetahuan ialah hal yang merujuk pada apa yang telah
dilakukan oleh masyarakat Toraja sebagai kebiasaan yang
berkembang di masyarakatnya.
» Sistem pengetahuan dan cara berfikir suku toraja selalu
dilandaskan pada falsafah tallu lolona ini. Tallu lolona merupakan
falsafah kehidupan leluhur mereka.
» Tallu lolona memiliki arti tiga kehidupan, yakni kehidupan
manusia, kehidupan hewan, dan kehidupan lingkungan. Suku
Toraja mengembangkan hubungan harmonis antara sesama
makhluk (lolo tau, lolo patuan dan lolo tananan) serta hubungan
dengan yang kuasa didasarkan pada nilai keutuhan yang saling
menghidupkan.
Sistem Religi
◊ Masyarakat Toraja menganut kepercayaan adat yang disebut
Aluk Todolo. Aluk Todolo berarti agama/aturan dari leluhur.
Menurut penganutnya, agama tersebut diturunkan oleh Puang
Matua (Sang Pencipta) kepada leluhur pertama, yaitu Datu La
Ukku’. Kemudian, ajaran tersebut diturunkan kepada anak
cucunya.

◊ Wujudnya dapat dilihat dalam bentuk sikap hidup dan ungkapan


ritual, seperti sajian, persembahan, maupun upacara-upacara.
Alat dan Teknologi
Alat dapur : Alat perhiasan :
» La‟ka sebagai alat belanga » Beke – ikat kepala
» Pesangle yaitu sendok nasi » Manikkota – kalung
» Karakayu yaitu alat pembagi nasi » Komba – gelang tangan
» Dulang yaitu cangkir dari tempurung » Sissin Lebu – cincin besar
» Sona yaitu piring anyaman Alat upacara keagamaan :
Alat perang / senjata kuno : » Pote – tanda berkabung untuk pria dan
» Doke atau tombak untuk alat perang dan wanita
berburu » Tanduk Rongga – Perhiasan dikepala
» Penai yaitu parang » Pokti – tempat sesajen
» Kanta yaitu perisai » Sepui – tempat sirih
» Sumpi atau sumpit
 Kanta, perisai khas Suku Toraja
Sistem Kekerabatan
 Masyarakat Toraja menganut sistem kekerabatan campuran, yaitu
dari garis keturunan ayah (patrilineal) atau ibu (matrilineal).
Pemilihan dapat dilakukan berdasarkan kepentingan yang dinilai
menguntungkan.
 Di antaranya status kebangsawanan, harta kekayaan, jabatan, dan
sebagainya. Tetapi status kebangsawanan (puang) dianggap lebih
langgeng dibanding kekayaan, jabatan, atau pertimbangan yang
lain.
 Dalam perkembangannya, hubungan kekerabatan melahirkan
tingkatan-tingkatan sosial. Masyarakat suku Toraja menyebutnya
dengan nama tana‟.
Kelas Sosial
» Tana‟ Bulaan (Tingkatan Emas) adalah kasta
keturunan bangsawan.
» Tana‟ Bassi / Tomakaka (Tingkatan Besi) adalah
kasta keturunan bangsawan menengah.
» Tana‟ Karurung (Tingkatan Ijuk/Enau) adalah kasta
masyarakat biasa atau orang merdeka.
» Tana‟ Kua-Kua (Tingkatan Rumput) adalah kasta
hamba sahaya atau keturunannya.
Bahasa
Ragam bahasa di Toraja: Sebagian dialek Toraja
• Kalumpang terpengaruh dari anggota

• Mamasa transmigrasi sejak masa

• Tae„ penjajahan. Hal itu adalah

• Talondo„ penyebab utama dari


keragaman dalam bahasa
• Toala„
Toraja.
• Toraja-Sa'dan
Keunikan Khas Suku Toraja
Tongkonan, Rumah Adat Suku Toraja
» Tongkonan adalah rumah adat keluarga suku Toraja. Rumah
adat ini berbentuk panggung dengan atap melengkung seperti
perahu.
» Tongkonan terbentuk berdasarkan hubungan kekerabatan
atau keturunan. Kemudian menjadi tongkonan dari semua
orang yang berada dalam garis keturunan suami-istri
tersebut.
Tongkonan, Rumah Adat Suku Toraja
Tanduk kerbau pada Tongkonan
menunjukkan status sosial keluarga
pemilik rumah. Semakin banyak
tanduk yang terpasang, semakin
tinggi pula status sosial keluarga.
Ornamen
Ukiran
Dinding
Tongkonan

Dinding tongkonan terbuat dari kayu


dipenuhi dengan hiasan ukiran. Motif
ukiran ada bermacam-macam, seperti
hewan, tumbuhan, bentuk geometri,
benda di langit, cerita rakyat, dan lain-
lain. Ukiran-ukiran tersebut mengandung
makna dan nilai-nilai kehidupan yang
berhubungan erat dengan falsafah hidup
orang Toraja.
Pakaian Adat Suku Toraja

Baju Pokko adalah baju adat Toraja yang digunakan oleh kaum wanita sedangkang
Baju Seppa Talung pakaian adat yang dikenakan oleh kaum laki-laki.
Rambu Tuka (Upacara Pengucapan Syukur)
• Upacara Rambu Tuka dilaksankan untuk menunjukan
rasa syukur kepada Tuhan atas musim panen atau
“Tongkonan” baru.
• Upacara ini juga untuk merayakan acara pernikahan
setelah disahkan secara agama. Dan juga merupakan
upacara penyambutan kelahiran bayi.
• Diadakan oleh sebuah keluarga atau bahkan seluruh
desa. Biasanya disertai dengan mengorbankan ayam,
babi atau kerbau.
Ma’nene

Ma' nene merupakan sebuah ritual adat dalam budaya suku Toraja. Ritual ini
merupakan sebuah ritual di mana mayat yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun
yang lalu dikeluarkan dari dalam liang kuburan untuk dibersihkan dan diganti baju
dan kainnya. Ritual adat ini termasuk dalam upacara adat Rambu Solo' (kematian).
Rambu Solo (Upacara Pemakaman)
» “Rambu Solo” merupakan upacara pemakaman terbesar
di Tana Toraja.
» Keluarga harus mempersembahkan banyak kerbau
besar, babi, dan binatang lain pada upacara ini,
tergantung pada status sosial dari keluarga duka.
» Orang Toraja percaya bahwa hal buruk mungkin terjadi
jika keluarga yang ditinggalkan tidak mengadakan
upacara ini, maka akan memberikan kemalangan kepada
orang-orang yang ditinggalkannya.
» Upacara pemakaman Rambu Solo adalah rangkaian
kegiatan yang rumit ikatan adat serta membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Persiapannya pun selama
berbulan-bulan.
“Rambu Solo”

Sebagai hewan yang


istimewa, harga kerbau di
Toraja bisa sangat mahal
dibandingkan dengan
daerah lain di Indonesia.
Satu kerbau “putih” besar
harganya bisa mencapai
ratusan hingga milyaran
rupiah.
Pemakaman Bayi di Pohon Tarra
» Pemakaman di pohon Tarra ini diperuntukkan bagi bayi yang
meninggal pada usia 0-7 tahun.
» Pohon tarra yang dianggap sebagai pengganti ibu, karena pohon itu
mengeluarkan getah putih sewarna air susu.
» Sebelumnya batang pohon akan dilubangi dulu sesuai dengan
ukuran bayi. Kemudian mayat bayi diletakkan di dalamnya, setelah
itu akan ditutup dengan ijuk atau serat pohon kelapa berwarna
hitam.
» Letak makam tidak sembarangan, melainkan harus diletakkan
searah dengan rumah duka. Hal ini untuk menghargai para
keluarga yang berkabung.
Pemakaman Bayi
di Pohon Tarra

Anda mungkin juga menyukai