Anda di halaman 1dari 9

 Kebudayaan gorontalo

Masyarakat suku Gorontalo adalah masyarakat yang memiliki rasa sosial yang
tinggi, sehingga hampir tidak pernah terjadi konflik di antara mereka sendiri.
Sistem kekerabatan yang sangat erat tetap dipelihara oleh masyarakat
Gorontalo, seperti dicontohkan dalam sistem ikatan keluarga pohala'a. [20]
[21]
 Tradisi gotong royong atau huyula tetap terpelihara dalam kehidupan
masyarakat ini, serta setiap ada masalah akan diselesaikan dengan
cara musyawarah. Orang Gorontalo memiliki falsafah hidup, yaitu batanga
pomaya, nyawa podungalo, harata potom bulu, artinya "jasad untuk untuk
membela tanah air, setia sampai akhir, harta untuk kemaslahatan masyarakat"
dan lo iya lo ta uwa, ta uwa loloiya, boodila polucia hi lawo, artinya "pemimpin itu
penuh kewibawaan, tapi tidak sewenang-wenang".
 Arsitektur
Rumah adat Dulohupa. Rumah adat tradisional suku Gorontalo dikenal
dengan nama Dulohupa. Dulohupa biasanya digunakan untuk mengadakan
musyawarah oleh kerabat kerajaan di masa lalu. Rumah Dulohupa terbuat
dari papan pilihan serta beratap seperti jerami, dan dibuat dengan bentuk
rumah panggung. Rumah adat Dulohupa masih bisa ditemukan di beberapa
daerah kecamatan di provinsi Gorontalo.
Rumah adat Bandayo Poboide. Selain Dulohupa, masih ada satu lagi jenis
rumah adat suku Gorontalo, yaitu rumah adat Bandayo Poboide. Namun
rumah adat Bandayo Poboide ini keberadaannya hampir punah di seluruh
daerah Gorontalo. Satu-satunya rumah adat Bandayo Poboide yang masih
tersisa adalah rumah yang berada di depan kantor Bupati Gorontalo di Jl.
Jenderal Sudirman, Limboto.
 Tarian Daerah
Tari Polopalo, Salah satu kesenian budaya suku Gorontalo yang terkenal
adalah Tari Polopalo. Tarian ini populer di kalangan masyarakat suku
Gorontalo, bahkan sampai ke wilayah Sulawesi Utara.

 Tradisi Setempat
Beberapa tradisi adat pada masyarakat suku Gorontalo adalah:
 Adat Pernikahan Momonto dan Modutu. Dalam adat pernikahan tradisional
Gorontalo, ada beberapa aturan dan tata cara yang harus dilakukan oleh
kedua mempelai. Orang Gorontalo masih memegang tradisi turun-temurun
sebagai bagian dari adat dan kebudayaan. Acara pernikahan diadakan di
rumah kedua mempelai secara bergantian. Acara pernikahan bisa
berlangsung lebih dari 2 hari. Kerabat bergotong-royong dalam
mempersiapkan acara pernikahan ini beberapa hari sebelum hari pernikahan.
Kedua mempelai menggunakan busana adat bernama Bili’u. Tempat
pelaminan yang digunakan pada saat resepsi menggunakan adat Gorontalo.
 Molontalo atau Tontalo (Upacara tujuh bulanan), adalah suatu acara adat
untuk mewujudkan rasa syukur atas kehamilan yang sudah berusia tujuh
bulan. Dalam menggelar acara adat ini, kedua orang tua dari calon bayi harus
memakai pakaian adat Gorontalo. Seorang anak perempuan digendong oleh
sang ayah mengelilingi rumah, lalu akhirnya masuk ke dalam kamar menemui
ibu yang sedang mengandung. Setelah calon ayah dan anak perempuan
yang digendongnya bertemu dengan ibu yang mengandung sang bayi, maka
tali yang terbuat dari daun kelapa yang sebelumnya sudah melingkari perut
ibu tersebut dipotong atau diputuskan. Dalam acara Tontalo ini, disediakan 7
jenis makanan yang dihidangkan pada 7 nampan yang berbeda, lalu
makanan ini dibagikan kepada seluruh undangan.
 Molalunga adalah upacara pemakaman adat Gorontalo.

 Kebudayaan kalimantan tengah


Kalimantan Tengah adalah salah satu sebuah provinsi di Indonesia yang terletak
di pulau Kalimantan. Ibukotanya adalah Kota Palangka Raya. Banyak yang
belum diketahui, dengan ragam wilayah pantai, gunung/bukit, dataran rendah
dan paya, segala macam vegetasi tropis mendominasi alam daerah ini.
Orang utan merupakan hewan endemik yang masih banyak di Kalimantan
Tengah, khususnya di wilayah Taman Nasional Tanjung Puting yang memiliki
areal mencapai 300.000 ha di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Seruyan.
 Rumah Adat
Rumah adat Kalimantan Tengah dinamakan Rumah Betang, Bentuk
rumahnya panjang, bawah kolongnya digunakan untuk pertenun dan
menumbuk padi dan dihuni oleh lebih kurang 20 kepala keluarga.
Rumah terdiri dari 6 kamar antara lain untuk penyimpanan alat-alat perang,
kamar untuk pendidikan gadis, tempat sesajian, tempat upacara adat dan
agama, tempat penginapan dan ruang tamu. Pada kiri-kanan ujung atap
dihiasi tombak sebagai penolak mara bahaya.

 Pakaian Adat
Pakaian adatnya pria Kalimantan Tengah berupa kepala berhiasankan bulu-
bulu enggang, rompi dan kain-kain yang menutup bagian bawah badan
sebatas lutut. Sebuah tameng kayu hiasan yang khas bersama mandaunya
berada di tangan. Perhiasan yang dipakai berupa kalung-kalung manik dan
ikat pinggang.
Wanitanya memakai baju rompi dan kain (rok pendek), tutup kepala
berhiaskan bulu-bulu enggang, kalung manik, ikat pinggang dan beberapa
gelang tangan.

 Tari-tarian Daerah Kalimantan


 Tari Tambun dan Bungai, merupakan sebuah tari yang mengisahkan
kepahlawanan Tambun dan Bungai dalam mengusir musuh yang akan
merampas panen rakyat.
 Tari Balean Dadas, merupakan tarian guna memohon kesembuhan bagi
mereka yang sakit.
 Tari Sangkai Tingang, tari garapan yang memanfaatkan perbendaharaan
gerak tari tradisi ini menggambarkan sikap sekelompok wanita dalam
mencintai lingkungan hidupnya.

 Kebudayaan Toraja
Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidendereng dan dari luwu.
Orang Sidendreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebuatn To Riaja
yang mengandung arti “Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan”,
sedang orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya adalah “orang yang
berdiam di sebelah  barat”. Ada juga versi lain bahwa kata Toraya asal To = Tau
(orang), Raya = dari kata Maraya (besar), artinya orang orang besar,
bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja, dan kata Tana
berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian
dengan Tana Toraja.
 Adat Istiadat Suku Toraja
Rambu Solo adalah upacara adat kematian masyarakat Toraja yang
bertujuan untuk menghormati dan menghantarkan arwah orang yang
meninggal dunia menuju alam roh, yaitu kembali kepada keabadian bersama
para leluhur mereka di sebuah tempat peristirahatan. Upacara ini sering juga
disebut upacara penyempurnaan kematian karena orang yang meninggal
baru dianggap benar-benar meninggal setelah seluruhprosesi upacara ini
digenapi. Jika belum, maka orang yang meninggal tersebut hanya dianggap
sebagai orang sakit atau lemah, sehingga ia tetap diperlakukan seperti halnya
orang hidup, yaitu dibaringkan di tempat tidur dan diberi hidangan makanan
dan minuman bahkan selalu diajak berbicara.
Puncak dari upacara Rambu solo ini dilaksanakan disebuah lapangan
khusus. Dalam upacara ini terdapat beberapa rangkaian ritual, seperti proses
pembungkusan jenazah, pembubuhan ornament dari benang emas dan perak
pada peti jenazah, penurunan jenazah ke lumbung untuk disemayamkan, dan
proses pengusungan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir. Selain itu,
dalam upacara adat ini terdapat berbagai atraksi budaya yang
dipertontonkan, diantaranya adu kerbau,kerbau-kerbau yang akan
dikorbankan di adu terlebih dahulu sebelum disembelih, dan adu kaki. Ada
juga pementasan beberapa musik dan beberapa tarian Toraja. Kerbau yang
disembelih dengan cara menebas leher kerbau hanya dengan sekali tebasan,
ini merupakan ciri khas masyarakat Tana Toraja. Kerbau yang akan
disembelih bukan hanya sekedar kerbau biasa, tetapi kerbau bule Tedong
Bonga yang harganya berkisar antara 10 hingga 50 juta atau lebih per
ekornya.

 Rumah Adat Suku Toraja


Tongkonan adalah rumah tradisional masyarakat Toraja, terdiri dari tumpukan
kayu yang dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Kata
“tongkon” berasal dari bahasa Toraja yang berarti tongkon “duduk”. Selain
rumah, Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual
yang berhubungan dengan rumah adat ini sangatlah penting dalam
kehidupan spiritual suku Toraja. Oleh karena itu semua anggota keluarga
diharuskan ikut serta karena melambangkan hubungan mereka dengan
leluhur mereka. Menurut cerita rakyat Toraja, Tongkonan pertama dibangun
di surga dengan empat tiang. Ketika leluhur suku Toraja turun ke bumi, dia
meniru rumah tersebut dan menggelar upacara yang besar.

 Kesenian Suku Toraja


Tanah toraja adalah salah satu daerah yang terkenal akan ukirannya. Ukiran
ini menjadi kesenian khas suku bangsa Toraja di Sulawesi Selatan. Ukiran
dibuat menggunakan alat ukir khusus di atas sebuah papan kayu, tiang
rumah adat, jendela, atau pintu. Bukan asal ukiran, setiap motif ukiran dari
Tana Toraja memiliki nama dan makna khusus. Keteraturan dan ketertiban
merupakan ciri umum dalam ukiran kayu Toraja. Selain itu, ukiran Tana
Toraja memiliki sifat abstrak dan geometris. Tumbuhan dan hewan sering
dijadikan dasar dari ornament Toraja.

 Pakaian Adat Suku Toraja


Pakaian adat pria Toraja dikenal dengan Seppa Tallung Buku, berupa celana
yang panjangnya sampai di lutut. Pakaian ini masih dilengkapi dengan
asesoris lain, seperti kandaure, lipa', gayang dan sebagainya. Baju adat
Toraja disebut Baju Pokko' untuk wanita. Baju Pokko' berupa baju dengan
lengan yang pendek. Warna kuning, merah, dan putih adalah warna yang
paling sering mendominasi pakaian adat Toraja. Baju adat Kandore yaitu baju
adat Toraja yang berhiaskan Manik-manik yang menjadi penghias dada,
gelang, ikat kepala dan ikat pinggang.

 Peninggalan Suku Toraja


Londa adalah sebuah kompleks kuburan kuno yang terletak di dalam gua. Di
bagian luar gua terlihat boneka-boneka kayu khas Toraja. Boneka-boneka
merupakan replika atau miniatur dari jasad yang meninggal dan dikuburkan di
tempat tersebut. Miniatur tersebut hanya diperuntukkan bagi bangsawan yang
memiliki strata sosial tinggi, warga biasa tidak mendapat kehormatan untuk
dibuatkan patungnya.
Kuburan Gua londa Tana Toraja adalah kuburan pada sisi batu karang terjal ,
salah satu sisi dari kuburan itu berada di ketinggian dari bukit mempunyai gua
yang dalam dimana peti-peti mayat di atur dan di kelompokkan berdasarkan
garis keluarga. Disisi lain dari puluhan tau-tau berdiri secara hidmat di balkon
wajah seperti hidup mata terbuka memandang dengan penuh wibawah.

 Makanan Khas Toraja

Pa’piong merupakan makanan khas suku toraja yang mempunyai nama


cukup unik dan berbahan dasar daging babi atau biasanya juga bisa daging
ayam. Kalau biasanya daging babi atau ayam diolah di bakar atau di goreng
atau bisa juga di rebus, masyarakat Toraja mengolah daging-daging tersebut
dengan memasukkannya ke dalam bambu lalu di bakar. Seperti pengolahan
nasi bambu. Tapi setelah di masak dengan bambu makanan ini kemudian
diolah lagi dengan memanggang daging yang sudah dimasak dengan bambu.
Proses pembuatannya sebelum dimasukkan kedalam bambu daging terlebih
dahulu diolah dengan cara dicampurkan dengan rempah rempah dan bumbu
yang kemudian ditambahkan dengan cabai local.

 Kebudayaan Semarang
Kota Semarang merupakan ibu kota Propinsi Jawa Tengah yang terletak
disebelah utara pulau Jawa, secara geografis kota Semarang bersebelahan
dengan Kabupaten Kendal di sebelah barat, Kabupaten Ungaran di sebelah
selatan dan sebelah timur terdapat Kabupaten Demak.  Dari beribu – ribu
penduduk semarang terdapat beraneka ragam budaya dan kekhasan masing-
masing.  Berkembang beberapa suku seperti Jawa,  Tionghua dan Arab, serta
memiliki budaya yang menarik yang merupakan perpaduan budaya-budaya yang
dahulunya merupakan cikal-bakal Semarang. Merujuk pada bangunan sejarah
dan nama-nama tempat di kota Semarang, maka kebudayaan yang pada saat
lalu berkembang seperti Islam, Tionghua, Eropa dan Jawa (pribumi). Keempat
kebudayaan tersebut berbaur yang berpengaruh penting pada perkembangan
Semarang tempo dulu. Sisa kebudayaan tersebut masih berdiri dengan kokoh
diterpa budaya modern yang berada disekitar Pasar Johar (Kali mberok).
Tempat-tempat yang menjadi pusat peradaban budaya yang saat ini masih
terkenal dan sebagian hanya tinggal kenangan (bangunan tua) dibagi menjadi 4
(empat) yaitu : Kampung Kauman, Kampung Pecinan, Kampung Belanda ( Little
Netherland), dan Kampung Melayu. Kampung Kauman pada tempo dulu
merupakan kawasan padat penduduk keturunan jawa, sekarang keturunan Arab
juga banyak. Kampung Pecinan dihuni sebagian besar oleh keturunan Tionghua
dan Kampung Belanda merupakan daerah pemerintahan dan kota kecil yang
sekarang disebut dengan  Semarang Kota Lama. Sementara Kampung Melayu
lebih banyak keturunan Arab, dan pada saat ini masyarakat Jawa lebih banyak
berada di daerah kampung melayu.
 Adat Istiadat semarang
Sebagai ibukota Jawa Tengah, Semarang memiliki budaya yang sangat
kental. Salah satu tradisi adat dari Semarang adalah perayaan tradisi
Dudgeran. Dari tradisi tersebut, kita dapat melihat percampuran seluruh
budaya yang ada di Semarang. Perpaduan budaya tersebut dapat dilihat
pada “warak endog”, adalah boneka binatang rasaksa yang merupakan
mitologis yang digambarkan sebagai symbol akulturasi budaya di Semarang.
Kata warak berasal dari bahasa arab “wara’I” yang artinya suci. Sedangkan
edog (telur) merupakan symbol pahala yang diterima manusia setelah
menjalani proses suci.

 Kesenian Kota semarang


Salah satu kesenian di Semarang adalah tarian. Salah satu tarian yang sering
ditampilkan adalah Tari Semarangan. Tarian ini merupakan salah satu
kebudayaan asli kota Semarang. Tarian ini memiliki tiga jenis gerakan dasar,
yaitu “ngondek”, “ngeyek”, dan “genjot”. Ketiganya merupakan gerakan
baku yang berpusat pada pinggul, gerakan tangan
atau “lambeyan” merupakan sebuah gerakan yang berpusat pada
pergelangan tangan. Bukan hanya namanya saja yang mirip dengan kotanya,
tarian ini merupakan salah satu kebudayaan asli Kota Semarang, Ada
pulaTari Topeng. Jika Anda berpikir kalau para penarinya menggunakan
topeng saat menari, maka Anda benar. Namun, topeng tersebut tidak dipakai
di wajah, melainkan membuat sebuah komposisi gerakan yang memainkan
dua topeng tersebut. Tari Topeng memang lebih menonjolkan pada busana
maupun properti yang dipakai oleh penarinya. Tari-tarian tradisonal di
Semarang, biasanya dipertunjukkan saat event-event besar atau festival yang
ada di Semarang, seperti Dugderan. Tarian tradisional Semarang juga tak
lepas dari berbagai etnis yang ada seperti Jawa, Cinadan jugaArab.

 Makanan Khas Semarang


Di bawah ini terdapat beberapa contoh makanan khas Semarang,
diantaranya:
1.      Bandeng presto
Makanan ini adalah masakan yang paling khas dan paling terkenal dari kota
Semarang. Bahan utamanya tentu saja ikan bandeng. Ciri yang paling khas dari
bandeng presto adalah duri ikan yang sudah lunak dan mudah diamakan.Bandeng
presto ialah bandeng yang dimasak dalam panci bertekanan tinggi (presto). Dikemas
dalam kemasan kedap udara, bandeng presto bisa awet bermingu-minggu jika
disimpan dalam kulkas. Biasanya, bandeng presto digoreng begitu saja atau dibalut
telur. Tersedia sambal khusus sebagai pelengkap. Enak dibuat cocolan bandeng
untuk disantap dengan nasi putih yang pulen panas. Saat ini bandeng presto dijual
makin bervariasi. Ada bandeng presto kremes, otak-otak bandeng hingga bandeng
yang ‘diselimuti’ telur. Untuk pilihan oleh-oleh, bandeng presto original adalah pilihan
terbaik.
2.      Lumpia
Kuliner khas peranakan China ini telah melekat kuat sebagai penganan khas
Semarang. Ada empat sentra utama penjaja lumpia. Yaitu di Gang Lombok, Jalan
Pemuda, Jalan Mataram, Jagalan serta Jalan Pandanaran Semarang. Masing-
masing memiliki ciri khas walaupun pengelolanya masih punya ikatan keluarga.
umpia Gang Lombok no 11 bisa jadi warung lumpia tertua. Kini sudah dikelola
generasi ketiga. Warungnya terletak di dekat Klenteng Tay Kak Sie, sekitaran Pasar
Johar Semarang dan tidak buka cabang. Mereka menyediakan dua jenis lumpia,
basah dan goreng. Kulit lumpia terasa lembut dengan isian yang padat. Paduan
rebung muda, udang dan telor terasa pas dan tidak berbau, enak dinikmati bersama
saus dan daun bawang segar.
3.      Wingko Babat
Wingko babat terbuat dari beras ketan dan juga kelapa. Pada awalnya wingko babat
berasal dari daerah babat, Jawa Timur. Akan tetapi seiring waktu, makanan tersebut
menjadi ciri khas Semarang.

4.      Tahu gimbal
Tahu gimbal adalah makanan khas Semarang yang terdiri tahu goreng,
gimbal, tempe, irisan kol dan disiram dengan sambal kacang. Nyam! Anda
bisa mencoba kuliner ini di Simpang Lima. Harga seporsinya, sekitar Rp 10
ribu. Murah meriah dan perut pun kenyang.
5.      Es conglik
Tak lengkap ke Semarang sebelum mencoba es conglik. Anda bisa
mencicipinya di Simpang Lima tepatnya, di samping Hotel Citraland, atau di
Waroeng Semawis, area Kawasan Pecinan Semarang.Es conglik memiliki
sepuluh citra rasa yang segar dan dijamin tanpa bahan pengawet. Beberapa
rasanya adalah coklat, sirsak, kopyor, leci, kelengkeng, belewah, kacang ijo,
durian, dan alpukat. Seporsinya, es ini seharga Rp 9 ribu. Benar-benar
pelepas dahaga! Cong Lik sendiri berasal dari kata “Kacung Cilik” atau
pembantu kecil. Sebab pemilik es puter ini, Sukimin, saat kanak-kanak dulu
pernah menjadi pelayan orang Jepang yang tinggal di Hotel Jansen,
Semarang. Dulu Sukimin memulai bisnis es puter di malam hari sebab tidak
mampu menyewa warung untuk jualan. Kini Es Cong Lik bisa dinikmati di
siang hari.
6.      Tahu Pong
Selain tahu gimbal, tahu pong juga merupakan makanan khas Semarang. Tahu
pong adalah tahu goreng yang garing dan gurih. Saat digigit, tahu ini tidak berisi
apapun atau kosong (kopong). Oleh sebab itu, tahu ini dinamakan tahu pong.
Tahu Pong enak disantap saat panas. Lalu dicocol petis udang yang encer,
berteman acar dan ulekan kasar cabai hijau. Rasanya sungguh membuat ketagihan.
Harga seporsi tahu ini adalah Rp 6 ribu saja. Anda bisa menemukan penjual tahu
pong di Simpang Lima, atau yang terkenal adalah di Jl Gajah Mada, berseberangan
dengan Gereja Bethel.
7.      Pisang Plenet
Mumpung masih di seputaran Gajah Mada, sempatkan mencoba pisang
plenet. Dalam bahasa Jawa, plenet berarti penyet. Diplenet berarti dipenyet
atau ditekan. Pisang dibakar diatas bara api hingga layu dan berwarna
kecoklatan, lalu diplenet menggunakan papan kecil seperti talenan. Kemudian
pisang dioles margarin. Ada tiga pilihan rasa, yaitu meises, selai nanas dan
gula putih. Selanjutnya,  satu pisang plenet lainnya ditangkupkan,  seperti
sandwich. Untuk pisang plenet, digunakan pisang kepok raja yang  benar-
benar manis dan berwarna kuning. Pisang jenis ini banyak didapatkan di
pasar-pasar di Semarang, berbeda dengan kepok putih yang terasa sepat
dan biasa dijadikan makanan burung. Jika penasaran, berburulah di sore hari
ketika gerobak-gerobak penjual pisang plenet mulai berdatangan. Satu porsi
pisang plenet dijual dengan harga Rp6000.

9.      Nasi Gandul
Sebetulnya makanan ini termasuk kuliner khas Pati, sebuah kota tidak jauh
dari Semarang. Tapi jika tak sempat mampir Pati, bolehlah mencoba di
Semarang. Dua warung nasi gandul yang terkenal di Semarang ialah Nasi
Gandul Pak Memet di Jalan Dr Cipto dan Nasi Gandul Pak Subur di depan
Rumah Sakit Umum Telogorejo. Nasi Gandul, aslinya dari Pati tapi mudah
dijumpai di Semarang. Nasi Gandul berwujud nasi putih hangat yang disajikan
bersama lauk dari sapi, bisa daging, lidah, jeroan, paru, apapun bagian
lainnya dari badan sapi. Lalu diguyur kuah campuran kaldu dan santan
berwarna kecoklatan, keruh dan encer. Sebagai pelengkap ialah jeruk nipis,
tempe yang digoreng garing serta sambal. Paling enak dinikmati sembari
diselingi teh manis panas. Porsi nasi biasanya sedikit saja, dengan kuah yang
‘banjir’ diatas alas daun pisang. Karena itu wajar jika banyak pengunjung
yang minta tambah hingga 3-5 piring! Nasi Gandul paling nikmat disantap
pada malam hari. Apalagi saat hujan. Tapi hati-hati yang punya kolesterol
tingi ya!
10.  Mi Kopyok (Mi Lontong)
Makanan yang dijual di pagi hari ini berupa mie kuning dicampur tauge dan
remah karak atau gendar, semacam kerupuk dari nasi. Kemudian, disiram
kuah berupa air bawang putih, ditaburi daun seledri dan bawang goreng lalu
diberi kecap manis. Meski membuat mie kopyok sangat mudah, biasanya
orang Semarang suka beli di salah satu penjual yang terkenal, Mie Kopyok
Pak Dhuwur. Warung tenda sederhana ini terletak di Jalan Tanjung, di
belakang kantor PLN. Harganya ringan di kantong, cuma Rp7000 saja. Tapi
rasanya, cukup lah untuk memulai petualangan kuliner yang mengesankan di
Semarang.

11.  Nasi Ayam Semarang


Jika Anda pernah menyantap nasi liwet khas Solo, maka Anda akan
menemukan kemiripan pada nasi ayam semarang. Nasi yang digunakan ialah
nasi gurih, berlauk suwiran daging ayam, sambal goreng labu dan krecek,
dilengkapi tahu bacem ataupun tahu putih dan kuning, serta telur pindang
yang kecoklatan. Racikan itu kemudian diguyur kuah santan kuning yang
gurih. Agar tambah sedap, lengkapi dengan sambal dan kerupuk. Jika suka,
santap bersama sate jerohan yang tersedia. Nasi ayam ada yang disajikan
langsung di pincuk daun pisang, atapun piring dengan alas daun pisang.
Beberapa warung nasi ayam yang bisa dicoba ialah Nasi Ayam Bu Wido di
Jalan Melati Selatan, Nasi Ayam Bu Nyoto di Jl MT Haryono (buka malam
hari), serta Nasi Ayam Karangkojo di depan RS Telogorejo, Simpang Lima.
Di warung nasi ayam Bu Nyoto, sepincuk dihargai Rp10 ribu, dengan krupuk
gratis semau Anda.

 Kebudayaan Banten

Potensi dan kekhasan budaya masyarakat Banten, antara lain Seni Bela Diri
Pencak Silat, Debus, Rudad, Umbruk, Tari Saman, Tari Topeng, Tari
Cokek, Dog-dog, Palingtung, dan Lojor. Di samping itu juga terdapat
peninggalan warisan leluhur antara lain Masjid Agung Banten Lama, Makam
Keramat Panjang, dan masih banyak peninggalan lainnya.

 Senjata Tradisional
Golok adalah pisau besar dan berat yang digunakan sebagai alat berkebun
sekaligus senjata yang jamak ditemui di Asia Tenggara. Hingga saat ini kita
juga bisa melihat golok digunakan sebagai senjata dalam silat. Ukuran, berat,
dan bentuknya bervariasi tergantung dari pandai besi yang membuatnya.
Golok memiliki bentuk yang hampir serupa dengan machete tetapi golok
cenderung lebih pendek dan lebih berat, dan sering digunakan untuk
memotong semak dan dahan pohon. Golok biasanya dibuat dari besi baja
karbon yang lebih lunak daripada pisau besar lainnya di dunia. Ini
membuatnya mudah untuk diasah tetapi membutuhkan pengasahan yang
lebih sering. 

 Pakaian Adat
Pakaian adat Banten pada Pria mengenakan pakaian model baju koko
dengan lehernya yang tertutup. Serta pakaian bawahnya  dilengkapi celana
panjang serta diikatkan dengan kain batiknya. Pada bajunya dikenakan ikat
pinggang dan diselipkan sebilah parang di bagian depan. Serta di bahu
diselempengkan sehelai kain. Sedangkan pakaian adat Banten pada
wanitanya, memakai baju adat kebaya serta kain batin sebagai bawahannya.
Pakaian ini juga diselempangkan sehelai kain di bahu dan dihiasi dengan
bros kerajinan tangan pada bagian depan kancing kebayanya. Pada rambut
di sanggul dan dihiasi dengan kembang goyang berwarna keemasan.

 Tarian Daerah
Tari Topeng, Tarian ini dilakukan oleh satu orang pria atau lebih sesuai
dengan kebutuhan. Gerakkan tari ini tempak gemulai.Tarian topeng
mengisahkan tentang seorang rasa yang balas dendam karena cintanya yang
ditolak.

Anda mungkin juga menyukai