Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 6

Faustina, Giza, Larasati, Matahari, Nayla.


Kelas 7B
Suku Toraja

Suku toraja, merupakan suku yang tinggal di pegunungan bagian utara


Sulawesi Selatan. Suku toraja berpopulasi sekitar satu juta jiwa.
Setengahnya, diperkirakan masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja.
 
Kata Toraja merupakan kata yang berawal dari Bahasa Bugis, “To
Riaja”. “To Riaja” berarti “orang yang berdiam di negeri atas”. Nama
toraja diberikan sendiri oleh pemerintah kolonial belanda.
Rumah Adat
Rumah adat suku toraja
adalah tongkonan. Tongkonan
merupakan rumah yang indah
dan unik. Dinding rumah
tongkonan memiliki motif
yang unik dan sangat khas.
Biasanya warna luar rumah
tongkonan bewarna merah,
hitam, dan cokelat. Di
beberapa rumah, bagian
depan rumah mereka terdapat
deretan tanduk kerbau. Atap
mereka yang melengkung
jarang sekali terdapat di
rumah-rumah lain.
Pakaian Adat
Sepa Tallung Buku merupakan
pakaian yang panjangnya sampai
lutut dan digunakan oleh laki-laki.
Pakaian adat ini dilengkapi dengan
aksesoris lainnya seperti kandaure,
gayang, lipa, dan lainnya.
Sementara itu, Baju Pokko
merupakan baju adat Toraja dengan
lengan pendek dan didominasi
warna kuning, merah dan putih.
Baju pokko merupakan baju adat
yang digunakan oleh perempuan.
Makanan Tradisional
Beberapa makanan khas Suku
toraja yang terkenal adalah
Pantollo Lendong, Kapurung,
dan Pa’piong Bo’bo nasi.
Pantollo Lendong merupakan
belut yang dimasak dengan Pantollo Lendong Kapurung
bumbu hitam yang disebut
pamarasan, dan terkadang juga
dengan pangi. Beberapa
daging hewan lain seperti babi
dan ikan juga dimasak dengan
pamarassan.
Pa’piong Bo’bo Nasi
Senjata
Tradisional
Kanta merupakan perisai yang digunakan oleh
suku toraja dan suku pamona dari Kabupaten
Tana Toraja, Sulawesi Selatan dan Kabupaten
Poso, Sulawesi Tengah. Kanta berbentuk


ramping dengan tinggi 110 cm. kanta dihiasi
dengan rambut kambing yang menjuntai secara
Badik Raja
horizontal. Rambut kambing ini di cat dengan
warna putih, merah dan hitam. Kanta juga
dihiasi dengan cangkang putih atau tulang putih.
Salah satu senjata lain dari suku toraja adalah
badik raja. Badik raja merupakan senjata yang
mirip dengan pisau. Konon, badik raja dibuat
oleh makhluk halus. Sehingga badik raja
merupakan senjata dengan nilai mistis yang  Kanta
cukup tinggi.
Tarian Tradisional

Suku toraja memiliki tarian yang


bernama Pa’gellu. Menurut
beberapa sumber, tarian ini khusus
dilakukan oleh wanita. Tarian ini
merupakan tarian yang bersifat
hiburan. Tari Pa’gellu memiliki
makna rasa syukur atas
kebahagiaan yang telah didapatkan.
Tarian ini juga menggunakan alat
musik khas Suku Toraja, yaitu
Gendrang. Alat musik ini biasanya
terlihat bersama salah satu penari
yang menampilkan tarian tersebut.
 
Lagu
Tradisional
Audio, lagu Marendeng Marempe
Marendeng marempe merupakan
lagu wajib bagi Suku Toraja. Lagu
ini secara keseluruhan
menceritakan mengenai keindahan
Audio, lagu To Manglaa
alam Toraja yang indah. Lagu
lainnya dari Toraja adalah To
Manglaa. Lagu ini menceritakan
tentang sahabat yang harus
terpisah ke dua alam yang berbeda.
Bahasa yang Digunakan
Karataun, mablei, dan mamasa tengah merupakan beberapa
bahasa Toraja yang dipakai oleh mereka sejak lama. Bahasa-
bahasa toraja tentang duka cita kematian, karena mereka
menyadari betapa pentingnya upacara kematian.
Adat Istiadat
Upacara pemakaman yang disebut Rambu Solo' merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya
mahal. Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal.
Dalam agama aluk, hanya keluarga bangsawan yang berhak menggelar Upacara pemakaman yang besar.
Upacara pemakaman seorang bangsawan berlangsung selama beberapa hari. Sebuah tempat prosesi
pemakaman yang disebut rante biasanya disiapkan pada sebuah padang rumput yang luas, selain sebagai
tempat pelayat yang hadir, juga sebagai tempat lumbung padi.. Musik suling, nyanyian, lagu dan puisi,
tangisan dan ratapan. tetapi semua itu tidak berlaku untuk pemakaman anak-anak, orang miskin, dan
orang kelas rendah pada pandangan mereka. Upacara pemakaman ini kadang-kadang baru digelar setelah
berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan
tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk menutupi biaya
pemakaman. Dalam masa penungguan itu, jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan
di bawah tongkonan. Bagian lain dari pemakaman adalah penyembelihan kerbau atau Mantunu. Semakin
berkuasa seseorang maka semakin banyak kerbau yang disembelih. Bangkai kerbau, termasuk
kepalanya, dijajarkan di padang, menunggu pemiliknya, yang sedang dalam "masa tertidur". Mereka
percaya bahwa arwah akan lebih cepat sampai di Puya jika ada banyak kerbau. Puya merupakan sebutan
untuk akhirat. Penyembelihan puluhan kerbau dan ratusan babi merupakan puncak upacara pemakaman.
Rambu Solo
Kepercayaan
Rata-rata suku toraja menganut
agama Kristen. Sebagian islam,
dan sebagian lagi memegang
teguh kepercayaan animisme
yang dikenal dengan aluk
tadolo.
Namun sebenarnya, sebelum
agama Kristen dan islam
masuk ke Indonesia, suku
toraja sudah beragama aluk
tadolo. Dulu pemerintahan
Indonesia tidak mengakui
agama ini. Namun akhirnya
agama ini dianggap sebagai
bagian dari agama hindu
Salah satu ritual dari Agama Aluk Tadolo
dharma.
 
Sekian dari kami. Semoga ilmu yang kami bagikan
bermanfaat dan menarik. Mohon maaf apabila ada
kesalahan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh .

Anda mungkin juga menyukai