Anda di halaman 1dari 30

03/08/2022

Dr. Ir. Qomarudin Helmy, MT


Kelompok Keahlian Rekayasa Air dan Limbah Cair,
Institut Teknologi Bandung
Disampaikan pada Webinar: Bimbingan Teknis
Penanganan Pencemaran dan Kerusakan Air yang Menimbulkan Kerugian Lingkungan Hidup.
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, Kamis 21 Juli 2022

1. Standar Teknis terkait pengambilan sampel lingkungan


2. Tata Cara pengambilan sampel lingkungan
3. Tata Cara perhitungan kerugian lingkungan hidup akibat pencemaran
4. Contoh Kasus

1
03/08/2022

 SNI 6989.59: 2008 Metoda pengambilan contoh air limbah


 SNI 6989.58: 2008 Metoda pengambilan contoh air tanah
 SNI 6989.57: 2008 Metoda pengambilan contoh air permukaan
 SNI 6964.8: 2015 Metoda pengambilan contoh uji air laut

Istilah dan Definisi:


1. Air limbah:
 sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair.

2. Kualitas Air Limbah:


 sifat-sifat air limbah yang ditunjukkan dengan besaran, nilai atau
kadar bahan pencemar atau komponen lain yang terkandung
didalamnya.

2
03/08/2022

3. Contoh sesaat (grab sample)


air limbah yang diambil sesaat pada satu lokasi tertentu

4. Contoh gabungan waktu (Composite)


campuran contoh yang diambil dari satu titik pada waktu yang berbeda, dengan
volume yang sama
5. Contoh gabungan tempat (Integrated)
campuran contoh yang diambil dari titik yang berbeda pada waktu yang sama,
dengan volume yang sama
6. Contoh gabungan waktu dan tempat (Integrated-Composite)
campuran contoh yang diambil dari beberapa titik dalam satu lokasi pada waktu
yang berbeda, dengan volume yang sama

Grab Sampling Integrated: gabungan dr beberapa tempat

Composite: gabungan dr beberapa waktu

3
03/08/2022

7. Contoh duplikat
contoh yang diambil dari titik pengambilan yang sama dengan rentang waktu antar
pengambilan yang sekecil mungkin, duplikat contoh digunakan untuk menguji
ketelitian tata kerja pengambilan contoh
8. Contoh yang diperkaya (spike sample)
contoh yang ditambah dengan standar yang bersertifikat dalam jumlah tertentu
untuk keperluan pengendalian mutu
9. Contoh yang terbelah (split sample)
contoh dikumpulkan dalam satu wadah, dihomogenkan dan dibagi menjadi dua
atau lebih
sub contoh dan diperlakukan seperti contoh, selanjutnya dikirim ke beberapa
laboratorium yang berbeda

4
03/08/2022

10

5
03/08/2022

11

12

6
03/08/2022

13

14

7
03/08/2022

15

16

8
03/08/2022

17

18

9
03/08/2022

19

20

10
03/08/2022

21

22

11
03/08/2022

23

24

12
03/08/2022

25

26

13
03/08/2022

27

28

14
03/08/2022

29

 Dokumentasi (Notes/Foto/Video/Drone)  Penting  Bukti

30

15
03/08/2022

 Penegakan Hukum

31

 Permen LH No. 07 th 2014 Kerugian Lingkungan Hidup Akibat


Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup

32

16
03/08/2022

Kerugian Lingkungan Hidup meliputi:


a. kerugian karena dilampauinya Baku Mutu Lingkungan Hidup sebagai akibat tidak
dilaksanakannya seluruh atau sebagian kewajiban pengolahan air limbah, emisi,
dan/atau pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun;
b. kerugian untuk penggantian biaya pelaksanaan Penyelesaian Sengketa
Lingkungan Hidup, meliputi biaya: verifikasi lapangan, analisa laboratorium, ahli
dan pengawasan pelaksanaan pembayaran kerugian lingkungan hidup;
c. kerugian untuk pengganti biaya penanggulangan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup serta pemulihan lingkungan hidup; dan/atau
kerugian ekosistem.

33

1) Penghitungan Kerugian Lingkungan Hidup yang dilakukan oleh ahli


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) sesuai dengan Pedoman
Penghitungan Kerugian Lingkungan Hidup yang tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini

34

17
03/08/2022

(3) Perubahan besarnya Kerugian Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) dipengaruhi oleh faktor teknis dan non teknis.
(4) Faktor teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) antara lain :
a. durasi waktu atau lama terjadinya Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup;
b. volume polutan yang melebihi Baku Mutu Lingkungan Hidup;
c. parameter polutan yang melebihi Baku Mutu Lingkungan Hidup;
d. luasan lahan dan sebaran Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup; dan/atau
e. status lahan yang rusak.
(5) Faktor nonteknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) antara lain:
a. inflasi; dan/atau
b. kebijakan pemerintah

35

Data atau bukti ini harus merupakan hasil penelitian, pengamatan lapangan, atau data
lain berupa pendapat para ahli yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
1. apakah benar telah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
2. siapa yang menyebabkan terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup;
3. siapa yang mengalami kerugian akibat pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup;
4. bagaimana status kepemilikan lahan yang tercemar atau rusak;
5. apa jenis kerugian (langsung atau tidak langgsung);
6. berapa besaran kerugian;
7. berapa lama terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup;
8. apa saja jenis media lingkungan hidup yang terkena dampak (air, tanah,
udara);
9. nilai ekosistem baik yang dapat maupun yang tidak dapat dinilai secara
ekonomi, dan lain-lain. 36

18
03/08/2022

a. Klarifikasi terhadap proses terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan LH.


1) Identifikasi sumber;
2) Proses terjadinya pencemaran
b. Identifikasi lingkungan hidup yang terkena pencemaran dan/atau kerusakan LH
1) Identifikasi jenis media LH yang tercemar;
2) Lamanya pencemaran;
3) Terjadi secara langsung/tidak langsung;
4) Tingkat pencemaran (spasial dan jumlah pihak terlibat);
5) Status kepemilikan LH:
a) Milik Publik
b) Milik Privat

37

 Jenis:

 Cara Hitung:

38

19
03/08/2022

1. Kerugian dilampaui BM
 Unit Pencemaran  sesuai parameter BM
2. Kerugian penggantian biaya verifikasi
 Bisa dihitung
3. Kerugian pengganti biaya penanggulangan
 Dibangunkan IPAL?  tiap2 industri  ???
 Biaya IPAL Industri sejenis ???
4. Kerugian ekosistem / hilangnya keanekaragaman hayati
 Aliran Sungai  dosa kolektif  ???
5. Kerugian masyarakat akibat pencemaran
 Aliran Sungai  dosa kolektif  ???

39

A B
D
C
E F

Stream Standard Effluent Standard


PP 22 2021
KepmenLHK 5 2014
Kelas I, II, III, IV 40

20
03/08/2022

 Dasar Perhitungan:
1. AMDAL; UKL-UPL
2. IPLC
3. Ijin Lingkungan lainnya
4. Data Analisa Laboratorium
 Prosedur Perhitungan:
1. Sampling dan Analisa Kualitas Efluent IPAL
2. Neraca Massa (Material; Energy)
3. Durasi Pencemaran (Laporan masyarakat/Sangsi
Administratif/?)
41

UDARA

INPUT

CAIR

EFF
B3 STANDAR

B3

42

21
03/08/2022

1. SOP Penghitungan Kerugian Lingkungan


 Berbasis data “legal” dan “Judgement Ahli”

2. Persepsi yang sama antar Ahli


 Perhitungan kerugian, dimengerti oleh Ahli dari Industri
3. Argumen yang kuat didepan Pengadilan
 Perhitungan dengan dasar yang logis, dapat dipertanggungjawabkan secara
akademis  kedua belah pihak berperkara  Mufakat

43

 Dugaan pencemaran lingkungan akibat dilampauinya BML oleh


Industri Tekstil PT. XX
 Laporan dari Masyarakat
 Tindak lanjut  Sangsi Administratif oleh DLH
 Monitoring oleh DLH, effluent IPAL masih diatas BML

44

22
03/08/2022

45

46

23
03/08/2022

47

48

24
03/08/2022

49

50

25
03/08/2022

51

52

26
03/08/2022

53

54

27
03/08/2022

55

56

28
03/08/2022

57

58

29
03/08/2022

59

 TERIMAKASIH
 ATAS
 PERHATIANNYA

kontak:
helmy@tl.itb.ac.id

60

30

Anda mungkin juga menyukai