Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

PERKERASAN JALAN RAYA

DISUSUN OLEH :

1. Hendrofus Jeno [ 201911410005 ]

2. Fulgentius Acil Kabit [ 201911410007 ]

3. Fransiskus Muliadi [ 201911410021 ]

4. Ariel Adistya [ 201911410039 ]

5. Rahayu Yulianti Putri [ 201911410003 ]

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS DR. SOETOMO

SURABAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya Sehingga kami dari angkatan 2019  Fakultas Teknik,
Prodi Teknik Sipil dapat melaksanakan praktikum perkerasan jalan raya dan
menyelesaikan laporan praktikum ini.

Tujuan dari pelaksanaan pratikum ini adalah untuk mengetahui lebih dalam
mengenai sifat – sifat dan kekuatan tanah serta material yang digunakan sekaligus
mengenal dan mempergunakan alat – alat laboratorium yang dipakai pada saat pengujian
(pemeriksaan).

 Pratikum ini merupakan salah satu syarat dari mata kuliah yang wajib diikuti oleh
Mahasiswa Fakultas Teknik, Prodi Teknik Sipil - Universitas Dr. Soetomo Surabaya. Kami
telah mendapat banyak bantuan dalam pelaksanaan praktikum ini, oleh karena itu perlu
kiranya kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Rudy Santosa selaku dosen pembimbing praktikum Perkerasan Jalan
2. Ibu Maulidya Octaviani B. Tulus selaku ketua Laboratorium Jurusan Teknik Sipil
Universitas Dr. Soetomo Surabaya.
3. Serta semua pihak yang telah ikut membantu menyelesaikan pembuatan laporan
ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pelaksanaan praktikum dan penyusunan


laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dan tercapainya perbaikan mutu dan kesempurnaan di masa
yang akan datang.

Besar harapan kami semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat dan
bertambah ilmu, Khususnya bagi kami dan rekan-rekan sesama Mahasiswa Teknik Sipil,
serta bagi yang membaca laporan ini pada umumnya.

Amin Ya Rabbal ‘alamin

Surabaya – 2022

Wassalam
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Permasalahan
1.3. Tujuan
1.4. Runag Lingkup Permasalahan
1.5. Metodologi

BAB II PEMERIKSAAN AGREGAT

2.1. Analisa Saringan


2.2. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
2.3. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
2.4. Pemeriksaan Agregat dengan Mesin Los Angles

BAB III PEMERIKSAAN ASPAL

3.1. Penetrasi Aspal


3.2. Daktilitas Aspal
3.3. Pemeriksaan Titik Nyala dan Titi besar
3.4. Pemeriksaan Titik Lembek.

BAB IV MIX DESIGN

4.1. Perencanaan Campuran Aspal Beton


4.2. Pemeriksaan Campuran dengan Alat Marshal

BAB V CBR dan DCPT

5.1. Test CBR ( California Bearing Ratio)


5.2. Test DCPT (Dynamic Cone Penetrometer)

BAB VII PENUTUP

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Lapisan perkerasan jalan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam memberikan keamanan dan
keselamatan di jalan raya. Material yang digunakan untuk konstruksi perkerasan jalan raya mempunyai
pengaruh yang besar pada perkerasan jalan raya. Untuk mendapatkan hasil yang optimum dan
memuaskan akan hasil perencanaan perkerasan jalan raya, diperlukan pengetahuan yang mendalam
mengenai tanah dan material yang digunakan. Keduanya dapat dicapai melalui pemeriksaan yang
cermat di laboratorium maupun penelitian di lapangan

1.2. Permasalahan
Permasalahan yang dari praktikun desain perkerasan jalan ini adalah:

1. Bagaimana menentukan spek pekerjaan pemadatan di lapangan (untuk material tanah urug)?

2. Bagaimana komposisi dari campuran aspal panas (meliputi agregat dan aspal) yang optimal sesuai
dengan spek(syarat) yang ditentukan?

3. Bagaimana perbandingan perbedaan hasil pemeriksaaan benda uji dengan alat Marshall untuk
berbagai variasi spek agregat, aspal dan metode pengujian?

1.3. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Dapat menentukan spek pekerjaan pemadatan di lapangan (untuk material tanah urug).

2. Dapat menentukan/menghitung komposisi dari campuran aspal panas (meliputi agregat dan aspal)
yang optimal sesuai dengan spek(syarat) yang ditentukan.

3. Mengetahui perbandingan perbedaan hasil pemeriksaaan benda uji dengan alat Marshall untuk
berbagai variasi spek agregat, aspal dan metode pengujian.

1.4. Lingkup Pekerjaan


Adapun yang akan dikerjakan dalam praktikum desain perkerasan jalan meliputi:

1. Pemeriksaan material urug di laboratorium, yang meliputi:

– Penentuan kepadatan maksimum, kadar air optimum dari material tanah urug tersebut.

– Penentuan kepadatan minimum yang harus dicapai di lapangan dan batasan kadar air yang
harus dicapai di lapangan.

2. Pemerikasan aspal, meliputi:


– Tes penetrasi

– Tes titik nyala dan titik bakar

– Tes titik lembek

3. Pemeriksaan agregat, meliputi:

– Analisa saringan

– Berat jenis dan penyerapan agregat kasar

– Berat jenis dan penyerapan agregat halus.

4. Perencanaan dan pengujian campuran aspal panas


BAB II
PEMERIKSAAN AGREGAT

2.1. ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR


Pemeriksaan analisa saringan ini disesuaikan dengan:
– (SNI ASTM C136 : 2012)
2.1.1. Tujuan
Pemeriksaan ini ditujukan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregate halus dan
agregate kasar dengan menggunakan saringan.

2.1.2. Peralatan
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0.2% dari berat benda uji.
b. Satu set saringan : 2” ; 1½” ; 1” ; ¾” ; ½” ; 3/8 ; No. 4 ; No. 8 ; No. 16 ; No. 30 ; No. 50 ; No. 100 ;
No. 200 ; PAN ( Standard AASHTO)
c. Alat pemisah contoh
d. Mesin pengguncang saringan
e. Talam–talam
f. Kuas, sikat kuningan , sendok dan alat bantu lainnya.

2.1.3. Benda Uji


Benda uji digolongkan menjadi 3 fraksi:
a. F1 (kasar), ukuran 1 ½ - ½”, berat contoh 5000 gram
b. F2 (sedang), ukuran ½” – No. 4, berat contoh 3000 gram
c. F1 (halus), ukuran No. 4 – No. 200, berat contoh 2000 gram

2.1.4. Cara Melakukan


Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran paling besar ditempatkan paling atas.
Saringan diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang. Setiap fraksi diguncang selama 15
menit.

2.1.5. Perhitungan
Hitunglah persentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan terhadap berat
total benda uji.

2.1.6. Pelaporan
Laporan meliputi :
a. Jumlah persentase melalui masing-masing saringan, atau jumlah persentase diatas masing-
masing saringan dalam bilangan bulat.
b. Grafik akumulatif
PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

1. No. Order / Contoh : Magang Unitomo


2. Jenis Contoh Uji :
3. Jenis Pekerjaan : Uji Analisis Saringan
4. Diterima Tanggal : 5 Juli 2022
5. Di Uji Tanggal : 6 Juli 2022
6. Metode Uji : SNI ASTM C136 : 2012
7. Hasil Pengujian :

UKURAN SARINGAN BERAT BENDA UJI 1 = 1219.2 GRAM BERAT BENDA UJI 1 = 2680.8 GRAM
ANALISA SARINGAN JUMLAH PERSEN (%) ANALISA SARINGAN JUMLAH PERSEN (%)
NO Lolos rata-rata uji 1 dan 2 (%)
ASTM (inc) SNI (mm)
Berat tertahan (gram) Kumulatif brt tertahan (gram) Tertahan kumulatif (%) Lolos kumulatif (%) Berat tertahan (gram) Kumulatif brt tertahan (gram) Tertahan kumulatif (%) Lolos kumulatif (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12=(7+11)/2
1 2
2
3
4
5
6 3.7 3.7 0.31 99.69% 257.1 257.1 0.09 99.91% 0.91710231
7 NO 4 37.2 40.9 3.40 96.60% 1737.5 1994.6 0.70 99.30% 0.784806784
8 NO 8 316.3 357.2 29.71 70.29% 668.4 2663 0.94 99.06% 0.612698219
9 NO 16 271.4 628.6 52.29 47.71% 68.7 2731.7 0.96 99.04% 0.503808376
10 NO 30 178.1 806.7 67.10 32.90% 20.6 2752.3 0.97 99.03% 0.452986686
11 NO 50 130.1 936.8 77.92 22.08% 11.2 2763.5 0.97 99.03% 0.412446675
12 NO 100 117.3 1054.1 87.68 12.32% 19.2 2782.7 0.98 99.02% 0.376813073
13 NO 200 66.6 1120.7 93.22 6.78% 23.3 2806 0.99 99.01% 0.355900846
14 PAN 81.5 1202.2 100.00 0.00% 41.7 2847.7 100% 0% 0.001730529
15

Diperiksa oleh, Surabaya, 5 Juli 2022

Diuji oleh,
PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

1. No. Order / Contoh : Magang Unitomo


2. Jenis Contoh Uji :
3. Jenis Pekerjaan : Uji Analisis Saringan
4. Diterima Tanggal : 5 Juli 2022
5. Di Uji Tanggal : 6 Juli 2022
6. Metode Uji : SNI ASTM C136 : 2012
7. Hasil Pengujian :

UKURAN SARINGAN BERAT BENDA UJI 1 = 3493 GRAM BERAT BENDA UJI 1 = GRAM
ANALISA SARINGAN JUMLAH PERSEN (%) ANALISA SARINGAN JUMLAH PERSEN (%)
NO Lolos rata-rata uji 1 dan 2 (%)
ASTM (inc) SNI (mm)
Berat tertahan (gram) Kumulatif brt tertahan (gram) Tertahan kumulatif (%) Lolos kumulatif (%) Berat tertahan (gram) Kumulatif brt tertahan (gram) Tertahan kumulatif (%) Lolos kumulatif (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12=(7+11)/2
1 2
2
3
4 0
5 829.6 829.6 24.47 75.53% 1 1 1.00 99.00%
6 1219.9 2049.5 60.46 39.54% 0 1 1 99.00%
7 NO 4 850.5 2900 85.54 14.46% 0 1 1 99.00%
8 NO 8 341.3 3241.3 95.61 4.39% 0 1 1 99.00%
9 NO 16 14.4 3255.7 96.04 3.96% 0 1 1 99.00%
10 NO 30 45.3 3301 97.37 2.63% 0 1 1 99.00%
11 NO 50 31.4 3332.4 98.30 1.70% 0 1 1 99.00%
12 NO 100 24.6 3357 99.02 0.98% 0 1 1 99.00%
13 NO 200 15.5 3372.5 99.48 0.52% 0 1 1 99.00%
14 PAN 17.6 3390.1 100.00 0.00% 0 1 100% 0.00%
15

Diperiksa oleh, Surabaya, 5 Juli 2022

Diuji oleh,
2.2. PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

Pemeriksaan analisa saringan ini disesuaikan dengan:


– PB-0202-76
– (AASHTO T-85-74)
– (ASTM C-127-68)

2.2.1. Tujuan
Pemeriksaan ini ditujukan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis kering-permukaan
jenuh (saturated surface dry), berat jenis semu (apparent), dari agregat kasar.
a. Berat jenis (bulk apecific gravity) : ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
b. Berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry) yaitu, perbandingan antara berat
agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan jenuh pada suhu tertentu.
c. Berat jenis semu (apparent spesific gravity) ialah : perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu
tertentu.
d. Penyerapan adalah : persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat
kering.

2.2.2. Peralatan
a. Keranjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (no.6 atau no.8) dengan kapasitas kira-kira 5
kg.
b. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan, tempat ini harus
dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap.
c. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang dan
dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
d. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 + 5)oC.
e. Alat pemisah contoh
f. Saringan No. 4

2.2.3. Benda Uji


Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan no. 4, diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara
perempat, sebanyak kira-kira 5 kg.

2.2.4. Cara Melakukan


a. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain, yang melekat pada
permukaan.
b. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 110oC, sampai berat tetap.
c. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1 – 3 jam, kemudian timbang dengan ketelitian
0,5 gram (Bk)
d. Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 + 4 jam.
e. Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada permukaan
hilang (SSD), untuk butiran yang besar pengeringan harus satu persatu.

f. Timbang benda uji kering-permukaan jenuh.


g. Letakkan benda uji didalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan udara yang
tersekap dan tentukan beratnya di dalam air (Ba). Ukur suhu air untuk penyesuaian
perhitungan kepada suhu standard (25oC).
PEGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS
1. No Orderan / Contoh :
2. Jenis Contoh Uji : Agregat 05
3. Jenis Perkerjaan : Uji Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus
4. Diterima Tanggal : 06-07-2022
5. Di Uji Tanggal : 06-07-2022
6. Metode Uji : Sni 1970 :2016
7. Hasil Pengujian :

I. Hasil Percobaan

N PENGUJIAN
URAIAN SATUAN
O IA II B
 Berat Benda Uji Kondisi Jenuh Kering
1 S
Permukaan 500 500 Gram
 Berat Benda Uji Kering Oven
2 A
4,884 488,5 Gram
 Berat Picnometer Yang Di Isi Air
3 B
661,49 656,35 Gram
 Barat Picnometer Dengan Benda Uji
4 C
Dan Air Sampai Batas Pembacaan 973,63 969,23 Gram

II. Hasil Perhitungan

PENGUJIAN
NO URAIAN RATA-RATA
I II
A
Berat Jenis Curah Kering (Sd)
1 B+S-C 2,59 2,61 2,6
S
Berat Jenis Curah Jenuh Kering Permukaan
2 B+S-C 2,66 2,67 2,665
(Ss)
A
Berat Jenis Semu (Sa)
3 B+A-C 2,77 2,78 2,775
(S-A)X100
Penyerapan Air (Sw)
4 A 2,37 2,35 2,36

Dikerjakan Oleh Teknis Diperiksa Koordinator Teknis


Tanggal : Tanggal :
Nama : Nama :
Bab III Pemeriksaan Aspal

3.1. Pengujian Penetrasi Aspal


Pemeriksaan analisa saringan ini disesuaikan dengan :

 SNI 06-2432-1991
 SNI 03-6399-2000
 SNI 19-6421-2000
 ASTM E 77

3.1.1. Tujuan
Cara uji penetrasi ini dapat digunakan untuk mengukur konsistensi aspal. Nilai penetrasi yang
tinggi menunjukkan konsistensi aspal yang lebih lunak.

3.1.2. Peralatan
a. Penetrometer
Pengukur waktu pada penetrometer manual diperlukan stopwatch sedangkan pada
penetrometer otomatis tidak diperlukan stopwatch karena pengukur waktu otomatis
sudah terangkai dalam alat penetrometer.

b. Jarum Penetrasi
harus terbuat dari stainless steel dan dari bahan yang kuat, Grade 440-C atau yang
setara, HRC 54 sampai 60. Jarum standar memiliki panjang sekitar 50 mm sedangkan
jarum panjang memiliki panjang sekitar 60 mm.

c. Cawan benda uji


Terbuat dari logam atau gelas yang berbentuk silinder dengan dasar yang rata dan
berukuran sebagai berikut :
Untuk pengujian penetrasi di bawah 200:
Ø Diameter, mm 55
Ø Tinggi bagian dalam, mm 35
Untuk pengujian penetrasi antara 200 dan 350:
Ø Diameter, mm 55 - 75
Ø Tinggi bagian dalam, mm 45 -70
Untuk pengujian penetrasi antara 350 dan 500:
Ø Diameter, mm 55
Ø Tinggi bagian dalam, mm 70
d. Bak perendam
Terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10 liter dan dapat mempertahankan
temperatur 250C.
CATATAN : Untuk air perendam dianjurkan menggunakan air suling. Hindari
kontaminasi oleh bahan pengaktif permukaan atau bahan kimia lain karena dapat
mempengaruhi hasil uji

e. Transfer dish
Transfer dish harus mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml dan cukup tinggi untuk dapat
merendam cawan benda uji ukuran besar.

f. Pengatur waktu
Untuk penetrometer yang dijalankan secara manual dapat digunakan pengukur waktu
apa saja seperti stopwatch.

g. Termometer

3.1.3. Benda Uji


Benda uji adalah aspal sebanyak 100 gram yang bersih dan bebas dari air serta minyak
ringan.

3.1.4. Cara pengujian


a) periksa pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan bersihkan jarum
penetrasi dengan toluene atau pelarut lain yang sesuai kemudian keringkan dengan lap
bersih dan pasangkan pada pemegang jarum. Apabila diperkirakan nilai penetrasi lebih
besar dari 350 disarankan menggunakan jarum penetrasi yang panjang;

b) letakkan pemberat 50 gram pada pemegang jarum untuk memperoleh berat total 100
gram ± 0,1 gram kecuali disyaratkan berat total yang lain;

c) bila pengujian dilakukan penetrometer dalam bak perendam, letakkan cawan berisi
benda uji langsung pada alat penetrometer. Jaga cawan benda uji agar tertutupi air
dalam bak perendam. Apabila pengujian dilakukan di luar bak perendam letakkan cawan
berisi benda uji dalam transfer dish, rendam cawan benda uji dengan air dari bak
perendam, dan letakkan pada alat penetrometer;

d) pastikan kerataan posisi alat penetrometer dengan memeriksa waterpass pada alat;

e) turunkan jarum perlahan-lahan sampai jarum menyentuh permukaan benda uji. Hal ini
dilakukan dengan cara menurunkan jarum ke permukaan benda uji sampai ujung jarum
bersentuhan dengan bayangan jarum dalam benda uji. Agar bayangan jarum dalam
benda uji tampak jelas gunakan lampu sorot dengan watt rendah (5 watt) agar tidak
mempengaruhi temperatur benda uji. Kemudian aturlah angka 0 pada arloji
penetrometer sehingga jarum penunjuk berada pada posisi angka 0 pada jarum
penetrometer;

f) segera lepaskan pemegang jarum selama waktu yang disyaratkan (5 detik ± 0,1 detik)
atau yang disyaratkan lain seperti pada Tabel 2). Apabila wadah benda uji bergerak pada
saat pengujian maka pengujian dianggap gagal;

g) Atur (putar) arloji penetrometer untuk mengukur nilai penetrasi dan bacalah angka
penetrasi yang ditunjukkan jarum penunjuk pada angka 0,1 mm terdekat;

h) Lakukan paling sedikit tiga kali pengujian untuk benda uji yang sama, dengan ketentuan
setiap titik pemeriksaan berjarak tidak kurang 10 mm dari dinding cawan dan tidak
kurang 10 mm dari satu titik pengujian dengan titik pengujian lainnya. Jika digunakan
transfer dish, masukkan benda uji dan transfer dish ke dalam bak perendam yang
mempunyai temperatur konstan pada setiap selesai satu pengujian benda uji. Gunakan
jarum yang bersih untuk setiap kali pengujian. Apabila nilai penetrasi lebih dari 200,
gunakan paling sedikit tiga jarum yang setelah digunakan dibiarkan tertancap pada
benda uji sampai tiga kali pengujian selesai. Jika diameter cawan benda uji kurang dari
65 mm dan nilai penetrasi diperkirakan lebih dari 200, buat setiap pengujian dari tiga
kali pengujian penetrasi dilakukan pada benda uji dalam cawan yang terpisah
sebagaimana yang telah disiapkan pada persiapan benda uji butir c).

3.1.5. Pelaporan
Laporan meliputi :
Hasil pengujian pada cawan yang telah diisi aspal untuk mengukur konsistensi aspal. Nilai
penetrasi yang tinggi menunjukkan konsistensi aspal yang lebih lunak.
PENGUJIAN TENTANG PENETRASI ASPAL

1. No. Order / Contoh : Magang Unitomo


2. Jenis Contoh Uji :
3. Jenis Pekerjaan : Uji Penetrasi Aspal
4. Diterima Tanggal : 5 Juli 2022
5. Di Uji Tanggal : 6 Juli 2022
6. Metode Uji : SNI 2456 : 2011
7. Hasil Pengujian :

Mulai : pk 13.20 Suhu oven : 120⁰C


Contoh dipanaskan
Selesai : pk 13.30    
Mulai : pk 13.30    
Didiamkan pada suhu ruang
Selesai : pk 14.30    
Mulai : pk 14.30 Suhu waterbath : 25⁰C
Direndam pada suhu 25⁰C
Selesai : pk 15.30    
Pemeriksaan penetrasi pada Mulai : pk 15.30 Suhu alat : 25⁰C
25⁰C Selesai : pk 15.40      

Pemeriksaan penetrasi pada 25⁰C Hasil Pengujian (0,1 mm)   Rata-rata


100 gram, 5 detik I II            
                 
Pengamatan                
1 64              
2 65              
3 67              
4 66              
5 65              
Rata - rata 65.4              

Catatan : Perbedaan angka pada hasil pengamatan tidak boleh lebih dari 4, (Untuk
nilai penetrasi 50 – 149)

Diperiksa oleh, Surabaya, 5 Juli 2022

Diuji oleh,
3.2. Pengujian Diktalitas Bahan – Bahan Aspal
Pemeriksaan analisa saringan ini disesuaikan dengan :

 SNI 2456
 SNI 6835
 SNI 6865

3.2.1. Tujuan
Standar ini mencakup pengujian daktilitas aspal keras, residu aspal emulsi, residu
aspal cair dan bitumen aspal alam yang menunjukkan pemuluran aspal. Pengujian
dilakukan pada temperatur 25°C ± 0,5°C atau temperatur lainnya dengan cara
menentukan jarak pemuluran aspal dalam cetakan pada saat putus setelah ditarik
dengan kecepatan 50 mm per menit ± 2,5 mm.

3.2.2. Peralatan
a) cetakan benda uji daktilitas terbuat dari kuningan
b) bak perendam harus dapat mempertahankan temperatur pengujian 25°C
atau temperatur lainnya dengan ketelitian 0,1°C. Isi air dalam bak perendam
tidak boleh kurang dari 10 liter, kedalaman air di dalam bak tidak boleh
kurang dari 50 mm agar benda uji dapat terendam pada kedalaman 25 mm;
c) mesin penguji dengan ketentuan sebagai berikut:
1) dapat menjaga benda uji tetap terendam;
2) dapat menarik benda uji tanpa menimbulkan getaran dengan kecepatan
tetap;
d) termometer dengan rentang pengukuran - 8°C sampai dengan 32°C

3.2.3. Benda Uji


Contoh uji sebanyak 250 gram aspal.
3.2.4. Cara Uji

 Persiapan benda uji


a) Lapisi seluruh permukaan pelat dasar dan bagian yang akan dilepas dengan
campuran gliserin dan talk atau kaolin dengan perbandingan 3 gram gliserin
dan 5 gram talk untuk mencegah melekatnya benda uji pada cetakan
daktilitas;
b) Letakkan cetakan daktilitas di atas pelat dasar pada tempat yang datar dan
rata, sehingga semua bagian bawah cetakan menempel baik pada pelat dasar;
c) Panaskan contoh uji sekitar 150 gram sambil diaduk untuk menghindari
pemanasan setempat yang berlebihan, sampai cukup cair untuk dituangkan;
d) Saring contoh uji dengan Saringan No.50 (300 µm);
e) Setelah diaduk, tuangkan contoh uji ke dalam cetakan mulai dari ujung ke
ujung hingga sedikit melebihi cetakan;
f) Diamkan benda uji pada temperatur ruang selama 30 menit sampai dengan 40
menit;

 Persiapan benda uji


Atur berat jenis air dalam bak perendam mesin uji agar sama dengan berat
jenis aspal yang akan diuji dengan cara menambahkan metil alkohol, gliserin
atau garam.

 Cara uji
a) Masukkan benda uji (pelat dasar dan cetakan daktilitas yang berisi aspal) ke
dalam bak perendam pada temperatur 25ºC selama 85 menit sampai dengan
95 menit.
b) Lepaskan benda uji dari pelat dasar dari sisi cetakannya dan langsung
pasangkan benda uji ke mesin uji dengan cara memasukkan lubang cetakan ke
pemegang di mesin uji.
c) Jalankan mesin uji sehingga menarik benda uji dengan kecepatan sesuai
persyaratan (50 mm per menit). Perbedaan kecepatan lebih atau kurang dari
2,5 mm per menit masih diperbolehkan.
d) Baca pemuluran benda uji pada saat putus dalam satuan mm (cm)

CATATAN : Selama pengujian, air dalam bak mesin uji harus diatur sedemikian
rupa sehingga jarak benda uji kepermukaan dan dasar air tidak kurang dari 25 mm
dan temperatur pengujian dipertahankan konstan pada temperatur pengujian
25°C ± 0,5°C.
3.2.5. Pelaporan
a) Laporkan hasil rata-rata dari 3 benda uji sebagai nilai daktilitas contoh.
b) Apabila benda uji mengambang atau menyentuh dasar bak mesin uji maka
pengujian dianggap gagal kemudian dilakukan penyesuaian berat jenis air.
c) Apabila tiga kali pengujian tidak sesuai pada Butir 10.b) di atas, laporkan
bahwa pengujian daktilitas tidak dapat dilaksanakan seperti yang disyaratkan.

PENGUJIAN TENTANG DIKTALITAS BAHAN-BAHAN ASPAL

1. No. Order / Contoh : Magang Unitomo


2. Jenis Contoh Uji :
3. Jenis Pekerjaan : Uji Diktalitas Bahan-Bahan Aspal
4. Diterima Tanggal : 5 Juli 2022
5. Di Uji Tanggal : 6 Juli 2022
6. Metode Uji : SNI 2432 : 2011
7. Hasil Pengujian :

Mulai : pk 13.20 Suhu oven : 120⁰C


Contoh dipanaskan
Selesai : pk 13.30    
Mulai : pk 13.30  Suhu : 250C
Didiamkan pada suhu ruang
Selesai : pk 14.30    
Mulai : pk 14.30 Suhu waterbath : 25⁰C
Direndam pada suhu 25⁰C
Selesai : pk 16.00    
Pemeriksaan diktalitas pada Mulai : pk 16.00
25⁰C Selesai : pk 16.30      

Daktilitas
Daktilitas pada 25⁰C, 5 cm per menit (cm)      
Pengamatan 1 > 100      
2        
3        
Rata-rata   > 100      
Keterangan : Benda uji tidak putus hingga lebih dari 100 cm

Catatan : Jika bahan uji megambang atau bahan ji menyentuh dasar permukaan, maka
pengujian dianggap gagal, dan harus mengulang.

Diperiksa oleh, Surabaya, 5 Juli 2022

Diuji oleh,
3.3. Pengujian Berat Jenis Aspal Padat
Pemeriksaan analisa saringan ini disesuaikan dengan :
 SNI 03-6399
 SNI 06-6400
 SNI 03-6414
 SNI 16-6421
 SNI 03-6865
 ASTM D3142
 ASTM D3289

3.3.1. Tujuan

Berat jenis aspal keras dari hasil pengujian ini dapat digunakan dalam pekerjaan
perencanaan serta pengendalian mutu campuran beraspal antara lain untuk
konversi dan koreksi dari isi ke berat atau sebaliknya.

3.3.2. Peralatan

1) Piknometer
Piknometer terbuat dari gelas, Diameter penutup piknometer 22 mm sampai
dengan 26 mm. Pada bagian tengah penutup harus terdapat lubang ke atas dengan
diameter antara 1,0 mm sampai dengan 2,0 mm. Penutup harus memiliki
permukaan atas yang halus dan rata serta memiliki permukaan bawah yang cekung
sehingga udara dalam piknometer mudah keluar melalui lubang pada penutup.
Tinggi cekungan pada bagian tengah penutup harus 4,0 mm sampai dengan 18,0
mm. Piknometer harus memiliki kapasitas isi 24 mL sampai dengan 30 mL serta
berat tidak lebih dari 40 g.

2) Bak perendam
Bak perendam memiliki temperatur yang konstan yaitu dapat mempertahankan
temperatur sehingga tidak berbeda lebih dari 0,1 o C dari temperatur pengujian
yang diinginkan

3) Termometer
Termometer gelas yang sudah dikalibrasi dengan rentang pembacaan yang
memadai serta memiliki skala sekurang-kurangnya tiap 0,1 o C dan dengan
kesalahan maksimum 0,1o C. Umumnya digunakan termometer ASTM 63 C dengan
rentang antara -8 o C sampai dengan 32o C sesuai SNI 16-6421.
4) Timbangan
Timbangan harus sesuai persyaratan pada SNI 03-6414 kelas B dengan kapasitas
200 gram dan ketelitian 0,002 gram.

5) Gelas kimia
Gelas kimia atau beaker glass dengan isi 600 mL.

6) Pembakar bunsen

3.3.3. Cara Uji


 Persiapan alat
Isi gelas kimia 600 mL dengan aquades yang baru dididihkan dan didinginkan
kembali sampai volume yang dapat merendam piknometer dengan jarak antara
bagian atas piknometer dengan permukaan air tidak kurang dari 40 mm.

a) Rendam gelas kimia tersebut dalam bak perendam sedemikian rupa sehingga
bagian bawah gelas kimia terendam pada kedalaman tidak kurang dari 100 mm
dan bagian atas gelas kimia berada di atas permukaan air bak perendam. Jepit
gelas kimia tersebut agar tetap pada posisinya.
b) Atur dan pertahankan temperatur air pada bak perendam sehingga tidak
berbeda lebih dari 0,1o C dari temperatur pengujian;

 Kalibrasi piknometer
a) Timbang piknometer yang bersih dan kering sampai 1 mg terdekat. Catat berat
piknometer sebagai massa A;
b) Keluarkan terlebih dahulu gelas kimia dari bak perendam, isi piknometer dengan
aquades yang baru dididihkan dan didinginkan kembali hingga sesuai dengan
temperatur pengujian kemudian tutup piknometer secara longgar. Tidak boleh
sedikit pun ada gelembung udara dalam piknometer. Letakkan piknometer yang
sudah diisi tersebut dalam gelas kimia kemudian tekan penutupnya sampai cukup
rapat;
CATATAN : Kalibrasi piknometer harus dilakukan pada temperatur yang sama
dengan temperatur pengujian yang diinginkan.
c) Biarkan piknometer terendam selama tidak kurang dari 30 menit. Ambil piknometer
dan segera keringkan bagian atas penutup piknometer dengan satu kali sentuhan
lap kering (lihat Catatan 4). Keringkan secepatnya bagian luar lainnya dari
piknometer dan timbang sampai 1 mg terdekat. Catat berat piknometer berisi air
sebagai massa B;
CATATAN : Jangan lakukan pengeringan ulang pada bagian atas dari penutup
piknometer walaupun terbentuk tetesan air sebagai akibat dari pemuaian. Jika
pengeringan dilakukan segera setelah piknometer dikeluarkan dari rendaman maka
beratnya akan menunjukkan berat isi pada temperatur pengujian. Jika terbentuk
pengembunan pada piknometer selama penimbangan, segera keringkan kembali
bagian luar piknometer selain tutupnya sebelum massanya dicatat.

 Persiapan benda uji


Panaskan contoh aspal dengan hati-hati, aduk untuk menghindari terjadinya
pemanasan setempat, sampai contoh aspal cukup cair untuk dituangkan.
Pemanasan contoh aspal tidak boleh lebih dari 110o C di atas titik lembek benda uji
aspal yang diperkirakan. Jangan lakukan pemanasan contoh aspal lebih dari 60
menit di atas nyala api pembakar atau pelat pemanas atau lebih dari 120 menit di
dalam oven. Hindari adanya gelembung udara dalam benda uji.

 Cara pengujian
Tuangkan benda uji ke dalam piknometer yang bersih dan kering sampai tiga per
empat dari volume piknometer. Hindari adanya benda uji yang menempel pada
bagian dalam piknometer di atas permukaan aspal serta adanya gelembung udara
pada benda uji (lihat Catatan 5). Biarkan piknometer beserta isinya pada
temperatur udara selama tidak kurang dari 40 menit dan timbang beserta tutupnya
sampai 1 mg terdekat. Catat berat piknometer yang berisi benda uji sebagai massa
C.

CATATAN : Apabila terdapat gelembung udara pada permukaan benda uji,


hilangkan dengan menyapukan nyala api dari pembakar Bunsen pada permukaan
benda uji dalam piknometer. Untuk menghindari pemanasan berlebih, jangan
biarkan terjadi kontak antara nyala api dengan benda uji yang terlalu lama.

Isi piknometer dengan aquades yang baru dididihkan dan didinginkan kembali
hingga sesuai dengan temperatur pengujian kemudian piknometer ditutup secara
longgar. Tidak boleh sedikit pun ada gelembung udara dalam piknometer. Letakkan
piknometer yang sudah diisi tersebut dalam gelas kimia dan tekan penutupnya
sampai cukup rapat. Kembalikan gelas kimia ke dalam penangas.

Biarkan piknometer terendam dalam air selama tidak kurang dari 30 menit. Ambil
piknometer, keringkan dan timbang dengan cara dan waktu yang sama dengan yang
dilakukan pada 9.2c). Catat berat piknometer yang berisi benda uji dan air sebagai
massa D.
3.3.4. Perhitungan
a) Hitung berat jenis benda uji sampai tiga angka di belakang koma dengan persamaan
sebagai berikut:

Berat jenis = (C – A) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)


[(B – A ) – (D – C)]

Keterangan:
A adalah massa piknometer dan penutup;
B adalah massa piknometer dan penutup berisi air;
C adalah massa piknometer, penutup dan benda uji;
D adalah massa piknometer, penutup, benda uji dan air.

b) Hitung berat isi benda uji sampai tiga angka di belakang koma dengan persamaan
sebagai berikut:

Berat isi = Berat jenis x WT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)

Keterangan:
WT adalah berat isi air pada temperatur pengujian (lihat Catatan 6).
CATATAN : berat isi air dari CRC Handbook of Chemistry Physics:

Temperatur, o C Berat isi, kg/m3


15,6 999,1

3.3.5. Pelaporan
Laporkan berat jenis benda uji sampai tiga angka di belakang koma atau berat isi
benda uji sampai 1 kg/m3 terdekat dengan mencantumkan suhu pengujian .
PENGUJIAN TENTANG BERAT JENIS ASPAL PADAT

1. No. Order / Contoh : Magang Unitomo


2. Jenis Contoh Uji :
3. Jenis Pekerjaan : Uji Berat Jenis Aspal Padat
4. Diterima Tanggal : 5 Juli 2022
5. Di Uji Tanggal : 6 Juli 2022
6. Metode Uji : SNI 2441:2011
7. Hasil Pengujian :

Mulai : pk 10.00 Suhu oven : 120⁰C


Contoh dipanaskan
Selesai : pk 10.10    
Mulai : pk 10.10  Suhu : 250C
Didiamkan pada suhu ruang
Selesai : pk 11.10    
Mulai : pk 11.10 Suhu waterbath : 25⁰C
Direndam pada suhu 25⁰C
Selesai : pk 12.10    
Mulai : pk 13.00
Pemeriksaan Berat Jenis
Selesai : pk 14.15      

Berat picnometer + aspal   54,418 gram 56,526 gram


Berat picnometer kosong   36,869 gram 37,191 gram
Berat aspal (a) 17,549 gram 19,335 gram
Berat picnometer + air   63,109 gram 65,245 gram
Berat picnometer kosong   36,869 gram 37,191 gram
Berat air (b) 26,24 gram 28,054 gram
Berat picnometer + aspal + air   63,870 gram 65,935 gram
Berat picnometer + aspal   54,418 gram 56,526 gram
Berat air (c) 9,362 gram 9,409 gram
Berat air (b - c) 16,878 gram 18,645 gram
Berat jenis I = Berat aspal / Berat air = 17,549 / 16,878 = 1,039    
Berat jenis II = Berat aspal / Berat air = 19,335 / 18,645 = 1,037  
Rata-rata =
(1,039 + 1,037) : 2 = 1,038    

Diperiksa oleh, Surabaya, 5 Juli 2022

Diuji oleh,

Anda mungkin juga menyukai