DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya Sehingga kami dari angkatan 2019 Fakultas Teknik,
Prodi Teknik Sipil dapat melaksanakan praktikum perkerasan jalan raya dan
menyelesaikan laporan praktikum ini.
Tujuan dari pelaksanaan pratikum ini adalah untuk mengetahui lebih dalam
mengenai sifat – sifat dan kekuatan tanah serta material yang digunakan sekaligus
mengenal dan mempergunakan alat – alat laboratorium yang dipakai pada saat pengujian
(pemeriksaan).
Pratikum ini merupakan salah satu syarat dari mata kuliah yang wajib diikuti oleh
Mahasiswa Fakultas Teknik, Prodi Teknik Sipil - Universitas Dr. Soetomo Surabaya. Kami
telah mendapat banyak bantuan dalam pelaksanaan praktikum ini, oleh karena itu perlu
kiranya kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Rudy Santosa selaku dosen pembimbing praktikum Perkerasan Jalan
2. Ibu Maulidya Octaviani B. Tulus selaku ketua Laboratorium Jurusan Teknik Sipil
Universitas Dr. Soetomo Surabaya.
3. Serta semua pihak yang telah ikut membantu menyelesaikan pembuatan laporan
ini.
Besar harapan kami semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat dan
bertambah ilmu, Khususnya bagi kami dan rekan-rekan sesama Mahasiswa Teknik Sipil,
serta bagi yang membaca laporan ini pada umumnya.
Surabaya – 2022
Wassalam
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Permasalahan
Permasalahan yang dari praktikun desain perkerasan jalan ini adalah:
1. Bagaimana menentukan spek pekerjaan pemadatan di lapangan (untuk material tanah urug)?
2. Bagaimana komposisi dari campuran aspal panas (meliputi agregat dan aspal) yang optimal sesuai
dengan spek(syarat) yang ditentukan?
3. Bagaimana perbandingan perbedaan hasil pemeriksaaan benda uji dengan alat Marshall untuk
berbagai variasi spek agregat, aspal dan metode pengujian?
1.3. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Dapat menentukan spek pekerjaan pemadatan di lapangan (untuk material tanah urug).
2. Dapat menentukan/menghitung komposisi dari campuran aspal panas (meliputi agregat dan aspal)
yang optimal sesuai dengan spek(syarat) yang ditentukan.
3. Mengetahui perbandingan perbedaan hasil pemeriksaaan benda uji dengan alat Marshall untuk
berbagai variasi spek agregat, aspal dan metode pengujian.
– Penentuan kepadatan maksimum, kadar air optimum dari material tanah urug tersebut.
– Penentuan kepadatan minimum yang harus dicapai di lapangan dan batasan kadar air yang
harus dicapai di lapangan.
– Analisa saringan
2.1.2. Peralatan
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0.2% dari berat benda uji.
b. Satu set saringan : 2” ; 1½” ; 1” ; ¾” ; ½” ; 3/8 ; No. 4 ; No. 8 ; No. 16 ; No. 30 ; No. 50 ; No. 100 ;
No. 200 ; PAN ( Standard AASHTO)
c. Alat pemisah contoh
d. Mesin pengguncang saringan
e. Talam–talam
f. Kuas, sikat kuningan , sendok dan alat bantu lainnya.
2.1.5. Perhitungan
Hitunglah persentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan terhadap berat
total benda uji.
2.1.6. Pelaporan
Laporan meliputi :
a. Jumlah persentase melalui masing-masing saringan, atau jumlah persentase diatas masing-
masing saringan dalam bilangan bulat.
b. Grafik akumulatif
PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR
UKURAN SARINGAN BERAT BENDA UJI 1 = 1219.2 GRAM BERAT BENDA UJI 1 = 2680.8 GRAM
ANALISA SARINGAN JUMLAH PERSEN (%) ANALISA SARINGAN JUMLAH PERSEN (%)
NO Lolos rata-rata uji 1 dan 2 (%)
ASTM (inc) SNI (mm)
Berat tertahan (gram) Kumulatif brt tertahan (gram) Tertahan kumulatif (%) Lolos kumulatif (%) Berat tertahan (gram) Kumulatif brt tertahan (gram) Tertahan kumulatif (%) Lolos kumulatif (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12=(7+11)/2
1 2
2
3
4
5
6 3.7 3.7 0.31 99.69% 257.1 257.1 0.09 99.91% 0.91710231
7 NO 4 37.2 40.9 3.40 96.60% 1737.5 1994.6 0.70 99.30% 0.784806784
8 NO 8 316.3 357.2 29.71 70.29% 668.4 2663 0.94 99.06% 0.612698219
9 NO 16 271.4 628.6 52.29 47.71% 68.7 2731.7 0.96 99.04% 0.503808376
10 NO 30 178.1 806.7 67.10 32.90% 20.6 2752.3 0.97 99.03% 0.452986686
11 NO 50 130.1 936.8 77.92 22.08% 11.2 2763.5 0.97 99.03% 0.412446675
12 NO 100 117.3 1054.1 87.68 12.32% 19.2 2782.7 0.98 99.02% 0.376813073
13 NO 200 66.6 1120.7 93.22 6.78% 23.3 2806 0.99 99.01% 0.355900846
14 PAN 81.5 1202.2 100.00 0.00% 41.7 2847.7 100% 0% 0.001730529
15
Diuji oleh,
PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR
UKURAN SARINGAN BERAT BENDA UJI 1 = 3493 GRAM BERAT BENDA UJI 1 = GRAM
ANALISA SARINGAN JUMLAH PERSEN (%) ANALISA SARINGAN JUMLAH PERSEN (%)
NO Lolos rata-rata uji 1 dan 2 (%)
ASTM (inc) SNI (mm)
Berat tertahan (gram) Kumulatif brt tertahan (gram) Tertahan kumulatif (%) Lolos kumulatif (%) Berat tertahan (gram) Kumulatif brt tertahan (gram) Tertahan kumulatif (%) Lolos kumulatif (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12=(7+11)/2
1 2
2
3
4 0
5 829.6 829.6 24.47 75.53% 1 1 1.00 99.00%
6 1219.9 2049.5 60.46 39.54% 0 1 1 99.00%
7 NO 4 850.5 2900 85.54 14.46% 0 1 1 99.00%
8 NO 8 341.3 3241.3 95.61 4.39% 0 1 1 99.00%
9 NO 16 14.4 3255.7 96.04 3.96% 0 1 1 99.00%
10 NO 30 45.3 3301 97.37 2.63% 0 1 1 99.00%
11 NO 50 31.4 3332.4 98.30 1.70% 0 1 1 99.00%
12 NO 100 24.6 3357 99.02 0.98% 0 1 1 99.00%
13 NO 200 15.5 3372.5 99.48 0.52% 0 1 1 99.00%
14 PAN 17.6 3390.1 100.00 0.00% 0 1 100% 0.00%
15
Diuji oleh,
2.2. PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR
2.2.1. Tujuan
Pemeriksaan ini ditujukan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis kering-permukaan
jenuh (saturated surface dry), berat jenis semu (apparent), dari agregat kasar.
a. Berat jenis (bulk apecific gravity) : ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
b. Berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry) yaitu, perbandingan antara berat
agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan jenuh pada suhu tertentu.
c. Berat jenis semu (apparent spesific gravity) ialah : perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu
tertentu.
d. Penyerapan adalah : persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat
kering.
2.2.2. Peralatan
a. Keranjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (no.6 atau no.8) dengan kapasitas kira-kira 5
kg.
b. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan, tempat ini harus
dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap.
c. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang dan
dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
d. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 + 5)oC.
e. Alat pemisah contoh
f. Saringan No. 4
I. Hasil Percobaan
N PENGUJIAN
URAIAN SATUAN
O IA II B
Berat Benda Uji Kondisi Jenuh Kering
1 S
Permukaan 500 500 Gram
Berat Benda Uji Kering Oven
2 A
4,884 488,5 Gram
Berat Picnometer Yang Di Isi Air
3 B
661,49 656,35 Gram
Barat Picnometer Dengan Benda Uji
4 C
Dan Air Sampai Batas Pembacaan 973,63 969,23 Gram
PENGUJIAN
NO URAIAN RATA-RATA
I II
A
Berat Jenis Curah Kering (Sd)
1 B+S-C 2,59 2,61 2,6
S
Berat Jenis Curah Jenuh Kering Permukaan
2 B+S-C 2,66 2,67 2,665
(Ss)
A
Berat Jenis Semu (Sa)
3 B+A-C 2,77 2,78 2,775
(S-A)X100
Penyerapan Air (Sw)
4 A 2,37 2,35 2,36
SNI 06-2432-1991
SNI 03-6399-2000
SNI 19-6421-2000
ASTM E 77
3.1.1. Tujuan
Cara uji penetrasi ini dapat digunakan untuk mengukur konsistensi aspal. Nilai penetrasi yang
tinggi menunjukkan konsistensi aspal yang lebih lunak.
3.1.2. Peralatan
a. Penetrometer
Pengukur waktu pada penetrometer manual diperlukan stopwatch sedangkan pada
penetrometer otomatis tidak diperlukan stopwatch karena pengukur waktu otomatis
sudah terangkai dalam alat penetrometer.
b. Jarum Penetrasi
harus terbuat dari stainless steel dan dari bahan yang kuat, Grade 440-C atau yang
setara, HRC 54 sampai 60. Jarum standar memiliki panjang sekitar 50 mm sedangkan
jarum panjang memiliki panjang sekitar 60 mm.
e. Transfer dish
Transfer dish harus mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml dan cukup tinggi untuk dapat
merendam cawan benda uji ukuran besar.
f. Pengatur waktu
Untuk penetrometer yang dijalankan secara manual dapat digunakan pengukur waktu
apa saja seperti stopwatch.
g. Termometer
b) letakkan pemberat 50 gram pada pemegang jarum untuk memperoleh berat total 100
gram ± 0,1 gram kecuali disyaratkan berat total yang lain;
c) bila pengujian dilakukan penetrometer dalam bak perendam, letakkan cawan berisi
benda uji langsung pada alat penetrometer. Jaga cawan benda uji agar tertutupi air
dalam bak perendam. Apabila pengujian dilakukan di luar bak perendam letakkan cawan
berisi benda uji dalam transfer dish, rendam cawan benda uji dengan air dari bak
perendam, dan letakkan pada alat penetrometer;
d) pastikan kerataan posisi alat penetrometer dengan memeriksa waterpass pada alat;
e) turunkan jarum perlahan-lahan sampai jarum menyentuh permukaan benda uji. Hal ini
dilakukan dengan cara menurunkan jarum ke permukaan benda uji sampai ujung jarum
bersentuhan dengan bayangan jarum dalam benda uji. Agar bayangan jarum dalam
benda uji tampak jelas gunakan lampu sorot dengan watt rendah (5 watt) agar tidak
mempengaruhi temperatur benda uji. Kemudian aturlah angka 0 pada arloji
penetrometer sehingga jarum penunjuk berada pada posisi angka 0 pada jarum
penetrometer;
f) segera lepaskan pemegang jarum selama waktu yang disyaratkan (5 detik ± 0,1 detik)
atau yang disyaratkan lain seperti pada Tabel 2). Apabila wadah benda uji bergerak pada
saat pengujian maka pengujian dianggap gagal;
g) Atur (putar) arloji penetrometer untuk mengukur nilai penetrasi dan bacalah angka
penetrasi yang ditunjukkan jarum penunjuk pada angka 0,1 mm terdekat;
h) Lakukan paling sedikit tiga kali pengujian untuk benda uji yang sama, dengan ketentuan
setiap titik pemeriksaan berjarak tidak kurang 10 mm dari dinding cawan dan tidak
kurang 10 mm dari satu titik pengujian dengan titik pengujian lainnya. Jika digunakan
transfer dish, masukkan benda uji dan transfer dish ke dalam bak perendam yang
mempunyai temperatur konstan pada setiap selesai satu pengujian benda uji. Gunakan
jarum yang bersih untuk setiap kali pengujian. Apabila nilai penetrasi lebih dari 200,
gunakan paling sedikit tiga jarum yang setelah digunakan dibiarkan tertancap pada
benda uji sampai tiga kali pengujian selesai. Jika diameter cawan benda uji kurang dari
65 mm dan nilai penetrasi diperkirakan lebih dari 200, buat setiap pengujian dari tiga
kali pengujian penetrasi dilakukan pada benda uji dalam cawan yang terpisah
sebagaimana yang telah disiapkan pada persiapan benda uji butir c).
3.1.5. Pelaporan
Laporan meliputi :
Hasil pengujian pada cawan yang telah diisi aspal untuk mengukur konsistensi aspal. Nilai
penetrasi yang tinggi menunjukkan konsistensi aspal yang lebih lunak.
PENGUJIAN TENTANG PENETRASI ASPAL
Catatan : Perbedaan angka pada hasil pengamatan tidak boleh lebih dari 4, (Untuk
nilai penetrasi 50 – 149)
Diuji oleh,
3.2. Pengujian Diktalitas Bahan – Bahan Aspal
Pemeriksaan analisa saringan ini disesuaikan dengan :
SNI 2456
SNI 6835
SNI 6865
3.2.1. Tujuan
Standar ini mencakup pengujian daktilitas aspal keras, residu aspal emulsi, residu
aspal cair dan bitumen aspal alam yang menunjukkan pemuluran aspal. Pengujian
dilakukan pada temperatur 25°C ± 0,5°C atau temperatur lainnya dengan cara
menentukan jarak pemuluran aspal dalam cetakan pada saat putus setelah ditarik
dengan kecepatan 50 mm per menit ± 2,5 mm.
3.2.2. Peralatan
a) cetakan benda uji daktilitas terbuat dari kuningan
b) bak perendam harus dapat mempertahankan temperatur pengujian 25°C
atau temperatur lainnya dengan ketelitian 0,1°C. Isi air dalam bak perendam
tidak boleh kurang dari 10 liter, kedalaman air di dalam bak tidak boleh
kurang dari 50 mm agar benda uji dapat terendam pada kedalaman 25 mm;
c) mesin penguji dengan ketentuan sebagai berikut:
1) dapat menjaga benda uji tetap terendam;
2) dapat menarik benda uji tanpa menimbulkan getaran dengan kecepatan
tetap;
d) termometer dengan rentang pengukuran - 8°C sampai dengan 32°C
Cara uji
a) Masukkan benda uji (pelat dasar dan cetakan daktilitas yang berisi aspal) ke
dalam bak perendam pada temperatur 25ºC selama 85 menit sampai dengan
95 menit.
b) Lepaskan benda uji dari pelat dasar dari sisi cetakannya dan langsung
pasangkan benda uji ke mesin uji dengan cara memasukkan lubang cetakan ke
pemegang di mesin uji.
c) Jalankan mesin uji sehingga menarik benda uji dengan kecepatan sesuai
persyaratan (50 mm per menit). Perbedaan kecepatan lebih atau kurang dari
2,5 mm per menit masih diperbolehkan.
d) Baca pemuluran benda uji pada saat putus dalam satuan mm (cm)
CATATAN : Selama pengujian, air dalam bak mesin uji harus diatur sedemikian
rupa sehingga jarak benda uji kepermukaan dan dasar air tidak kurang dari 25 mm
dan temperatur pengujian dipertahankan konstan pada temperatur pengujian
25°C ± 0,5°C.
3.2.5. Pelaporan
a) Laporkan hasil rata-rata dari 3 benda uji sebagai nilai daktilitas contoh.
b) Apabila benda uji mengambang atau menyentuh dasar bak mesin uji maka
pengujian dianggap gagal kemudian dilakukan penyesuaian berat jenis air.
c) Apabila tiga kali pengujian tidak sesuai pada Butir 10.b) di atas, laporkan
bahwa pengujian daktilitas tidak dapat dilaksanakan seperti yang disyaratkan.
Daktilitas
Daktilitas pada 25⁰C, 5 cm per menit (cm)
Pengamatan 1 > 100
2
3
Rata-rata > 100
Keterangan : Benda uji tidak putus hingga lebih dari 100 cm
Catatan : Jika bahan uji megambang atau bahan ji menyentuh dasar permukaan, maka
pengujian dianggap gagal, dan harus mengulang.
Diuji oleh,
3.3. Pengujian Berat Jenis Aspal Padat
Pemeriksaan analisa saringan ini disesuaikan dengan :
SNI 03-6399
SNI 06-6400
SNI 03-6414
SNI 16-6421
SNI 03-6865
ASTM D3142
ASTM D3289
3.3.1. Tujuan
Berat jenis aspal keras dari hasil pengujian ini dapat digunakan dalam pekerjaan
perencanaan serta pengendalian mutu campuran beraspal antara lain untuk
konversi dan koreksi dari isi ke berat atau sebaliknya.
3.3.2. Peralatan
1) Piknometer
Piknometer terbuat dari gelas, Diameter penutup piknometer 22 mm sampai
dengan 26 mm. Pada bagian tengah penutup harus terdapat lubang ke atas dengan
diameter antara 1,0 mm sampai dengan 2,0 mm. Penutup harus memiliki
permukaan atas yang halus dan rata serta memiliki permukaan bawah yang cekung
sehingga udara dalam piknometer mudah keluar melalui lubang pada penutup.
Tinggi cekungan pada bagian tengah penutup harus 4,0 mm sampai dengan 18,0
mm. Piknometer harus memiliki kapasitas isi 24 mL sampai dengan 30 mL serta
berat tidak lebih dari 40 g.
2) Bak perendam
Bak perendam memiliki temperatur yang konstan yaitu dapat mempertahankan
temperatur sehingga tidak berbeda lebih dari 0,1 o C dari temperatur pengujian
yang diinginkan
3) Termometer
Termometer gelas yang sudah dikalibrasi dengan rentang pembacaan yang
memadai serta memiliki skala sekurang-kurangnya tiap 0,1 o C dan dengan
kesalahan maksimum 0,1o C. Umumnya digunakan termometer ASTM 63 C dengan
rentang antara -8 o C sampai dengan 32o C sesuai SNI 16-6421.
4) Timbangan
Timbangan harus sesuai persyaratan pada SNI 03-6414 kelas B dengan kapasitas
200 gram dan ketelitian 0,002 gram.
5) Gelas kimia
Gelas kimia atau beaker glass dengan isi 600 mL.
6) Pembakar bunsen
a) Rendam gelas kimia tersebut dalam bak perendam sedemikian rupa sehingga
bagian bawah gelas kimia terendam pada kedalaman tidak kurang dari 100 mm
dan bagian atas gelas kimia berada di atas permukaan air bak perendam. Jepit
gelas kimia tersebut agar tetap pada posisinya.
b) Atur dan pertahankan temperatur air pada bak perendam sehingga tidak
berbeda lebih dari 0,1o C dari temperatur pengujian;
Kalibrasi piknometer
a) Timbang piknometer yang bersih dan kering sampai 1 mg terdekat. Catat berat
piknometer sebagai massa A;
b) Keluarkan terlebih dahulu gelas kimia dari bak perendam, isi piknometer dengan
aquades yang baru dididihkan dan didinginkan kembali hingga sesuai dengan
temperatur pengujian kemudian tutup piknometer secara longgar. Tidak boleh
sedikit pun ada gelembung udara dalam piknometer. Letakkan piknometer yang
sudah diisi tersebut dalam gelas kimia kemudian tekan penutupnya sampai cukup
rapat;
CATATAN : Kalibrasi piknometer harus dilakukan pada temperatur yang sama
dengan temperatur pengujian yang diinginkan.
c) Biarkan piknometer terendam selama tidak kurang dari 30 menit. Ambil piknometer
dan segera keringkan bagian atas penutup piknometer dengan satu kali sentuhan
lap kering (lihat Catatan 4). Keringkan secepatnya bagian luar lainnya dari
piknometer dan timbang sampai 1 mg terdekat. Catat berat piknometer berisi air
sebagai massa B;
CATATAN : Jangan lakukan pengeringan ulang pada bagian atas dari penutup
piknometer walaupun terbentuk tetesan air sebagai akibat dari pemuaian. Jika
pengeringan dilakukan segera setelah piknometer dikeluarkan dari rendaman maka
beratnya akan menunjukkan berat isi pada temperatur pengujian. Jika terbentuk
pengembunan pada piknometer selama penimbangan, segera keringkan kembali
bagian luar piknometer selain tutupnya sebelum massanya dicatat.
Cara pengujian
Tuangkan benda uji ke dalam piknometer yang bersih dan kering sampai tiga per
empat dari volume piknometer. Hindari adanya benda uji yang menempel pada
bagian dalam piknometer di atas permukaan aspal serta adanya gelembung udara
pada benda uji (lihat Catatan 5). Biarkan piknometer beserta isinya pada
temperatur udara selama tidak kurang dari 40 menit dan timbang beserta tutupnya
sampai 1 mg terdekat. Catat berat piknometer yang berisi benda uji sebagai massa
C.
Isi piknometer dengan aquades yang baru dididihkan dan didinginkan kembali
hingga sesuai dengan temperatur pengujian kemudian piknometer ditutup secara
longgar. Tidak boleh sedikit pun ada gelembung udara dalam piknometer. Letakkan
piknometer yang sudah diisi tersebut dalam gelas kimia dan tekan penutupnya
sampai cukup rapat. Kembalikan gelas kimia ke dalam penangas.
Biarkan piknometer terendam dalam air selama tidak kurang dari 30 menit. Ambil
piknometer, keringkan dan timbang dengan cara dan waktu yang sama dengan yang
dilakukan pada 9.2c). Catat berat piknometer yang berisi benda uji dan air sebagai
massa D.
3.3.4. Perhitungan
a) Hitung berat jenis benda uji sampai tiga angka di belakang koma dengan persamaan
sebagai berikut:
Keterangan:
A adalah massa piknometer dan penutup;
B adalah massa piknometer dan penutup berisi air;
C adalah massa piknometer, penutup dan benda uji;
D adalah massa piknometer, penutup, benda uji dan air.
b) Hitung berat isi benda uji sampai tiga angka di belakang koma dengan persamaan
sebagai berikut:
Keterangan:
WT adalah berat isi air pada temperatur pengujian (lihat Catatan 6).
CATATAN : berat isi air dari CRC Handbook of Chemistry Physics:
3.3.5. Pelaporan
Laporkan berat jenis benda uji sampai tiga angka di belakang koma atau berat isi
benda uji sampai 1 kg/m3 terdekat dengan mencantumkan suhu pengujian .
PENGUJIAN TENTANG BERAT JENIS ASPAL PADAT
Diuji oleh,