Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Jalan Raya di
Laboraturium Jalan Raya
Mata Kuliah:
Dosen Pengampu:
Maris Setyo Nugroho, M.Eng.
Disusun Oleh:
Taufiq Aziz
(18505241013)
Taufiq Aziz
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
A. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1. Tujuan Praktikum ...................................................................... 1
2. Manfaat ........................................................................................ 1
3. Capaian Pembelajaran ............................................................... 1
4. Job Safety Analysis (JSA)............................................................ 2
B. DASAR TEORI ................................................................................. 4
1. Definisi Praktikum ...................................................................... 5
2. Spesifikasi Material ..................................................................... 7
3. Kegunaan Material ..................................................................... 7
4. Metode Pengujian ....................................................................... 8
5. Hasil Praktikum .......................................................................... 8
C. METODE PENGUJIAN ................................................................... 9
1. Alat dan Bahan ............................................................................ 9
2. Langkah Kerja ............................................................................ 14
3. Flow Chart Pengujian ................................................................. 16
4. Setting Pengujian ........................................................................ 18
D. HASIL PENGUJIAN ........................................................................ 18
1. Tempat Pengujian ....................................................................... 18
2. Waktu Pengujian ......................................................................... 18
3. Data Hasil Pengujian .................................................................. 19
E. PEMBAHASAN ................................................................................ 22
F. KESIMPULAN .................................................................................. 27
G. KESULITAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM ........................... 28
H. SARAN-SARAN ................................................................................ 28
I. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 29
J. LAMPIRAN ....................................................................................... 30
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Cawan
Gambar 2. Sendok
Gambar 3. Piring
Gambar 4. Termometer
Gambar 5. Penetrometer
Gambar 8. Aspal
Gambar 9. Es Batu
Gambar 12. Grafik nilai penetrasi dan standar deviasi benda uji IA
Gambar 13. Grafik nilai penetrasi dan standar deviasi benda uji IIA
Gambar 14. Grafik nilai penetrasi dan standar deviasi benda uji IR
Gambar 15. Grafik nilai penetrasi dan standar deviasi benda uji IIR
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Job Safety Analysis (JSA)
Tabel 10. Perbandingan Hasil Uji dengan Standar Deviasi Aspal Recycle
A. PENDAHULUAN
1. Tujuan Praktikum
Tujuan yang akan didapatkan dengan melakukan pengujian ini
adalah sebagai berikut :
a) Mahasiswa dapat menentukan kekerasan aspal yang telah diuji
penetrasi aspal dengan penetrometer.
b) Mahasiswa dapat memahami prosedur pelaksanaan penetrasi aspal.
c) Pengujian penetrasi aspal dapat digunakan sebagai acuan di lapangan.
d) Mahasiswa dapat mengetahui mutu aspal dan nilai penetrasi aspal.
e) Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi nilai
penetrasi aspal.
f) Mahasiswa dapat mengetahui standar penetrasi aspal.
2. Manfaat
Manfaat Praktikum ini selanjutnya dapat digunakan dalam hal
pengendalian mutu aspal atau teruntuk keperluan pembangunan,
pengingkatan, atau pemeliharaan jalan. Selain itu, pengujian praktikum
penetrasi ini dapat digunakan untuk mengukur konsistensi aspal. Nilai
penetrasi yang tinggi menunjukan konsistensi aspal yang lebih lunak.
Dan nilai penetrasi yang rendah menunjukkan konsistensi aspal yang
keras.
3. Capaian Pembelajaran
1. Mampu mengukur konsistensi aspal yang diuji, apabila nilai
penetrasi tinggi menunjukkan konsistensi aspal yang lebih lunak.
2. Mampu mengetahui prosedur pengujian yang sesuai standar yang
digunakan.
3. Mengetahui perbedaan nilai penetrasi aspal baru dengan aspal
recycle.
4. Mampu menganalisis hambatan pengujian untuk mendapat hasil
pengujian yang akurat.
4. Job Safety Analysis
Job Safety Analysis (JSA) merupakan salah satu cara untuk
mencegah kecelakaan di tempat kerja adalah dengan menetapkan dan
menyusun prosedur pekerjaan dari mulai persiapan sampai dengan
finishing pekerjaan tersebut. Pada praktikum pengujian penetrasi aspal
kali ini juga dibuat JSA yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi
bahaya, dan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja saat proses
pengujian berlangsung. Berikut Job Safety Analysis dari pengujian
penetrasi aspal.
Tabel 1. Job Safety Analysis (JSA)
4. Wearpack
5. Sepatu
Mengetahui,
Dosen Pengampu
B. DASAR TEORI
1. Definisi Praktikum/Bahan
Permukaan jalan raya diharapkan dapat memberikan rasa aman,
nyaman dan ekonomis. Kekesatan permukaan jalan (skid resistance)
memberikan tahanan gesek (friction) yang dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti variasi bentuk permukaan dan kondisi ban,
tekstur permukaaan jalan dan kondisi cuaca yang dapat berubah – ubah.
Aspal merupakan bahan pengikat aggregat yang mutu dan
jumlahnya sangat menentukan keberhasilan sutu campuran beraspal
yang merupakan bahan jalan. Salah satu jenis pengujian dalam
menentukan persyaratan mutu aspal adalah penetrasi aspal yang
merupakan sifat rheologi aspal yaitu kekerasan aspal. Hasil pengujian
ini selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian mutu aspal atau
untuk keperluan pembangunan, peningkatan atau pemeliharaan jalan.
(RSNI 06-2456-19 : iii)
Penetrasi aspal adalah suatu pengujian yang digunakan untuk
menentukan nilai penetrasi aspal sehingga dapat diketahui mutunya.
Pengujian penetrasi aspal ini menggunakan alat yang bernama
penetrometer. Pengujian ini sangat dioengaruhi oleh faktor berat beban
total, ukuran sudut dan kehalusan permukaan jarum, temperatur dan
waktu. Oleh karena itu, perlu disusun dengan rinci ukuran, persyaratan
dan batasan peralatan, waktu dan beban yang digunakan dalam
penentuan penetrasi aspal. (RSNI 06-2456-1991 : iii)
2. Spesifikasi Material
Aspal cement pada temperatur ruang (25oC – 30oC) berbentuk padat.
Aspal semen terdiri dari beberapa jenis tergantung pada proses
pembuatanyya dan jenis minya bumi asalnya. Pengelompokan aspal
semen dapat berdasarkan penetrasi pada temperatur 25oC ataupun
berdasarkan nilai viskositanya.
Pembagian kekerasan dan kekenyalan aspal, yaitu sebagai berikut :
1) Aspal pen 40/50 : bila jarum penetrasi benda pada range (40 – 59)
a) Jalan dengan volume lalu lintas tinggi.
b) Daerah dengan cuaca iklim panas.
2) Aspal pen 60/70 : bila jarum penetrasi benda pada range (60 – 79)
a) Jalan dengan volume lalu lintas sedang atau tinggi.
b) Daerah dengan cuaca iklim panas.
3) Aspal pen 85/100 : bila jarum penetrasi benda pada range (85 – 100)
a) Jalan dengan volume lalu lintas sedang/rendah.
b) Daerah dengan cuaca iklim dingin.
4) Aspal pen 120/150 : bila jarum penetrasi benda pada range (120 – 150)
a) Jalan dengan volume lalu lintas rendah.
b) Daerah dengan cuaca iklim dingin.
5) Aspal pen 200/300 : bila jarum penetrasi benda pada range (200 – 300)
a) Jalan dengan volume lalu lintas sangat rendah.
b) Daerah dengan cuaca iklim sangat dingin.
Dengan :
SD = Standar Deviasi
∑
X= ...................................................... (2)
X = Rata – rata
X = Nilai sampel
= Jumlah sampel
Dan Koefisien Varian dalam persen :
KV = 100%..................................... (3)
Dengan :
KV = Koefisien Varian
(Sumber : Harinaldi, 2005 : 67)
Menurut RSNI S-1-2003, ada persyaratan terkait dengan aspal
keras berdasarkan penetrasi.
Tabel 3. Persyaratan Aspal Keras Berdasarkan Penetrasi
Persyaratan
Jenis
No Satuan Metode Pen Pen Pen Pen
Pengujian Pen 80
40 60 120 200
3. Kegunaan Material
1. Aspal berfungsi untuk mengikat batu-batuan supaya tidak terlepas
dari permukaan jalan, baik disebabkan oleh lalu-lintas maupun
genangan air.
2. Aspal juga berguna sebagai bahan pelapis jalan dan bahan pengikat
agregat.
3. Aspal bermanfaat pula sebagai bahan pengisi ruang kosong yang
terdapat di antara susunan agregat kasar, agregat halus, dan filler
pada lapisan-lapisan perkerasan jalan aspal.
4. Metode Pengujian
Cara uji penetrasi aspal ini mencakup penentuan nilai
penetrasi dari bahan-bahan bitumen semi-solid dan solid. Jarum –
jarum penetrasi, cawan dan kondisi pengujian dijelaskan pada cara
uji ini untuk menentukan nilai penetrasi sampai dengan 500. Cara
uji ini tidak mencakup masalah keselamatan yang berhubungan
dengan penggunaannya. Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja
serta penerapannya menjadi tanggungjawab pengguna. (SNI
2432:2011 : 1).
5. Hasil Praktikum
Data diambil dari hasil pengujian penetrasi aspal tahun 2018
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY atas
nama Anno Mahfuda. Dari pengujian didapat hasil sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil Pengujian Penetrasi Aspal
No Nilai Penetrasi Waktu (detik) Suhu (˚C)
(mm/gr/det)
1 30,5 5,9 25
2 51 5,75 25
No Nilai Penetrasi Waktu (detik) Suhu (˚C)
(mm/gr/det)
3 42 6,06 25,8
C. METODE PENGUJIAN
1. Alat dan Bahan
Dalam pelaksanaan praktikum penetrasi aspal, maka diperlukan
kebutuhan alat dan bahan sebagai penunjang berlangsungnya proses
praktikum, antara lain :
a) Peralatan Pengujian
1) Cawan
Alat cawan yang digunakan di laboratorium konstruksi jalan
di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan sudah
memadai karena alat yang digunakan tersebut baru. Sehingga saat
melaksanakan pengujian penetrasi, cawan tidak kotor dengan aspal.
Fungsi dari cawan ini adalah untuk menaruh bahan uji berupa aspal.
Gambar 1. Cawan
(Sumber : Laporan Terdahulu, 2020)
2) Sendok
Sendok ini digunakan untuk mengaduk aspal yang sedang
dipanaskan di atas kompor listrik, agar aspal dapat mencair secara
keseluruhan.
Gambar 2. Sendok
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2021)
3) Piring
Merupakan wadah untuk merendam cawan yang ada bahan
aspalnya, untuk menjaga suhu agar tidak jauh dari 25oC ± 0,1oC
menggunakan es batu di sekeliling luar cawan.
Gambar 3. Piring
(Sumber : Laporan Terdahulu, 2020)
4) Termometer
Termometer yang digunakan untuk mengukur suhu benda uji
harus kalibrasi dengan maksimum kesalahan skala tidak melebihi
0,1oC atau dapat juga digunakan pembagian skala termometer yang
lain yang sama ketelitiannya dan kepekaannya.
Gambar 4. Termometer
(Sumber : Laporan Terdahulu, 2020)
5) Penetrometer
c
d
Gambar 5. Penetrometer
(Sumber : Laporan Terdahulu, 2020)
Keterangan :
a = Arloji
b = Tombol Peluncur
c = Jarum
d = Tempat Uji
6) Gunting Cawan
Alat ini digunakan untuk menjepit piring/cawan yang berisi
aspal yang telah dipanasi untuk di pindahkan ke tempat lain.
7) Kompor Listrik
Alat ini digunakan untuk memanaskan aspal yang berada di
cawan, hingga aspal mencair atau hingga suhu 110oC.
Gambar 8. Aspal
(Sumber : Laporan Terdahulu, 2020)
2) Es Batu
Bahan ini digunakan untuk menurunkan suhu aspal di dalam cawan
hingga 25oC, sebelum dilakukan pengujian penetrasi.
Gambar 9. Es Batu
(Sumber : Laporan Terdahulu, 2020)
3) Air
Air digunakan untuk bahan dalam proses penurunan suhu aspal
dalam cawan, dengan dicampur es batu.
2. Langkah Kerja
Mulai
A
A
Suhu dipermukaan aspal diukur ketika aspal sudah mencair dan sudah
tidak berbuih yaitu sekitar 110 ± 5°C. Kemudian catat waktunya
Selesai
Mulai
B
B
Selesai
4. Setting Pengujian
Sebelum dilakukan pengujian, peralatan harus disetting terlebih
dahulu agar lebih efisien:
a) Penetrometer diletakkan di atas meja kerja yang rata, kemudian
diatur ketinggian pemegang jarum agar jarum dapat dipasang
dengan baik.
b) Jarum penetrasi dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan.
c) Pada pemegang jarum diberi pemberat 50 gram agar berat total
menjadi 100 gram ± 0,1 gram.
d) Posisi penetrometer diukur dengan waterpass untuk melihat
kerataannya.
D. HASIL PENGUJIAN
1. Tempat Pengujian
Laboratorium Konstruksi Jalan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan
Perncanaan FT UNY
2. Waktu Pengujian
Hari/tanggal : Selasa/2 Maret 2020
Waktu Praktikum : 10.50 - selesai
3. Data Hasil Pengujian
1) Menghitung Varian
∑| |
Rumus = =
!
∑ 18,62
"# = = 9,31
3−1
∑ 50,64
""# = = 25,32
3−1
∑ 56
", = = 28
3−1
∑ 10,66
"", = = 5,33
3−1
IIA1 51 Memenuhi
IR3 41 Memenuhi
IIR1 47 Memenuhi
IIR3 47 Memenuhi
E. PEMBAHASAN
Penetrasi aspal adalah suatu pengujian yang digunakan untuk
menentukan nilai penetrasi aspal sehingga dapat diketahui mutunya.
Pengujian penetrasi aspal ini menggunakan alat yang bernama
penetrometer. Pengujian ini sangat dioengaruhi oleh faktor berat beban
total, ukuran sudut dan kehalusan permukaan jarum, temperatur dan waktu.
Oleh karena itu, perlu disusun dengan rinci ukuran, persyaratan dan batasan
peralatan, waktu dan beban yang digunakan dalam penentuan penetrasi
aspal.
1. Pembahasan Hasil Praktikum
Berdasarkan analisis data nilai penetrasi dan standar deviasi
diperoleh grafikhubungan antara standar deviasi dan nilai penetrasi dari
masing-masing titik pengujian aspal benda uji 1A.
51
51
simpang maksimum 50,05
48
Nilai penetrasi
47 47
45 Simpang bawah 43,95
42
39
1 2 3
titik pengujian
Gambar 12. Grafik nilai penetrasi dan standar deviasi benda uji IA
48
Nilai penetrasi
45 47 47
39
1 2 3
titik pengujian
Gambar 13. Grafik nilai penetrasi dan standar deviasi benda uji IIA
51
51
Simpang maksimum 50,29
48 47
Nilai penetrasi
47
45
42
simpang minimum 39,71
39
1 2 3
titik pengujian
Gambar 14. Grafik nilai penetrasi dan standar deviasi benda uji IR
48 47 47
45
Simpang minimum 43,04
42
39
1 2 3
titik pengujian
Gambar 15. Grafik nilai penetrasi dan standar deviasi benda uji IIR
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian penetrasi yang sudah dilakukan, maka dapat
disimpulkan, bahwa :
1. Penetrasi merupakan suatu pengujian yang sangat penting itu dikarenakan
penetrasi dapat menunjukan mutu suatu aspal. Pengujian ini ditujukan
untuk menentukan kekerasan dan kelembekan suatu aspal. Semakin besar
angka penetrasi makin lembek aspal tersebut dan sebaliknya semakin kecil
angka penetrasi maka aspal tersebut semakin keras.
2. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan kelompok kami dari
pengujian, didapat nilai penetrasi sebagai berikut :
a) Nilai rata – rata hasil penetrasi IA adalah 43,66
b) Nilai rata – rata hasil penetrasi IIA adalah 45,33
c) Nilai rata – rata hasil pengujian penetrasi IR adalah 45
d) Nilai rata – rata hasil pengujian penetrasi IIR adalah 48,33
3. Dari hasilpengujian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa sebagian hasil
pengujian masih belum memenuhi kriteria aspal AC pen 40/50. Kesalahan
ini mungkin dapat terjadi karena kurang teliti pada saat melakukan
pengujian penetrasi aspal ataupun kurang teliti dalam menganalisis data.
G. KESULITAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Untuk kesulitan dalam proses pelaksanaan praktikum,mungkin
penulis tidak dapat menjabarkannya karena pada masa pandemiinikuliah
praktikum dilaksanakan secara daring sehingga mahasiswa hanya diberikan
data hasil pengujian.
H. SARAN-SARAN
Melihat dari laporanpengujianterdahulu, rata-rata hasil
pengujiannya masih belum memenuhi standar penetrasi aspal yang
diinginkan. Oleh karena itu, untuk pengujian selanjutnya (jika praktikum
dilaksanakan secara luring) diharapkan mahasiswa lebih teliti dalam proses
pengujianagar didapatkan data yang valid.
Untuk pihak kampus tentu diharapkan selalu mengecek keadaan alat
praktikum supaya alat praktikum tetap dalam keadaan normal dan dapat
digunakan mahasiswa untuk praktik. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
penyimpangandata hasil pengujian akibat kerusakan pada alat praktikum.
Untuk mahasiswa juga harus tetap melaksanakan K3LH selama
kegiatan praktikum berlangsung. Hal ini tentu bertujuan demi keamanan,
keselamatan, dan kenyamanan bersama ketika praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA