Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM KONSTRUKSI JALAN

PENGUJIAN PENETRASI ASPAL

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Jalan Raya di
Laboraturium Jalan Raya

Mata Kuliah:

Konstruksi Jalan Raya

Dosen Pengampu:
Maris Setyo Nugroho, M.Eng.

Disusun Oleh:
Taufiq Aziz
(18505241013)

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, hidayah


dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Konstruksi Jalan ini. Praktikum Konstruksi Jalan bertujuan
agar mahasiswa memiliki gambaran tentang keguanaan dan manfaat di
dalam suatu pekerjaan di lapangan. Pada kesempatan ini ijinkanlah kami
mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang telah tulus dan
memberikan bantuannya kepada kami yaitu:

1. Maris Setyo Nugroho, M.Eng selaku Dosen Pengampu


yang selalu membimbing kami.
2. Teman-teman kelas A 2018 terkhusus kelas A1 yang telah
memberikan bantuannya dan masukannya dalam pembuatan
laporan ini.
3. Semua pihak yang telah mendukung dan memberi bantuan
dalam proses Praktikum Konstruksi Jalan tersebut sehingga
dapat berjalan dengan lancar.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan dapat


menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah
SWT dan pembuatan laporan Prakrikum Konstruksi Jalan ini tentunya
masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat mendorong dan membangun
sangat kami harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kami
mahasiswa khususnya, bagi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan
Perencanaan dan semua pihak pada umumnya.

Bandar Lampung, 03 Maret 2021

Taufiq Aziz
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv

A. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1. Tujuan Praktikum ...................................................................... 1
2. Manfaat ........................................................................................ 1
3. Capaian Pembelajaran ............................................................... 1
4. Job Safety Analysis (JSA)............................................................ 2
B. DASAR TEORI ................................................................................. 4
1. Definisi Praktikum ...................................................................... 5
2. Spesifikasi Material ..................................................................... 7
3. Kegunaan Material ..................................................................... 7
4. Metode Pengujian ....................................................................... 8
5. Hasil Praktikum .......................................................................... 8
C. METODE PENGUJIAN ................................................................... 9
1. Alat dan Bahan ............................................................................ 9
2. Langkah Kerja ............................................................................ 14
3. Flow Chart Pengujian ................................................................. 16
4. Setting Pengujian ........................................................................ 18
D. HASIL PENGUJIAN ........................................................................ 18
1. Tempat Pengujian ....................................................................... 18
2. Waktu Pengujian ......................................................................... 18
3. Data Hasil Pengujian .................................................................. 19
E. PEMBAHASAN ................................................................................ 22
F. KESIMPULAN .................................................................................. 27
G. KESULITAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM ........................... 28
H. SARAN-SARAN ................................................................................ 28
I. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 29
J. LAMPIRAN ....................................................................................... 30
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Cawan

Gambar 2. Sendok

Gambar 3. Piring

Gambar 4. Termometer

Gambar 5. Penetrometer

Gambar 6. Gunting Cawan

Gambar 7. Kompor Listrik

Gambar 8. Aspal

Gambar 9. Es Batu

Gambar 10. Flowchart Persiapan Aspal

Gambar 11. Flowchart Penetrasi Aspal

Gambar 12. Grafik nilai penetrasi dan standar deviasi benda uji IA

Gambar 13. Grafik nilai penetrasi dan standar deviasi benda uji IIA

Gambar 14. Grafik nilai penetrasi dan standar deviasi benda uji IR

Gambar 15. Grafik nilai penetrasi dan standar deviasi benda uji IIR
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Job Safety Analysis (JSA)

Tabel 2. Ketentuan Perbedaan Nilai Penetrasi yang Tertinggi Dengan yang


Terendah
Tabel 3. Persyaratan Aspal Keras Berdasarkan Penetrasi

Tabel 4. Hasil Pengujian Penetrasi Aspal

Tabel 5. Hasil Pengujian Penetrasi Aspal Recycle 1

Tabel 6. Hasil Pengujian Penetrasi Aspal Recycle 2

Tabel 7. Data Hasil Pengujian

Tabel 8. Hasil Perhitungan

Tabel 9. Perbandingan Hasil Uji dengan Standar Deviasi

Tabel 10. Perbandingan Hasil Uji dengan Standar Deviasi Aspal Recycle
A. PENDAHULUAN
1. Tujuan Praktikum
Tujuan yang akan didapatkan dengan melakukan pengujian ini
adalah sebagai berikut :
a) Mahasiswa dapat menentukan kekerasan aspal yang telah diuji
penetrasi aspal dengan penetrometer.
b) Mahasiswa dapat memahami prosedur pelaksanaan penetrasi aspal.
c) Pengujian penetrasi aspal dapat digunakan sebagai acuan di lapangan.
d) Mahasiswa dapat mengetahui mutu aspal dan nilai penetrasi aspal.
e) Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi nilai
penetrasi aspal.
f) Mahasiswa dapat mengetahui standar penetrasi aspal.

2. Manfaat
Manfaat Praktikum ini selanjutnya dapat digunakan dalam hal
pengendalian mutu aspal atau teruntuk keperluan pembangunan,
pengingkatan, atau pemeliharaan jalan. Selain itu, pengujian praktikum
penetrasi ini dapat digunakan untuk mengukur konsistensi aspal. Nilai
penetrasi yang tinggi menunjukan konsistensi aspal yang lebih lunak.
Dan nilai penetrasi yang rendah menunjukkan konsistensi aspal yang
keras.

3. Capaian Pembelajaran
1. Mampu mengukur konsistensi aspal yang diuji, apabila nilai
penetrasi tinggi menunjukkan konsistensi aspal yang lebih lunak.
2. Mampu mengetahui prosedur pengujian yang sesuai standar yang
digunakan.
3. Mengetahui perbedaan nilai penetrasi aspal baru dengan aspal
recycle.
4. Mampu menganalisis hambatan pengujian untuk mendapat hasil
pengujian yang akurat.
4. Job Safety Analysis
Job Safety Analysis (JSA) merupakan salah satu cara untuk
mencegah kecelakaan di tempat kerja adalah dengan menetapkan dan
menyusun prosedur pekerjaan dari mulai persiapan sampai dengan
finishing pekerjaan tersebut. Pada praktikum pengujian penetrasi aspal
kali ini juga dibuat JSA yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi
bahaya, dan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja saat proses
pengujian berlangsung. Berikut Job Safety Analysis dari pengujian
penetrasi aspal.
Tabel 1. Job Safety Analysis (JSA)

No. Dok : 1-JSA


No. Rev :
JOB SAFETY ANALYSIS
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK Tgl. Rilis :
SIPIL DAN PERENCANAAN

No Praktik : 001/JSA/II/2021 Pelaksana :( 18505241002) M. Riski Agung

Nama Praktikum : Penetrasi Aspal (18505241008) Tri Utami

Pengawas : Kimin Triyono (18505241013) Taufiq Aziz

APD : 1. Masker (18505241016) Hamid Imam S

2. Helm (18505241020) Dhea Risma

3. Sarung Tangan Mata Kuliah : Praktikum Konstruksi Jalan

4. Wearpack

5. Sepatu

No Urutan Kerja Potensi Bahaya Upaya Pengendalian

1 Memasuki ruang 1. Terpeleset jika lantai 1. Memastikan lantai bersih


laboratorium, terdapat genangan air dari genangan air, jika
menggunakan APD, 2. Tersandung oleh masih terdapat genangan
dan protokol komponen praktikum air maka dibersihkan
kesehatan COVID-19 dan beda tinggi lantai di menggunakan lap
sebelum dilewati.
area sekitar 2. Memasuki laboratorium
laboratorium dengan berhati-hati,
tidak terburu-buru, dan
tertib. Kemudian
menggunakan sepatu
safety agar kaki tidak
terluka saat jatuh
2 Menyiapkan alat dan Anggota tubuh tertimpa Membawa alat dengan hati-
bahan alat yang akan digunakan hati, tidak terburu-buru.
dalam praktikum Menggunakan APD lengkap
3 Pemindahan 1. Anggota tubuh terkena 1. Fokus dan waspada saat
Material/Persiapan percikan aspal panas praktikum berlangsung
Benda Uji 2. Anggota tubuh terkena 2. Menggunakan APD
a. Mengambil sampel alat kerja lengkap agar terhindar
aspal dari wadah 3. Asap pemanasan aspal dari lelehan aspal
penampung yang menyebabkan 3. Menggunakan masker,
b. Memanaskan aspal sesak nafas dan usahakan melakukan
sampai meleleh praktikum pada ruangan
c.Menuangkan lelehan yang berventilasi atau
aspal pada cawan memiliki sirkulasi yang
4 a. Mempersiapkan 1. Anggota tubuh 1. Meningkatkan
Sampel Uji tertimpa alat uji konsentrasi dan
b. Melakukan setting 2. Tangan terkena jarum kewaspadaan ketika
alat penetrasi & uji penetrasi pada saat praktikum berlangsung
penetrometer setting alat 2. Menggunakan APD
c. Melakukan praktik lengkap dan memastikan
penetrasi aspal APD dapat berfungsi
dengan baik dan normal
untuk meminimalisir
kecelakaan kerja
5 Tahap Pembersihan 1. Anggota tubuh terkena 1. meningkatkan fokus dan
a. Membersihkan panas aspal limbah kewaspadaan walaupun
seluruh alat yang pengujian sudah masuk tahap
telah digunakan 2. Anggota tubuh pembersihan
selama praktikum tertimpa atau terkena 2. Menggunakan APD
b. Merapikan alat praktikum dan lengkap sampai
kembali area kerja tersandung komponen pekerjaan praktikum
yang telah praktikum benar-benar selesai
digunakan untuk untuk meminimalisir
praktikum seperti kecelakaan pada saat
awal kedatangan praktikum berlangsung

Mengetahui,
Dosen Pengampu

Maris Setyo Nugroho, S.Pd., M.Eng.


NIP. 199101112019031011

B. DASAR TEORI
1. Definisi Praktikum/Bahan
Permukaan jalan raya diharapkan dapat memberikan rasa aman,
nyaman dan ekonomis. Kekesatan permukaan jalan (skid resistance)
memberikan tahanan gesek (friction) yang dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti variasi bentuk permukaan dan kondisi ban,
tekstur permukaaan jalan dan kondisi cuaca yang dapat berubah – ubah.
Aspal merupakan bahan pengikat aggregat yang mutu dan
jumlahnya sangat menentukan keberhasilan sutu campuran beraspal
yang merupakan bahan jalan. Salah satu jenis pengujian dalam
menentukan persyaratan mutu aspal adalah penetrasi aspal yang
merupakan sifat rheologi aspal yaitu kekerasan aspal. Hasil pengujian
ini selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian mutu aspal atau
untuk keperluan pembangunan, peningkatan atau pemeliharaan jalan.
(RSNI 06-2456-19 : iii)
Penetrasi aspal adalah suatu pengujian yang digunakan untuk
menentukan nilai penetrasi aspal sehingga dapat diketahui mutunya.
Pengujian penetrasi aspal ini menggunakan alat yang bernama
penetrometer. Pengujian ini sangat dioengaruhi oleh faktor berat beban
total, ukuran sudut dan kehalusan permukaan jarum, temperatur dan
waktu. Oleh karena itu, perlu disusun dengan rinci ukuran, persyaratan
dan batasan peralatan, waktu dan beban yang digunakan dalam
penentuan penetrasi aspal. (RSNI 06-2456-1991 : iii)

2. Spesifikasi Material
Aspal cement pada temperatur ruang (25oC – 30oC) berbentuk padat.
Aspal semen terdiri dari beberapa jenis tergantung pada proses
pembuatanyya dan jenis minya bumi asalnya. Pengelompokan aspal
semen dapat berdasarkan penetrasi pada temperatur 25oC ataupun
berdasarkan nilai viskositanya.
Pembagian kekerasan dan kekenyalan aspal, yaitu sebagai berikut :
1) Aspal pen 40/50 : bila jarum penetrasi benda pada range (40 – 59)
a) Jalan dengan volume lalu lintas tinggi.
b) Daerah dengan cuaca iklim panas.
2) Aspal pen 60/70 : bila jarum penetrasi benda pada range (60 – 79)
a) Jalan dengan volume lalu lintas sedang atau tinggi.
b) Daerah dengan cuaca iklim panas.
3) Aspal pen 85/100 : bila jarum penetrasi benda pada range (85 – 100)
a) Jalan dengan volume lalu lintas sedang/rendah.
b) Daerah dengan cuaca iklim dingin.
4) Aspal pen 120/150 : bila jarum penetrasi benda pada range (120 – 150)
a) Jalan dengan volume lalu lintas rendah.
b) Daerah dengan cuaca iklim dingin.
5) Aspal pen 200/300 : bila jarum penetrasi benda pada range (200 – 300)
a) Jalan dengan volume lalu lintas sangat rendah.
b) Daerah dengan cuaca iklim sangat dingin.

Aspal semen dengan penetrasi rendah digunakan di daerah


bercuaca panas atau lalu lintas dengan volume tinggi, sedangkan
aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah
bercuaca dingin atau lalu lintas volume rendah. Berdasarkan SNI
2456 - 2011 nilai penetrasi dinyatakan sebagai rata rata sekurang
kurangnya dari tiga pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil
pembacaan tidak melampaui ketentuan seperti tabel 2.

Tabel 2. Ketentuan Perbedaan Nilai Penetrasi Yang Tertinggi


Dengan Yang Terendah
Penetrasi 0-49 50-149 150-249 250-500
Maksimum perbedaan nilai
penetrasi antara yang
1 4 12 20
tertinggi dengan yang
terendah
(Sumber : SNI 2456 – 2011 : 7)

Perhitungan standar deviasi terhadap sampel dari data populasi dan


menggunakannya untuk apakah sampel data tersebut mewakili seluruh
populasi. Rumus standar deviasi adalah sebagai berikut :
Ʃ| |²
SD = …...................................... (1)

Dengan :
SD = Standar Deviasi

X= ...................................................... (2)

X = Rata – rata
X = Nilai sampel
= Jumlah sampel
Dan Koefisien Varian dalam persen :
KV = 100%..................................... (3)

Dengan :
KV = Koefisien Varian
(Sumber : Harinaldi, 2005 : 67)
Menurut RSNI S-1-2003, ada persyaratan terkait dengan aspal
keras berdasarkan penetrasi.
Tabel 3. Persyaratan Aspal Keras Berdasarkan Penetrasi
Persyaratan
Jenis
No Satuan Metode Pen Pen Pen Pen
Pengujian Pen 80
40 60 120 200

Penetrasi, SNI 06-


40- 120- 200-
1 25oC, 100 0,01 mm 2456- 60-79 80-99
59 150 300
gr, 5 detik 1991

(Sumber : RSNI S-1-2003 : 2)

3. Kegunaan Material
1. Aspal berfungsi untuk mengikat batu-batuan supaya tidak terlepas
dari permukaan jalan, baik disebabkan oleh lalu-lintas maupun
genangan air.
2. Aspal juga berguna sebagai bahan pelapis jalan dan bahan pengikat
agregat.
3. Aspal bermanfaat pula sebagai bahan pengisi ruang kosong yang
terdapat di antara susunan agregat kasar, agregat halus, dan filler
pada lapisan-lapisan perkerasan jalan aspal.
4. Metode Pengujian
Cara uji penetrasi aspal ini mencakup penentuan nilai
penetrasi dari bahan-bahan bitumen semi-solid dan solid. Jarum –
jarum penetrasi, cawan dan kondisi pengujian dijelaskan pada cara
uji ini untuk menentukan nilai penetrasi sampai dengan 500. Cara
uji ini tidak mencakup masalah keselamatan yang berhubungan
dengan penggunaannya. Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja
serta penerapannya menjadi tanggungjawab pengguna. (SNI
2432:2011 : 1).

5. Hasil Praktikum
Data diambil dari hasil pengujian penetrasi aspal tahun 2018
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY atas
nama Anno Mahfuda. Dari pengujian didapat hasil sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil Pengujian Penetrasi Aspal
No Nilai Penetrasi Waktu (detik) Suhu (˚C)
(mm/gr/det)
1 30,5 5,9 25
2 51 5,75 25
No Nilai Penetrasi Waktu (detik) Suhu (˚C)
(mm/gr/det)
3 42 6,06 25,8

Tabel 5. Hasil Pengujian Penetrasi Aspal Recycle 1


No Nilai Penetrasi Waktu (detik) Suhu (˚C)
(mm/gr/det)
1 73 5,53 23
2 73 5,36 24,2
3 60 6,56 24,8
Tabel 6. Hasil Pengujian Penetrasi Aspal Recycle 2
No Nilai Penetrasi Waktu (detik) Suhu (˚C)
(mm/gr/det)
1 71,5 5,01 25
2 87 5,02 25,8
3 88 6,02 25,8

Dari pengujian yang telah dilakukan Nilai penetrasi rata-rata


yang diperoleh pada pengujian pertama, pengujian kedua, dan
pengujian ketiga yang telah dilakukan, masig-masing adalah 41,17
mm/gr/detik, 68,67 mm/gr/detik, dan 82,17 mm/gr/detik. Diperoleh
rata-rata hasil penetrasi sebesar 64,00 mm/gr/detik. Mengacu pada
dasar teori mengenai pembagian kekerasan dan kekenyalan aspal,
aspal benda uji tersebut termasuk ke dalam tipe aspal yang
digunakan untuk perkerasan jalan dengan volume lalu lintas sedang
atau tinggi pada daerah beriklim panas. Dan perbedaan nilai
penetrasi yang tertinggi dengan yang terendah dari pengujian ini
adalah 2, sehingga pelaksanaan pengujian dapat dinyatakan kurang
baik.

C. METODE PENGUJIAN
1. Alat dan Bahan
Dalam pelaksanaan praktikum penetrasi aspal, maka diperlukan
kebutuhan alat dan bahan sebagai penunjang berlangsungnya proses
praktikum, antara lain :
a) Peralatan Pengujian
1) Cawan
Alat cawan yang digunakan di laboratorium konstruksi jalan
di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan sudah
memadai karena alat yang digunakan tersebut baru. Sehingga saat
melaksanakan pengujian penetrasi, cawan tidak kotor dengan aspal.
Fungsi dari cawan ini adalah untuk menaruh bahan uji berupa aspal.

Gambar 1. Cawan
(Sumber : Laporan Terdahulu, 2020)
2) Sendok
Sendok ini digunakan untuk mengaduk aspal yang sedang
dipanaskan di atas kompor listrik, agar aspal dapat mencair secara
keseluruhan.

Gambar 2. Sendok
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2021)
3) Piring
Merupakan wadah untuk merendam cawan yang ada bahan
aspalnya, untuk menjaga suhu agar tidak jauh dari 25oC ± 0,1oC
menggunakan es batu di sekeliling luar cawan.
Gambar 3. Piring
(Sumber : Laporan Terdahulu, 2020)

4) Termometer
Termometer yang digunakan untuk mengukur suhu benda uji
harus kalibrasi dengan maksimum kesalahan skala tidak melebihi
0,1oC atau dapat juga digunakan pembagian skala termometer yang
lain yang sama ketelitiannya dan kepekaannya.

Gambar 4. Termometer
(Sumber : Laporan Terdahulu, 2020)
5) Penetrometer

Di laboratorium Jurusan Pendidkan Teknik Sipil UNY,


sudah tersedia penetrometer yang berjumlah 2 buah. Untuk alat ini
merupakan penetrometer manual yang memerlukan stopwatch
untuk mengukur waktu saat dilakukan uji penetrasi. Untuk berat
beban yang tersedia yaitu 50 gram dan 100 gram. Pada pengujian
ini digunakan berat beban 50 gram.
a

c
d

Gambar 5. Penetrometer
(Sumber : Laporan Terdahulu, 2020)

Keterangan :
a = Arloji
b = Tombol Peluncur
c = Jarum
d = Tempat Uji
6) Gunting Cawan
Alat ini digunakan untuk menjepit piring/cawan yang berisi
aspal yang telah dipanasi untuk di pindahkan ke tempat lain.

Gambar 6. Gunting Cawan


(Sumber : Laporan Terdahulu, 2020)

7) Kompor Listrik
Alat ini digunakan untuk memanaskan aspal yang berada di
cawan, hingga aspal mencair atau hingga suhu 110oC.

Gambar 7. Kompor Listrik


(Sumber : Laporan Terdahulu, 2020)
b) Bahan
1) Aspal
Aspal merupakan bahan utama yang digunakan untuk
pengujian pemanasan dan penetrasi aspal.

Gambar 8. Aspal
(Sumber : Laporan Terdahulu, 2020)
2) Es Batu
Bahan ini digunakan untuk menurunkan suhu aspal di dalam cawan
hingga 25oC, sebelum dilakukan pengujian penetrasi.

Gambar 9. Es Batu
(Sumber : Laporan Terdahulu, 2020)

3) Air
Air digunakan untuk bahan dalam proses penurunan suhu aspal
dalam cawan, dengan dicampur es batu.

2. Langkah Kerja

Langkah kerja yang harus dilakukan dalam praktikum pengujian


penetrasi aspal ini adalah:
a) Persiapan Aspal
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Cawan diisi aspal masing - masing sebanyak 2/3 tinggi cawan
3. Aspal dipanaskan dengan kompor listrik
4. Agar cawan tidak rusak, dapat digunakan piring sebagai
bawahan dari cawan
5. Aspal diaduk hingga cair dan dipantau suhunya dengan
termometer hingga 105oC
6. Dicatat suhu dan waktunya
7. Aspal di simpan di tempat datar dan diamkan.
b) Penetrasi Aspal
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Air dimasukkan ke dalam piring, kemudian ditambahkan es
batu dan air
3. Cawan yang berisi aspal direndam dalam air yang sudah diberi
es batu untuk membuat suhu turun hingga 25oC.
4. Jika suhu aspal sudah mencapai titik yang ditentukan, cawan
dapat diangkat dari piring air es.
5. Sebelum dilakukan pengujian penetrasi, jarum dibersihkan
dari kotoran yang menempel pada jarum
6. Pemberat 50 gram diletakkan di atas jarum penetrasi dan titik
yang akan diuji ditetapkan
7. Dicek kembali suhu aspal agar tidak lebih dari 25oC±0,1oC.
8. Jarum diturunkan sampai menyentuh permukaan benda uji dan
jarum pada arloji penetrometer diatur menjadi posisi 0.
9. Stopwatch dipersiapkan.
10. Pengunci jarum pada penetrometer dilepas bersamaan dengan
stopwatch dimulai.
11. Stopwatch dimatikan pada detik ke-5 bersamaan dengan jarum
penetrometer dikunci kembali.
12. Hasil dari pengujian ini diamati dan dicatat, termasuk
digambar titik jarum penetrometer diujikan.
13. Dilakukan proses seperti itu hingga satu cawan 3 kali uji.
14. Kemudian diamati, dicatat dan digambar.
3. Flow Chart Pengujian
a. Flow Chart Persiapan Aspal

Mulai

Membaca dan memahami jobsheet serta


prosedur K3

Aspal dimasukkan ke dalam


cawan dengan takaran 2/3 bagian
dari volume cawan Kompor listrik dinyalakan

Suhu ruang diukur

A
A

Aspal dipanaskan bersamaan dengan dinyalakan stopwatch hingga


mencair

Suhu dipermukaan aspal diukur ketika aspal sudah mencair dan sudah
tidak berbuih yaitu sekitar 110 ± 5°C. Kemudian catat waktunya

Aspal didiamkan hingga mengeras kembali untuk diuji penetrasinya

Pelaporan dan house keeping

Selesai

Gambar 10. Flowchart Persiapan Aspal

b. Flow Chart Penetrasi Aspal

Mulai

Membaca dan memahami jobsheet serta


prosedur K3

Mengukur suhu awal benda uji Menyiapkan penetrometer


hingga bisa digunakan
Setengah bagian cawan yang
berisi aspal direndam dalam air
es hingga mencapai suhu 25°C

Benda uji diletakkan dibawah jarum penetrometer

Jarum perlahan-lahan diturunkan sampai jarum menyentuh permukaan


benda uji

B
B

Pemegang jarum segera dilepaskan selama waktu 5 detik, kemudian catat


angka penetrasi pada dial

Pelaporan dan house keeping

Selesai

Gambar 11. Flowchart Penetrasi Aspal

4. Setting Pengujian
Sebelum dilakukan pengujian, peralatan harus disetting terlebih
dahulu agar lebih efisien:
a) Penetrometer diletakkan di atas meja kerja yang rata, kemudian
diatur ketinggian pemegang jarum agar jarum dapat dipasang
dengan baik.
b) Jarum penetrasi dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan.
c) Pada pemegang jarum diberi pemberat 50 gram agar berat total
menjadi 100 gram ± 0,1 gram.
d) Posisi penetrometer diukur dengan waterpass untuk melihat
kerataannya.

D. HASIL PENGUJIAN
1. Tempat Pengujian
Laboratorium Konstruksi Jalan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan
Perncanaan FT UNY

2. Waktu Pengujian
Hari/tanggal : Selasa/2 Maret 2020
Waktu Praktikum : 10.50 - selesai
3. Data Hasil Pengujian

Tabel 7. Data Hasil Pengujian


AC Pen 40/50
Titik Suhu Nilai
Benda Uji
Pentrasi Perendaman Pengujian Penetrasi
1 24,5°C 25°C 43
IA 2 24°C 25°C 41
3 23°C 25°C 47
1 24°C 25°C 51
IIA 2 25°C 25°C 47
3 24°C 25°C 41
1 24°C 25°C 51
IR 2 24°C 25°C 43
3 24°C 25°C 41
1 23°C 25°C 47
IIR 2 26°C 26°C 51
3 24°C 25°C 47

Tabel 8. Hasil Perhitungan


Nilai Penetrasi
Titik Penetrasi − | − | | − |
(Xi)
IA
1 43 -0,63 0,63 0,3969
2 41 -2,66 2,66 7,0756
3 47 3,34 3,34 11,15
Rata-rata ( ) 43,66 0,016 2,21 6,20
IIA
1 51 4,67 4,67 21,80
2 47 0,67 0,67 0,44
3 41 -5,33 5,33 28,40
Rata-rata ( ) 46,33 0,003 3,55 16,88
IR
1 51 -6 6 36
2 43 -2 2 4
3 41 -4 4 16
Rata-rata ( ) 45 4 18,66
IIR
1 47 -1,33 1,33 1,7689
2 51 2,67 2,67 7,1289
3 47 -1,33 1,33 1,7689
Rata-rata ( ) 48,33 1,77 3,55

1) Menghitung Varian
∑| |
Rumus = =
!

∑ 18,62
"# = = 9,31
3−1
∑ 50,64
""# = = 25,32
3−1
∑ 56
", = = 28
3−1
∑ 10,66
"", = = 5,33
3−1

2) Menghitung Standar Deviasi


∑| |
Rumus = - = atau - = √/ 0120
!

-"# = √9,31 = 3,05 -", = √28 = 5,29


-""# = 325,32 = 5,03 -"", = √10,66 = 3,26
3) Menghitung Koefisien Varian
Rumus = 4/ = 100%
3,05
4/"# = 100% = 6,98%
43,66
5,03
4/""# = 100% = 10,85%
46,33
5,29
4/", = 100% = 11,75%
45
3,26
4/"", = 100% = 6,74%
48,32
4) Perbandingan Hasil Uji dengan Standar Deviasi
a. IA
Simpangan Minimum = 43,66 – 3,05 = 40,61
Simpangan Maksimum = 43,66 + 3,05 = 46,71
b. IIA
Simpangan Minimum = 46,33 – 5,03 = 41,3
Simpangan Maksimum = 46,33 + 5,03 = 51,36

Tabel 9. Perbandingan Hasil Uji dengan Standar Deviasi


Nilai Penetrasi Standar Deviasi
No. Keterangan
(mm/gr/det) Minimum Maximum
IA1 43 Memenuhi
IA2 41 Memenuhi
43,95 50,05
47 Tidak
IA3
Memenuhi

Nilai Penetrasi Standar Deviasi


Keterangan
No. (mm/gr/det) Minimum Maximum

IIA1 51 Memenuhi

IIA2 47 41,33 51,36 Memenuhi


41 Tidak
IIA3
Memenuhi
5) Perbandingan Hasil Uji dengan Aspal Recycle
IR
Simpangan Minimum = 45 – 5,29 = 39,71
Simpangan Maksimum = 45 + 5,29 = 50,29
IIR
Simpangan Minimum = 48,33 – 5,29 = 43,04
Simpangan Maksimum = 48,33 + 5,29 = 53,62

Tabel 10. Perbandingan Hasil Uji dengan Standar Deviasi


Aspal Recycle
Nilai Penetrasi Standar Deviasi
No. Keterangan
(mm/gr/det) Minimum Maximum
51 Tidak
IR1
Memenuhi
IR2 43 39,71 50,29 Memenuhi

IR3 41 Memenuhi

Nilai Penetrasi Standar Deviasi


Keterangan
No. (mm/gr/det) Minimum Maximum

IIR1 47 Memenuhi

IIR2 51 43,04 53,62 Memenuhi

IIR3 47 Memenuhi

E. PEMBAHASAN
Penetrasi aspal adalah suatu pengujian yang digunakan untuk
menentukan nilai penetrasi aspal sehingga dapat diketahui mutunya.
Pengujian penetrasi aspal ini menggunakan alat yang bernama
penetrometer. Pengujian ini sangat dioengaruhi oleh faktor berat beban
total, ukuran sudut dan kehalusan permukaan jarum, temperatur dan waktu.
Oleh karena itu, perlu disusun dengan rinci ukuran, persyaratan dan batasan
peralatan, waktu dan beban yang digunakan dalam penentuan penetrasi
aspal.
1. Pembahasan Hasil Praktikum
Berdasarkan analisis data nilai penetrasi dan standar deviasi
diperoleh grafikhubungan antara standar deviasi dan nilai penetrasi dari
masing-masing titik pengujian aspal benda uji 1A.

51
51
simpang maksimum 50,05

48
Nilai penetrasi

47 47
45 Simpang bawah 43,95

42

39
1 2 3
titik pengujian

Gambar 12. Grafik nilai penetrasi dan standar deviasi benda uji IA

Aspal memiliki rata-rata angka penetrasi 43,66 mm/gr/detik dengan


standar deviasi ±3,05. Sehingga memiliki batas atas standar deviasi 50,05
mm/gr/detik, batas bawah standar deviasi 43,95 mm/gr/detik, dan koefisien
batas varian diperoleh 6,98%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pada
titik 2 dan 3 angka penetrasi sudah memenuhi. Namun pada titik 1angka
penetrasi belum memenuhi standar AC pen 40/50. Sehingga pengujian
penetrasi belum memenuhi standar.

Selain itu, berdasarkan peraturan (SNI 2456-2011) terkait Toleransi


Hasil Pembacaan Arloji Penetrometer, pada aspal yang diuji jarak penetrasi
satu dengan yang lainnya tidak lebih dari 4, sedangkan nilai selisih hasil
pengujian tertinggi dan hasil terendah yaitu 47 mm/gr/detik – 44
mm/gr/detik adalah 4, sehingga dapat diketahui bahwa pengujian sesuai
dengan kriteria.
Berdasarkan analisis data nilai penetrasi dan standar deviasi
diperoleh grafik hubungan antara standar deviasi dan nilai penetrasi dari
masing-masing titik pengujian aspal benda uji IIA.

simpang maksimum 51,36 51


51

48
Nilai penetrasi

45 47 47

42 simpang minimum 41,33

39
1 2 3
titik pengujian

Gambar 13. Grafik nilai penetrasi dan standar deviasi benda uji IIA

Aspal memiliki rata-rata angka penetrasi 46,33 mm/gr/detik dengan


standar deviasi ±5,03. Sehingga memiliki batas atas standar deviasi 51,36
mm/gr/detik, batas bawah standar deviasi 41,33 mm/gr/detik, dan koefisien
batas varian diperoleh 10,85%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
pada titik 1 dan 2 angka penetrasi sudah memenuhi. Namun pada titik 3
angka penetrasi belum memenuhi standar AC pen 40/50. Sehingga
pengujian penetrasi belum memenuhi standar.

Selain itu, berdasarkan peraturan (SNI 2456-2011) terkait Toleransi


Hasil Pembacaan Arloji Penetrometer, pada aspal yang diuji jarak penetrasi
satu dengan yang lainnya tidak lebih dari 4, sedangkan nilai selisih hasil
pengujian tertinggi dan hasil terendah yaitu 51 mm/gr/detik – 41
mm/gr/detik adalah 10, sehingga dapat diketahui bahwa pengujian tidak
sesuai dengan kriteria.
Berdasarkan analisis data nilai penetrasi dan standar deviasi
diperoleh grafik hubungan antara standar deviasi dan nilai penetrasi dari
masing-masing titik pengujian aspal benda uji IR.

51
51
Simpang maksimum 50,29

48 47
Nilai penetrasi

47

45

42
simpang minimum 39,71
39
1 2 3
titik pengujian

Gambar 14. Grafik nilai penetrasi dan standar deviasi benda uji IR

Aspal memiliki rata-rata angka penetrasi 45 mm/gr/detik dengan


standar deviasi ±5,29. Sehingga memiliki batas atas standar deviasi 50,29
mm/gr/detik, batas bawah standar deviasi 39,71 mm/gr/detik, dan koefisien
batas varian diperoleh 11,75%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
pada titik 2 dan 3 angka penetrasi sudah memenuhi. Namun pada titik 1
angka penetrasi belum memenuhi standar AC pen 40/50. Sehingga
pengujian penetrasi belum memenuhi standar.

Selain itu, berdasarkan peraturan (SNI 2456-2011) terkait Toleransi


Hasil Pembacaan Arloji Penetrometer, pada aspal yang diuji jarak penetrasi
satu dengan yang lainnya tidak lebih dari 4, sedangkan nilai selisih hasil
pengujian tertinggi dan hasil terendah yaitu 51 mm/gr/detik – 41
mm/gr/detik adalah 10, sehingga dapat diketahui bahwa pengujian tidak
sesuai dengan kriteria.
Berdasarkan analisis data nilai penetrasi dan standar deviasi
diperoleh grafik hubungan antara standar deviasi dan nilai penetrasi dari
masing-masing titik pengujian aspal benda uji IIR.

simpang maksimum 53,62 51


51
Nilai penetrasi

48 47 47

45
Simpang minimum 43,04
42

39
1 2 3
titik pengujian

Gambar 15. Grafik nilai penetrasi dan standar deviasi benda uji IIR

Aspal memiliki rata-rata angka penetrasi 48,32 mm/gr/detik dengan


standar deviasi ±3,26. Sehingga memiliki batas atas standar deviasi 53,62
mm/gr/detik, batas bawah standar deviasi 43,04 mm/gr/detik, dan koefisien
batas varian diperoleh 6,74%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pada
titik 1, 2 dan 3 angka penetrasi sudah memenuhi. standar AC pen 40/50.
Sehingga pengujian penetrasi memenuhi standar.

Selain itu, berdasarkan peraturan (SNI 2456-2011) terkait Toleransi


Hasil Pembacaan Arloji Penetrometer, pada aspal yang diuji jarak penetrasi
satu dengan yang lainnya tidak lebih dari 4, sedangkan nilai selisih hasil
pengujian tertinggi dan hasil terendah yaitu 51 mm/gr/detik – 47
mm/gr/detik adalah 4, sehingga dapat diketahui bahwa pengujian sesuai
dengan kriteria.
Dari hasilpengujian yang dilakukan, dapat dilihat bahwasebagian
hasil pengujian masih belummemenuhi kriteria aspal AC pen
40/50.Kesalahan ini mungkin dapat terjadi karena kurang teliti pada saat
melakukan pengujian penetrasi aspalataupun kurang teliti dalam
menganalisis data.

2. Perbandingan Prosedur Pengujian saat Praktikum dengan Prosedur


Pengujian Standar SNI 2456-2011
Untuk perbandingan prosedur pengujian saat praktikum dengan
standar SNI 2456-2011 penulis tidak dapat memberikan pembahasan
dikarenakan penulis tidak melaksanakan pengujian secara langsung.

F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian penetrasi yang sudah dilakukan, maka dapat
disimpulkan, bahwa :
1. Penetrasi merupakan suatu pengujian yang sangat penting itu dikarenakan
penetrasi dapat menunjukan mutu suatu aspal. Pengujian ini ditujukan
untuk menentukan kekerasan dan kelembekan suatu aspal. Semakin besar
angka penetrasi makin lembek aspal tersebut dan sebaliknya semakin kecil
angka penetrasi maka aspal tersebut semakin keras.
2. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan kelompok kami dari
pengujian, didapat nilai penetrasi sebagai berikut :
a) Nilai rata – rata hasil penetrasi IA adalah 43,66
b) Nilai rata – rata hasil penetrasi IIA adalah 45,33
c) Nilai rata – rata hasil pengujian penetrasi IR adalah 45
d) Nilai rata – rata hasil pengujian penetrasi IIR adalah 48,33
3. Dari hasilpengujian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa sebagian hasil
pengujian masih belum memenuhi kriteria aspal AC pen 40/50. Kesalahan
ini mungkin dapat terjadi karena kurang teliti pada saat melakukan
pengujian penetrasi aspal ataupun kurang teliti dalam menganalisis data.
G. KESULITAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Untuk kesulitan dalam proses pelaksanaan praktikum,mungkin
penulis tidak dapat menjabarkannya karena pada masa pandemiinikuliah
praktikum dilaksanakan secara daring sehingga mahasiswa hanya diberikan
data hasil pengujian.

H. SARAN-SARAN
Melihat dari laporanpengujianterdahulu, rata-rata hasil
pengujiannya masih belum memenuhi standar penetrasi aspal yang
diinginkan. Oleh karena itu, untuk pengujian selanjutnya (jika praktikum
dilaksanakan secara luring) diharapkan mahasiswa lebih teliti dalam proses
pengujianagar didapatkan data yang valid.
Untuk pihak kampus tentu diharapkan selalu mengecek keadaan alat
praktikum supaya alat praktikum tetap dalam keadaan normal dan dapat
digunakan mahasiswa untuk praktik. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
penyimpangandata hasil pengujian akibat kerusakan pada alat praktikum.
Untuk mahasiswa juga harus tetap melaksanakan K3LH selama
kegiatan praktikum berlangsung. Hal ini tentu bertujuan demi keamanan,
keselamatan, dan kenyamanan bersama ketika praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Mashuri. 2010. Karakteristik Aspal Sebagai Bahan Pengikat yang Ditambahkan


Styrofoam. Jurnal Smartek, Vol. 8, No. 1, Pebruari: 1 – 12.
Badan Standarisasi Nasional SNI 06-2456-1991. Metode Pengujian Penetrasi
Bahan-bahan Bitumen. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional Revisi SNI 06-2456-1991. Metode Pengujian
Penetrasi Bahan-bahan Bitumen. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional RSNI S-01-2003. Spesifikasi Aspal Keras
Berdasarkan Penetrasi. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional SNI 2432-2011. Cara Uji Penetrasi Aspal. Jakarta.
Harinaldi. 2005. Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains, Erlangga,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai