FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji skyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan karunia-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi syarat Ujian Tengah Semester pada Mata Kuliah Praktikum
Pemboran dan Peledakan.
Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dan menyukeseskan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis juga menyadari terdapat banyaknya kesalahan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah
ini dapat berguna bagi kita semua terutama bagi penulis dalam melanjutkan proses pembelajaran
mengenai pemboran dan peledak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
D. Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Keselamatan Kerja Laboratorium 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan pemboran merupakan tahap awal sebelum dilakukan aktivitas peledakan.
Tujuan dilakukan pemboran adalah untuk menyediakan lubang ledak yang akan diisi bahan
peledak. Peran pemboran dan dalam aktivitas peledakan merupakan hal yang penting karena
keberhasilan peledakan dapat dilihat melalui hasil produksi pemboran dalam jumlah lubang
ledak dan kedalaman lubang ledak yang dibuat berdasarkan metode peledakan yang
ditetapkan untuk periode waktu kerja tertentu. Kegiatan pemboran dipengaruhi oleh kinerja
alat bor dan sifat-sifat batuan yang akan dibor.
Pemberaian batuan dengan metode peledakan memerlukan perencanaan geometri yang
tepat sehingga selain mendapatkan hasil fragmentasi yang baik juga dapat mengoptimalkan
biaya. Salah satu indikator yang sangat diperhatikan adalah powder factor, yang dapat
menjadi acuan biaya dalam proses peledakan.
Hasil ledakan atau disebut fragmentasi peledakan, ukurannya bervariasi dimulai dari
ukuran terkecil seperti kerikil sampai pada bongkahan. Bongkahan hasil ledakan yang over
size disebut dengan boulder, dan untuk mencegah terbentuknya boulder atau mendapatkan
ukuran yang seragam sesuai dengan ukuran kebutuhan crussher, maka dibutuhkan
keselarasan geometri peledakan dengan fragmentasi batuan hasil ledakan. Ukuran
fragmentasi hasil ledakan harus disesuaikan dengan kapasitas crussher (Herman, Sri widodo,
Arif Nurwaskito). Ukuran fragmentasi yang bervariasi merupakan masalah besar yang dapat
merugikan baik secara material maupun secara efesiensi kerja. Ukuran fragmentasi yang
melebihi kapasitas crusher harus dilakukan pengeboran dan peledakan kembali atau
secondary blast menjadi ukuran yang sesuai dengan kapasitas crussher.
Hal ini menyebabkan kegiatan pembongkaran dengan peledakan tidak optimal dan perlu
biaya tambahan. Masalah ini terjadi karena beberapa aspek teknis dalam kegiatan pengeboran
dan peledakan, seperti pola pengeboran, kedalaman lubang ledak, factor pengisian bahan
peledak dan pola peledakan. Sedangkan dari aspek ekonomisnya, perlud ihitung biaya yang
dibutuhka nuntuk melakukan kegiatan pengeboran dan peledakant ersebut (Indry Agnesty,
Budhi Purwoko, Fitriana Meilasari).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan
masalahnya yaitu sebagai berikut :
1. Apa saja faktor-faktor keselamatan yang harus diperhatikan pada pemboran dan
peledakan?
2. Bagaimana cara mempersiapkan kegiatan pemboran dan peledakan?
1
3. Bagaimana hubungan antara waktu dan jarak pemboran pada sampel 1 dengan 3
perbandingan berbeda
4. Bagaimana hubungan antara kecepatan putar mata bor dan kedalaman lubang pada
sampel dengan 3 perbandingan berbeda
C. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas Praktikum Pemboran dan Peledakan sebagai syarat mengikuti
Ujian Tengah Semester
2. Mencegah kecelakaan dan insiden yang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada
pekerja
3. Dapat memahami metode-metode pemboran
4. Mengetahui hubungan antara data yang telah diambil agar dapat dianalisis hasil
pemboran yang telah dilakukan
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis, syarat mengikuti ujian tengah semester
2. Bagi pembaca, menambah pengetahuan tentang pemboran
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Gerindra tangan, mesin ini dipergunakan untuk memotongatau menghaluskan material
benda seperti kayu, logsm, sampel semen, dan material lainnya
2. Hand bor, berfungsi untuk mengebor besi, alumunium, maupun kayu dan juga bisa
digunakan untuk mengencangkan atau melepaskan baut
3. Circular saw, berfungsi untuk memotong kayu, mesin ini juga bisa digunakan untuk
memotong granit, beton, kaca, dan sebagainya
4. Bench drill, merupakan alat utama pengeboran yang berfungsi untuk membuat lubang
pada material dengan diameter tertentu dengan mengatur kecepatan dan posisinya
sehingga mudah untuk digunakan
5. Blasting machine atau exploder, merupakan alat pemicu yang menginisiasi peledakan
dengan menghantarkan sumber energi arus listrik menuju detonator
6. Digital laser tachometer, adalah suatu alat uji yang dibuat dan didesain untuk mengukut
putaran pada sebuah objek
7. Timbangan duduk, alat yang digunakan untuk mengukur berat atau massa suatu benda
8. Stopwatch, digunakan sebagai alat pengukur waktu
4
3. Prohibition Sign (Rambu Larangan) : Bentuk umumnya adalah lingkaran dengan warna
dasar putih dan dikelilingi dengan garis berwarna merah serta gambar utama dengan
warna hitam
4. Fire Sign (Tanda Bahaya atau Kebakaran) : Bentuk umumnya adalah segiempat dengan
warna dasar merah dan untuk gambar utama berwarna putih
5. Emergency & Direction : Bentuk umumnya adalah segiempat dengan warna dasar hijau
dan untuk gambar utama adalah putih
1.7 K3 di Lapangan
Industri Pertambangan sangat memperhatikan tentang keselamatan dan Kesehatan kerja
bagi para pekerjanya. Perusahaan akan selalu berusaha agar para pekerjanya selalu selamat
dan sehat, artinya bahwa tidak terjadi kecelakaan (zero accident), maupun penyakit akibat
kerja. Kecelakaan tambang atau penyakit akibat kerja akan menimbulkan kerugian-kerugian
pada perusahaan bila ditinjau dari aspke biaya, baik berupa direct cost maupun indirevct cost.
Dari dua sumber tersebut dapat dikatakan bahwa penyebab kecelakaan pada dasarnya
disebabkan oleh Tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi yang tidak aman (unsafe
condition) yang disebabkan oleh factor pekerja (manusia). Untuk itu maka para pekerja ini
harus mendapat perhatian utama dalam pelaksanaan pekerjaan maupun pengawasan dan
penyuluhan pelatihan.
Jarak Aman Peledakan Menurut Kepmen ESDM 1827 Tahun 2018 Jarak Aman Untuk
Alat dan Fasilitas Pertambangan adalah 300 meter dan 500 meter bagi manusia pada jarak
horizontal. Beberapa istilah bahaya yang sering kita temui dalam lingkungan kerja:
Hazard (berkaitan dengan sumber bahaya) adalah suatu keadaan yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu kecelakaa atau penghambat pekerja dalam menjalankan
pekerjaan
Danger (berkaitan dengan tingkat bahaya) adalah peluang bahaya yang sudah terlihat atau
kondisi bahaya sudah ada, tetapi masih dapat dicegah dengan berbagai Tindakan
Risk adalah perkiraan tingkat keparahan yang akan timbul jika terjadi bahaya dalam
siklus tertentu
Incident adalah munculnya kejadian bahaya atau kejadian yang tidak diinginkan
Accident adalah merupakan kejadian bahaya yang disertai adanya korban atau kerugian
(manusia ataupun benda)
Ketentuan Umum Gudang Bahan Peledak (Kepdirjen 309/2018 dan Kepmen 555/1995)
sebagai berikut:
1. Terdapat thermometer dan dilakukan pencatatan pada suhu tertinggi setiap hari
2. Tahanan pembumian maksimal 5 ohm
3. Terdapat tanda peringatan
4. Terdapat satu jalan masuk (untuk Gudang peka primer dan bahan ramuan dapat memiliki
2 dengan terlebih dahulu dilakukan inspeksi oleh inspektur tambang)
5. Terdapat alat pemadam api yang mudah dijangkau
6. Hidran dipasang di luar Gudang dan dihubungkan dengan air bertekanan
5
7. Gudang harus dilengkapi penerangan dan CCTV yang mencakup seluruh area dan harus
dijaga 24 jam terus menerus oleh minimal dua orang
8. Sekitar Gudang harus dipasang pagar pengaman dengan tinggi 2,5 meter dan dilengkapi
kawat berduri serta dilengkapi pintu dengan jarak minimal 5 meter dari tanggul
9. Dimensi ventilasi tidak mudah dilewati manusia dan diberi teralis dengan jarak teralis
paling lebar 9cm
10. Sekeliling Gudang dibuat tanggul dengan tinggi 2m dan lebar bagian atas 1m apabila
pintu masuk berhadapan dengan pintu Gudang harus dilengkapi tanggul sehingga pintu
jalan masuk hanya dapat dari samping
11. Untuk Gudang AN dan ANFO dengan kapasitas kurang dari 5000kg dipasang pemadam
api otomatis pada bagian atas Gudang
6
2.2.1.1 Gerinda, mesin ini digunakan untuk memotong atau menghasilkan material benda
seperti logam, kayu, sampel semen, dan material lainnya.
2.2.1.2 Circular Saw, berfungsi untuk memotong kayu, mesin ini juga digunakan untuk
memotong granit, keramik, beton, kaca, dan sebagainya
2.2.1.3 Penggaris, alat bantu ini berfungsi untuk mendesain bentuk cetakan dari sampel yang
akan dibuat
2.2.1.4 Pena, berfungsi unruk memberi gambaran data mempermudah pembuatan cetakan
sampel
2.2.1.5 Paku kecil, berfungsi untuk menyambungkan antara satu yang satu dengan kayu yang
lainnya untuk membentuk cetakan sampel
2.2.1.6 Baskom, sebagai tempat mengaduk adonan semen dan pasir
2.2.1.7 Sendok semen, alat ini berfungsi sebagai alat bantu dalam mengandung adonan
semen dan pasir
2.3 Bahan
2.3.1 Semen, bahan pencampuran terhadap pasir yang digunakan dalam pembuatan sampel
2.3.2 Pasir, bahan pencampuran terhadap semen yang digunakan dalam pembuatan sempel
2.3.3 Kayu triplek, bahan yang digunakan sebagai pondasi cetakan sampel berbentuk balok
2.3.4 Paralon, bahan yang digunakan sebagai pondasi cetakan sampel berbentuk silinder
3. UJI PENGEBORAN
3.1 Metode Pengeboran
7
3.1.1 Pengeboran Perkusif
Pada pengeboran perkusif pemecahan batuan dilakukan dengan memanfaatkan
gaya tumbuh yang dihasilkan oleh mesin bor terhadap batuan. Contohnya memukul
paku dengan palu.
3.1.2 Pengeboran Rotari
Pada pengeboran rotary pemecahan batuan dilakukan dengan memanfaatkan
penggerusan pada gerak putaran dan gaya dorong yang diberikan kepada mata bor
3.1.3 Pengeboran Rotari Perkusif
Pengeboran rotasi perkusi merupakan kombinasi dari Gerakan perkusi rotasi
feed/trust load and flushing. Gerakan rotasi menggunakan mata bor untuk
memecahkan batuan, sementara aksi perkusi menghasilkan impact sehingga
mendapatkan penetrasi pada mata bor yang akan dilanjutkan ke batuan
8
dan berada pada titik nol pengukuran). Pastikan sampel terjepit dan tidak bisa lagi
bergeser
Ikat beban untuk pengujian mulai dari 3 kg; 3,5 kg; 4 kg; 4,5 kg; dan 5 kg ke alat
mata bor dengan benar
Pastikan semuanya telah terpasang dengan baik dan benar (mata bor terpasang
dengan kencang dan dalam posisi center menyentuh sampel, sampel terjepit dengan
kuat, beban terikat, tachometer hidup, stopwatch siap, dan anggota kelompok siap)
Colokkan kabel daya alat bor bench drilling ke socket listrik
Hidupkan alat dan mulailah pengujian. Catat hasil pengamatan serta dokumentasikan
semua tahapan dalam pengujian
Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan angkat beban dan pastikan mata bor
Kembali kepada posisinya sebelum mematikan alat
Matikan alat dan ganti beban pengujian atau sampel atau kecepatan belt untuk
melakukan pengujian selanjutnya.
Ulangi Langkah-langkah tersebut dan tetaplah safety
9
1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber Data utama. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data
baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus
mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, dan penyebaran
kuisioner
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat
diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan,
jurnal, dan lain-lain.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis
yaitu data kualitatif (berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (berbentuk angka).
Data kuantitatif dapat dikelompokkan berdasarkan cara untuk mendapatkannya, yaitu
data diskrit dan data kontinum. Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas data
nominal, data ordinal, data interval dan data rasio.
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau
angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu (Hasan,
2006: 24). Pengolahan data bertujuan mengubah data mentah dari hasil pengukuran
menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut
(Sudjana, 2001:128). Pengolahan Data Pemboran pada praktikum Pemboran dan
Peledakan menggunakan data primer yang telah diambil pada saat praktikum sebelumnya
dan diolah menggunakan software pengolah data Ms. Excel
10
Sebelum memulai pengolahan data Menggunakan software pengolah data,
memasukkan Data yang telah ditulis di atas kertas kedalam aplikasi Ms.Excel. Data yang
diperlukan untuk mengolah data hasil pemboran adalah kecepatan belt, Weight on bit,
kecepatan putar mata bor, waktu, kedalaman pemboran, diameter mata bor, dan
kekerasan sampel. Data yang telah diinput kemudian diinterpretasikan dalam bentuk
grafik sehingga dapat terlihat hubungan antara data yang akan dianalisis.
Pada praktikum pemboran dan peledakan dilakukan 4 analisis hasil pemboran yaitu :
Setiap analisis dilakukan pada software pengolah data Ms. Excel dan dimasukkan
kedalam format pelaporan hasil. Lakukan analisis pada grafik data dan tarik kesimpulan
dari analisis tersebut.
11
BAB III
PENUTUP
Tim Laboratorium Pemboran dan Peledakan. 2022. Modul Praktikum Pengeboran dan Peledakan
Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya 2022/2023.