(PRAKERIN)
PT. GEOSERVICES
( GEOLOGICAL & LABORATORY SERVICES
DIVISION
Disusun Oleh :
2019
LEMBAR PENGESAHAN
DI PT.GEOSERVICES
Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur, senantiasa kita ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang sampai saat ini masih
memberikan nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Praktek
Kerja Industri dengan judul ‘ANALISA CORE RUTIN’ dengan baik sebagaimana mestinya.
Praktek Kerja Industri yang telah saya lakukan merupakan salah satu syarat dalam kurikulum
pendidikan SMK MIGAS CICURUG
Praktek Kerja Industri yang dilakukan bertujuan untuk menentukan Sifat Fisik Batuan Selain itu
juga mendekatkan hubungan dunia Sekolah Menengah Kejuruan dengan dunia industri.
Selama melaksanakan Praktek Kerja Industri di PT. GEOSEVICES Jakarta Selatan, banyak
bimbingan dan bantuan yang saya dapatkan. Dan pada kesempatan ini saya selaku penyusun
mengucapkan terimakasih kepada
1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat untuk kita semua.
2. Kepada orang tua yang sudah membantu doa dan bantuan yang tak terhingga baik dari
segi moral maupun material.
3. Bapak M. Trimudi Hartono BE, selaku pembimbing di PT. Geoservices.
4. Bapak Daniel Tampubolon, selaku pembimbing di PT. Geoservices.
5. Bapak Ade Sukardi, selaku pembimbing di PT. Geoservices.
6. Bapak Sukristaliadi Hari Pramono, selaku pembimbing di PT. Geoservices.
7. Bapak Wahyudi Surahman, selaku pembimbing di PT. Geoservices.
8. HRD dan seluruh karyawan di PT.Geoservices
ii
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna serta masih banyak kesalahan
maupun kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sangat saya harapkan. Semoga
laporan Praktek Kerja Industri ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN………………….………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….…ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...iv
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................………1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………....1
1.2 Judul...............................................................................................……….2
1.3. Tujuan.............................................................................................……….2
1.3.1 Tujuan Umum................................................................................……….2
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................................……….2
1.4 Manfaat...........................................................................................……….3
1.5 Waktu dan Tempat.........................................................................……….3
iv
BAB 1V METODOLOGI PENELITIAN………………………………………26
4.1 Oreantasi Lapangan……………………………………………………..…..26
4.2 Metode Wawancara…………………………………………………...…….26
4.3 Study Literature………………………………………………………….….26
BAB V PEMBAHASAN………………………………………………......……27
5.1 Pengukuran Data Sample …………………………………………..............28
5.2 Pengukura Permeabilitas Dan Porositas Menggunakan Automated
Permeameter Porosimeter………………………………………………..…28
BAB VI PENUTUP………………………………………………………….…35
6. Kesimpulan…………………………………………………………………..35.
LAMPIRAN……………………………………………………..…………....;..39
v
BAB I
PENDAHULUAN
Analisa inti batuan adalah tahapan analisa setelah contoh batuan dibawah
panduan melaksanakan well completion. Selain itu data inti batuan ini
logging.
1
Permintaan coring dari pihak perusahaan minyak dan gas, biasanya
didiskusikan ataupun diberitahukan kepada kita sebelum pengeboran suatu
sumur dimulai. Dengan demikian kita akan mendapatkan informasi mengenai
program waktu coring, jumlah interval coring maupun kedalamannya dari
batuan inti yang akan diambil
1.2. Judul
Yang diambil dalam kerja praktek di ini adalah ANALISA CORE RUTIN
1.3. Tujuan
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dibangku sekolah dan padukan realita
yang ada serta selanjutnya dapat bermanfaat bagi khalayak umum, sehingga
sekolah.
digunakan.
2
1.4 Manfaat
DIVISON
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Analisa core adalah meneliti contoh batuan yang diambil dari sumur pemboran. Pada
umumnya core diambil pada kedalaman tertentu, data core merupakan data yang paling
Batuan Inti (core) adalah sample batuan yang didapat dari dalam bumi, yang
diambil dari zona yang dianggap berpotensi mengandung hidrokarbon atau biasa kita sebut
struktur sehingga menghasilkan suatu model reservoir geologi yang digunakan untuk
simulasi reservoir.
saturasi, dan grain density) dan menentukan area perubahan sifat-sifat fisik batuan dan
Memprediksi dari produksi gas, minyak dan air untuk reserve estimates dan permodelan
reservoir.
4
2.3 Pengambilan Core di Lokasi Sumur
kegiatan pemboran sedangkan pengambilan jenis side wall di lakukan setelah pemboran
selesai.
1. Kontruksi dari peralatannya, meliputi core barrel, core catcher dan core bit
3. Teknik operasi coring meliputi jenis lumpur yang di pakai, proses coring dan core
handling
1. Core engineer melakukan coring sesuai kedalaman yang telah di tentukan geologist,
laydown di permukaan
6. Lalu di resin, untuk melindungi kondisi core agar tetap seperti dalam reservoir, sifat
5
2.4 Tipe – Tipe Batuan Yang Di Analisa
Pemilihan metode harus di sesuaikan dengan ketersediaan alat, karakteristiuk dari suatu
formasi yang akan di ambil core dan sasaran dalam pengukuran core itu sendiri.
1. Sidewall Core, yaitu pengambilan core dilakukan saat pemboran sudah selesai
Di dalam rangkaian tubing terdapat beberapa bahan untuk membungkus core, yaitu :
Fiberglass Barrel,
Alumunium Linear
Pada saat di atas permukaan, perlu di lakukan resin, yaitu untuk melindungi core agar tetap
sama dengan kondisi di bawah permukaan (agar tidak merubah sifat fisik batuan).
jenis core sample di laboratorium terbagi menjadi 3 buah core sample, yaitu:
1. Core Plug, sample adalah plug sample yang diambil dengan mengebor conventional
core. Dimana core yang di analisa, di bor sejajar dengan arah perlapisan (horizontal
plug sample) atau vertical plug sample yang diambil / dibor tegak lurus dengan arah
6
perlapisan, berbentuk silindris dengan ukuran diametenya 1.0 atau 1.5 Inch. Cara ini
2. Side-Wall Core, merupakan core sample yang diambil pada dinding lubang
fluidanya.
3. Full Diameter Core, yaitu core yang dianalisa diameternya sesuai seperti aslinya dan
panjangnya sekitar 8 inch, analisa ini pada batuan heterogen atau terdapat rekahan atau
rongga.
2. Spectral Gamma Ray adalah kegiatan yang pertama kali dilakukan sebelum pengukuran
Uranium (U), Kalium/Potasium (K) dan Thorium (Th), dari alat ini akan dihasilkan
Dari pembacaan chart log dapat diketahui jenis dari batuan tersebut. Jika
memiliki radiasi gamma ray yang tinggi maka termasuk jenis batuan shale/clay, jika
radiasinya sedang maka termasuk jenis sandstone dan jika radiasinya rendah maka
termasuk jenis limestone. Untuk mendeteksi radiasi sinar gamma dipakai alat spectral
core gamma.
7
Gambar 2.1 Alat Gamma Ray
(Sumber: Lab PT. Geoservices)
a. Pertama-tama kita siapkan sampel whole core yang akan diukur kandungan
radioaktifnya.
c. Alat Spectral Gamma Ray terlebih dahulu dikalibrasi, dan terhubung langsung
dengan komputer.
d. Setelah alat siap digunakan, letakan whole core di alat spectral core gamma ray.
e. Kemudian alat dijalankan dan kandungan radiasi alamiah sinar gamma pada batuan
f. Alat telah terhubung dengan komputer yang akan memproses data yang didapat. Data
8
3. Compute Tomografi (CT) SCAN
CT-Scan adalah alat yang menggunakan media X-ray untuk mendeteksi batuan,
a. Untuk dokumentasi wellsite data tanpa membuka core dari tube dan merusaknya.
d. Untuk mengetahui bila ada lubang atau fracture atau retakan pada batuan.
Proses Kerja:
a. Siapkan plug atau core full diameter kemudian diletakkan diatas alat CT-Scan,
b. Dari hasil tersebut kita dapat mengetahui laminasi (perlapisan) butiran dan arah
aliran.
c. Full diameter diambil data dari sudut 0o – 90o, agar diketahui dan hasilnya dirata-
rata.
9
Dan berikut adalah data yang di hasilkan dari CT-Scan:
Alat ini gunanya adalah untuk membuka core yang masih di dalam, pipa, dan pipa yang
dipakai batuan ada 2 yaitu Fibber Glass & Aluminium dengan cara di dorong.
10
5. Refiting (penyusunan)
beri tanda merah dan biru untuk menentukan Top & Buttom
lalu berikan depth yang sudah diukur kembali, jika pengukuran menggunakan
meter berarti dalam 1 meter tetap satu meter menggunakan point per 50cm, jika
Dalam ujung batuan kita selalu melakukan pengambilan untuk menganilsa nilai
11
6.Retort.
Retort alat pemanasan (untuk menilai kadar minyak) di ambil pada ujung core, batuan yang
sudah dipisahkan untuk retort lalu ditumbuk dan dimasukkan kedalam bom. Untuk mendapatkan
minyak dari batuan tersebut lalu kita masukkan ke retort dengan cara dipanaskan, panas suhu
yang dihasilkan retort di mulai dari 200˚C sampai 600˚C dan kita biarkan seharian. Selanjutnya
mengunakan alat Centrivuge untuk menghasilkan jelas nilai kadar minyaknya. Dengan cara
masukkan botol ukur minyaknya kedalam alat Centrrvuge sudah dimasukkan lalu alat itu akan
berputar agar kotoran dalam minyak yang ada di botol ukur terendapkan, sudah bersih dari
12
7. Photoraph,
Photoraph adalah Foto keseluruhan badan core dengan mode white light dan UV
8. Plugging,
Plugging adalah pengambilan sampel dengan cara di bor pada titik sampel yang
akan di analisa rutin batuan, umumnya per 1 feet di ambil sample. Plugging adalah proses
pengambilan sampel dengan ukuran 1.0 atau 1.5inch dari full diameter core. Pembuatan
sample menjadi bentuk plug ini menggunakan mesin bor diamond bit.
1. Liquid Nitrogen, digunakan sebagai media pengambilan untuk core yang mudah
pecah.
2. Air dan KCL untuk dipakai pada batuan keras agar dapat bisa di plugging
3. Solar hanya digunakan unuk penelitian denstack (mengetahui kadar air pada batuan
13
9. Trimming.
Alat trimming adalah untuk memotong ataupun merapihkan diameter core yang sudah di
plugging
Sampel deanstark adalah berupa sampel plug, dilakukan analisa untuk mencari nilai saturasi
air pada sampel tersebut. Dari batuan yang di plugging menggunakan solar.
11.Slabbing
14
Slabbing, yaitu membelah core menjadi 2/3 dan 1/3 bagian. Yang merupakan 2/3 bagian
untuk sampel analisa dan 1/3 bagian untuk kebutuhan display. Untuk bagian display core
dilakukan pemolesan agar core dapat memperlihatkan pori-pori batuannya. Untuk batuan
limestone di perlukan pemberian cairan HCl, agar pori-prinya dapat terlihat. Untuk batuan
Sandstone tidak perlu di berikan HCl, karena pori-porinya sudah terlihat jelas. Bagian 1/3
slabbing di foto UV (ultra violet) light dan white light. Bagian 1/3 ini sudah tidak bisa untuk
dijadikan penelitian yang lain. Karna 1/3 ini untuk di buat deskripsi dan sudah dilakukan
11. Cleanning
15
bersihkan dari kandungan miyak dan garam. Clenning adalah proses pencucian atau
pembersihan core menggunakan larutan toluena dan methanol. Toluena digunakan untuk
membersihkan minyak yang terkandung pada plug sample dan methanol digunakan untuk
membersihkan garam yang terkandung pada batuan tersebut. Pencucian batuan terdiri
dari pencucian panas dan dingin. Pencucian panas digunakan untuk batuan keras,
Setelah pencucian selesai kita lanjutkan ke alat pengeringan (oven), terdapat 2 macam
12. Drying,
Setelah proses pencucian selesai, sampel harus dikeringkan terlebih dahulu dengan
cara dimasukkan ke dalam oven. Terdapat dua macam oven yaitu, Humidity oven dan
Drying Oven atau convectional oven. Humidity Oven yang biasanya di gunakan untuk
mengeringkan sampel sand stone dengan temperature 60°C dengan kelembaban udara
sekitar 45% selama proses pengeringan, sample ditimbang sekali sehari sampai
diperoleh berat yang konstan. Jika sudah diperoleh berat yang konstan berarti sampel
16
Gambar 2.3 Humidity Oven
(Sumber: Lab PT. Geoservices)
Oven Hummidity ini digunakan untuk batuan hasil pencucian dingin. Oven ini
17
Gambar 2.4 Drying Oven atau Convectional Oven
(Sumber: Lab PT. Geoservices)
Oven Conventional ini digunakan hasil pencucian panas dan mempunyai suhu panas 100˚C –
110˚C. Batuan yang sudah di oven harus sudah benar benar kering agar sample dapat di ukur
Analisa core rutin adalah analisa tahap awal yang dilakukan pada sampel batuan
yang di dapat dari bawah permukaan, diantaranya yaitu porositas, permeabilitas, grain
2.4.1. Porositas
18
Porositas adalah ukuran yang menunjukkan besar rongga suatu batuan.untuk
menentukan porositas, ada beberapa alat yang diperkenalkan, salah satunya yaitu
dengan bahan yang digunakan Hg atau air raksa sebagai petunjuk. Selain itu juga
digunakan Metode Penimbangan, yang juga digunakan untuk mengukur porositas efektif.
Porositas juga dapat diketahui dengan melakukan analisa inti batuan rutin.
Tabel 2.1
Skala porositas
5 - 10 Buruk
10 - 15 Cukup
15 - 20 Baik
20 - 25 Sangat baik
> 25 Istimewa
19
2.4.2. Permeabilitas
Permeabilitas adalah sifat dari pada batuan yang merupakan kemampuan batuan tersebut
untuk dapat mengalirkan fluida. Secara kuantitatif besarnya permeabilitas suatu batuan
ditentukan berdasarkan rumus Darcy (untuk aliran laminar dan viscous). Secara langsung
hubungan antara harga permeabilitas dan porositas tidak dapat dipastikan, bila korelasi dilakukan
Tabel 2.2
Skala permeabilitas
(mD)
<5 Ketat
5 – 10 Cukup
10 – 100 Baik
20
Densitas batuan dari batuan berpori adalah perbandingan antara berat terhadap volume
butiran (rata-rata dari material tersebut). Densitas spesifik adalah perbandingan antara densitas
material tersebut terhadap densitas air pada tekanan dan temperatur yang normal, yaitu kurang
lebih 103kg/m3.
Tabel 2.3
Halite 2.16
Sandstone 2.65
Kaolinite 2.62
Monlmorillonite 2.63
Quartz 2.65
Calcite 2.71
Illite 2.78
Glautonite 2.85
Dolomite 2.87
Anhydrite 2.96
Pyrite 5.01
2.3.5 Saturasi
21
Saturasi fluida merupakan perbandingan antara volume pori batuan yang ditempati oleh
satu fluida tertentu dengan volume pori batuan, untuk menentukan ada dua metode yang dapat
1. Saturasi Gas
Saturasi gas adalah volume pori yang diisi gas dibagi dengan volume total yang dinyatakan
dengan Sg.
2. Saturasi Minyak
Minyak adalah volume pori yang diisi minyak dibagi dengan volume pori total yang
3. Saturasi air
Saturasi air adalah volume pori yang diisi air dibagi volume pori total yang dinyatakan dengan
Sw.
BAB III
PT. Geoservices adalah perusahaan yang memiliki dasar yang solid dengan
keahlian mencakup semua aspek eksplorasi dan pengembangan minyak, gas, batubara,
mineral dan industri panas bumi Indonesia. Awalnya menyediakan sampel lapangan dan
analisis kimia untuk industri mineral. PT. Geoservices telah melakukan diversifikasi
Gambar 2.5
Logo Perusahaan
yang dimiliki. Untuk memberikan layanan yang lebih baik di seluruh nusantara. PT. Geoservices
terus memperluas operasinya dari basis Bandung aslinya, didirikan pada tahun 1971. Perusahaan
sekarang memiliki kantor cabang di Jakarta serta lokasi penting lainnya, termasuk Samarinda
Pekanbaru (Riau).
kegiatan. Pertumbuhan ukuran dan reputasi perusahaan telah berakar dalam keunggulan
karyawannya. Landasan untuk keunggulan ini adalah komitmen jangka panjang untuk
23
pengembangan keterampilan dan pengetahuan, termasuk pelatihan lepas pantai karyawan
lokal dan interaksi dengan konsultan asing yang pindah ke Indonesia untuk berbagai
periode waktu.
atau perjanjian bantuan teknis dengan perusahaan berbasis asing yang diakui sebagai
modern, pelatihan staf yang ekstensif dan prosedur pengendalian kualitas yang ketat telah
standar tinggi di Indonesia memastikan bahwa layanan perusahaan akan dinikmati dan
PT. Geoservices merupakan perusahaan besar yang memiliki banyak divisi, diantaranya
1. Consultancy
5. Environmental Laboratory
7. Geotechnical Laboratory
24
Gambar 2.6 Logo PT. GEOSERVICES Geological & Laboratory Services Division
Divisi ini menyediakan layanan utama berupa analisa laboratorium geologi &
core untuk industri minyak & gas, coal bed methane, geothermal & mineral.
Divisi ini menyediakan pengukuran dan pengamatan yang akurat, didukung oleh kualitas
kontrol, interpretasi dan pelaporan yang hati-hati. Proyek ini dikerjakan di lapangan dan di
Pengalaman yang dimiliki divisi ini sudah mencakup seluruh wilayah di Indonesia
dan telah melakukan berbagai proyek bahkan di sebagian Negara lain seperti Asia, Timur
1. Rock Description
2. Core Analysis
3. Stratigraphy
5. Environmental
6. PVT Analysis
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam melaksanakan Kerja Praktek, siswa diharapkan mampu melakukan studi kasus, yaitu
mengangkat suatu kasus yang dijumpai di tempat pelaksanaan Kerja Praktek menjadi suatu
25
kajian sesuai dengan bidang keahlian yang ada, ataupun melakukan pengamatan terhadap kerja
suatu proses atau alat untuk kemudian dikaji sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.
Untuk mendukung pelaksanaan kerja praktek dan kajian yang akan dilakukan, maka
Dimana data yang diperoleh dari analisa secara langsung di lapangan tentang
analisa coring pemboran. Berdasarkan analisa itulah penulis mendapatkan data–data yang
laboratorium maupun dengan operator yang bersangkutan untuk mendapatkan data yang
Merupakan data yang diperoleh dari membaca hand book bahkan sumber-sumber
lain yang berhubungan dengan topik yang diambil, baik literatur dari perusahaan maupun
BAB V
PEMBAHASAN
26
Analisa core adalah meneliti contoh batuan yang diambil dari bawah permukaan. Pada
umumnya core diambil pada kedalaman tertentu yang prospektif, data core merupakan data yang
paling dipercaya untuk mengetahui kondisi bawah permukaan. Tujuan dari analisa core, yaitu
mengetahui informasi langsung tentang sifat-sifat fisik metode batuan yang ditembus selama
pemboran berlangsung.
Analisa serbuk bor (cutting) adalah merupakan sumber informasi dalam menentukan
tanda adanya minyak dan gas dan untuk deskripsi lithologi batuan. Dalam analisa cutting ini,
dibuat korelasi antara deskripsi sampel dengan kedalaman. Penentuan daerah yang mengandung
hidrokarbon memerlukan suatu data-data geologi bawah permukaan secara tepat dan akurat.
Salah satu metode untuk mendapatkan data bawah permukaan tersebut melalui analisa cutting
dan analisa logging. Pekerjaan analisa cutting dilakukan dalam kerangka pekerjaan mud logging
batuan reservoir.
Dalam keadaan suhu ruangan core tersebut diukur panjang diameter dengan
27
5.2 Pengukuran Permeabilitas dan Porositas Menggunakan Automated Permeameter-
Porosimeter
1. Buka program
2. Untuk melakukan pengecekan kebocoran, tekan pada tombol ‘Leak Check’. Software
akan memunculkan dialog pada operator untuk menaruh solid steel plug di dalam
3. Setelah menekan ‘Yes’, sistem akan memeriksa garis aliran gas secara sistematis.
Jika tidak terdapat kebocoran yang terdeteksi, jendela kerja lainnya akan
4. Jika kebocoran terdeteksi, operator akan diberitahu sekitar lokasi di mana terjadi
kebocoran. Pada saat ini, tes akan dibatalkan secara langsung atau setelah kita
Volume’.
2. Saat dimulai, operator akan diberitahu untuk memasukkan solid steel plug ke dalam
coleholder dan kemudian memberikan waktu apabila solid steel plug tersebt belum
dimasukkan.
3. Kemudian sistem tersebut akan menerapkan tekanan 1000 psi pada coleholder dan
200 psi pada tekanan pori. Setelah periode stabilisasi, valve 1 akan tertutup dan
28
sistem akan memantau stabilitas sesuai dengan parameter set pada jendela
konfigurasi.
4. Ketika tekanan sudah stabil, P1 akan direkam. Selanjutnya penyesuai volume akan
menarik kembali peningkatan volume dengan jumlah tertentu yang telah diketahui.
Ketika tekanan sudah stabil, P2 direkam dan volume acuan akan akan dikalkulasi.
1. Sebelum memulai suatu rangkaian pengukuran, acuan volume yang valid harus
2. Saat volume acuan sedang dikalkulasi, klik pada Sampel dan pilih database core atau
buat yang baru. Catatan: Jika pengukuran porositas tidak dikehendaki, nilai dari grain
volume harus dimasukkan ke dalam bagian Sample input sebelumnya untuk memulai
test. Jika tidak, pengukuran porositas akan diperlukan pada tes tahap pertma.
3. Saat database core sudah dipilih, tombol Porosity/Permeability pada jendela utama
akan aktif.
4. Tekan tombol Porosity/Permeability dan perangkat lunak tersebut akan memulai tes
rutin pengaturan valve. Pada saat yang sama, pemberitahuan selanjutkan akan
pengukuran.
5. Jika core belum dimasukkan ke dalam coreholder, klik ‘NO’ dan proses akan diputus
6. Sselanjutnya, jendela ‘Test Information’ akan muncul dengan tampilan database core
yang ada di dalam coreholder saat itu. Soroti core sampel yang akan diukur dan
29
masuk ke pressure test dan tes yang diinginkan (porositas dan/ atau permeabilitas)
detik)
tombol Quick Fill, tekanan maksimum dan minimum dapat dibuat sespesifik
mungkin dan program akan menambahkan secara tekanan otomatis secara bersamaan
dan menyeluruh dalam cangkupan yang spesifik. Pada kasus lain, jumlah tekanan
8. Setelah menjalankan tes tekanan yang spesifik, jendela kerja utama ajan muncul.
9. Tombol merah kecil yang berada di dekat bagian atas layar merupakan tombol ‘batal’
dan akan aktif selama tes rutin otomatis. Tombol itu dapat digunakan kapan pun
10. Ketika ‘ batal’ ditekan, valve 1 akan menutup dan semua tekanan pori akan ditukar
dengan udara.
11. Untuk memulai test, program akan secara otomatis menyetting dalam tekanan dan
kemudian tunggu waktu yang tepat sebelum mengawali tes porositas yang pertama.
Valve 1 akan membuka sistem tekanan pada tekanan yang tepat pada jendela
konfigurasi.
12. Setelah satu menit, valve 1 akan menutup dan sistem akan memonitor stabilitas
sesuai dengan parameter yang diset pada jendela konfigurasi. Pada kasus core dengan
permeabilitas yang rendah, boleh jadi penting untuk membuka kembali valve 1 untuk
30
13. Ketika tekanan sudah stabil, tekanan pertama (P3) akan terekam. Lalu, penyesuai
volume akan menarik peningkatan volume yang telah diketahui kembali ke semula,
jumlahnya pasti. Ketika tekanan sudah stabil, tekanan kedua (P4) akan terekam dan
volume pori akan terkakulasi dan dapat dilihat pada jendela informasi core.
14. Jika pengukuran permeabilitas diminta, sistem akan berpindah secara langsung ke
reservoir nomer 2 pada tekanan pori awal. Setelah satu menit, valve satu akan
menutup dan sistem akan memonitor tekanan untuk stabilitas. Valve 3 akan menutup
15. Sistem akan menentukan dengan cepat apabila tekanan merosot sebanding dengan
waktu, terlalu cepat, atau terlalu lambat. Jika penurunan terlihat sebanding, maka
permeabilitas akan segera dikalkulasi dan program akan beralih ke tahap selanjutnya.
16. Jika penurunan dianggap terlalu cepat, maka core akan ditekan kembali
penurunan dianggap terlalu lambat, maka core akan ditekan kembali hanya dengan
17. Saat tes yang diminta untuk tekanan pertama telah komplit, program akan secara
otomatis mengatur untuk tekanan selanjutnya dan menjalankan tes yang diminta.
Saat pengukuran tes terakhir telah komplit, operator akan diberitahukan untuk
menyimpan data dalam job file. File- file ini kemudian akan tersimpan dalam folder
AP-608 jobs.
31
18. Selanjutnya, pemberitahuan lainnya akan muncul dan membiarka operator untuk
memilih antara penghilangan tekanan secara cepat atau lambat. Untuk core dengan
19. Untuk memilih slow ramp down, masukkan waktu yang diinginkan untuk
20. Saat sistem sudah dihilangkan tekanannya, makan akan kembali ke keadaan siap.
21. Hasil dari tes akan dapat dilihat pada jendela data core.
22. Untuk menjalankan pengukuran pada sampel yang lain, pilih Load/Unload dari menu
Untuk menjalankan pengukuran pada sampel yang lain, pilih Load/Unload dari menu Pressure
32
Gambar 2.7
AP-608
Gambar 2.8
Mengoprasikan AP 608
BV CORRECTION = 0,993
RETORT WEIGHT = 100 gms
Company : PTG
Well : GEOS-17 bv(swc)
33
Spl. Type : 100/bv(conv)
BV Gas OIL
SAMPLE BULK Corr. Weight, RETOR OBS WATER,
injection, CORR.
ID VOLUME g T BV OIL, ml ml
bv*cor ml ml
fac
Core - 1
104 10,75 10,67 21,93 1,92 100,0 1,70 1,88 3,70
105 10,21 10,14 20,43 2,05 100,0 1,50 1,68 3,50
106 12,35 12,26 25,71 2,17 100,0 1,80 1,98 2,90
CLIENT: PTG
WELL: GEOS-17
RE
: PROVISIONAL RESULTS OF ROUTINE CORE ANALYSIS
FOR CONVENTIONAL
CORE
1528,0
104 2 1311 1300 22,6 2,63 Sst, hd, yel gry, vf-f, wel srt, ang, qtz, oksidice
1528,2 Sst, hd, yel gry, vf-f, wel srt, ang, qtz, frac fill
105 0 1363 1352 24,4 2,63 with carb
1528,4
106 0 987 978 21,9 2,63 Sst, hd, yel gry, vf-f, wel srt, ang, qtz
BAB VI
PENUTUP
5. Kesimpulan
34
Dari pelaksanaan kerja praktek yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Kontruksi dari peralatannya, meliputi core barrel, core cathcer dan core bit
Teknik operasi coring meliputi jenis Mud (Lumpur) yang di pakai, proses coring dan
core handling
Sidewall, yaitu pengambilan core dilakukan saat pemboran sudah selesai dilakukan.
Side-wall Core, merupakan contoh batuan formasi yang berbentuk silindris yang
diambil dari sisi sumur pengeboran dengan cara penembakan [percusion] atau dibor
35
[rotary]. Biasanya side-wall core dilakukan apabila gagal mendapatkan conventional
Full Diameter sample dari conventional core, dimana diameter core yang dianalisa
sesuai dengan diameter aslinya dan panjangnya ± 6 inchi. Jenis analisa ini dilakukan
untuk jenis batuan formasi yang heterogen seperti batuan conglomeratic dan batuan
3. Analisa core rutin di laboratorium meliputi analisa untuk mendapatkan nilai porositas,
36
LAMPIRAN
37
38
39