Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

(PRAKERIN)

ANALYSIS CORE RUTIN

PT. GEOSERVICES
( GEOLOGICAL & LABORATORY SERVICES
DIVISION

Disusun Oleh :

RAFHAEL ASHARI ISRAM


0028034096

SMK MIGAS CICURUG


KOMPETENSI KEAHLIAN: 1. Teknik Produksi Migas (TPP)
2. Teknik Pemboran Migas (TPM)
Alamat : Jl. Ciutara RT.01/01 Desa Nyangkowek Kec. Cicurug Kab. Sukabumi Telp.(0266) 731420,

2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

DI PT.GEOSERVICES

Diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti


Uji Kompetensi

Disusun Oleh:

RAFHAEL ASHARI ISRAM

Disahkan Pada Tanggal : 04 Desember 2019

Pembimbing kepala SMK MIGAS

Marcus Trimudi Hartono IPAH SARIPAH,S.Pd.I

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur, senantiasa kita ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang sampai saat ini masih
memberikan nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Praktek
Kerja Industri dengan judul ‘ANALISA CORE RUTIN’ dengan baik sebagaimana mestinya.
Praktek Kerja Industri yang telah saya lakukan merupakan salah satu syarat dalam kurikulum
pendidikan SMK MIGAS CICURUG
Praktek Kerja Industri yang dilakukan bertujuan untuk menentukan Sifat Fisik Batuan Selain itu
juga mendekatkan hubungan dunia Sekolah Menengah Kejuruan dengan dunia industri.
Selama melaksanakan Praktek Kerja Industri di PT. GEOSEVICES Jakarta Selatan, banyak
bimbingan dan bantuan yang saya dapatkan. Dan pada kesempatan ini saya selaku penyusun
mengucapkan terimakasih kepada

1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat untuk kita semua.
2. Kepada orang tua yang sudah membantu doa dan bantuan yang tak terhingga baik dari
segi moral maupun material.
3. Bapak M. Trimudi Hartono BE, selaku pembimbing di PT. Geoservices.
4. Bapak Daniel Tampubolon, selaku pembimbing di PT. Geoservices.
5. Bapak Ade Sukardi, selaku pembimbing di PT. Geoservices.
6. Bapak Sukristaliadi Hari Pramono, selaku pembimbing di PT. Geoservices.
7. Bapak Wahyudi Surahman, selaku pembimbing di PT. Geoservices.
8. HRD dan seluruh karyawan di PT.Geoservices

ii
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna serta masih banyak kesalahan
maupun kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sangat saya harapkan. Semoga
laporan Praktek Kerja Industri ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 04 November s/d 04 Desember 2019

RAFHAEL ASHARI ISRAM

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN………………….………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….…ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...iv

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................………1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………....1
1.2 Judul...............................................................................................……….2
1.3. Tujuan.............................................................................................……….2
1.3.1 Tujuan Umum................................................................................……….2
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................................……….2
1.4 Manfaat...........................................................................................……….3
1.5 Waktu dan Tempat.........................................................................……….3

BAB II PEMBAHASAN TEORI…………………………………….………....4


2.1 Analisa Core………………………………………………………………...4
2.2 Pengertian Core.................................................................................…….....4
2.3 Pengambilan Core di Lokasi Sumur..................................................….…....5
2.4 Tipe Tipe Batuan Yang di Analisa....................................................…….....6
2.5 Jenis Core Sample di laboratorium...................................................…….....6
2.6 Tahapan Sebelum Analisa Core........................................................……….7

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN..................................…..…...23


3.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan………………………..…………...23
3.2 Divisi Divisi......................................................................................……….26
3.3 Geological & Laboratory Services……………………………………….....25

iv
BAB 1V METODOLOGI PENELITIAN………………………………………26
4.1 Oreantasi Lapangan……………………………………………………..…..26
4.2 Metode Wawancara…………………………………………………...…….26
4.3 Study Literature………………………………………………………….….26

BAB V PEMBAHASAN………………………………………………......……27
5.1 Pengukuran Data Sample …………………………………………..............28
5.2 Pengukura Permeabilitas Dan Porositas Menggunakan Automated
Permeameter Porosimeter………………………………………………..…28

BAB VI PENUTUP………………………………………………………….…35
6. Kesimpulan…………………………………………………………………..35.
LAMPIRAN……………………………………………………..…………....;..39

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisa inti batuan dalam teknik perminyakan pada

penerapannya di lapangan diawali dengan pengambilan sample batuan

melalui pengeboran batuan (coring). Coring merupakan kegiatan atau

usaha untuk mendapatkan contoh batuan dari formasi bawah permukaan.

Analisa inti batuan adalah tahapan analisa setelah contoh batuan dibawah

permukaan diperoleh. Sifat fisik batuan dan fluida reservoir sangat

penting untuk perhitungan cadangan dan perencenaan produksi sehingga

di peroleh efisiensi setinggi mungkin.

Tujuan dari analisa inti batuan adalah untuk menentukan secara

langsung informasi tentang sifat-sifat fisik batuan yang ditembus selama

pemboran. Untuk eksplorasi dapat digunakan untuk mengevaluasi

kemungkinan dapat diproduksikan hidrokarbon dari suatu sumur,

sedangkan tahap eksploitasi dari suatu reservoir dapat digunakan untuk

panduan melaksanakan well completion. Selain itu data inti batuan ini

juga berguna sebagai bahan pembanding dan kalibrasi dari metode

logging.

1
Permintaan coring dari pihak perusahaan minyak dan gas, biasanya
didiskusikan ataupun diberitahukan kepada kita sebelum pengeboran suatu
sumur dimulai. Dengan demikian kita akan mendapatkan informasi mengenai
program waktu coring, jumlah interval coring maupun kedalamannya dari
batuan inti yang akan diambil

1.2. Judul

Yang diambil dalam kerja praktek di ini adalah ANALISA CORE RUTIN

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum


Kegiatan praktik kerja industri ini maksud agar para siswa dapat

mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dibangku sekolah dan padukan realita

yang ada serta selanjutnya dapat bermanfaat bagi khalayak umum, sehingga

dapat meningkatkan kualitas kerjasama antara tempat PRAKERIN dan pihak

sekolah.

1.3.2. Tujuan Khusus


a) Mengetahui tahapan analisa core rutin.

b) Mengetahui proses kerja di laboratorium dan mengetahui alat yang

digunakan.

c) Mengetahui cara menentukan permeabilitas dan porositas batuan

sesuai dengan dimensi aslinya.

d) Memahami cara menentukan nilai Saturasi dengan metode

penjenuhan. Mengetahui apakah dalam suatu sample memiliki

kandungan minyak atau tidak.

2
1.4 Manfaat

Hasil dari pelaksanaan PRAKERIN ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan tentang core. Serta menambah wawasan dalam lingkungan Dunia

Usaha atau Industri

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu dan tempat pelaksanaan prakerin ini adalah:
Waktu : 04 November s/d 04 Desember 2019
Tempat : PT. GEOSERVICES GEOLOGICAL & LABORATORY SERVICES

DIVISON

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 ]Analisa Core

Analisa core adalah meneliti contoh batuan yang diambil dari sumur pemboran. Pada

umumnya core diambil pada kedalaman tertentu, data core merupakan data yang paling

dipercaya untuk mengetahui kondisi bawah permukaan.

2.2 Pengertian Batuan Inti (Core)

Batuan Inti (core) adalah sample batuan yang didapat dari dalam bumi, yang

diambil dari zona yang dianggap berpotensi mengandung hidrokarbon atau biasa kita sebut

reservoir. Tujuan dari pengambilan core dari bawah permukaan adalah:

1. Untuk analisa reservoir dengan mendeskripsikan aspek sedimentologi dan mempelajari

struktur sehingga menghasilkan suatu model reservoir geologi yang digunakan untuk

simulasi reservoir.

2. Menetapkan keberadaan dari hidrokarbon.

3. Mengetahui nilai-nilai basic properties dari suatu batuan (porositas, permeabilitas,

saturasi, dan grain density) dan menentukan area perubahan sifat-sifat fisik batuan dan

faktor yang mempengaruhi kualitas reservoir.

4. Menentukan kapasitas penyimpanan (storage capacity) dan kapasitas aliran pada

formasi yang berperan sebagai reservoir.

Memprediksi dari produksi gas, minyak dan air untuk reserve estimates dan permodelan

reservoir.

4
2.3 Pengambilan Core di Lokasi Sumur

Pengambilan inti batuan jenis konvensional di lokasi, dilakukan bersamaan dengan

kegiatan pemboran sedangkan pengambilan jenis side wall di lakukan setelah pemboran

selesai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan core, yaitu:

1. Kontruksi dari peralatannya, meliputi core barrel, core catcher dan core bit

2. Kondisi formasi, meliputi jenis batuan formasi dan kondisi sumur

3. Teknik operasi coring meliputi jenis lumpur yang di pakai, proses coring dan core

handling

Adapun langkah-langkah yang biasanya dilakukan saat melakukan pengambilan

core di lapangan adalah

1. Core engineer melakukan coring sesuai kedalaman yang telah di tentukan geologist,

driller engineer dan petroleum engineer.

2. Lalu core engineer melakukan coring di kedalaman tersebut

3. Setelah pelaksaan coring, perlatan coring di Tarik ke permukaan, core tubing di

laydown di permukaan

4. Core+barrel di lepas dari tubing

5. Setelah itu core di potong per 3 feet atau 1 meter

6. Lalu di resin, untuk melindungi kondisi core agar tetap seperti dalam reservoir, sifat

saturasinya serta melindungi dalam perjalanan menuju laboratorium untuk di analisa.

7. Barulah di bawa ke laboratorium untuk di analisa.

5
2.4 Tipe – Tipe Batuan Yang Di Analisa

Pemilihan metode harus di sesuaikan dengan ketersediaan alat, karakteristiuk dari suatu

formasi yang akan di ambil core dan sasaran dalam pengukuran core itu sendiri.

Dalam pengambilan core hanya terdapat 2 metode, yaitu

1. Sidewall Core, yaitu pengambilan core dilakukan saat pemboran sudah selesai

dilakukan. Terdapat 2 jenis teknik, yaitu

 Percussion yaitu dengan cara menembakkan ke dinding formasi

 Rotary yaitu dengan cara mengebor ke dinding formasi

2. Conventiona Corel, yaitu dilakukan pada saat pemboran berlangsung.

Di dalam rangkaian tubing terdapat beberapa bahan untuk membungkus core, yaitu :

 Rubber sleeve liner,

 Plastic Sleeve (PVC) Liner,

 Fiberglass Barrel,

 Alumunium Linear

Pada saat di atas permukaan, perlu di lakukan resin, yaitu untuk melindungi core agar tetap

sama dengan kondisi di bawah permukaan (agar tidak merubah sifat fisik batuan).

2.5 Jenis Core Sample di Laboratorium

jenis core sample di laboratorium terbagi menjadi 3 buah core sample, yaitu:

1. Core Plug, sample adalah plug sample yang diambil dengan mengebor conventional

core. Dimana core yang di analisa, di bor sejajar dengan arah perlapisan (horizontal

plug sample) atau vertical plug sample yang diambil / dibor tegak lurus dengan arah

6
perlapisan, berbentuk silindris dengan ukuran diametenya 1.0 atau 1.5 Inch. Cara ini

biasanya dilakukan untuk batuan formasi yang homogen.

2. Side-Wall Core, merupakan core sample yang diambil pada dinding lubang

sumur/formasi. Datanya dipakai untuk pengecekan litologi batuan dan kandungan

fluidanya.

3. Full Diameter Core, yaitu core yang dianalisa diameternya sesuai seperti aslinya dan

panjangnya sekitar 8 inch, analisa ini pada batuan heterogen atau terdapat rekahan atau

rongga.

2.6 Tahapan-Tahapan sebelum Analisa Core

Pada proses analisa di laboratorium core terdapat beberapa langkah yaitu :

1. Labelling, Membuat daftar identitas batuan sesuai kedalaman (conventional core)

2. Spectral Gamma Ray adalah kegiatan yang pertama kali dilakukan sebelum pengukuran

sifat-sifat batuan lainnya, tujuannya untuk menentukan kandungan radioaktif, seperti

Uranium (U), Kalium/Potasium (K) dan Thorium (Th), dari alat ini akan dihasilkan

berupa log (chart).

Dari pembacaan chart log dapat diketahui jenis dari batuan tersebut. Jika

memiliki radiasi gamma ray yang tinggi maka termasuk jenis batuan shale/clay, jika

radiasinya sedang maka termasuk jenis sandstone dan jika radiasinya rendah maka

termasuk jenis limestone. Untuk mendeteksi radiasi sinar gamma dipakai alat spectral

core gamma.

7
Gambar 2.1 Alat Gamma Ray
(Sumber: Lab PT. Geoservices)

Cara kerja alat spectral core gamma ray:

a. Pertama-tama kita siapkan sampel whole core yang akan diukur kandungan

radioaktifnya.

b. Kemudian kita mempersiapkan alat spectral core gamma ray.

c. Alat Spectral Gamma Ray terlebih dahulu dikalibrasi, dan terhubung langsung

dengan komputer.

d. Setelah alat siap digunakan, letakan whole core di alat spectral core gamma ray.

e. Kemudian alat dijalankan dan kandungan radiasi alamiah sinar gamma pada batuan

akan terdeteksi oleh alat spectral core gamma ray.

f. Alat telah terhubung dengan komputer yang akan memproses data yang didapat. Data

yang didapat berupa log gamma (total gamma).

g. Setelah itu log gamma di analisa dimana letak zona prospek.

8
3. Compute Tomografi (CT) SCAN

CT-Scan adalah alat yang menggunakan media X-ray untuk mendeteksi batuan,

prinsip kerjanya hampir sama saja dengan scanner dirumah sakit.

Tujuan dilaksanakan CT-Scan:

a. Untuk dokumentasi wellsite data tanpa membuka core dari tube dan merusaknya.

b. Membantu routine core untuk menentukan posisi plug dan arahnya.

c. Untuk mengetahui laminasi bedding (perlapisan) dan butiran.

d. Untuk mengetahui bila ada lubang atau fracture atau retakan pada batuan.

e. Sebagai acuan data pada routin core.

Proses Kerja:

a. Siapkan plug atau core full diameter kemudian diletakkan diatas alat CT-Scan,

secara otomatis alat akan merekam data secara langsung ke komputer.

b. Dari hasil tersebut kita dapat mengetahui laminasi (perlapisan) butiran dan arah

aliran.

c. Full diameter diambil data dari sudut 0o – 90o, agar diketahui dan hasilnya dirata-

rata.

9
Dan berikut adalah data yang di hasilkan dari CT-Scan:

Gambar 2.2 CT-Scan Whole Core Pada Batuan Pasir

(Sumber: Lab PT. GeoservicesS)

4. Open Core dari barell

Alat ini gunanya adalah untuk membuka core yang masih di dalam, pipa, dan pipa yang

dipakai batuan ada 2 yaitu Fibber Glass & Aluminium dengan cara di dorong.

10
5. Refiting (penyusunan)

 bersihkan menggunakan sikat kawat agar terlihat pori pori

 beri tanda merah dan biru untuk menentukan Top & Buttom

 lalu berikan depth yang sudah diukur kembali, jika pengukuran menggunakan

meter berarti dalam 1 meter tetap satu meter menggunakan point per 50cm, jika

mengukur memakai feet dalam 1 meter menjadi 3 feet atau 3 titik.

 Dalam ujung batuan kita selalu melakukan pengambilan untuk menganilsa nilai

minyak menggunakan alat retot.

11
6.Retort.

Retort alat pemanasan (untuk menilai kadar minyak) di ambil pada ujung core, batuan yang

sudah dipisahkan untuk retort lalu ditumbuk dan dimasukkan kedalam bom. Untuk mendapatkan

minyak dari batuan tersebut lalu kita masukkan ke retort dengan cara dipanaskan, panas suhu

yang dihasilkan retort di mulai dari 200˚C sampai 600˚C dan kita biarkan seharian. Selanjutnya

mengunakan alat Centrivuge untuk menghasilkan jelas nilai kadar minyaknya. Dengan cara

masukkan botol ukur minyaknya kedalam alat Centrrvuge sudah dimasukkan lalu alat itu akan

berputar agar kotoran dalam minyak yang ada di botol ukur terendapkan, sudah bersih dari

kotoran lalu bisa kita ukur nilai minyak.

12
7. Photoraph,

Photoraph adalah Foto keseluruhan badan core dengan mode white light dan UV

(ultra violet) light.

8. Plugging,

Plugging adalah pengambilan sampel dengan cara di bor pada titik sampel yang

akan di analisa rutin batuan, umumnya per 1 feet di ambil sample. Plugging adalah proses

pengambilan sampel dengan ukuran 1.0 atau 1.5inch dari full diameter core. Pembuatan

sample menjadi bentuk plug ini menggunakan mesin bor diamond bit.

Pengambilan plugging ada 2 macam (horizontal dan vertical )

Ada beberapa cairan yang di pakai saat plugging yaitu:

1. Liquid Nitrogen, digunakan sebagai media pengambilan untuk core yang mudah

pecah.

2. Air dan KCL untuk dipakai pada batuan keras agar dapat bisa di plugging

3. Solar hanya digunakan unuk penelitian denstack (mengetahui kadar air pada batuan

13
9. Trimming.

Alat trimming adalah untuk memotong ataupun merapihkan diameter core yang sudah di

plugging

10. Dean stark

Sampel deanstark adalah berupa sampel plug, dilakukan analisa untuk mencari nilai saturasi

air pada sampel tersebut. Dari batuan yang di plugging menggunakan solar.

11.Slabbing

14
Slabbing, yaitu membelah core menjadi 2/3 dan 1/3 bagian. Yang merupakan 2/3 bagian

untuk sampel analisa dan 1/3 bagian untuk kebutuhan display. Untuk bagian display core

dilakukan pemolesan agar core dapat memperlihatkan pori-pori batuannya. Untuk batuan

limestone di perlukan pemberian cairan HCl, agar pori-prinya dapat terlihat. Untuk batuan

Sandstone tidak perlu di berikan HCl, karena pori-porinya sudah terlihat jelas. Bagian 1/3

slabbing di foto UV (ultra violet) light dan white light. Bagian 1/3 ini sudah tidak bisa untuk

dijadikan penelitian yang lain. Karna 1/3 ini untuk di buat deskripsi dan sudah dilakukan

pemolesan juga sudah dipakai bahan resin keras.

11. Cleanning

Cleanning, setelah sampel di Plugging maka sampel harus di Cleaning untuk di

15
bersihkan dari kandungan miyak dan garam. Clenning adalah proses pencucian atau

pembersihan core menggunakan larutan toluena dan methanol. Toluena digunakan untuk

membersihkan minyak yang terkandung pada plug sample dan methanol digunakan untuk

membersihkan garam yang terkandung pada batuan tersebut. Pencucian batuan terdiri

dari pencucian panas dan dingin. Pencucian panas digunakan untuk batuan keras,

pencucian dingin untuk batuan lunak.

Setelah pencucian selesai kita lanjutkan ke alat pengeringan (oven), terdapat 2 macam

oven. Humidity Oven dan Conventional Oven.

12. Drying,

Setelah proses pencucian selesai, sampel harus dikeringkan terlebih dahulu dengan

cara dimasukkan ke dalam oven. Terdapat dua macam oven yaitu, Humidity oven dan

Drying Oven atau convectional oven. Humidity Oven yang biasanya di gunakan untuk

mengeringkan sampel sand stone dengan temperature 60°C dengan kelembaban udara

sekitar 45% selama proses pengeringan, sample ditimbang sekali sehari sampai

diperoleh berat yang konstan. Jika sudah diperoleh berat yang konstan berarti sampel

sudah benar-benar kering.

13. Pengeringan. (Humidity oven)

16
Gambar 2.3 Humidity Oven
(Sumber: Lab PT. Geoservices)

Oven Hummidity ini digunakan untuk batuan hasil pencucian dingin. Oven ini

mempunyai kelembaban 40% dengan panas 60˚C.

14. Oven (Conventional)

17
Gambar 2.4 Drying Oven atau Convectional Oven
(Sumber: Lab PT. Geoservices)

Oven Conventional ini digunakan hasil pencucian panas dan mempunyai suhu panas 100˚C –

110˚C. Batuan yang sudah di oven harus sudah benar benar kering agar sample dapat di ukur

Grain Volum, Permeameter dan Porosimeter.

2.4 Analisa Rutin Core

Analisa core rutin adalah analisa tahap awal yang dilakukan pada sampel batuan

yang di dapat dari bawah permukaan, diantaranya yaitu porositas, permeabilitas, grain

density dan saturasi fluida.

2.4.1. Porositas

18
Porositas adalah ukuran yang menunjukkan besar rongga suatu batuan.untuk

menentukan porositas, ada beberapa alat yang diperkenalkan, salah satunya yaitu

porosimeter dimana untuk menentukannya digunakan Metode Mercury Injection Pump,

dengan bahan yang digunakan Hg atau air raksa sebagai petunjuk. Selain itu juga

digunakan Metode Penimbangan, yang juga digunakan untuk mengukur porositas efektif.

Porositas juga dapat diketahui dengan melakukan analisa inti batuan rutin.

Tabel 2.1

Skala porositas

Skala porositas (%) Keterangan

0–5 Dapat diabaikan

5 - 10 Buruk

10 - 15 Cukup

15 - 20 Baik

20 - 25 Sangat baik

> 25 Istimewa

19
2.4.2. Permeabilitas

Permeabilitas adalah sifat dari pada batuan yang merupakan kemampuan batuan tersebut

untuk dapat mengalirkan fluida. Secara kuantitatif besarnya permeabilitas suatu batuan

ditentukan berdasarkan rumus Darcy (untuk aliran laminar dan viscous). Secara langsung

hubungan antara harga permeabilitas dan porositas tidak dapat dipastikan, bila korelasi dilakukan

berdasarkan batuan yang bervariasi.

Tabel 2.2

Skala permeabilitas

Skala Permeabilitas Keterangan

(mD)

<5 Ketat

5 – 10 Cukup

10 – 100 Baik

100 – 1000 Baik sekali

2.3.4 Grain Density

20
Densitas batuan dari batuan berpori adalah perbandingan antara berat terhadap volume

butiran (rata-rata dari material tersebut). Densitas spesifik adalah perbandingan antara densitas

material tersebut terhadap densitas air pada tekanan dan temperatur yang normal, yaitu kurang

lebih 103kg/m3.

Tabel 2.3

Typical Grain Density Values

Rock/ Clay Type Grain Density (gr/cc)

Halite 2.16

Sandstone 2.65

Kaolinite 2.62

Monlmorillonite 2.63

Quartz 2.65

Calcite 2.71

Illite 2.78

Glautonite 2.85

Dolomite 2.87

Anhydrite 2.96

Pyrite 5.01

2.3.5 Saturasi

21
Saturasi fluida merupakan perbandingan antara volume pori batuan yang ditempati oleh

satu fluida tertentu dengan volume pori batuan, untuk menentukan ada dua metode yang dapat

digunakan yaitu metode distilasi dan metode retort.

1. Saturasi Gas

Saturasi gas adalah volume pori yang diisi gas dibagi dengan volume total yang dinyatakan

dengan Sg.

2. Saturasi Minyak

Minyak adalah volume pori yang diisi minyak dibagi dengan volume pori total yang

dinyatakan dengan So.

3. Saturasi air

Saturasi air adalah volume pori yang diisi air dibagi volume pori total yang dinyatakan dengan

Sw.

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


22
3.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan

PT. Geoservices adalah perusahaan yang memiliki dasar yang solid dengan

keahlian mencakup semua aspek eksplorasi dan pengembangan minyak, gas, batubara,

mineral dan industri panas bumi Indonesia. Awalnya menyediakan sampel lapangan dan

analisis kimia untuk industri mineral. PT. Geoservices telah melakukan diversifikasi

layanan dan memperluas pelanggannya.

Gambar 2.5
Logo Perusahaan

“EXCELLENT SERVICES WITH HIGH PROFESSIONAL INTEGRITY” merupakan filosofi

yang dimiliki. Untuk memberikan layanan yang lebih baik di seluruh nusantara. PT. Geoservices

terus memperluas operasinya dari basis Bandung aslinya, didirikan pada tahun 1971. Perusahaan

sekarang memiliki kantor cabang di Jakarta serta lokasi penting lainnya, termasuk Samarinda

(Kalimantan Timur), Balikpapan (Kalimantan Timur), Banjarbaru (Kalimantan Selatan) dan

Pekanbaru (Riau).

PT. Geoservices dikenal karena keahlian dan kehandalan di semua bidang

kegiatan. Pertumbuhan ukuran dan reputasi perusahaan telah berakar dalam keunggulan

karyawannya. Landasan untuk keunggulan ini adalah komitmen jangka panjang untuk

23
pengembangan keterampilan dan pengetahuan, termasuk pelatihan lepas pantai karyawan

lokal dan interaksi dengan konsultan asing yang pindah ke Indonesia untuk berbagai

periode waktu.

Untuk memfasilitasi transfer teknologi PT. Geoservices masuk ke Joint Venture

atau perjanjian bantuan teknis dengan perusahaan berbasis asing yang diakui sebagai

pemimpin di bidang masing-masing. Kombinasi tenaga berpengalaman, instrumentasi

modern, pelatihan staf yang ekstensif dan prosedur pengendalian kualitas yang ketat telah

menjadikan PT. Geoservices diterima di seluruh dunia. Dedikasi untuk mempertahankan

standar tinggi di Indonesia memastikan bahwa layanan perusahaan akan dinikmati dan

diakui oleh internasional untuk bertahun-tahun yang akan datang.

3.2 Divisi Divisi

PT. Geoservices merupakan perusahaan besar yang memiliki banyak divisi, diantaranya

1. Consultancy

2. Geoassay Testing Laboratory

3. SAPD (Seismic Scan & Archive)

4. Coalbed Methane (CBM) Division

5. Environmental Laboratory

6. Geological & Laboratory Services Division

7. Geotechnical Laboratory

8. Heavy Equipment Rental & Services

3.3 Geological & Laboratory Services Division PT. Geoservices

24
Gambar 2.6 Logo PT. GEOSERVICES Geological & Laboratory Services Division
Divisi ini menyediakan layanan utama berupa analisa laboratorium geologi &

core untuk industri minyak & gas, coal bed methane, geothermal & mineral.

Divisi ini menyediakan pengukuran dan pengamatan yang akurat, didukung oleh kualitas

kontrol, interpretasi dan pelaporan yang hati-hati. Proyek ini dikerjakan di lapangan dan di

laboratorium lokasi klien.

Pengalaman yang dimiliki divisi ini sudah mencakup seluruh wilayah di Indonesia

dan telah melakukan berbagai proyek bahkan di sebagian Negara lain seperti Asia, Timur

Tengah dan Afrika.

Layanan tersebut meliputi bidang-bidang utama berikut analisis dan interpretasi

1. Rock Description

2. Core Analysis

3. Stratigraphy

4. Petroleum Geochemistry & Fluids

5. Environmental

6. PVT Analysis

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam melaksanakan Kerja Praktek, siswa diharapkan mampu melakukan studi kasus, yaitu

mengangkat suatu kasus yang dijumpai di tempat pelaksanaan Kerja Praktek menjadi suatu

25
kajian sesuai dengan bidang keahlian yang ada, ataupun melakukan pengamatan terhadap kerja

suatu proses atau alat untuk kemudian dikaji sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.

Untuk mendukung pelaksanaan kerja praktek dan kajian yang akan dilakukan, maka

dapat dilakukan beberapa metode pelaksanaan, antara lain

4.1 Orientasi Lapangan

Dimana data yang diperoleh dari analisa secara langsung di lapangan tentang

analisa coring pemboran. Berdasarkan analisa itulah penulis mendapatkan data–data yang

akan menjadi sumber data dalam pembuatan laporan.

4.2 Metode Wawancara

Yaitu dengan cara bertanya ataupun berkonsultasi langsung dengan pembimbing

laboratorium maupun dengan operator yang bersangkutan untuk mendapatkan data yang

ada di tempat pelaksanaan kerja praktek.

4.3 Study Literature

Merupakan data yang diperoleh dari membaca hand book bahkan sumber-sumber

lain yang berhubungan dengan topik yang diambil, baik literatur dari perusahaan maupun

dari luar perusahaan.

BAB V

PEMBAHASAN

26
Analisa core adalah meneliti contoh batuan yang diambil dari bawah permukaan. Pada

umumnya core diambil pada kedalaman tertentu yang prospektif, data core merupakan data yang

paling dipercaya untuk mengetahui kondisi bawah permukaan. Tujuan dari analisa core, yaitu

mengetahui informasi langsung tentang sifat-sifat fisik metode batuan yang ditembus selama

pemboran berlangsung.

Analisa serbuk bor (cutting) adalah merupakan sumber informasi dalam menentukan

tanda adanya minyak dan gas dan untuk deskripsi lithologi batuan. Dalam analisa cutting ini,

dibuat korelasi antara deskripsi sampel dengan kedalaman. Penentuan daerah yang mengandung

hidrokarbon memerlukan suatu data-data geologi bawah permukaan secara tepat dan akurat.

Salah satu metode untuk mendapatkan data bawah permukaan tersebut melalui analisa cutting

dan analisa logging. Pekerjaan analisa cutting dilakukan dalam kerangka pekerjaan mud logging

yang terutama untuk mengidentifikasi saturasi hidrokarbon dan mengestimasi karakteristik

batuan reservoir.

5.1 Pengukuran Data Dasar Sample.

Dalam keadaan suhu ruangan core tersebut diukur panjang diameter dengan

menggunakan jangka sorong, lalu ditimbang untuk mengetahui berat sampel.

27
5.2 Pengukuran Permeabilitas dan Porositas Menggunakan Automated Permeameter-

Porosimeter

A. Pengecekan Kebocoran Otomatis

1. Buka program

2. Untuk melakukan pengecekan kebocoran, tekan pada tombol ‘Leak Check’. Software

akan memunculkan dialog pada operator untuk menaruh solid steel plug di dalam

core holder. Lalu suatu jendela kerja akan muncul.

3. Setelah menekan ‘Yes’, sistem akan memeriksa garis aliran gas secara sistematis.

Jika tidak terdapat kebocoran yang terdeteksi, jendela kerja lainnya akan

memunculkan dialog bahwa pengecekan sudah komplit.

4. Jika kebocoran terdeteksi, operator akan diberitahu sekitar lokasi di mana terjadi

kebocoran. Pada saat ini, tes akan dibatalkan secara langsung atau setelah kita

menekan ‘Ok’, dan tes kebocoran akan di proses dengan pengecekan.]

B. Kalibrasi Reference Volume

1. Untuk memulai pengacuan kalibrasi kalibrasi volume, tekan tombol ‘Reference

Volume’.

2. Saat dimulai, operator akan diberitahu untuk memasukkan solid steel plug ke dalam

coleholder dan kemudian memberikan waktu apabila solid steel plug tersebt belum

dimasukkan.

3. Kemudian sistem tersebut akan menerapkan tekanan 1000 psi pada coleholder dan

200 psi pada tekanan pori. Setelah periode stabilisasi, valve 1 akan tertutup dan

28
sistem akan memantau stabilitas sesuai dengan parameter set pada jendela

konfigurasi.

4. Ketika tekanan sudah stabil, P1 akan direkam. Selanjutnya penyesuai volume akan

menarik kembali peningkatan volume dengan jumlah tertentu yang telah diketahui.

Ketika tekanan sudah stabil, P2 direkam dan volume acuan akan akan dikalkulasi.

C. Mengukur Porositas dan Permeabilitas

1. Sebelum memulai suatu rangkaian pengukuran, acuan volume yang valid harus

dikalkulasi menggunakan kalibrasi ‘Reference Volume’

2. Saat volume acuan sedang dikalkulasi, klik pada Sampel dan pilih database core atau

buat yang baru. Catatan: Jika pengukuran porositas tidak dikehendaki, nilai dari grain

volume harus dimasukkan ke dalam bagian Sample input sebelumnya untuk memulai

test. Jika tidak, pengukuran porositas akan diperlukan pada tes tahap pertma.

3. Saat database core sudah dipilih, tombol Porosity/Permeability pada jendela utama

akan aktif.

4. Tekan tombol Porosity/Permeability dan perangkat lunak tersebut akan memulai tes

rutin pengaturan valve. Pada saat yang sama, pemberitahuan selanjutkan akan

muncul untuk mengingatkan operator, core harus dimasukkan untuk melanjutkan

pengukuran.

5. Jika core belum dimasukkan ke dalam coreholder, klik ‘NO’ dan proses akan diputus

untuk memberikan kesempatan bagi operator untuk memasukkan sampel.

6. Sselanjutnya, jendela ‘Test Information’ akan muncul dengan tampilan database core

yang ada di dalam coreholder saat itu. Soroti core sampel yang akan diukur dan

29
masuk ke pressure test dan tes yang diinginkan (porositas dan/ atau permeabilitas)

memiliki interval yang sama antara pengukuran- pengukuran tersebut (minimal 30

detik)

7. Tekanan yang menekan dapat dimasukkan secara individu dengan menggunakan

tombol Quick Fill, tekanan maksimum dan minimum dapat dibuat sespesifik

mungkin dan program akan menambahkan secara tekanan otomatis secara bersamaan

dan menyeluruh dalam cangkupan yang spesifik. Pada kasus lain, jumlah tekanan

yang sebenarnya harus dimasukkan ke dalam ‘appropriate field’

8. Setelah menjalankan tes tekanan yang spesifik, jendela kerja utama ajan muncul.

9. Tombol merah kecil yang berada di dekat bagian atas layar merupakan tombol ‘batal’

dan akan aktif selama tes rutin otomatis. Tombol itu dapat digunakan kapan pun

untuk tes rutin otomatis.

10. Ketika ‘ batal’ ditekan, valve 1 akan menutup dan semua tekanan pori akan ditukar

dengan udara.

11. Untuk memulai test, program akan secara otomatis menyetting dalam tekanan dan

kemudian tunggu waktu yang tepat sebelum mengawali tes porositas yang pertama.

Valve 1 akan membuka sistem tekanan pada tekanan yang tepat pada jendela

konfigurasi.

12. Setelah satu menit, valve 1 akan menutup dan sistem akan memonitor stabilitas

sesuai dengan parameter yang diset pada jendela konfigurasi. Pada kasus core dengan

permeabilitas yang rendah, boleh jadi penting untuk membuka kembali valve 1 untuk

melanjutkan penekanan pada core.

30
13. Ketika tekanan sudah stabil, tekanan pertama (P3) akan terekam. Lalu, penyesuai

volume akan menarik peningkatan volume yang telah diketahui kembali ke semula,

jumlahnya pasti. Ketika tekanan sudah stabil, tekanan kedua (P4) akan terekam dan

volume pori akan terkakulasi dan dapat dilihat pada jendela informasi core.

14. Jika pengukuran permeabilitas diminta, sistem akan berpindah secara langsung ke

prosedur pengukuran permeabilitas menggunakan tekanan pertama dari core dan

reservoir nomer 2 pada tekanan pori awal. Setelah satu menit, valve satu akan

menutup dan sistem akan memonitor tekanan untuk stabilitas. Valve 3 akan menutup

dan akhirnya, valve 4 akan membuka dan membiarkan tekanannya menghilang.

15. Sistem akan menentukan dengan cepat apabila tekanan merosot sebanding dengan

waktu, terlalu cepat, atau terlalu lambat. Jika penurunan terlihat sebanding, maka

permeabilitas akan segera dikalkulasi dan program akan beralih ke tahap selanjutnya.

16. Jika penurunan dianggap terlalu cepat, maka core akan ditekan kembali

menggunakan reservoir 3 untuk meningkatkan volume gas yang digunakan. Jika

penurunan dianggap terlalu lambat, maka core akan ditekan kembali hanya dengan

menggunakan gas yang volumenya yang kecil.

17. Saat tes yang diminta untuk tekanan pertama telah komplit, program akan secara

otomatis mengatur untuk tekanan selanjutnya dan menjalankan tes yang diminta.

Saat pengukuran tes terakhir telah komplit, operator akan diberitahukan untuk

menyimpan data dalam job file. File- file ini kemudian akan tersimpan dalam folder

AP-608 jobs.

31
18. Selanjutnya, pemberitahuan lainnya akan muncul dan membiarka operator untuk

memilih antara penghilangan tekanan secara cepat atau lambat. Untuk core dengan

permeabilitas tinggi dan medium, penghilangan tekanan biasanya digunakan

penghilangan secara cepat. Untuk permeabilitas rendah yang dijalankan dengan

tekanan tinggi, penghilangan tekanan secara lambat sangat dianjurkan untuk

menghindari kerusakan core.

19. Untuk memilih slow ramp down, masukkan waktu yang diinginkan untuk

penghilangan tekanan dan klik ramp down.

20. Saat sistem sudah dihilangkan tekanannya, makan akan kembali ke keadaan siap.

21. Hasil dari tes akan dapat dilihat pada jendela data core.

22. Untuk menjalankan pengukuran pada sampel yang lain, pilih Load/Unload dari menu

Pressure Intensifier, lalu keluarkan sampel, lalu masukkan sampel selanjutnya.

Untuk menjalankan pengukuran pada sampel yang lain, pilih Load/Unload dari menu Pressure

Intensifier, lalu keluarkan sampel, lalu masukkan sampel selanjutnya.

32
Gambar 2.7

AP-608

Gambar 2.8

Mengoprasikan AP 608

5.3 Perhitungan Permeabilitas, Porositas, dan Grain Density

Dan berikut ini adalah contoh hasil perhitungan

A.CONVENTIONAL CORE RETORT CALCULATION PROGRAM

BV CORRECTION = 0,993
RETORT WEIGHT = 100 gms
Company : PTG
Well : GEOS-17 bv(swc)

33
Spl. Type : 100/bv(conv)

BV Gas OIL
SAMPLE BULK Corr. Weight, RETOR OBS WATER,
injection, CORR.
ID VOLUME g T BV OIL, ml ml
bv*cor ml ml
fac
Core - 1
104 10,75 10,67 21,93 1,92 100,0 1,70 1,88 3,70
105 10,21 10,14 20,43 2,05 100,0 1,50 1,68 3,50
106 12,35 12,26 25,71 2,17 100,0 1,80 1,98 2,90

CLIENT: PTG        

WELL: GEOS-17

RE
: PROVISIONAL RESULTS OF ROUTINE CORE ANALYSIS
FOR CONVENTIONAL
CORE

HORIZONTAL AT AMBIENT     11-Nov-2019


Klinkenber
Permeabilit g Helium
No Depth y to Air Permeabilit Porosity Grain
[Ka] y at Densit
Ambien y Description
[Kl]
t
ID Meter md md
% g/cc
CORE 1          

1528,0
104 2 1311 1300 22,6 2,63 Sst, hd, yel gry, vf-f, wel srt, ang, qtz, oksidice
1528,2 Sst, hd, yel gry, vf-f, wel srt, ang, qtz, frac fill
105 0 1363 1352 24,4 2,63 with carb
1528,4
106 0 987 978 21,9 2,63 Sst, hd, yel gry, vf-f, wel srt, ang, qtz

BAB VI
PENUTUP

5. Kesimpulan

34
Dari pelaksanaan kerja praktek yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan core, yaitu:

 Kontruksi dari peralatannya, meliputi core barrel, core cathcer dan core bit

 Kondisi formasi, meliputi jenis batuan formasi dan kondisi sumur

 Teknik operasi coring meliputi jenis Mud (Lumpur) yang di pakai, proses coring dan

core handling

2. Dalam pengambilan core hanya terdapat 2 metode, yaitu

 Sidewall, yaitu pengambilan core dilakukan saat pemboran sudah selesai dilakukan.

Terdapat 2 jenis teknik, yaitu

- Percussion yaitu dengan cara menembakkan ke dinding formasi

- Rotary yaitu dengan cara mengebor ke dinding formasi

 Conventional, yaitu dilakukan pada saat pemboran berlangsung.

Di dalam rangkaian tubing terdapat beberapa bahan untuk membungkus core,

yaitu Fiberglass Barrel, Alumunium Liner.

3.Jenis core yang dianalisa di laboratorium dibedakan menjadi :

 Core plug dari conventional core

 Side-wall Core, merupakan contoh batuan formasi yang berbentuk silindris yang

diambil dari sisi sumur pengeboran dengan cara penembakan [percusion] atau dibor

35
[rotary]. Biasanya side-wall core dilakukan apabila gagal mendapatkan conventional

core atau alasan biaya coring yang mahal.

 Full Diameter sample dari conventional core, dimana diameter core yang dianalisa

sesuai dengan diameter aslinya dan panjangnya ± 6 inchi. Jenis analisa ini dilakukan

untuk jenis batuan formasi yang heterogen seperti batuan conglomeratic dan batuan

limestone yang mempunyai rekahan / fracture atau lubang-lubang / vuggy.

 Jenis plugging ada 2 macam Horizontal & Vertical

3. Analisa core rutin di laboratorium meliputi analisa untuk mendapatkan nilai porositas,

permeabilitas, grain density dan saturasi

36
LAMPIRAN

37
38
39

Anda mungkin juga menyukai