Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN KEGIATAN
Laboratorium PT. Pertamina (Persero) UPMs VII Makassar pada tanggal 25 Juli-
25 Agustus 2016.
Ikmah Maghfira
NIM. 33114045
Mengetahui :
Kepala Laboratorium PT. Pertamina (Persero) Makassar
Taufik Hidayat
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan berkah,
Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang merupakan salah satu mata kulaih wajib
pada jurusan Teknik Kimia Prodi D3 Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung
Pandang.
VII Makassar. Penulis pun menyadari bahwa terselesaikannya laporan ini tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan baik
pengetahuan dan pengalaman penulis, untuk itu saran dan ritik yang membangun
dari berbagai pihak sangat penulis harapkan dari penyempurnaan laporan ini.
Semoga Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat memberikan nilai
Penulis
iv
DAFTAR ISI
hlm
BAB I PENDAHULUAN
v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
LAMPIRAN
vi
DAFTAR PUSTAKA
Aswanti, Putri. 2015. Makalah Pengolahan Minyak Bumi Dan
Kilang. https://www.academia.edu/125
vii
BAB I PENDAHULUAN
Minyak bumi adalah sumber energi yang paling banyak digunakan dalam
pengolahan bahan bakar minyak. Minyak mentah yang berasal dari kilang di
kebutuhan suatu kendaraan. Secara teoritis, minyak bumi merupakan bahan bakar
tumbuhan maupun hewan yang tertimbun dalam tanah dalam kurun waktu jutaan
tahun dan terkonversi menjadi senyawa hidrokarbon. Minyak bumi atau yang
dikenal sebagai crude oil dapat diproses dengan berbagai metode menjadi
berbagai macam produk, berupa bensin yang dihasilkan terdiri dari tiga jenis,
operasi dan efisiensi mesin. Hal dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari
bahan bahan baku (minyak mentah) sampai proses distribusinya. Oleh karena itu
perlu dilakukan pengujian atau analisis mutu bahan bakar. Adapun metode yang
metode standar ASTM (American Society for Testing and Materials) yang
ditentukan oleh beberapa parameter antara lain warna, distilasi, densitas, titik
Produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, dalam
3
produk yang tidak memenuhi standar, produk tersebut harus segera ditarik dari
Avtur, dan Minyak Solar di PT. Pertamina (Persero) UPMs VII Makassar?
Avtur, dan Minyak Solar di PT. Pertamina (Persero) UPMs VII Makassar.
Adapun manfaat penelitian dari praktek kerja yang kami lakukan yaitu :
saran-saran yang dapat dijadikan bahan penelitian untuk mencapai hasil yang
lebih baik
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah awal terbentuknya PT. Pertamina tidak lepas dari sejarah berdirinya
TMSU(Tambang Minyak Sumatera Utara) dan kolonel Dr. Ibnu Sutowo diberikan
10 Desember 1957, TMSU berubah status menjadi Perseroan Terbatas dan nama
TMSU berubah menjadi PT. TMSU dan diganti lagi menjadi PT. Pertamina
makna dari UUD 1945 pada pasal 33 ayat 2 dan 3, yaitu UU nomor 19/1960
Pertambangan Minyak dan Gas Minyak sebagai tindak lanjut dari kedua UU
03/1961 megenai Perusahaan Negara (PN) dengan alasan efisiensi. Pada tahun
5
Negara Pertmamina menjadi Pertamina (Perusahaan Minyak dan Gas Bumi
timur (wilayah Pertamina UPMs VII dan VIII) terutama untuk contoh-contoh
Avitation Fuel.
contoh BBM dari tangki timbun untuk penjualan dan tangker discharge serta
tangker loading.
Laboratorium Terminal BBM & LPG Makassar dari tahun ketahun menjadi
Makassar
pengujian sampel baik kimia ataupun fisika untuk mengetahui sifat atau
Tugas dan tanggung jawab Laboratorium Terminal BBM & LPG Makassar
adalah melakukan pemeriksaan secara kimia maupun fisika terhadap sampel BBM
dan non-BBM yang dikirim oleh instalasi, depot DPPU dan penjualan di seluruh
6
wilayah Indonesia bagian timur (UPMs VI, UPMs VII DAN UPMs VIII).
pemeriksaan sesuai sesuai dengan prosedur (ASTM, IP, API dll) yang telah
ditetapkan.
Sampel adalah sejumlah contoh yang mewakili jumlah yang lebih besar yang
dengan hati-hati dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan di dalam buku
Contoh yang diambil pada lapisan atas suatu jenis bahan dan tidak melebihi
7
Contoh bahan yang diambil dari ketinggian 5/6 dari permukaan bahan.
maupun penyaluran.
Contoh yang diambil dari seluruh pengeluaran pada saluran pipa tetap (fixed
Campuran bahan yang diambil dari contoh bawah, contoh tengah, dan contoh
atas dari sarana penimbunan bahan tersebut dengan perbandingan yang sama.
Contoh rata-rata diambil melalui suatu lubang bagi yang atas dari sarana
8
Contoh yang diambil dari beberapa komponen atau container.Contoh
gabungan dapat berupa composite upper sample, composite middle sample, dan
dari bahan tersebut.Contoh diambil dan disimpan dalam kaleng khusus (botol
bewarna gelap).Kaleng atau botol tersebut (dalam kondisi baik, bersih, dan
tertutup rapat).
Contoh pertama pada tiap-tiap batch dari suatu bahan dalam tangki
Contoh rutin uji korosi yaitu bahan yang di ambil dari bagian bawah (lower
sample). Untuk avtur pengujian copper strip dan silver strip corosine. Untuk
9
Contoh yang diambil secara berkala dari dalam stock yang statis untuk
pengujianlengkap di laboratorium.
Contoh bahan dari dalam tangki yang tidak dapat dipompakan lagi, diambil
dari contoh tengah untuk uji lengkap. Hal ini dilakukan pada saat akan
5) Retained sample
Contoh dari semua lapisan (all level sample) yang diambil dari tanker
umumnya selalu membawa master sampel sebagai referensi terhadap bahan yang
dimuat.
keperluan khusus.
a. Jenis produk
10
d. Tangker supply dan ATA tangker
Untuk BBM penerbangan telah ada prosedur yang berlaku, ditangani oleh
bagian aviasi UPMs VII baik pengiriman contoh maupun penerimaan laporan
hasil pemeriksaan dari laboratorium.Namun dalam hal ini, yang berwenang untuk
merilis adalah aviasi UPMs VII.Untuk sampel BBM non penerbangan dan
pelumas dari pabrik atau industri besar dan konsumen lainnya harus melalui
produk dengan produk lainnya yang tidak diinginkan yang mana akan
benda-benda diluar BBM, seperti karat, debu, pasir, dan lain-lain yang
11
3) Tercampurnya suatu produk dengan air. Hal ini dapat terjadi karena
1) Appereance Visual
9) Colour Lovibond IP 17
12
17) Destillition ASTM D 86
29) Odour
30) pH
method yang berlaku. Untuk pemeriksaan petroleum eter (BBM atau non BBM)
13
3) Shell Method Series (SMS)
yang digunakan karena setiap standard method memiliki kepekaan atau ketelitian
maka tiap-tiap alat ukur laboratorium harus selalu dikalibrasi secara rutin,
disamping itu perlu mengikuti program kolerasi tes antar laboratorium sehingga
dapat diketahui apakah ketelitian hasil analisis peralatan atau bahan pereaksi
Reproducibility).
Untuk laboratorium terminal BBM dan elpigi Makassar UPMs VII, program
reportnya. Test report tersebut dikirim kepada yang berwenang. Untuk hal-hal
14
2) Tanggal Test Report
3) Jenis Product
7) Metode pemeriksaan
8) Hasil pemeriksaan
Test Report merupakan dokumen penting yang harus disimpan dengan baik,
yang lebih baik. Untuk mencapai harapan tersebut, PT. Pertamina (Persero) UPMs
hukum pemerintah, menjaga standar etika, menjaga lingkungan yang sehat bagi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu kebijakan yang
dibuat oleh PT. Pertamina (Persero) UPMs VII Makassar untuk menunjang
VII Makassar sejak lama telah menerapkan program keselamatan kerja dalam
15
strategi bisnisnya, namun dengan adanya isu baru mengenai dampak lingkungan
maka PT. Pertamina (Persero) UPMs VII Makassar pun turut berperan aktif dalam
Minyak bumi adalah hasil dari peruraian (dekomposisi) materi tumbuhan dan
hewan di suatu daerah yang subsidence (turun) secara perlahan. Daerah tersebut
biasanya berupa laut,batas lagoon (danau) sepanjang pantai ataupun danau dan
kecepatan pengendapan sedimen harus cukup cepat sehingga paling tidak bagian
materi organik tersebut dapat tersimpan dan tertimbun dengan baik sebelum
terbenam ke dalam permukaan bumi yang lebih dalam, karena bertambahnya berat
oleh sedimen sedimen dan material yang menimbun di atasnya, atau karena gaya
semakin dalam sehingga mengalami tekanan dan suhu yang semakin tinggi.
16
Kenaikan suhu terhadap kedalaman rata rata di dunia ini sekitar 20 - 55
derajat celsius per kilometer. Di Sumatera sendiri dapat mencapai kurang lebih
sekitar 100 C/km. Sedangkan habitat minyak baru akan terbentuk pada suhu
sekitar 65 - 150 C yang biasanya berada pada kedalaman 1.5 3 km. Pada
minyak. Untuk kedalaman yang lebih dalam lagi suhu akan menjadi lebih tinggi
sehingga gas akan menjadi lebih tinggi sehingga gas akan mengalami
berpori baik yang memiliki nilai porositas 45% (reservoar yang sangat baik).
atasnya, maka batuan tersebut akan terkompaksi dan hal ini mengakibatkan nilai
porositasnya berkurang. Minyak, gas, dan air akan terkumpul atau tersimpan di
ruang pori pori dari batuan berpori tersebut. Oleh karena tekanan gravitasi, maka
dapat memisahkan gas, minyak, dan air secara fisis, yaitu akibat perbedaan
densitasnya. Minyak dan gas yang berdensitas lebih ringan daripada air akan
17
2.7.2. Komposisi Minyak Bumi
1. Alkana
alkana dan isoalkana. n-alkana adalah alkana jenuh berantai lurus dan tidak
CH3
CH3 CH3
yang mengandungrantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya terdiri atas
2. Sikloalkana
18
Sikloalkana juga dikenal dengan nama naptena. Naptena adalah senyawa
karbonnya. Naptena memiliki rumus umum CnH2n dan mempunyai ciri-ciri mirip
3. Hidrokarbon Aromatik
satu atau lebih cincin planar karbon-6 atau cincin benzena. Pada struktur ini, atom
terdapat dalam minyak bumi adalah senyawa benzena, contoh etil benzena.
seperti berikut.
2.7.3.1 Residu
Saat pertama kali minyak bumi masuk ke dalam menara distilasi, minyak
bumi akan dipanaskandalam suhu diatas 500oC. Residu tidak menguap dan
digunakan sebagai bahan baku aspal, bahan pelapis antibocor, dan bahan bakar
boiler (mesin pembangkit uap panas). Bagian minyak bumiyang menguap akan
naik ke atas dan kembali diolah menjadi fraksi minyak bumi lainnya.
19
2.7.3.2 Oli
mengurangi gesekan. Olidihasilkan dari hasil distilasi minyak bumi pada suhu
tersebut.
2.7.3.3 Solar
Solar adalah bahan bakar mesin diesel. Solar adalah hasil dari pemanasan
minyak bumi antara250-340oC. Solar tidak dapat menguap pada suhu tersebut
dan bagian minyak bumi lainnya akanterbawa ke atas untuk diolah kembali.
Kerosin (minyak tanah) adalah bahan bakar kompor minyak. Avtur adalah
bahan bakar pesawatterbang bermesin jet. Kerosin dan avtur dihasilkan dari
pemanasan minyak bumi pada suhuantara 170-250oC. Kerosin dan avtur tidak
dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa
2.7.3.5 Nafta
pemanasan minyak bumi pada suhu antara 70-170oC. Nafta tidak dapat menguap
pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk
diolah kembali.
Petroleum eter adalah bahan pelarut dan untuk laundry. Bensin pada
umumnya adalah bahan bakar kendaraan bermotor. Petroleum eter dan bensin
20
dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 35-75oC. Petroleum
eter dan bensin tidak dapat menguap pada suhu tersebutdan bagian minyak bumi
2.7.3.7 Gas
Hasil olahan minyak bumi yang terakhir adalah gas. Gas merupakan bahan
baku LPG (Liquid Petroleum Gas) yaitu bahan bakar kompor gas. Supaya gas
dapat disimpan dalam tempat yang lebih kecil, gas didinginkan pada suhu antara -
a. AVTUR
b. AVGAS
a. Premium
b. Kerosine
c. Solar
d. MDF
e. MFO
Persyaratan ini dikeluarkan oleh ditjen MIGAS. Pemeriksaan mutu BBM tersebut
atau yang akan dipasarkan selalu diperiksa mutuya. Pemeriksaan yang paling ketat
21
dilaksanakan oleh pengawas mutu terhadap BBM penerbangan, karena
2.7.3 Distilasi
ml, 90 ml, dan endpoint. Sedangkan untuk avtur dan kerosine di test range
Avtur dan Kerosine di tes flash pointnya dengan menggunakan alat flash
point Able. Sedangkan untuk Solar menggunakan alat flash point Pensky-
Marteens Close Cup. Setiap BBM memiliki batas minimal flash point.
Test ini dilakukan hanya pada Avtur dan Avgas untuk mengetahui pada
2.7.4. Viscosity
Test ini dilakukan pada Solar dan MFO. Untuk Solar dinyatakan dengan
cenStoke, sedangkan untuk MFO dinyatakan dalam Redwood I pada suhu 100oF.
22
Pemeriksaan ini dilakukan pada solar, dimana untuk mengetahui kadar air
yang terdapat dalam solar. Agar dalam solar dapat diketahui terbebas dari air atau
Tes ini dilakukan untuk mengatahun berat jenis suatu air dengan
15oC. Suhu 15oC disini merupakan perbandingan antara suhu ruang dan suhu
Pemeriksaan warna biasanya digunakan pada avtur dan solar. Untuk avtur
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Sampel yag dianalisis adalah jenis bahan bakar Avtur, Premium, Kerosin,
- Hydrometer 15oC
Prosedur :
24
2) Hydrometer density 15oC atau hydrometer 60/60 oF dan thermometer ASTM
beberapa menit.
Metode : IP 270
Lingkup : Avtur
Definisi : Flash point (titik nyala) adalah suhu terendah dimana uap sampel
Prosedur :
3) Sampel dimasukkan ke dalam mangkok Able sampai tandai batas yang sudah
25
5) Ditekan tombol heater dan tombol stirrer dan diubah regurator pada posisi
Metode : ASTM D 93
Definisi : Flash point (titik nyala) adalah suhu terendah dimana uap sampel
Prosedur :
1) Sampel dimasukkan ke dalam mangkok PMcc yang bersih dan kering hingga
2) Hubungkan alat dengan sumber listrik dan dibuka supply gas dengan hati-
hati.
26
5) Dilakukan pengetesan setiap kenaikan temperatur 1oC.
3.3.4. Distilasi
Metode : ASTM D 86
hasil penyulingan.
Tujuan : Untuk mengetahui jarak didih dari suatu fraksi minyak bumi dan
- Alat distilasi
- Flash support
- Shield
Prosedur
3) Untuk avtur dan kerosin, dicatat temperaturnya pada tetesan pertama (IBP)
dari alat kondensor dan ditampung dalam gelas ukur 100 ml, sedangkan untuk
27
premium, solar, pertamax, dan pertalite, temperatur dicatat pada volume 10
ml.
Definisi : Warna yang dimiliki oleh suatu sampel minyak bumi yang
- Kuvet
Prosedur :
28
Lingkup : Avtur
Definisi : Warna yang dimiliki oleh suatu sampel minyak bumi yang
Prosedur :
6) Ditekan tombol dan ditunggu beberapa saat hingga hasilnya muncul pada
display
Lingkup : Avtur
29
Peralatan : - Alat Freezing Point
- Pompa suntik
Prosedur :
2) Dibilas alat freezing point dengan cara diinjeksi sampel dengan pompa suntik.
Lingkup : Avtur
pesawat
- Micrometer separation
Prosedur :
1) Dinyalakan alat
30
5) Dimasukkan 20 ml sampel ke dalam tabung kaca.
13) Ditekan tombol start, kemudian diambil tabung kaca dan isinya dibuang.
tabung
16) Ditekan pompa suntik hingga semua busa yang ada dalam tabung suntik
hilang.
17) Dipasang tabung suntik ke syringe drive, maka secara otomatis, pompa suntik
akan ditekan.
18) Sampel yang keluar dari tabung suntik ditampung dan dibuang hingga
volume 15 ml
19) Pada saat volume 15 ml, sampel diambil dengan tabung kaca
31
Lingkup : Minyak Solar
Definisi : Water content adalah kuantitas air yang terkandung dalam suatu
Peralatan : Syringe
Prosedur :
3) Pada alat water content, ditekan tombol sample, kemudian dimasukkan nilai
32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
(Persero) UPMs VII Makassar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui spesifikasi
Data hasil analisis pertalite pada tanggal 19 Agustus 2016 seperti ditunjukkan
33
Tabel 4.2 Hasil Analisis Pertalite
34
4.1.4 Hasil Analisis Minyak Solar
Data hasil analisis minyak solar pada tanggal 17 Agustus 2016 seperti
35
Middle 805.4
Lower 805.4
Composite 805.4
o -50.1
Freezing Point C Max. -47.0 ASTM D 2386
MSEP with SDA Rating Min. 70 ASTM D 3948 88
4.2 Pembahasan
Produk dari hasil pengolahan minyak bumi yang berupa bensin (premium,
mengetahui kualitas produk tersebut yang meliputi destilasi, densitas, warna, titik
Umumnya produk yang dianalisis diambil dari tangki timbun maupun dari
kapal. Untuk produk di tangki timbun, dilakukan analisis terlebih dahulu sebelum
dikembalikan ke kilang dan jika produk sesuai dengan spesifikasi, maka dapat
Produk dari kapal tanker biasanya merupakan produk dari kilang yang akan
dikirim ke beberapa daerah, tetapi singgah terlebih dahulu untuk dianalisis dan
memastikan bahwa tidak ada kerusakan yang terjadi pada produk tersebut. Jika
telah terjadi kerusakan, maka produk dikirim kembali ke kilang asalnya, baik itu
kilang Balikpapan, Cilacap, dll, sedangkan jika produk telah sesuai dengan
36
4.2.1 Pengukuran Nilai Oktan (RON)
mengetahui besarnya nilai oktan dari suatu bahan bakar yang digunakan untuk
kendaraan bermotor. Bilangan oktan adalah ukuran besar energi atau tekanan yang
juga sering digunakan sebagai kemampuan anti ketukan yang terjadi di dalam
Nama oktan berasal dari senyawa iso-oktana yang menjadi komponen utama
dalam bensin selain n-heptana. Senyawa ini sangat mudah terbakar dengan
sendirinya apabila diberi tekanan yang tinggi, sehingga diberi nilai 100.
menunjukkan nilai oktan sebesar 88, artinya premium memiliki kandungan iso-
oktana dengan jumlah 88% dan n-heptana 12% untuk pertalite memiliki
spesifikasi dan hasil analisis nilai oktan sebesar 90, sedangkan pertamax memiliki
spesifikasi dan hasil analisis nila oktan sebesar 92. Semakin tinggi bilangan oktan
suatu bensin maka kualitas bensin tersebut akan semakin tinggi karena ketukan
37
4.2.2 Destilasi
Pada metode ini, persen volume destilat diukur pada saat 10%, 50%, 90%
temperature lebih tinggi dari nilai spesifikasi, maka bahan bakar tersebut
telah sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, sehingga proses pembakaran akan
4.2.3 Densitas
dalam bahan bakar. Produk bahan bakar berupa premium, pertamax, pertalite,
avtur, dan minyak solar memiliki spesifikasi nilai densitas yang berbeda-beda.
Nilai densitas yang tinggi pada suatu bahan bakar menandakan bahwa
kandungan fraksi berat pada bahan bakar tersebut tinggi sehingga untuk proses
38
distilasi membutuhkan suatu penguapan yang lebih tinggi pula. Sebaliknya, jika
nilai densitas pada bahan bakar rendah, menunjukkan bahwa kandungan fraksi
berat pada bahan bakar tersebut rendah sehingga mudah diuapkan pada suhu
destilasi.
4.2.4 Warna
Warna adalah ukuran terang atau gelapnya suatu minyak yang ditentukan
oleh intensitas yang menembusnya. Hal ini bertujuan sebagai petunjuk awal
secara visual karena warna pada produk tersebut merupakan warna campuran,
bukan warna asli dari bensin, sedangkan untuk produk minyak solar
Penentuan titik nyala (Flash Point) bertujuan untuk produk minyak solar dan
avtur, dimana produk minyak solar dianalisis menggunakan alat flash point
menggunakan alat flash point Able dengan metode ASTM IP 170. Pengukuran ini
bertujuan untuk mengetahui temperatur terendah suatu sampel minyak bumi dan
39
produk-produknya dimana dapat menimbulkan nyala api pada bagian permukaan
Analisis kadar air digunakan untuk mengetahui kadar air pada bahan bakar.
Jika terdapat air di dalam bahan bakar maka tidak baik digunakan pada mesin
Penentuan titik beku (Freezing Point) hanya ditujukan untuk produk avtur,
dimana produk ini digunakan sebagai bahan bakar pesawat. Analisis ini bertujuan
pendinginan dan akan segera hilang jika fuels tersebut dipanaskan secara
perlahan-lahan. Pada saat pesawat berada pada ketinggian, dimana tekanan dan
bahan bakar. Jika terjadi pembekuan, maka menyebabkan mesin tak dapat
berfungsi. Untuk itu, temperatur maksimal yang boleh digunakan adalah -47 oC.
40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Produk yang telah diperiksa telah memenuhi mutu standar atau sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan pada bahan bakar dan layak untuk
5.2 Saran
41