MODUL PRAKTIKUM
MINYAK BUMI
1
Modul Praktikum MINYAK BUMI
DAFTAR ISI
MODUL PRAKTIKUM MINYAK BUMI
MODUL 18 Panas Pembakaran Bahan Bakar Cair dengan Kalorimeter, ASTM D 240
2
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menentukan density, specific gravity atau API-gravity memakai alat
hydrometer gelas dari contoh crude oil atau produk-produknya.
2. Mahasiswa dapat mengubah hasilnya ke standar temperatur 150C atau 60/60 0
F,
menggunakan tabel reduksi pada ASTM D 1250.
3
Modul Praktikum MINYAK BUMI
V. LANGKAH KERJA
a. Langkah Kerja Pengukuran Density 15 0C
1. Atur suhu contoh sesuai dengan jenis contoh yang akan diuji.
2. Tuangkan contoh uji kedalam gelas silinder, hilangkan adanya gelembung udara
dengan diaduk menggunakan thermometer secara perlahan.
3. Tempatkan gelas silinder yang telah berisi contoh uji pada tempat yang datar, bebas
pengaruh goncangan dan pengaruh udara luar.
4. Lakukan pengukuran temperatur menggunakan Thermometer Skala oC, baca dan catat
suhu contoh uji.
5. Masukkan dengan perlahan hidrometer DENSITY yang sesuai kedalam contoh uji.
6. Apabila hidrometer sudah terapung dengan bebas baca skala hidrometer, dicatat
sebagai ‘Density Pengamatan’ (Observed Density).
7. Keluarkan hydrometer, kemudian lakukan pengukuran temperatur, baca dan catat suhu
contoh uji. Apabila perbedaan suhu dari kedua pengamatan tidak melampaui 0,5 oC
hasil rerata dicatat sebagai ‘Suhu Pengamatan’ (Observed Temparature).
8. Untuk merubah Density Pengamatan ke DENSITY 15 oC dikoreksi menggunakan
Tabel 53 A atau 53 B dari Petroleum Measurement Tables ASTM D-1250 – 80.
4
Modul Praktikum MINYAK BUMI
9. Untuk merubah SG 60/60oF ke Density 15oC atau oAPI Gravity pada 60oF gunakan
tabel 21.
VI. KETELITIAN
VIII. PERTANYAAN
1. Dari Observed SG, hitung SG 60/60 0F dengan menggunakan Tabel 23 dan 23 B.
2. Dari kedua hasil SG standar, masing-masing hitung Density 15 0C menggunakan tabel 21,
dan bandingkan hasilnya.
VIII. ANALISIS
IX. SIMPULAN
X. SARAN
5
Modul Praktikum MINYAK BUMI
2. DISTILASI ASTM`` D 86
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menentukan secara kuantitatif karakteristik trayek titik didih
menggunakan unit distilasi secara laboratories, meliputi distilasi atmosferik produk minyak
bumi (Mogas, Avgas, Avtur, Kerosine, Gas Oil dan produk lain sejenis)
2. Mahasiswa dapat menentukan Initial Boiling Point (IBP).
3. Mahasiswa dapat menetukan End Point (EP) atau Final Boiling Point (FBP).
6
Modul Praktikum MINYAK BUMI
V. LANGKAH KERJA
a. Cara Penyiapan Peralatan
1. Siapkan labu distilasi volume 125 mL. Bila labu kotor (ada karbon residu) pada
bagian dasar labu bersihkan dengan cara dibakar dengan nyala api burner.
2. Siapkan termometer (ASTM 7 oC atau ASTM 8 oC) sesuai dengan contoh yang
akan diuji.
3. Siapkan penyangga labu, dengan ukuran yang sesuai dengan contoh yang akan
diuji. Dan pasang pada alat pemanas.
− Untuk contoh group 1 dan 2, diameter lobang 38 mm.
− Untuk contoh group 3 dan 4, diameter lobang 50 mm
4. Siapkan gelas ukur bersih dan kering dengan skala 0 s/d 100 mL.
5. Bak kondensor diisi air, suhunya diatur sesuai jenis contoh yang akan diuji.
− contoh group 1, 2 dan 3 bak kondensor diisi air (suhu 0 s/d 5oC).
− contoh group 4, bak kondensor diisi air panas (suhu 0 s/d 60 oC).
6. Bersihkan / hilangkan cairan pada tabung kondensor dengan cara mengelap /
menyerap dengan kolok yang diberi kain.
7
Modul Praktikum MINYAK BUMI
1. Pasang thermometer serapat mungkin ke dalam labu distilasi yang berisi contoh.
Atur posisi termometer, dimana ujung bulb dari thermometer berada sejajar dengan
lubang keluarnya uap.
2. Pasang labu distilasi yang berisi contoh, sehingga ujung labu masuk ke dalam tabung
kondensor serapat mungkin. Posisi labu tegak sehingga pipa uap labu masuk ke
dalam tabung kondensor dalam jarak 1 s/d 2 inchi.
3. Naikkan dan atur penyangga labu hingga pas dengan dasar labu distilasi.
1. Ukur contoh 100 mL menggunakan gelas ukur 100 mL, tuangkan ke dalam labu
distilasi dan pasang thermometer yang sesuai.
2. Pasang gelas ukur 100 mL pada ujung kondensor sebagai penampung kondensat.
8
Modul Praktikum MINYAK BUMI
3. Nyalakan pemanas dan atur kecepatannya sehingga mencapai IBP (initial boiling
point):
• Untuk grup 1 s/d 3 dalam waktu 5 – 10 menit.
• Untuk grup 4 dalam waktu 5 – 15 menit.
4. Atur pemanasan dari IBP sampai 5 % volume dalam waktu 60 – 70 detik atau
dengan kecepatan tetesan 4 – 5 mL / menit. Setelah IBP terbaca, gelas ukur digeser
sehingga ujung kondensor menempel dinding gelas.
5. Baca dan catat suhu setiap kenaikan 10 % volume.
6. Atur pemanasan sehingga dari 95 % volume sampai FBP (final boiling point)
waktunya 3 – 5 menit. FBP adalah suhu tertinggi yang terbaca saat uji distilasi.
7. Setelah FBP tercapai, matikan pemanas dan labu dibiarkan dingin kemudian ukur
volume residu.
8. Hitung % volume Losses dengan formula:
Losses, % vol. = 100 mL – (Total Recovery + Residu) mL
VI. KETELITIAN
9
Modul Praktikum MINYAK BUMI
VIII. PERTANYAAN
1. Catat suhu IBP, 10%, 20%, ....... dst, sampai FBP.
2. Hitung % volume Losses
IX. ANALISIS
X. SIMPULAN
XI. SARAN
10
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
Mahasiswa dapat mencakup penetapan secara visual dari warna produk minyak seperti minyak
pelumas, heating oil, diesel fuel oil dan petroleum wax
11
Modul Praktikum MINYAK BUMI
Laporan
1. Laporkan hasil pengujian sebagai warna ASTM, misalnya 7,5 warna ASTM
2. Bila warna contoh terletak diantara dua warna, laporan hasil diambil warna yang lebih gelap
dengan menggunakan leter ”L”, misalnya L 7,5 warna ASTM
3. Bila diperoleh warna yang gelap yaitu diatas 8, laporkan D8 warna ASTM
4. Bila warna diperoleh dengan cara pengenceran, laporkan dengan menggunakan leter”Dil”,
misalnya L 7,5 Dil warna ASTM.
VII. PERTANYAAN
1. Pengukuran warna ASTM terhadap minyak solar bertujuan untuk
................................................
VIII. ANALISIS
IX. SIMPULAN
X. SARAN
12
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menentukan warna dari ‘refined oil” seperti “undyed motor” dan aviation
gasoline, jet fuel, naphtha, kerosine, petroleum wax
13
Modul Praktikum MINYAK BUMI
V. LANGKAH KERJA
1. Tutup kerangan pada tabung contoh (kanan) jika akan mengisi contoh uji.
2. Isi contoh uji ke dalam tabung contoh sampai penuh (tanda angka 20)
3. Hubungkan lampu penerang dengan Power Supply Connectionpada stop kontak 220 Volt
4. Bandingkan warna contoh dengan mengurangi perlahan-lahan contoh dari kerangan di
tabung Contoh.
5. Ada 3 ukuran standar warna yaitu : 0,5 ; 1.0 dan 1.5
6. Pilih standar warna yang dipergunakan mendekati warna contoh uji
7. Baca dan catat angka pada tabung uji dan ukuran standar warna dimana diperoleh warna
yang sama.
8. Konversikan hasil yang diperoleh pada butir (7) pada tabel yang menempel di alat
9. Setelah selesai switch diubah ke posisi Off pada Power Supply Connection
10. Lepaskan kabel listrik dari stop kontak 220 Volt.
11. Keluarkan Contoh dari tabung Contoh dan bersihkan.
VII. PERTANYAAN
1. Pengukuran warna Saybolt terhadap Nafta maupun minyak tanah bertujuan untuk apa?,
jelaskan.
VIII. ANALISIS
IX. SIMPULAN
X. SARAN
14
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menentukan nilai viskositas kinematika
15
Modul Praktikum MINYAK BUMI
V. LANGKAH KERJA
1. Hubungkan stop kontak pada 220 Volt/110 Volt, tekan Switch ke posisi On
2. Atur posisi Termostat sesuai suhu yang dikehendaki (misal 40 0C atau 100 0C)
3. Biarkan beberapa saat agar suhu bak mencapai suhu yang dikehendaki sambil stirrer
dibiarkan beroperasi selama pengujian berlangsung agar suhu bak tetap stabil.
4. Pilih tabung viskometer yang sesuai dengan contoh yang diuji, tabung viskometer harus
bersih dan kering
5. Istilah viskometer dengan contoh sampai tanda batas yang ditetapkan
6. Masukkan viskometer yang telah diisi contoh dalam penangas sampai suhunya sama
dengan suhu penangas, minimal direndam 30 menit.
7. Mulai lakukan pengetesan dan lakukan tiga kali, ulangi pemeriksaan apabila waktu
pengaliran kurang dari 200 detik, dengan cara pemilihan kapiler yang lebih kecil
8. Hitung viskositas Kinematik, sebagai berikut :
V =cxt
V = viskositas kinematik (cSt)
c = Faktor kalibrasi dari viskometer (mm2/second2)
t = waktu alir (second)
9. Hitung Determinability atau Repeatability
10. Selesai pengujian tekan switch pada posisi Off.
16
Modul Praktikum MINYAK BUMI
VI. KETELITIAN
Determinability
Repeatability
VIII. PERTANYAAN
1. Hitung viskositas Kinematik
2. Hitung Determinability atau Repeatability
IX. ANALISIS
X. SIMPULAN
XI. SARAN
17
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menetapkan titik asap dari kerosine dan avtur
18
Modul Praktikum MINYAK BUMI
V. LANGKAH KERJA
a. Persiapan Sumbu Lampu
1. Lakukan Ekstraksi terhadap sumbu Smoke Point dengan campuran methanol dan
Toluene 1 : 1 (+ 25 kali ekstraksi).
2. Keringkan sumbu dalam oven pada suhu 100 - 110oC, selama 30 menit.
b. Langkah Kerja
1. Pasang sumbu bersih (panjang tidak kurang dari 125 mm) ke dalam lubang sumbu.
2. Potong dengan rapi ujung sumbu ± 6 mm dari lubang sumbu
3. Rendam sumbu dan tabung sumbu ke dalam contoh uji sampai seluruh sumbu basah.
4. Masukkan 20 ml contoh uji kedalam wadah contoh uji (candle), kemudian pasang
tabung sumbu ke candle dan pasangkan pada alat smoke point.
5. Nyalakan dan atur tinggi nyala api ± 10 mm, biarkan menyala ± 5 menit, kemudian
naikkan dengan memutar candle sehingga nyala api berjelaga/berasap.
6. Turunkan dengan memutar candle sedemikian sehingga jelaga/asap tepat hilang.
7. Baca dan catat ketinggian nyala api tepat saat tidak mengeluarkan jelaga/asap sebagai
titik asap (smoke point), sampai ketelitian 0,5 mm.
8. Untuk mencegah kesalahan pembacaan pada skala, maka ulangi pekerjaan ini sampai
tiga kali bila perbedaannya lebih dari 1,0 mm.
VII. PERTANYAAN
VIII. ANALISIS
IX. SIMPULAN
X. SARAN
19
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. TUJUAN
This test method covers the determination of the corrosivenessto copper of aviation gasoline,
aviation turbine fuel,automotive gasoline, cleaners (Stoddard) solvent, kerosine,diesel fuel,
distillate fuel oil, lubricating oil, and naturalgasoline or other hydrocarbons having a vapor
pressure nogreater than 124 kPa (18 psi) at 37.8°C.
20
Modul Praktikum MINYAK BUMI
V. LANGKAH KERJA
a. Persiapan Copper Strip
1. Bersihkan dengan cara menggosok ke enam sisi Lempeng Tembaga (Copper Strip)
menggunakan silikon carbide grit paper, kemudian dicuci dengan iso-oktana.
2. Gosok lagi dengan serbuk silikon carbide (150 mesh) diatas permukaan pelat yang
bersih dengan alas kain katton yang telah dibasahi dengan beberapa tetes iso oktana.
Selama membersihkan Copper pakailah penjepit stainless steel dan jaga jangan
sampai tersentuh jari tangan.
b. Langkah Kerja
1. Masukkan 30 ml contoh kedalam test tube.
2. Masukkan Lempeng Tembaga (Copper Strip) yang telah dibersihkan kedalam test
tube yang telah berisi contoh.
3. Rendam test tube berisi contoh dan Lempeng Tembaga pada water bath yang telah
diatur suhunya sesuai jenis contoh yang diuji. Lamanya perendaman sesuai dengan
contoh yang diuji. (50 0C selama 3 jam, kecuali Aviation Fuel 100 0C selama 2 jam)
4. Setelah waktunya tercapai, angkat test tube dari water bath.
5. Kosongkan test tube dari contoh uji, kemudian dengan menggunakan penjepit,
angkat Lempeng Tembaga dan cuci dengan iso oktana, lalu keringkan.
6. Laporkan nomor warna Copper Strip setelah dibandingkan warnanya terhadap
Copper Strip Color Standard.
21
Modul Praktikum MINYAK BUMI
VII. PERTANYAAN
VIII. ANALISIS
IX. SIMPULAN
X. SARAN
22
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. TUJUAN
Metode uji ini digunakan untuk produk minyak bumi (minyak solar, pelumas, minyak diesel
dan minyak bakar). Metode ini sesuai untuk “black specimens”, cylinder stock dan fuel oil
yang tidak didistilasi.
23
Modul Praktikum MINYAK BUMI
3. Bak Pendingin
V. LANGKAH KERJA
1. Tuangkan contoh ke test jar sampai tanda batas. Jika perlu, panaskan sampel pada penangas
air sampai cukup bisa mencair untuk dituangkan ke jar test.
2. Pasangkan thermometer tercelup pada contoh uji (seperti terlihat pada gambar)
4. Setiap penurunan suhu 3 0C, lakukan pengamatan apakah masih bisa mengalir/bergerak
ketika jar test sedikit dimiringkan.
5. Lanjutkan cara ini sampai suatu titik dicapai dimana minyak tidak menunjukan gerakan
ketika jar test dipegang pada posisi horizontal selama 5 detik, amati termometer dan catat
6. Tambahkan sebesar 3 0C pada hasil pengamatan diatas dilaporkan sebagai Pour Point
24
Modul Praktikum MINYAK BUMI
VI. KETELITIAN
Repeatability Reproducibility
Lubricating Oil 6 0C 9 0C
VIII. PERTANYAAN
IX. ANALISIS
X. SIMPULAN
XI. SARAN
25
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menentukan flash point close cup dari produk-produk minyak bumi yang
mempunyai flash point antara 0 0F (− 18 0C) dan 160 0F (710C).
26
Modul Praktikum MINYAK BUMI
V. LANGKAH KERJA
Metode A :
Untuk minyak yang mempunyai flash point 0 – 65 oF (–30 – +18,5 0C)
1. Isi water bath setinggi 1,5 inch dengan campuran etylene glycol dan air (50 : 50).
2. Dinginkan bath sampai -16oF atau paling sedikit 16oF dibawah FP-nya.
3. Dinginkan contoh samapi 40 oF teruskan pendinginan sampai -30 oF atau paling tidak 30 oF
dibawah perkiraan flash pointnya.
4. Sambil diaduk dengan kecepatan kira-kira 30 rpm, panasi alat bagian luarnya sehingga
kenaikkan temperatur 1.5 – 3 oF per menit.
5. Apabila temperatur contoh mencapai -16 oF atau 16 oF dibawah perkiraan flash pointnya
mulailah lakukan uji. Penyalaan api secara pelan-pelan dan teruskan untuk tiap-tiap
kenaikan 1 oF.
6. Catat temperatur pada saat api menyambar uap minyak sebagai FP.
Metode B :
Untuk minyak yang mempunyai flash point 66 - 160 oF
1. Isi water bath dengan air dan panaskan dengan kecepatan kenaikkan temperatur tetap 2 -
2.5 oF per menit.
2. Atur temperatur water bath permulaan test 130 oF.
3. Atur temperatur contoh antara 32 -50 oF.
4. Bila temperatur contoh mencapai 66 oF mulailah dilakukan test dengan penyalaan api secara
pelan-pelan dan teruskan penyalaan tiap kenaikkan 1 oF.
5. Catat temperatur contoh pada saat api menyambar uap minyak sebagi flash pointnya.
VI. KETELITIAN
1. Repeatability : 2 oF (1.0 oC)
2. Reproducibility : 3 oF (1.5 oC)
VIII. PERTANYAAN
IX. ANALISIS
27
Modul Praktikum MINYAK BUMI
X. SIMPULAN
XI. SARAN
28
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menetapkan Flash Point dengan peralatan Tag, untuk cairan dengan
viskositas dibawah 5,5 mm2/s (cSt) pad 40 0C (104 0F), atau 9,5 mm2/s (cSt) pada 25 0C
(77 0F) , dan mempunyai FP 93 0C (200 0F).
29
Modul Praktikum MINYAK BUMI
V. LANGKAH KERJA
1. Ukur 50 mL contoh yang telah didinginkan pada 27 5 0C (80 10 0F) atau paling tidak 10
0
C (18 0F) dibawah FP-nya, tuangkan hati-hati kedalam mangkuk uji, kemudian pasangkan
pada sistem peralatan.
2. Atur pemanasan dengan kecepatan kenaikan suhu :
• 1 0C (2 0F) / menit untuk FP 60 0C (140 0F) dan lakukan uji setiap interval kenaikan
suhu 0,5 0C (1 0F), atau
• 3 0C (5 0F) / menit untuk FP 60 0C (140 0F) dan lakukan uji setiap interval kenaikan
suhu 1 0C (2 0F)
VI. LAPORAN
FP terkoreksi dihitung :
FP = C + 0,033 ( 760 - P )
FP = F + 0,06 ( 760 - P )
dimana : C = FP teramati pada 0C
F = FP teramati pada 0F
P = tekanan baromater, mmHg
VII. KETELITIAN
30
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menguraikan penetapan titik nyala dan titik bakar produk minyak bumi
dengan peralatan cawan Cleveland. Metode uji ini dapat digunakan untuk semua produk
minyak bumi dengan titik nyala di atas 79 0C (175 0F) dan di bawah 400 0C (752 0F)
kecuali minyak bakar
Sekitar 70 mL contoh diisikan ke dalam cawan. Pertama, temperatur contoh dinaikkan dengan
cepat dan kemudian lebih lambat dengan kecepatan tetap saat mendekati titik nyala. Pada
selang waktu tertentu dilewatkan api melintas di atas cawan. Titik nyala adalah temperatur
terendah dari cairan pada saat dilewatkan api menyebabkan uap contoh menyala sesaat. Untuk
menetapkan titik bakar pengujian dilanjutkan sampai pada saat dilewatkan api contoh dapat
terbakar terus sampai minimal selama 5 detik.
31
Modul Praktikum MINYAK BUMI
V. LANGKAH KERJA
1. Cuci mangkok uji dengan larutan yang cocok untuk menghilangkan sisa-sisa karbon yang
tertinggal pada pengujian terdahulu.
2. Isi mangkok uji sampai tanda batas. Apabila contoh terlalu kental panaskan sebelum dituang
dalam mangkok. Aduk hingga permukaan contoh merata dan bebas dari gelembung-
gelembung udara.
3. Tempatkan mangkok uji berisi contoh pada alat, pasang termometer sehingga ujung air
raksa terletak + ½ inchi dari dasar mangkok uji.
4. Panaskan dengan kecepatan kenaikan suhu antara 25 – 30oF per menit.
5. Nyalakan api pencoba dan atur sehingga diameter nyala api 0,4 – 0,8 cm
6. Apabila suhu contoh sudah mencapai paling sedikit 50oF dibawah Flash Point yang
diperkirakan, jalankan api pecoba diatas permukaan mangkok dengan jarak 0,2 cm dan
waktu untuk melintasi mangkok uji + 1 detik.
7. Pada saat terjadi sambaran api sesaat diatas permukaan contoh, baca termometer dan catat
sebagai Flash Point dari contoh tersebut.
8. Untuk menetapkan Fire Point teruskan pemanasan dan api pencoba dilewatkan diatas
permukaan contoh setiap kenaikkan 5oF/menit sampai contoh terbakar palinng sedikit 5
detik. Catat temperatur sebagai Fire Point.
VI. PERHITUNGAN
Titik nyala dikoreksi = C + 0,25 ( 101,3 – K )
32
Modul Praktikum MINYAK BUMI
dimana :
C = titik nyala pengamatan, 0C
F = titik nyala pengamatan, oF
P = tekanan barometer kamar, mm Hg
K = tekanan barometer kamar, kPa
VII. KETELITIAN
Repeatability Reproducibility
Flash Point 8 0C (15 0F) 18 0C (32 0F)
Fire Point 8 0C (15 0F) 14 0C (25 0F)
IX. PERTANYAAN
X. ANALISIS
XI. SIMPULAN
XII. SARAN
33
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat memperkirakan suhu flash point setiap produk minyak bumi
memakai peralatan automatic Pensky-Martens Closed Cup (PMCC).
2. Mahasiswa dapat menggunakan dan mengoperasikan alat uji flash point peralatan
automatic Pensky-Martens Closed Cup (PMCC).
34
Modul Praktikum MINYAK BUMI
Untuk methode A digunakan pada jenis produk bahan bakar (fuel), pelumas (lubricating oils)
dan (homogenous liquids). Dan kecepatan pengadukan (stirring) kira-kira 90 RPM – 120
RPM. Sedangkan methode B dipakai untuk liquid yang mengandung suspended solids dan
membentuk surface film selama pengujian jika dipanaskan. Kecepatan pengadukan (stirring)
kira-kira 240 RPM – 260 RPM.
75 ml sampel bahan bakar disiapkan dan dipanaskan dengan laju pengadukan yang terus-
menerus secara perlahan didalam cawan uji (brass test cup). Kemampuan uji (test range) alat
PMCC sekitar 0 – 400oC.
35
Modul Praktikum MINYAK BUMI
V. LANGKAH KERJA
1. Cuci mangkok uji dengan larutan yang cocok untuk menghilangkan sisa-sisa karbon yang
tertinggal pada pengujian terdahulu.
2. Isi mangkok uji sampai tepat pada tanda batas garis melingkar.
3. Tempatkan mangkok uji berisi contoh pada alat.
4. Hubungkan kabel alat uji PMCC ke terminal listrik, begitu juga dengan printernya.
5. Tekan ON/OFF untuk mematikan dan menyalakannya dibagian belakang alat PMCC.
6. Pastikan sistem sirkulasi air pendingin (cooling water) telah terpasang dengan baik.
7. Pasang Regulator LPG ke tabung LPG, pastikan tertutup rapat dan aman dari kebocoran.
8. Buka keran bahan bakar gas (LPG)
9. Atur regulator pemanas (heater) dibagian pojok kiri pada skala 2,5 -3,0 atau 4,0.
10. Lihat dilayar monitor beberapa menu pilihan.
11. Input nama sampel dimenu pilihan + Enter, kemudian Input perkiraan suhu flash
point sampel + Enter. Selanjutnya Input methode A, B atau lainnya, yang akan
digunakan + Enter.
12. Pilih menu “go” maka nyala api dari listrik (electrical spark) akan muncul.
36
Modul Praktikum MINYAK BUMI
13. Jika api belum muncul selama 30 detik, putar regulator untuk bahan bakar (LPG)
diperalatan uji PMCC perlahan-lahan sampai muncul dua (2) nyala api.
14. Atur besarnya api sesuai dengan standar pengujian flash point.
15. Tunggu beberapa saat dan jika flash point telah tercapai, tekan menu STOP dilayar monitor.
16. Lihat hasil print-out.
VI. PERHITUNGAN
VII. KETELITIAN
Repeatability Reproducibility
Flash Point Up to 104oC 42 0C 43,5 0C
Flash Point Above 104oC 46 0C 48,5 0C
IX. PERTANYAAN
X. ANALISIS
XI. SIMPULAN
XII. SARAN
37
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menetapkan jumlah residu karbon yang tertinggal setelah penguapan
dan pirolisis dari minyak, dan dimaksudkan untuk memberikan beberapa indikasi
kecenderungan relatif pembentukan coke.
38
Modul Praktikum MINYAK BUMI
V. LANGKAH KERJA
1. Timbang contoh + 10 gram didalam crusible yang sebelumnya telah ditimbang.
2. Tempatkan crusible pada alat CCR.
3. Nyalakan burner dan atur nyala api, sehingga akan menyala dalam waktu 10 + 1,5 menit.
4. Nyala api burner diperbesar apabila belum tampak asap pada cerobong, pembakaran
selama 13 menit.
5. Bila api dan asap tidak ada lagi, lanjutkan pembakaran selama 7 menit.
6. Biarkan crusible dingin, selanjutnya diangkat dan didinginkan dalam desikator.
7. Selanjutnya crusible ditimbang.
VI. PERHITUNGAN
Berat Residue
CCR, % berat = x 100
Berat contoh
39
Modul Praktikum MINYAK BUMI
VII. KETELITIAN
IX. PERTANYAAN
X. ANALISIS
XI. SIMPULAN
XII. SARAN
40
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menetapkan vapor pressure dari gasoline, crude oil yang mudah menguap
dan produk-produk lain yang mudah menguap.
V. LANGKAH KERJA
1. Bersihkan Air Chamber dan Gasoline Chamber
2. Panaskan water bath sampai suhu 100oF konstant
3. Rendam Air Chamber pada water bath suhu 100oF paling sedikit 10 menit
4. Dinginkan contoh dan Gasoline chamber dalam keadaan tertutup hingga suhu 32 – 40oF
5. Isikan contoh kedalam gasoline chamber hingga meluber (penuh)
VI. KETELITIAN
42
Modul Praktikum MINYAK BUMI
VIII. PERTANYAAN
IX. ANALISIS
X. SIMPULAN
XI. SARAN
43
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menetapkan kandungan sediment dalam Minyak Bumi misalnya Solar,
Minyak Diesel dan Minyak Bakar dengan ektraksi menggunakan toluena.
PEREAKSI
Toluena, sesuai dengan ISO 5257, grade 2. :
Color (APHA) : 10
Recorded boilling point : 0.03%
Boilling Range (Initial to dry Point) : 2.0oC
Residue After Evaporation : 0.001%
Sulfur Coumpounnds (as S) : 0.003%
Water (H2O) (by Karl Fisher Titration) : 0.03%
44
Modul Praktikum MINYAK BUMI
4. Thimble Basket
5. Water Cup
V. LANGKAH KERJA
1. Sebelum timble (baru) digunakan, haluskan dinding thimble dengan kertas halus
2. Selanjutnya ekstraksi dengan toluene dan biarkan sonvent menetes dari thimble
minimum 1 jam.
3. Keringkan di oven pada suhu 115 – 120oC selama 1 jam
4. Dinginkan didalam desikator selama 1 jam dan ditimbang dengan ketelitian 0,1 mg.
5. Apabila ada akumulasi Sediment didalam timble, panaskan pada suhu 750 + 25oC dalam
furnace.
6. Timbang contoh 10 ± 0,01 gram dalam thimble, kemudian pasang thimble berisi contoh
dalam alat ekstraksi.
7. Ekstraksi dengan Toluene selama 30 menit sejak solvent yang menetes jernih
8. Atur kecepatan ekstraksi dimana permukaan cairan dalam thimble tidak naik lebih tinggi
dari ¾ inchi dari bibir atas.
9. Apabila contoh mengandung air, pasang water cup. Apabila cup tersebut penuh dengan
air, dinginkan peralatan dan kosongkan isi cup
10. Setelah solvent yang menetes dari thimble tidak berwarna, maka ekstraksi telah selesai
dan keringkan thimble selama 1 jam dalam oven pada suhu 115 – 120oC. Kemudian
dinginkan dalam desikator selama 1 jam dan ditimbang dengan ketelitian 0,2 mg.
45
Modul Praktikum MINYAK BUMI
VI. PERHITUNGAN
Berat Sediment
Sediment, % wt = x 100 %
Berat contoh
VII. KETELITIAN
Repeatability = 0.017 + 0.255 X
Reproducibility = 0.033 + 0.255 X
IX. PERTANYAAN
X. ANALISIS
XI. SIMPULAN
XII. SARAN
46
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. Ruang Lingkup
Metode ini mencakup penetapan suhu terendah pada saat kristal hidrokarbon padat dapat
terbentuk dalam bahan bakar aviation turbine (Avtur) dan aviation gasoline (Avgas).
II. Definisi
Titik Beku (Freezing Point) adalah temperatur dimana kristal hidrokarbon terbentuk pada
pendinginan dan akan segera hilang jika bahan bakar tersebut dipanaskan pelan-pelan.
III. Prinsip
Contoh didinginkan perlahan-lahan sambil diaduk keatas kebawah (posisi vertikal) dengan
hati-hati dan terus-menerus sambil diamati sampai mulai terlihat (tampak) pembentukan
kristal-kristal, baca dan catat suhunya. Kemudian panaskan diudara terbuka sambil diaduk,
baca dan catat suhunya pada saat kristal mulai menghilang sebagai titik beku.
IV. Peralatan
• Vacum Flask, Jaket, Gland, Collars dan Pengaduk (stirrer).
• Termometer IP 14 C atau ASTM 114 C mempunyai range (-80 s/d + 20oC).
• Cryogenic system
47
Modul Praktikum MINYAK BUMI
V. Persiapan Contoh
• Bila dalam contoh terlihat partikel, sedimen dan kotoran lainnya, maka contoh
disaring terlebih dahulu sebelum dilakukan pengujian.
• Tempat contoh uji dan alat-alat uji harus bersih dan kering (bebas air)
VII. Ketelitian
o Repitibilitas
▪ Perbedaan hasil uji yang diperoleh operator yang sama dengan alat yang
sama pada kondisi dan contoh yang sama adalah 0,7oC.
o Reprodusibilitas
▪ Perbedaan hasil uji yang diperoleh operator yang berbeda, untuk contoh
yang sama adalah 2,6oC.
48
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. Ruang Lingkup
Water and Sediment in Crude Oil by the Centrifuge Method (Laboratory Procedure)
mencakup penetapan air dan sedimen dalam crude oil dengan prosedur centrifuge (kurang
memuaskan). Jumlah air terdeteksi selalu lebih rendah dari kandungan air sebenarnya. Bila
diperlukan hasil dengan akurasi tinggi, prosedur untuk kadar air dengan distilasi (ASTM D
4006) dan prosedur untuk kandungan sedimen dengan ekstraksi (ASTM D 473)
II. Prinsip
Sejumlah volume yang sama dari crude oil dan toluena jenuh air, ditempatkan dalam
centrifuge tube. Setelah centrifugation, volume lapisan air dan sedimen di dasar tube dibaca
dengan teliti
III. Peralatan
• Centrifuge
o Mampu berputar dengan minimum 600 rcf (relative centrifugal force).
o Rpm minimum dihitung dengan formula: , d = dalam
mm atau , d = dalam inchi
o Mampu mempertahankan pada temperatur 60 + 3 oC (140 + 5 oF).
• Tabung Centrifuge
• Pipet, klas A, Volume 50 mL
IV. Pereaksi
• Toluene, jenuh air
• Demulsifier
V. Cara Kerja
• Isi masing-masing dari 2 (dua) tabung centrifuge dengan sampel sebanyak tepat 50
ml, tambahkan 50 ± 0,05 mL toluena jenuh air, kemudian tambahkan 0,2 mL larutan
demulsifier. Rapatkan penutup dan bolak-balikkan 10x agar bercampur.
• Tempatkan kedua tabung ke dalam centrifuge secara berseberangan, kencangkan dan
putar selama 10 menit pada rcf 600 (minimum). Suhu centrifige harus
dipertahankan pada 60 ± 3°C (140 ± 5°F).
49
Modul Praktikum MINYAK BUMI
• Setelah selesai putaran, baca dan catat volume air dan sediment yang ada pada bagian
bawah masing-masing tabung sampai ketelitian 0,05 mL.
• Tanpa pengadukan, lakukan sekali lagi pemutaran selama 10 menit pada kecepatan
yang sama
VI. Ketelitian
Repitibilitas Reprodusibilitas
50
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. Ruang Lingkup
Metode ini untuk menentukan panas pembakaran bahan bakar hidrokarbon cair dari
distilat ringan sampai minyak residu; meliputi bensin, minyak tanah, solar, bahan bakar
turbin gas dan minyak bakar.
II. Definisi
• Panas Pembakaran Kotor (gross heat of combustion), Qg (MJ/kg), adalah jumlah energi
yang dibebaskan bila sejumlah berat bahan bakar dibakar dalam kondisi volume tetap dan
gas hasil pembakaran semuanya berbentuk gas, kecuali air yang terkondensasi dalam
bentuk cair.
• Panas Pembakaran Bersih (net heat of combustion), Qn (MJ/kg), adalah jumlah energi
yang dibebaskan bila sejumlah berat bahan bakar dibakar dalam kondisi tekanan tetap dan
semua hasil pembakaran, termasuk air, beujud gas.
• Ekuivalen Energi (Kapasitas Panas Efektif atau Ekuivalen Air) dari kalorimeter adalah
energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 10, dan dinyatakan sebagai MJ/0C.
(1 MJ/kg = 1000 J/g)
1 cal (International Table calorie) = 4.1868 J, dan 1 Btu (British thermal unit) = 1055.06 J
1 cal (I.T.)/g = 0.0041868 MJ/kg, dan 1 Btu/lb = 0.002326 MJ/kg
III. Prinsip
Sejumlah berat contoh uji dibakar dalam kalorimeter bomb oksigen pada kondisi yang
dikontrol. Panas pembakaran dihitung dari hasil pengamatan temperatur sebelum, selama
dan sesudah pembakaran dengan koreksi untuk termokimia dan perpindahan panas.
Dapat digunakan jaket kalorimeter jenis adiabatik atau isotermal untuk pekerjaan ini.
IV. Peralatan
• Unit Kalorimeter Bom Oksigen terkalibrasi.
• Buret, kapasitas 50 mL.
• Gelas beaker. Pipet berskala, kapasitas 5 mL. Stop Watch.
• Regulator dan selang oksigen
51
Modul Praktikum MINYAK BUMI
V. Pereaksi
• .........................
2. Prosedur Pengujian.
• Timbang contoh uji dalam cawan, kurang dari 1,0 g dengan ketelitian 0,1 mg.
• Tempatkan cawan dalam elektroda.
• Potong kawat-fuse / benang sepanjang ± 10 cm, dan atur dalam elektroda sehingga
bagian tengah lengkungan menyentuh contoh uji dalam cawan.
• Tambahkan 1,0 mL air suling kedalam bom, kemudian pasangkan elekroda dalam bom
dan tutup sampai kencang dengan kekuatan tangan.
• Isikan oksigen kedalam bom sampai regulator menunjukkan tekanan 3,0 MPa (30 atm).
• Isikan air suling 2000 0,5 g ke dalam calorimeter vessel yang kering dan bersih.
• Masukkan bomb kedalam calorimeter vessel, kemudian masukkan vessel kedalam jaket
kalorimeter menggunakan bantuan pengait khusus, pasang 2 buah kabel elektroda dalam
bomb. Tutup kalorimeter. Hubungkan motor pemutar dan pengaduk dengan sabuk karet.
• Hidupkan pengaduk dan biarkan selama 5 menit supaya tercapai kesetimbangan
temperatur. Kemudian tekan tombol pengapian, catat waktu dan temperatur, ta.
52
Modul Praktikum MINYAK BUMI
Tambahkan pada temperatur ini 60 % dari kenaikan temperatur yang diperkirakan dan
catat waktu saat titik 60 % dicapai. Bila kenaikan temperatur yang diperkirakan tidak
diketahui, catat temperatur pada 45, 60, 75, 90 dan 105 detik sesudah penekanan tombol
pengapian.
• Sesudah periode kenaikan temperatur yang cepat (sekitar 4-5 menit sesudah penekanan
tombol pengapian), catat temperatur pada setiap interval 1 menit sampai perbedaan
pembacaan berturut-turut tetap selama 5 menit. Biasanya temperatur akan mencapai
maksimal dan kemudian turun perlahan-lahan.
• Sesudah pembacaan selesai, matikan motor, lepaskan sabuk karet, angkat tutup
kalorimeter dari jaket. Lepaskan kabel elektroda, keluarkan bomb. Keluarkan sisa
oksigen dalam bomb dengan kecepatan yang tetap. Periksa bagian dalam bomb, bila ada
jelaga atau pembakaran tidak sempurna, pengujian harus diulangi.
• Lakukan koreksi thermokimia.
3. Perhitungan.
• Kenaikan Temperatur Kalorimeter Isotermal.
t = tc – ta – r1 ( b – a ) + r2 ( c – b )
Keterangan :
t = kenaikan temperatur terkoreksi
a = waktu pengapian
b = waktu (ketelitian 0,1 menit) saat temperatur mencapai 60 % dari total kenaikan
c = waktu pada permulaan periode, setelah temperatur naik, dimana kecepatan perubahan
temperatur menjadi tetap
ta = temperatur pada waktu pengapian, dikoreksi terhadap kesalahan skala termometer
r1 = kecepatan (unit temperatur/menit) pada saat temperatur naik selama periode 5 menit
sebelum pengapian
r2 = kecepatan (unit temperatur/menit) pada saat temperatur turun selama periode 5 menit
sesudah waktu c. Bila temperatur justru naik sesudah waktu c, perhitungan menjadi : t = tc – ta –
r1 ( b – a ) – r2 ( c – b )
4. Koreksi Termokimia.
• e1 = koreksi untuk panas pembentukan asam nitrat (HNO3), MJ
= mL larutan Na2CO3 0,0725 N untuk titrasi x 5/106
53
Modul Praktikum MINYAK BUMI
tW - e1 - e 2 - e 3
Qg =
1000g
Keterangan :
Qg = panas pembakaran kotor pada volume tetap, MJ/kg
t = kenaikan temperatur terkoreksi, 0C
W = energi ekuivalen kalorimeter, MJ/0C
g = berat contoh, gram
e1, e2, e3 = koreksi seperti yang diuraikan dalam 5.8.2
VII. Ketelitian
▪ Repeatability 0.13 MJ/kg
▪ Reproducibility 0.40 MJ/kg
54
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. Ruang Lingkup
Metode uji ini untuk identifikasi merkaptan (RSH) dalam bensin, kerosine dan produk
minyak yan setara.
II. Prinsip
Contoh uji dikocok dengan larutan natrium plumbit, kemudian sejumlah kecil serbuk
belerang ditambahkan dan di kocok kembali. Adanya RSH atau H2S atau keduanya di
indikasikan oleh lunturnya warna dari belerang yang mengamngambang pada permukaan
antara minyak dan air.
III. Pereaksi
• Purity of Water—Unless otherwise indicated, references to water shall be understood to
mean reagent water as defined by Types II or III of Specification D 1193
• Doctor (Sodium Plumbite) Solution — Dissolve approximately 125 g of sodium hydroxide
(NaOH) in 1 L of reagent water. Add 60 g of lead monoxide (PbO) and shake vigorously for
15 min, or let stand with occasional shakings for at least one day. Allow to settle and decant
or siphon off the clear liquid. If the solution does not settle clear, filter it through filter
paper. Keep the solution in a tightly sealed bottle and refilter before use if not perfectly
clear.
• Sulfur—Pure, sublimed
Interpretation of Results
• If the solution is discolored or if the yellow color of the sulfur film is noticeably masked,
report the test as positive and consider the sample as sour.
• If the sample remains unchanged in color and the sulfur film is bright yellow or only
slightly discolored with gray or flecked with black, report the test as negative and
consider the sample as sweet
55
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. RINGKASAN PENGUJIAN
Tegangan dialirkan melalui dua elektroda kepada Bahan Bakar dan arus yang terjadi
dilaporkan sebagai Nilai Conductivity (daya hantar)
II. PERALATAN
1. Portable Conductivity unit dan Probe (Include)
2. Thermometer (Include dalam EMCEE 1153)
3. Measuring Vessel (Metal)
4. Ground Probe Cable dengan Jepitan
5. Solvents (Isopropyl Alcohol + Hepatane)
Red LED
Ground Lead
MC Logo Pressure Sensitive Switch
56
Modul Praktikum MINYAK BUMI
V. KETELITIAN
The precision of this test method as determined by statistical analysis of test results obtained
by operator–instrument pairs at a common test site is as follows. The precision data
generated for Table 1 did not include any gasolines or solvents. The precision data given in
Table 1 are presented in Fig. 1 for ease of use.
57
Modul Praktikum MINYAK BUMI
identical test material at the same fuel temperature would, in the long run, in the normal and
correct operation of the test
method, exceed the values in Table 1 only in one case in twenty.
Bias—Since there is no accepted reference material or test method for determining the bias
of the procedure in Test Methods D 2624 for measuring electrical conductivity, bias cannot
be determined.
58
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menentukan density, specific gravity atau API-gravity dari contoh crude
oil atau produk-produknya.
2. Syringes
59
Modul Praktikum MINYAK BUMI
V. LANGKAH KERJA
Langkah Kerja :
1. Siapkan sample dan nyalakan peralatan, tunggu hingga display layar keluar.
4. Pilih method berdasarkan jenis sample yang digunakan lalu tekan load.
5. Kembali ke layar awal, lalu tekan pilihan menu kemudian pilih method management
6. Masukkan nilai parameter yang akan dicari nilainya dengan memilih display
60
Modul Praktikum MINYAK BUMI
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menentukan angka oktan dari bensin dan angka setana dari minyak solar.
61
Modul Praktikum MINYAK BUMI
b. Peralatan
1. Octane Analyzer Unit
2. Sample Holder
3. Tissue (untuk pembersih)
V. LANGKAH KERJA
1. Nyalakan alat portable octane-cetane analyzer.
2. Tungggu sampai dilayar timbul tulisan “Zero Adjust”
3. Tutup tempat pengujian menggunakan tutup berwarna hitam.
4. Tekan tombol Zero Adjust,
5. Tunggu sampai timbul dilayar tulisan ”Put in Sample”
6. Letakan sample di tempat pengujian dan tutup kembli menggunakan tutup sample.
7. Tekan tombol Enter.
8. Tunggu sampai dilayar timbul tilisan “Remove & Replace”.
9. Angkat sample dan letakan sample dengan posisi di putar 180° lalu letakan kembali serta
tutup dengan tutupnya.
10. Tekan tombol Enter.
11. Tunggu sampai dilayar timbul tulisan “Remove & Press Z”
12. Angkat sample dan tutup kembali tempat pengujian.
13. Tekan tombol Zero Adjust, dan tunggu sampai hasil pengujian di cetak.
62
Modul Praktikum MINYAK BUMI
14. Bila ingin melakuakan pengujian kembali, lakukan langkah dari nomer 3 -13.
15. Setelah selesai pengujian matikan alat.
VII. PERTANYAAN
VIII. ANALISIS
IX. SIMPULAN
X. SARAN
63