OCTANE NUMBER
KELOMPOK 4
M. Arif Henryawan (1506737470)
Syafira Deani Tiaradiba (1506673422)
Wida Adelia Putri (1506673290)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang bilangan
oktan ini dengan baik. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dr. Ir. Nelson Saksono,
M.T. selaku Dosen mata kuliah Pengolahan Minyak Bumi yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai bilangan oktan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
Daftar Tabel
Tabel 1. Perbedaan bilangan oktan maksimal diizinkan untuk bracketing PRF ......................... 17
Minyak bumi dalam bahasa Inggris disebut petroleum yang berasal dari bahasa
Yunani πέτρα (petra) yang berarti ‘batu’ dan ἔλαιον (elaison) yang berarti minyak.
Kata petroleum pertama kali digunakan dalam karangan De Natura Fossilium yang dikarang
pada tahun 1546 oleh Georg Bauer yang berkebangsaan Jerman. Bensin, yang disebut gas
(Amerika Serikat dan Kanada); petrol (Inggris); atau benzine (Eropa), merupakan
hidrokarbon cair hasil sampingan dari minyak bumi yang mudah menguap, mudah terbakar
dalam fasa uapnya, serta digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin dengan pembakaran
internal karena energi pembakarannya yang tinggi.
Bensin merupakan campuran hidrokarbon yang memiliki titik didih di bawah 180 oC
(355oF) atau di bawah 200oC (390oF). Konstituen hidrokarbon dalam rentang didih ini adalah
senyawa hidrokarbon yang memiliki 4 sampai 12 atom karbon dalam struktur molekulnya
dan dapat diaktegorikan ke dalam tiga jenis umum, yaitu Parafin (termasuk sikloparafin dan
struktur bercabang), Olefin, dan Aromat.
1.2.1.2 Terminologi
(3)
𝐾. 𝐼.𝐿𝑅𝐹 − 𝐾. 𝐼.𝑆
𝑂. 𝑁.𝑆 = 𝑂. 𝑁.𝐿𝑅𝐹 + ( ) (𝑂. 𝑁.𝐻𝑅𝐹 − 𝑂. 𝑁.𝐿𝑅𝐹 )
𝐾. 𝐼.𝐿𝑅𝐹 − 𝐾. 𝐼.𝐻𝑅𝐹
O.N.S = bilangan oktan bahan bakar sampel
O.N.LRF = bilangan oktan bahan bakar referensi (yang lebih rendah)
O.N.HRF = bilangan oktan bahan bakar referensi (yang lebih tinggi)
K.I.S = knock intensity bahan bakar sampel
K.I.LRF = knock intensity bahan bakar referensi (yang lebih rendah)
K.I.HRF = knock intensity bahan bakar referensi (yang lebih tinggi)
3. Berikut adalah contoh perhitungan bilangan oktan bahan bakar sampel sesuai
persamaan diatas:
1. Bilangan oktan merupakan salah satu karakteristik dari bahan bakar yang digunakan
dalam mesin dengan memanfaatkan busi seperti bensin dan bahan bakar jet. Bilangan ini
menunjukkan karakteristik antiknock suatu bahan bakar dan sangat bergantung pada
jenis hidrokarbonnya.
2. Nilai oktan sebuah bahan bakar yang paling umum di seluruh dunia adalah nilai
Research Octane Number (RON). RON ditentukan dengan mengisi bahan bakar ke
dalam mesin uji dengan rasio kompresi variabel dengan kondisi yang teratur. Nilai RON
diambil dengan membandingkan campuran antara iso-oktana dan n-heptana.
3. Metode perhitungan RON terbagi menjadi dua, yaitu prosedur perhitungan bracketing
dan prosedur perhitungan rasio kompresi.
4. Prosedur bracketing adalah perhitungan bilangan oktan dengan teknik interpolasi dengan
menggunakan dua bahan bakar referensi yang nilai oktannya berada di dekat perkiraan
nilai oktan dari sampel untuk mendapatkan selisih rata-rata pembacaan intensitas
ketukan.
5. Rating prosedur bracketing dapat ditentukan menggunakan level kesetimbangan bensin
atau rasio level bensin-udara yang dicari.
6. Prosedur rasio kompresi adalah perhitungan bilangan oktan dengan menguji nilai knock
intesity dengan mengukur ketinggian silinder saat nilai KI berubah drastis hingga
kembali normal.
7. Rasio bensin-udara dari sampel bensin diatur untuk memaksimalkan intensitas ketukan
dibawah kondisi kesetimbangan, sementara ketinggian silinder diatur sehingga standar
intensitas ketukan diperoleh.
Singkatan
i. ARV – Accepted Reference Value
Nilai yang disepakati sebagai acuan perbandingan.
ii. C.R. – Compression Ratio
Parameter dasar untuk metode pengujian ketukan.
iii. IAT – Intake Air Temperature
Suhu yang dispesifikasi untuk operasi pada tekanan udara standar 101 kPa (52 ±
1oC).
iv. K.I. – Knock Intensity
Ukuran dari level ketukan.
v. O.N. – Octane Number
Indikator ketahanan ketukan yang didapat dari perbandingan dengan bahan bakar
acuan dalam standar tes.
vi. PRF – Primary Reference Fuel
Campuran proporsional antara isobutana dan n-heptana, atau campuran dari
tetraethyl lead di isooktana untuk mendefinisikan bilangan oktan.
vii. TSF – Toluene Standardization Fuel
Referensi bahan bakar toluena, n-heptana, dan isooktana yang telah ditentukan oleh
pengujian round-robin.
ASTM D2699-04a. Standard Test Method for Research Octane Number of Spark-Ignition
Engine Fuels by On-Line Direct Comparison Techniques. ©ASTM International.
United State.
ASTM D2700-04. Standard Test Method for Motor Octane Number of Spark-Ignition Engine
Fuels. ©ASTM International. United State.